Friday, February 25, 2022

JADILAH ORANG TERASING

Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,


الرَّحْمَنِ النَّبِىَّ -صلى الله ليه لم- لُ الإِسْلاَمُ اً اً ا لِلْغُرَبَاءِ لَ ليَا رَسُولَ الل الْغُرَبَا


Dari Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabad, "Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang asing." Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai ghuroba', lalu beliau menjawab, '(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak." (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho'if Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa'ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لِلْغُرَبَاءِ لَ الْغُرَبَاءُ ا لَ اللَّهِ الَ اسٌ الِحُونَ اسِ


"Beruntunglah orang-orang yang terasing." "Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah", tanya sahabat. Jawab beliau, "Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyak orang-orang yang jelek, lalu orang-orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya" (HR. Ahmad 2: 177)

Orang yang ingin jujur ​​dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya sendiri. Padahal anti korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh Rasul kita –shallallahu 'alaihi wa sallam-.


الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِى – ا الَ – ا امِلاً ا لَى الَّذِى لَهُ بِهِ الْمُتَصَدِّقَيْنِ


"Bendahara muslim yang diberi amanat ketika memberi sesuai yang diperintahkan untuknya secara sempurna dan berniat baik, lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang yang ia serahkan menyerahkannya, maka keduanya (pemilik harta dan bendahara yang amanat tadi) termasuk dalam orang yang bersedekah." (HR. Bukhari no. 1438 dan Muslim no. 1023).

Pedagang yang ingin menempuh cara yang halal dan tidak berbuat curang akan terasa di tengah-tengah pedagang lainnya. Padahal Islam menuntut kita mencari rezeki dengan cara yang halal dan jujur ​​tanpa berbuat curang karena itu semua yang disebutkan sebagaimana disebutkan dalam hadits,


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ ا لَمْ ا – الَ ا – ا وَبَيَّنَا لَهُمَا ا ا ا بَيْعِهِمَا


"Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya jujur ​​dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh kemenangan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, pasti akan hilanglah berkah bagi mereka pada transaksi itu." (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)

Orang yang ingin rutin shalat ketika safar, juga akan terasa di kalangan orang-orang yang tidak shalat. Padahal saat safar (bepergian jauh), kita sulit untuk tetap melaksanakan shalat. Ibnu Umar berkata,


انَ لُ اللَّهِ – لى الله ليه لم – لَى الرَّاحِلَةِ لَ لَيْهَا لاَ لِّى لَيْهَا الْمَكْتُوبَةَ


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat sunnah di atas kendaraannya pernah menghadap ke arah kendaraan berjalan, lalu beliau sempat melakukan witir di atas. Namun beliau tidak melakukan shalat wajib di atas kendaraan" (HR. Bukhari no. 1098 dan Muslim no. 700)

Orang yang ingin meninggalkan tradisi yang menyalahi Islam dan ingin mengikuti ajaran yang sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, akan terasa asing. Orang yang ingin budayakan syirik pun sama halnya dengan terasing. Alasan orang musyrik selalu dengan alasan ini sudah jadi tradisi. Dalam ayat disebutkan,


ا ا اءَنَا لَى ا لَى ارِهِمْ


"Sesungguhnya kami menemukan bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (QS. Az Zukhruf: 22). Namun tidak semua tradisi ditinggalkan, hanya tradisi yang menyelisihi ajaran Islam saja.

Sama halnya dengan orang yang ingin konsekuen dengan ajaran Nabi, kian terasing dan dia akan memikul cobaan yang berat dan berbagai cemoohan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ


"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api." (HR. Tirmidzi no. 2260)


WaLLAAHUa'lam

0 comments :

Post a Comment