This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, February 28, 2022

5 KEBIASAAN ORANG KAYA

 Orang kaya beneran sebenarnya gak mau bocorin 5 Kebiasaan berikut ini yang bikin mereka jadi tambah kaya


Berikut penjelasannya..


1. Menunda Walaupun Semenit

Waktu itu sangatlah berharga, jadi jangan sampai Kamu terlena dan membiarkan waktu terbuang begitu saja


2. Gak Pamer Kekayaan

Daripada pamer kekayaan, orang kaya akan lebih fokus bagaimana cara menambah kekayaannya


3. Hasilkan Uang Saat Tidur

Beberapa cara hasilkan uang saat tidur adalah dengan investasi, buat channel youtube, buat lapak jualan desain, dll


4. Gak Pamer Keberhasilan

Untuk apa memamerkan keberhasilan, toh emang udah berhasil. Orang lain akan tau itu dengan sendirinya


5. Punya Teman Sefrekuensi

Teman sefrekuensi sangatlah penting, yaitu agar Kamu bisa berbagi cerita, ide, pengalaman, dll.


Gimana? Kamu udah memenuhi 5 kebiasaan di atas? Komen di bawah yaa..


Semoga bermanfaat yaa


TANDA TERJANGKIT PENYAKIT 'AIN

1. Kepala sering pusing.

2. Wajah sayup menguning.

3. Sering keluar keringat dingin.

4. Sering kencing.

5. Sering sendawa dan menguap.

6. Susah tidur atau suka tidur.

7. Kedua telapak tangan basah. 8. Kedua telapak kaki basah.

9. Suka kesemutan.

10. Jantung Sering berdebar-debar. 11. Gampang emosi dan marah.

12. Sakit pada punggung dan belikat. 13. Suka mengigau saat tidur.


(Syekh Abdullah Sadhan, Kaifa Tu'aliju Maridhaka)

Sunday, February 27, 2022

MENONTON PORNO

Benarkan jadi halal menonton film atau video porno atau sering melihat wanita yang tidak penting sampai berzina?

Sempat ada yang bertanya seperti ini:

"Kalau semisal kita melihat film porno, tetapi tidak melakukan zina dan bisa menahan hawa nafsu. Kalau sekadar melihat saja tidak melakukan (zina), hukumnya apa yah? Mohon pencerahannya."

Dari situ ada komentar yang menarik yang kami pilih di komentar status kami di Facebook:

1. Berawal dari zina mata, masuk ke otak dan pasti pkirannya ikut negatif, seluruh anggota tubuh bisa jadi ikut tergerak ke hal negatif. Sama saja zina, berlebihan, merusak otak. (Greni)

2. Minimal dia akan terjerumus dalam dosa besar ustadz, yakni onani. Lalu pikiran dan otaknya akan selalu membayangkan hal-hal tersebut hingga melakukannya berkali-kali. Dan pula, setan akan membisikkan terus agar terus berulang-ulang perbuatan tersebut hingga terjadi perzinaan. (Seno)

3. Rasanya aurat lawan jenis bukan mahram saja sudah satu kesalahan ya ustadz, apalagi bila melihat terus menerus, bukan tidak mungkin tayangan itu menempel di benak sehingga membuyarkan hafalannya. (Supriyanto)

4. Siap-siap mati rasa terhadap istri Anda. Sering nonton film porno siap-siap istri Anda menjadi wanita terjelek menurut Anda. Karena nantinya Anda akan sering berfantasi dengan wanita-wanita yang lebih cantik yang ada di video. (Ayah Salman)

5. Film porno atau foto merusak bagiam otak memori di dalam hippocampus karena efek dopamin seperti membuat penikmatnya pecandu sehingga fokus di luar film xxx atau foto xxx seperti pelajaran atau hapalan quran menjadi hilang. Ini menurut psikologi klinis psikiatri barat yang saya belajar di Fakultas Psikologi. (Abu Sagara)

Yang jelas menonton film porno bisa mengantarkan pada zina, cuma barangkali belum ada kesempatan saja atau ada penghalang.


وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ


"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian." (HR. Muslim, no. 6925).

AKIBAT TERINGAN PORNO

Pornografi membuat seseorang terpicu untuk lebih suka melayani diri sendiri. Kalau tidak ada jalan melampiaskan, ujung-ujungnya akan ke kamar mandi untuk onani.

Onani sendiri haram. Karena menahan bangkitnya syahwat adalah dengan menyalurkannya pada tempat yang halal. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,


وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (29) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (30) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ


"Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-Ma'arij: 29-31). Termasuk melampaui batas jika seseorang menyalurkan syahwatnya lewat onani.

Solusi yang ditawarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kalau belum mampu menikah adalah dengan memperbanyak puasa sunnah. Dalam hadits disebutkan,


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ


"Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah (kemampuan untuk menikah), maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya." (HR. Bukhari, no. 5065; Muslim, no. 1400)


WaLLAAHUa'lam

Muhammad Kasim Arifin LEGENDA (ATJEH)

Dia masih menjadi mahasiswa IPB saat menghilang lima belas tahun silam di Pulau Seram, Maluku, Dia kembali ke kota hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh. Tapi, dia disambut bak seorang pahlawan yang baru saja kembali dari medan laga. Dia dielu- elukan penjuru penjuru.


Kisahnya menitikan haru. Dia diabadikan dalam puisi. Dia seperti sungai yang tak henti mengalirkan inspirasi.


Hari itu, 22 September 1979 di Hotel Salak, Bogor. Lelaki berkulit legam itu dikelilingi teman-temannya. Dia hanya mengenakan jepit sandal. Temannya membawakan sepatu dan jas untuknya. Dia menolak memakainya. Namun, seperti ini. Lelaki itu, Muhammad Kasim Arifin, serupa anak yang hilang. Dia yang lahir di Langsa. Aceh, 18 April 1938 itu adalah mahasiswa yang kembali setelah 15 tahun silam.


Teman-teman sudah lama sarjana dan banyak yang sudah menjadi pejabat. Kasim hanya seorang petani yang bersahaja. Tapi dia jauh melebihi namanya dibandingkan semua orang.


Tahun 1964, dia hanya seorang mahasiswa biasa yang mengikuti Program Pengerahan Mahasiswa, yang sekarang bernama Kuliah Kerja Nyata.


Di masa itu, mahasiswa harus siap ditempatkan di pelosok negeri. Kasim mendapat lokasi di Waimital, Pulau Seram, Maluku.


Dia pun mendatangi daerah terpencil itu sebab didorong hasrat untuk membumikan semua pengetahuannya. Di Waimital, dia bertemu keluarga petani miskin yang datang melalui program transmigrasi.


Nuraninya terketuk. Dia ingin berbuat sesuatu. Dia menanggalkan semua identitas kota pada dirinya. Dia memakai sandal jepit dan baju lusuh. Dia ikut menemani petani yang berjalan kaki 20 kilometer menuju sawah. Dia melakukannya setiap hari dan bolak-balik. Dia membantu petani untuk mengolah tanah. Diajarkannya pengetahuan yang didapatnya di kampus IPB.


Dia membantu masyarakat untuk membuka jalan desa, membangun sawah baru, membuat irigasi. Dia tidak menunggu bantuan dari pemerintah. Dia membangkitkan semangat masyarakat untuk bergotong-royong.


Kasim peduli pada petani lebih dari dirinya sendiri. Dia pun mendapat kasih sayang dari semua orang.


Dia disapa Antua, sebutan bagi orang yang dihormati di Waimital. Kasim begitu larut untuk membantu masyarakat, sampai-sampai dia lupa pulang. Seharusnya dia di Waimital hanya tiga bulan. Tapi dia merasa tugasnya belum selesai. Bahkan saat semua teman-temannya pulang, dia tetap menjadi petani. Bahkan semua temannya telah diwisuda, dia masih setia di kampung itu. Hingga semua temannya lulus dan menjadi pejabat, dia tetap memilih di kampung itu hingga 15 tahun.


Di Aceh, orang tuanya memanggil. Dia tak bergeming. Bahkan Rektor IPB, Profesor Andi Hakim Nasution, memanggilnya kembali, dia masih juga tak bergeming. Tak kurang akal, Rektor IPB lalu mengutus Saleh Widodo, seorang teman kuliah Ķasim, untuk menjemputnya di sana. Dengan berat hati, Kasim bersedia ke Jakarta, lalu Bogor, hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh.


Kampus memanggilnya untuk menyelesaikan studi. Kasim sejatinya tak butuh gelar akademik, tapi dia tak kuasa menolak permintaan teman-temannya. Dia mengaku tidak sanggup membuat skripsi.


Teman-temannya berinisiatif untuk merekam kisahnya di Waimital untuk diajukan sebagai skripsi. Dia bercerita selama 28 jam. Temannya mencatat cerita itu dengan mata basah. Semua terharu. Kasim adalah potret manusia yang melampaui dirinya. Dia bukan seperti kebanyakan orang yang hanya berpikir untuk kuliah lalu bekerja, mengumpul harta, kemudian hidup bahagia.


Dia menemukan bahagianya dengan cara lain. Saat dia melihat petani tersenyum, hatinya mekar. Selagi senyum itu belum hadir, dia akan menganggap tugasnya jauh dari kata selesai. Dia lebur bersama masyarakat. Mulanya dia datang sebagai Kasim, mahasiswa IPB yang penuh pengetahuan. Setelah 15 tahun, dia menjadi bagian dari masyarakat.


Dia tak lagi ingin sesegera mungkin lulus, kemudian menyandang toga dan bekerja di instansi pemerintahan. Dia ingin membantu semua petani untuk sejahtera melalui tindakan memuliakan bumi, menghargai lumpur, lalu mengolah tanah-tanah pertanian. Dia mencintai tunas yang tumbuh lalu mekar jadi tanaman.


Hari itu, Kasim memasuki gedung IPB untuk wisuda. Mulanya dia ragu-ragu dan takut melihat banyak orang berdatangan, Semalaman dia tak bisa tidur di Hotel Salak karena pendingin udara dan suara bising di jalanan.


Di acara wisuda, dia ingin duduk di kursi belakang. Namun begitu dia datang, semua orang berdiri dan bertepuk tangan. Dedikasinya membuat banyak orang merinding. Dia adalah insinyur pertanian paling istimewa, paling menyentuh hati, dan paling menjulang dibandingkan yang lain.


Lelaki muda itu tetap Kasim yang bersahaja. Bahkan setelah wisuda pun, dia kembali ke Waimital demi meneruskan kerja-kerjanya. Setelah beberapa waktu, barulah dia menerima pinangan Universitas Syiah Kuala, Aceh, untuk menjádi dosen di sana hingga pensiun pada tahun 1994. Di Waimital, namanya selalu harum, bahkan diabadikan menjadi nama jalan.


Di tahun 1982, Kasim mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah untuk jasa-jasanya membangun masyarakat desa déngan wawasan lingkungan hidup. Kasim yang tidak gila pada penghargaan, "membuang" kalpataru itu di bawah kursi dan meninggalkannya begitu saja, hingga akhirnya seseorang mengantarkan kalpataru itu ke rumahnya. Bahkan penghargaan pun bukan menjadí tujuannya.


Ketika mendapat tawaran untuk study banding ke Amerika serikat, dia menolak. "Untuk apa saya harus ke Amerika yang punya tradisi pertanian berbeda dengan disini?" Katanya.


Dia selalu menjadi Kasim yang menginspirasi. Kisah hidupnya ditulis ke dalam buku berjudul Seorang Lelaki Dari Waimital yang ditulis Hanna Rambe di tahun 1983, dan diterbitkan Sinar Harapan.


Seusai pensiun, dia tetap di Aceh dan menjadi aktivis lingkungan. Di masa kini, betapa sulitnya menemukan anak muda yang masih idealis seperti dirinya. Anak muda hari ini berlomba-lomba untuk masuk dunia bisnis, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, lalu masuk ke lingkaran istana, entah sebagai staf milenial atau sebagai staf menteri. Bahkan para akademisi muda bermimpi jadi dirjen, staf khusus menteri, atau jadi pejabat di BUMN.


Kasim adalah oase yang serupa mata air selalu menjadi telaga inspirasi yang tak mengering.


Saat dia diwisuda di tahun 1979, salah seorang rekannya penyair Taufiq Ismail, menulis puisi yang mengharukan tentang Kasim.


Salah satu baitnya berbunyi:


Dari pulau itu, dia telah pulang

Dia yang dikabarkan hilang

Lima belas tahun lamanya

Di Waimital, Kasim mencetak harapan

Di kota kita mencetak keluhan

(Aku iadi ingat masa kita diplonco dua puluh tahun lalu)

Dan kemarin, di tepi kali Ciliwung aku berkaca

Kulihat mukaku yang keruh dan leherku yang berdasi

Kuludahi bayanganku di air itu karena rasa maluku

Ketika aku mengingatmu, Sim

Di Waimital engkau mencetak harapan

Di kota, kami...

Padahal awan yang tergantung di atas Waimital, adalah

Awan yang tergantung di atas kota juga

Kau kini telah pulang

Kami memelukmu.


Sumber : FB IF YOU KNOW

JANGAN DUDUK DIPINGGIR JALAN

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang duduk-duduk di pinggir jalan karena duduk semacam ini dapat mengantarkan pada pandangan yang haram.


Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


« إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ » . فَقَالُوا مَا لَنَا بُدٌّ ، إِنَّمَا هِىَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا . قَالَ « فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا » قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ قَالَ « غَضُّ الْبَصَرِ ، وَكَفُّ الأَذَى ، وَرَدُّ السَّلاَمِ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ »


“Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar”. (HR. Bukhari no. 2465)

MEMBAKAR MUSHAF YANG RUSAK

Ada banyak quran yg sdh gak kepake di masjid. Bahkan kadang tercecer di sampah. Apa yg harus kita lakukan?


Jawab:


Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du,


Bagian dari memuliakan syiar, kita menjaga al-Quran jangan sampai berada di tempat yang tidak terhormat. Apalagi tercecer di tempat sampah. Menurut sebagian ulama, inilah latar belakang, mengapa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kaum muslimin membawa al-Quran ke negeri kafir yang memusuhi islam. Dikhawatirkan al-Quran ini jatuh ke tangan orang kafir kemudian mereka menghinanya. Ibnu Umar mengatakan,


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى أَنْ يُسَافَرَ بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ


Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang safar dengan membawa al-Quran ke negeri musuh (kafir). (HR. Ahmad 5417, Bukhari 2990, dan yang lainnya).


Diantara yang perlu kita perhatikan adalah masalah al-Quran bekas yang tidak lagi dimanfaatkan. Terutara yang jilidannya sudah pudar, sehingga bagian halamannya lepas berserakan.


Cara Menangani al-Quran Bekas

Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan penanganan untuk al-Quran bekas.


Pertama, mereka menyatakan bahwa al-Quran bekas dikubur di tempat yang terhormat dan tidak diinjak orang. Seperti di sudut rumah atau di halaman yang atasnya aman tidak diinjak.


Alauddin Al-Haskafi – ulama hanafiyah – (w. 1088 H), mereka mengatakan,


المصحف إذا صار بحال لا يقرأ فيه يدفن كالمسلم ويمنع النصراني من مسه


Muhhaf yang tidak lagi dimanfaatkan untuk dibaca, dikubur sebagaimana seorang muslim. dan orang nasrani tidak boleh menyentuhnya. (ad-Dur al-Mukhtar, 1/177).


Ibnu Abidin menjelaskan keterangan beliau,


أي يجعل في خرقة طاهرة ، ويدفن في محل غير ممتهن ، لا يوطأ


Maksudnya, quran yang tidak terpakai itu dibungkus dengan kain suci, kemudian dikubur di tempat yang tidak dihinakan dan tidak diinjak. (Hasyiyah Ibnu Abidin, 1/177).


Keterangan lain juga disampaikan Al-Buhuti – ulama hambali – (w. 1051 H). Beliau mengatakan,


ولو بلي المصحف أو اندرس دفن نصا ذكر أحمد أن أبا الجوزاء بلي له مصحف فحفر له في مسجده فدفنه


Ketika mushaf al-Quran telah rusak dan usang, maka dia dikubur, menurut riwayat dari Imam Ahmad. Imam Ahmad menyebutkan bahwa Abul Jauza memiliki al-Quran yang sudah usang. Kemudian beliau menggali tanah di tempat shalatnya dan menguburkannya di sana. (Kasyaf al-Qana', 1/137).


Pendapat ini juga dipilih oleh Syaikhul Islam. Dalam Majmu' Fatawa beliau mengatakan,


وأما المصحف العتيق والذي تَخرَّق وصار بحيث لا ينتفع به بالقراءة فيه ، فإنه يدفن في مكان يُصان فيه ، كما أن كرامة بدن المؤمن دفنه في موضع يصان فيه


Mushaf yang sudah tua, sudah sobek, sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk tilawah, maka mushaf semacam ini dikubur di tempat yang terjaga. Sebagaimana kehormatan badan seorang mukmin, dia harus dimakamkan di tempat yang terjaga. (Majmu' Fatawa, 12/599)


Kedua, ada juga ulama yang mengatakan bahwa mushaf yang tidak lagi dimanfaatkan, dia dibakar sampai jadi abu, hingga hilang semua tulisan hurufnya.


Ini merupakan pendapat Malikiyah dan Syafiiyah. Dalil yang mereka pegangi adalah praktek Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu ketika beliau membakar mushaf selain mushaf al-Imam.


Mushaf al-Imam adalah sebutan untuk mushaf yang ditulis di zaman Utsman.


Imam Bukhari menceritakan hal ini dalam shahihnya,


فَأَرْسَلَ عُثْمَانُ إِلَى حَفْصَةَ أَنْ أَرْسِلِي إِلَيْنَا بِالصُّحُفِ نَنْسَخُهَا فِي الْمَصَاحِفِ ثُمَّ نَرُدُّهَا إِلَيْكِ ، فَأَرْسَلَتْ بِهَا حَفْصَةُ إِلَى عُثْمَانَ ، فَأَمَرَ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ ، وَسَعِيدَ بْنَ الْعَاصِ ، وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ ، فَنَسَخُوهَا فِي الْمَصَاحِفِ …وَأَرْسَلَ إِلَى كُلِّ أُفُقٍ بِمُصْحَفٍ مِمَّا نَسَخُوا ، وَأَمَرَ بِمَا سِوَاهُ مِنْ الْقُرْآنِ فِي كُلِّ صَحِيفَةٍ أَوْ مُصْحَفٍ أَنْ يُحْرَقَ


Utsman meminta Hafshah untuk menyerahkan mushaf dari Umar, untuk disalin, kemudian dikembalikan lagi ke Hafshah. Kemudian Hafshah mengirim mushaf itu ke Utsman. Lalu Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Merekapun menyalin manuskrip itu… lalu beliau kirimkan ke berbagai penjuru daerah satu mushaf salinannya. Kemudian Utsman memerintahkan mushaf al-Quran selainnya untuk dibakar. (HR. Bukhari no. 4988).


Kata Mus'ab bin Sa'd,


أدركت الناس متوافرين حين حرق عثمان المصاحف ، فأعجبهم ذلك ، لم ينكر ذلك منهم أحد


Aku melihat banyak orang berkumpul ketika Utsman membakar mushaf-mushaf itu. Mereka keheranan, namun tidak ada satupun yang mengingkari sikap Utsman. (HR. Ibnu Abi Daud dalam al-Mashahif, no. 36 )


Diantara yang setuju dengan tindakan Utsman adalah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhuma.


Suwaid bin Ghaflah menceritakan, bahwa ketika Ali melihat Utsman membakar mushaf selain mushaf al-Imam, beliau mengatakan,


لَوْ لَمْ يَصْنَعْهُ هُوَ لَصَنَعْتُهُ


Andai Utsman tidak melakukan pembakaran itu, saya siap melakukan. (HR. Ibnu Abi Daud dalam al-Mashahif, no. 35)


Ibnu Batthal mengatakan,


وفى أمر عثمان بتحريق الصحف والمصاحف حين جمع القرآن جواز تحريق الكتب التى فيها أسماء الله تعالى وأن ذلك إكرام لها ، وصيانة من الوطء بالأقدام وطرحها فى ضياع من الأرض


Perintah Utsman untuk membakar mushaf lain, setelah semua disatukan dengan Mushaf al-Imam, menunjukkan bolehnya membakar kitab-kitab yang di sana tertulisa nama Allah. Dan itu dilakukan dalam rangka memuliakannya, melindunginya agar tidak diinjak atau berserakan di tanah. (Syarh Shahih Bukhari, Ibnu Batthal, 10/226).


As-Suyuthi – ulama Syafiiyah – (w. 911 H) mengatakan,


إذا احتيج إلى تعطيل بعض أوراق المصحف لبلى ونحوه ، فلا يجوز وضعها في شق أو غيره ؛ لأنه قد يسقط ويوطأ ، ولا يجوز تمزيقها لما فيه من تقطيع الحروف وتفرقة الكلم ، وفي ذلك إزراء بالمكتوب … وإن أحرقها بالنار فلا بأس ، أحرق عثمان مصاحف كان فيها آيات وقراءات منسوخة ولم ينكر عليه


Jika dibutuhkan untuk membuang sebagian lembaran mushaf yang telah usang atau rusak, tidak boleh ditaruh di sela-sela tembok atau roster. Karena bisa jatuh dan terinjak. Juga tidak boleh disobek-sobek, karena akan memotong-motong hurufnya dan susunannya jadi tidak karuan. Dan semua itu menghinakan tulisan yang ada… jika dibakar dengan api, tidak masalah. Ustman Radhiyallahu 'anhu membakar beberapa mushaf yang di sana ada ayat dan bacaan yang telah mansukh, dan tidak diinkari. (al-Itqan fi Ulum al-Quran, 2/ 459).


Jika kita perhatikan, masing-masing pendapat cukup beralasan. Karena itu, kedua cara apapun yang kita pilih, insyaaAllah tidak masalah. Prinsipnya, kita berusaha menghormati nama Allah, firman Allah atau kalimat tayyibah lainnya, agar tidak sampai terinjak atau dihinakan.


WaLLAAHUa'lam

Malaikat Izrail pernah tertawa, menangis dan terkejut saat mencabut nyawa

Dalam Kitab Tadzkirah, Allah SWT bertanya kepada para malaikat maut, “apakah kamu pernah menangis ketika ditanya nyawa anak cucu Adam?,”. Malaikat Izrail menjawab, “Aku pernah tertawa, menangis dan terkejut”.


Lalu Allah bertanya lagi, ”Apa yang tertawa?,”

Malaikat menjawab seseorang, “Ketika aku bersiap nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat sepatu agar dibuatkan sepatu. Aku tertawa, karena sudah kucabut nyawanya sebelum dia memakai sepatu itu.”


Allah melanjutkan pertanyaan,”Apa yang menangis?,”. Maka malaikat menjawab, “Aku menangis ketika mencabit nyqwa wanita hamil di tengah gurun padang pasir dan hendak melahirkan. Aku menunggu sampai nyawanya dilahirkan, lalu ku menangis karena medengar tangisan bayinya, tidak ada yang tahu kelahiran bayi itu.”


“Lalu apa yang terkejut?,” lanjut Allah SWT.

“Aku terkejut ketika hendak membunuh nyawa salah seorang ulama. Aku cahaya terang benderang keluar dari kamarnya, setiap aku mendekatinya cahaya itu semakin menyilaukanku seolah ingin menghindariku, lalu kucabut nyawanya dengan cahaya itu,” jawab  malaikat.

Allah bertanya lagi, “Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?,”.

“Tidak tahu ya Allah,” jawab para malaikat.

“Sesungguhnya dia adl bayi dari ibu yang kau cabut nyawanya di gurun pasir. Akulah yang menjaganya.”

.

Juhainah : Orang yang paling terakhir masuk surga

 Makhluk itu bernama Juhainah (Orang yang paling terakhir masuk surga)

Mengapa semua penduduk neraka menangis?

Karena kalau nama Juhainah telah dipanggil maka tidak ada lagi harapan untuk masuk ke dalam surga.

Sungguh ‘Aku tahu seorang penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya, seorang penduduk surga yang paling akhir masuk ke dalamnya. Dialah seorang lelaki yang keluar dari neraka dengan merangkak. Maka, Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam surga’. Lalu dia mendatangi surga, namun dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh.

Maka, dia kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati surga telah penuh’. Allah tabaroka wa ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam surga!’. Sekali lagi dia mendatangi surga, namun kembali dikhayalkan bahwa surga telah penuh. Dia pun kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati surga telah penuh’.

Allah Swt berkata lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam surga! Sesungguhnya engkau memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki sepuluh kali dunia’. Nabi Saw bersabda, ‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku, padahal Engkau adalah Raja?

Abdullâh bin Mas’ûd r.a berkata, ‘Aku melihat Rasulullâh Saw tertawa sampai nampak gigi gerahamnya. Orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah derajatnya’. (H.R. Muslim).

Sebagai orang terakhir yang dikeluarkan dari neraka tentu saja dia adalah orang terakhir pula yang memasuki surga. Keluar dari neraka dengan merangkak lalu Allah menyuruhnya untuk memasuki surga. Namun, saat mendekati surga tergambar dalam bayangnya bahwa surga telah penuh.

Lalu dia kembali seraya mengadu kepada Allah bahwa surga telah penuh sehingga dia tidak kebagian tempat lagi untuk tinggal di dalamnya. Kemudian Allah kembali menyuruhnya pergi memasuki surga. Lagi-lagi tergambar dalam imajinasinya bahwa surga telah penuh. Ia pun kembali sekali lagi kepada Allah dengan pengaduan yang sama. Dengan rahmat-Nya, Allah menganugrahi orang tersebut dengan surga yang luasnya sepuluh kali lipat dunia.

Seolah tidak percaya dengan apa yang dia terima dari Allah berupa surga yang luasnya sepuluh kali lipat dunia sampai-sampai dia mengira Allah sedang bercanda dengan dirinya. Hal itu terlihat jelas dari perkataannya “Apakah engkau sedang mengolok-ngolok aku padahal Engkau adalah Raja? Imam Al-Qurtubi dalam Mukhtashor Tazkirotul Qurtubi (hal.169) berkata:


وَإِنِّمَا قَالَ أَسْتَهْزِئُ بِيْ وَأَنْتَ الْمَلِكُ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اَلَّذِيْ حَصَلَ لَهُ بِدُخُوْلِ الْجَنَّةِ نَظِيْرُ مَا وَرَدَ فِيْ صَحِيْحِ مُسْلِم في الَّذِي وَجَدَ رَاحِلَتَهُ فِي الْبَرِّيَّةِ بَعْدَ اَنْ كَانَ فَقَدَهَا وَظَنَّ اَلْمَوتَ مِنْ قَوْلِهِ اَللّٰهُمَ أَنْتَ عَبدِيْ وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ


Dan pastinya orang tersebut berkata “Apakah Engkau mengolok-ngolok aku padahal Engkau adalah Raja?” karena begitu gembiranya atas apa yang telah ia terima yaitu bisa memasuki surga. (Perkataan orang tersebut) semisal dengan cerita dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang orang yang menemukan hewan tunggangannya di padang pasir setelah sekian lama kehilangan dan mengira (hewan tunggangannya) telah mati. Yaitu perkataannya “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Pemiliki hewan tunggangan tersebut keliru (dalam berseru) karena sangat amat gembira.

Disebutkan dalam sebuah hadis dari Abdullah Ibnu Umar bahwa :

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berkata: "Orang terakhir yang masuk adalah seseorang dari suku Juhainah yang dipanggil Juhainah. Lalu, penduduk surga berkata "

Juhainah memiliki berita yang dapat dipercaya (mengenai orang mukmin yang masuk neraka)”.

(HR.Al-Khotib)

Tentu saja Juhainah adalah orang beriman. Hanya saja, dia banyak melakukan dosa-dosa, sehingga harus disiksa terlebih dahulu di neraka. Kalau tidak, maka tidak mungkin dia akan dikeluarkan dari neraka. Sebab, hanya orang-orang beriman yang memiliki harapan masuk surga betapapun lama dia disiksa di neraka. Selain itu, Juhainah adalah orang terakhir yang keluar dari neraka sekaligus orang terakhir yang masuk surga sehingga dia mengetahui siapa saja orang-orang mukmin yang pernah memasuki neraka. Itu sebabnya ahli surga mengatakan bahwa Juhainah memiliki informasi yang meyakinkan tentang siapa saja orang beriman yang pernah masuk neraka.

Imam Al-Khotib menambahkan satu riwayat yang menyebutkan bahwa nama asli dari Juhainah adalah Hunad :


فيقول أهل الجنة سلوه هل بقي من الخلائق أحد وقد قيل ان اسم هذا الرجل هناد


Maka penduduk surga berkata “Tanyakan kepada Juhainah, apakah masih tersisa satu orang saja daripada makhluk (di neraka)”. Dan sungguh dikatakan bahwa sesungguhnya nama orang ini (Juhainah) adalah Hunad.


Wallohu a’lam bisshowab

8 KEUTAMAAN DZIKIR LAQAD JAAKUM

 Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu menyebutkan, "Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di Shubuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." (HR Ibnu Sunni, Abu Daud, Syekh Syu'aib dan Abdul Qodir)


1. Jika kondisinya lemah, maka ia akan mendapatkan kekuatan.


2. Jika kondisinya terhna, maka ia akan mendapatkan kemuliaan.


3. Jika kondisinya terdsak, maka ia akan mendapatkan pertolongan.


4. Jika kamu mengalami kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan dalam segala hal.


5. Jika ia memiliki utang, maka Allah akan memberinya jalan agar segera dapat melunasi hutang-hutangnya.


6. Jika sedang mengalami kesusahan dan duka yang mendalam, maka Allah akan membuatnya gembira dan menghilangkan kedukaannya.


7. Jika kondisi ekonominya tidak menentu, maka Allah akan melapangkan rezekinya serta menambah kebaikannya.


8. Jika kondisinya tertutup (terhalang) dari sesuatu, baik lahir maupun batin, maka Allah akan membukakan jalan keluar untuknya.


tau gak dzikir apaan ? biasanya kami menyebutnya adalah dzikir laqadja akum.

baca surat At-Taubah ayat 128-129


ini amalan yang bisa bestie lakukan setiap abis shalat subuh dan ashar ya. dibaca sebanyak 7 kali aja. abis shalat ya bestie. yukk diamalkan

TAUBATMU TIDAK DITERIMA JIKA

Taubatmu dilakukan pada saat

Pertama; ketika matahari telah terbit dari arah terbenamnya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelumnya itu,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua; Ketika sakaratul maut. Allah Subhanahu wata’alah berfirman yang artinya, “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku bertaubat sekarang…’” ( An-Nisa’ (4) : 18 ).

Dari Abu Abdurrahman Abdullah Ibn Umar Ibn Al-Khattab dari Nabi Sholallahu alaihi Wasalam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai pada kerongkonganya,” (HR. At-Tirmidzi dan ia betkata: Hadits hasan).

BOLEHKAH WANITA HAID MASUK MASJID

 Bismillah.


Ulama berselisih pendapat tentang hukum wanita haid yang masuk masjid. Ada yang memperbolehkan dan ada yang melarang. Pendapat yang mendekati kebenaran adalah pendapat yang memperbolehkan wanita haid masuk masjid. Di antara dalilnya adalah:


Dalil pertama: Disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari, bahwa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seorang wanita berkulit hitam yang tinggal di masjid. Sementara, tidak terdapat keterangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan wanita ini untuk meninggalkan masjid ketika masa haidnya tiba.


Dalil kedua: Ketika melaksanakan haji, Aisyah mengalami haid. Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan beliau untuk melakukan kegiatan apa pun, sebagaimana yang dilakukan jamaah haji, selain tawaf di Ka’bah. Sisi pengambilan dalil: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya melarang Aisyah untuk tawaf di Ka’bah dan tidak melarang Aisyah untuk masuk masjid. Riwayat ini disebutkan dalam Shahih Bukhari.


Dalil ketiga: Disebutkan dalam Sunan Sa’id bin Manshur, dengan sanad yang sahih, bahwa seorang tabi’in, Atha bin Yasar, berkata, “Saya melihat beberapa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk-duduk di masjid, sementara ada di antara mereka yang junub. Namun, sebelumnya, mereka berwudhu.” Sisi pemahaman dalil: Ulama meng-qiyas-kan (qiyas:analogi) bahwa status junub sama dengan status haid; sama-sama hadats besar.


Dalil keempat: Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepadanya, “Ambilkan sajadah untukku di masjid!” Aisyah mengatakan, “Saya sedang haid.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, haidmu tidak berada di tanganmu.” (HR. Muslim). Sebagian ulama menjadikan hadis ini sebagai dalil tentang bolehnya wanita haid masuk masjid.


Dalil kelima: Tidak terdapat larangan tegas agar wanita haid tidak masuk masjid. Dalil yang dijadikan alasan untuk melarang wanita masuk masjid tidak lepas dari dua keadaan:

1. Tidak tegas menunjukkan larangan tersebut.

2. Sanadnya lemah, sehingga tidak bisa dijadikan dalil.


Allahu a’lam.


Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).

HUKUM DOA SUJUD SELAIN BAHASA ARAB

 Karena saya tidak bisa berbahasa Arab. Apakah bisa membatalkan shalat saya, jika saya berdoa memakai bahasa Indonesia?

Jawab:

Wa'alaikumussalam

Diperbolehkan berdoa dengan menggunanakan bahasa selain bahasa Arab. Pendapat ini dikuatkan oleh Komite Tetap untuk Penelitian Islam dan Fatwa Arab Saudi.

Dalam suatu kesempatan, mereka ditanya, “Bolehkah seseorang berdoa dalam shalatnya dengan bahasa apa pun? Apakah ini membatalkan shalat?”

Mereka menjawab, “… Seseorang diperbolehkan berdoa kepada Allah di dalam shalatnya dan di luar shalatnya dengan menggunakan bahasa Arab atau selain bahasa Arab, sesuai dengan keadaan yang paling mudah menurut dia.

Ini tidaklah membatalkan shalatnya, ketika dia berdoa dengan selain bahasa Arab. Namun, ketika dia hendak berdoa dalam shalat, selayaknya dia memilih doa yang terdapat dalam hadis yang sahih dari Nabi ﷺ

Dalam rangka mencontoh Nabi ﷺ ” (Fatwa Lajnah Daimah, volume 24, nomor 5782)

Sementara itu, Syekh Abdul Karim Al-Hudhair menyatakan bahwa seseorang boleh berdoa dengan selain bahasa Arab jika dia tidak mampu berbicara dengan bahasa Arab.

Setiap muslim dituntut untuk mempelajari bahasa Arab, sekadar sebagai bekal untuk beribadah dengan sempurna. (Fatwa Syekh Abdul Karim Al-Hudhair, no. 4337)

smbr: konsultasisyariah

Saturday, February 26, 2022

MENGERASKAN BACAAN AL QURAN SAAT TAHAJJUD

 Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan:

“Yang sunnah itu mengeraskan bacaan tatkala shalat malam / tahajud sama saja apakah orang yang shalat itu sendirian atau bersama orang lain. Apabila istrinya atau orang lain shalat bersama dia, maka mereka (para wanita) shalat di belakang dia meskipun dia sendirian (di depan).

Adapun jika seseorang shalat sendirian maka ia boleh memilih untuk mengeraskan bacaan atau melirihkannya. Yang disyariatkan ia hendaknya melakukan apa yang terbaik bagi kekhusyukan hatinya. Aisyah radhiyallahu anha pernah ditanya tentang hal ini beliau berkata :

Nabi ﷺ di dalam shalat malamnya terkadang mengeraskan bacaan terkadang melirihkanya.

(HR Ahmad : 3682, Tirmidzi : 449).

Mengeraskan bacaan tatkala shalat malam / tahajud itu lebih utama. Dan hal itu lebih kusyuk di hati

Kecuali jika di sekitarnya ada orang tidur, atau ada orang shalat, atau orang yang sedang membaca Al-Qur’an. Maka yang lebih utama ketika itu untuk melirihkan bacaan agar tidak mengganggu orang lain yang sedang shalat, atau sedang membaca Al-Qur’an atau membangunkan orang yang sedang tidur atau agar tidak mengganggu orang yang sedang sakit.

Jika seseorang melirihkan bacaannya di sebagian shalat malamnya tatkala maka tidak mengapa, berdasarkan hadits Aisyah yang telah disebutkan. Dan terkadang itu membuat hatinya lebih khusyuk, serta lebih nyaman pada beberapa kondisi. Dan Allah lah yang memberikan taufiq.”

(Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz : 11/123).

3 Kejujuran Laki - Laki yang dibutuhkan WANITA sebelum menikah.

Kejujuran adalah fondasi berumah tangga. Maka saat proses taaruf baik laki - laki maupun wanita perlu untuk jujur.


Berikut adalah 3 + 1 kejujuran yang dibutuhkan wanita dari laki - laki :


Jujur tentang kondisi keluarganya.

Ini meliputi hubungannya dengan Ayah & Ibunya, hubungannya dengan ayah, serta kriteria yang diidamkan orangtuanya.


Jujur tentang kondisi keuangannya

Mulai dari sumber penghasilan, jumlah penghasilan, tanggungan ke keluarga, pengeluaran, hutang yang dimiliki dan juga kesiapan membiayai pernikahan.


Jujur tentang kisah cinta di masa lalu

Untuk memastikan bahwa dia benar - benar sudah move on dari kisah cintanya di masa lalu. Tidak menjadikan pernikahan pelarian saat patah hati.


Jujur tentang penyakit yang diderita

Penyakit bukan aib, tentu perlu disampaikan ke calon. Apa jika penyakit itu kronis atau penyakit keturunan. Untuk hal ini tentu sebaiknya menikah sebelum sama-sama cek kesehatan.

KAPAN MAKMUM BERDIRI KETIKA ADZAN?

 Terkait masalah kapan makmum mulai menyusun shaf shalat jamaah, para ulama membagi menjadi 2 keadaan:

Pertama, Imam tetap belum masuk masjid atau berada di luar masjid.

Salah satu kebiasaan Nabi sebagai imam tetap di masjid nabawi, beliau selalu datang terlambat. Shalat qabliyah beliau mengerjakan di rumah, dan baru masuk masjid ketika jamaah sudah banyak berkumpul. setelah beliau masuk masjid, Bilal langsung mengumandangkan iqamah, dan shalat wajib dimulai.

Karena itu, mayoritas ulama mengatakan, apabila imam berada di luar masjid maka jamaah tidak boleh berdiri membentuk shaf, sampai mereka melihat imam datang.

Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda, “Apabila dikumandangkan iqamah, janganlah kalian berdiri, hingga kalian melihatku.” (HR. Bukhari 637, Muslim 604, Nasai 687, dan yang lainnya)

Kedua, Imam tetap sudah berada di dalam masjid atau di masjid tersebut tidak ada imam tetap. Dalam kasus ini ulama berbeda pendapat, kapan makmum disarankan untuk berdiri menyusun shaf.

Hanafiyah mengatakan, makmum mulai berdiri ketika muadzin mengucapkan: “Hayya 'alal falaah“

Malikiyah berpendapat, tidak ada batas tertentu dalam masalah ini, semuanya dikembalikan kepada keadaan jamaah.

Syafiiyah mengatakan, makmum berdiri setelah muadzin selesai mengumandangkan iqamah

Hambali berpendapat, makmum berdiri ketika muadzin mengucapkan 'Qad qamatis shalah'. (Al-Masail Muhimmah fil Adzan wal Iqamah, hlm. 121)

Dari sekian pendapat di atas, tidak ditemukan adanya dalil dari sunah Nabi . Hanya saja, terdapat beberapa riwayat dari sebagian sahabat, yang semuanya menunjukkan bahwa pendapat madzhab Hambali, lebih mendekati kebenaran.

Berikut beberapa riwayat yang menyarankan untuk memulai ketika mendengarkan "qad qamatis shalah."

1. Al-Baihagi menyebutkan dalam Sunannya, “Kami mendapat riwayat dari Anas bin Malik bahwa apabila beliau mendengar 'Qad qamatis shalah' beliau langsung berdiri.” (Sunan Al-Kubro, 21/21)

2. Keterangan dari Athiyah, beliau menceritakan, “Kami duduk di dekat Ibnu Umar (menunggu shalat). Ketika muadzin mulai mengumandangkan iqamah, kamipun berdiri. Lalu Ibnu Umar mengatakan, 'Duduklah, sampai muadzin mengucapkan qad qamatis shalah, silahkan berdiri.' (HR. Abdurrazag dalam Al-Mushannaf, no.1940)

3. Keterangan dari Abu Ubaid, bahwa beliau mendengar Umar bin Abdul Aziz rahimahullah mengatakan, “Apabila muadzin mengucapkan, 'Qad qamatis shalah', berdirilah. Karena shalat telah ditegakkan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, no. 4098).

Allahu a'lam

Friday, February 25, 2022

Adab ke Sesama Muslim

حدثنا محمد بن سابق ، قال : حدثنا إسرائيل ، عن الأعمش ، عن أبي وائل ، عن عبد الله ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " أجيبوا الداعي، ولا تردوا الهدية، ولا تضربوا المسلمين "


157. Muhammad bin Sabiq menceritakan pada kami: Israel menceritakan pada kami, dari Al-amasy, dari Abu Wail Dari Abdullah ibnu Mas'ud, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengatakan, "Penuhilah (ajakan) orang yang diundang, janganlah menolak hadiah, dan janganlah memukul (memerangi) orang-orang Islam."

Shahih, di dalam kitab Al Irwa' (1616). (Tidak tercantum dalam Kutubus Sittah).

KETIKA MALAIKAT JIBRIL TERPESONA MELIHAT SENYUMAN BIDADARI SYURGA

Dari riwayat Sahabat Ibnu Mas'ud r.a Beliau mengisahkan daripada Rasulullah bahawa, ketika Allah telah menciptakan syurga 'Adn. DIA memanggil malaikat Jibril lalu memerintahkan: "Wahai Jibril, pergilah ke syurga 'Adn dan lihatlah apa yang aku telah ciptakan untuk hamba-hambaKu dan kekasih-kekasihku "

Malaikat Jibril pun segera pergi ke syurga 'Adn untuk memenuhi apa yang telah diperintahkan kepadanya. Sesampainya di sana, ia berkeliling untuk menemukan apa yang ia cari

Muncullah bidadari dari dalam istana yang berada di syurga A'dn Melihat kedatangan malaikat Jibril, bidadari itu tersenyum kepadanya Dan secara tiba-tiba syurga A'dn bersinar terang kerana kilauan gigi bidadari. Melihat syurga A'dn yang bersinar terang, malaikat Jibril pun tersungkur dan bersujud kerana mengira sinaran itu berasal dari nur Allah yang maha kuasa. Lantas bidadari itupun berkata : "Wahai malaikat yang dipercayai Allah, angkatlah kepalamu "

Malaikat Jibril mengangkat kepalanya dan tersedar bahawa sinar itu bukanlah sinaran dari nur Allah, melainkan dari senyuman bidadari tersebut. Merasa kagum, ia pun berkata:

"Maha suci zat yang telah menciptakanmu" Lalu bidadari itu bertanya kepada malaikat Jibril : "Wahai malaikat yang dipercayai Allah, apakah kamu tahu untuk siapa aku diciptakan?"

Dan malaikat Jibril menjawab: "Tidak " Bidadari itu pun berkata : "sesungguhnya Allah telah menciptakanku untuk orang-orang yang lebih memilih dan lebih mementingkan redha-Nya daripada hawa nafsunya

MAHAR YANG PALING MULIA

Ummu Sulaim adalah janda dari Malik bin Nadhir

Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun diluar dugaan, jawapan Ummu Sulaim membuat lidahnya kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada. Meskipun Ummu Sulaim berkata sopan dan rasa hormatnya "sesungguhnya saya tidak pantas untuk menolak engkau wahai Abu Thalhah. Hanya saja engkau seorang kafir tetapi saya seorang muslimah, maka tak pantas bagiku untuk menikah denganmu. Cuba anda fikirkan, apa keinginan saya? " "Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan " kata Abu Thalhah "Sedikit pun saya tidak menginginkan itu semua. yang saya inginkan adalah engkau segera memeluk agama islam "Kata Ummu Sulaim "Tetapi saya tidak tahu siapa yang akan menjadi pembimbing saya" "Tentu saja Rasulullah yang akan menjadi pembimbingmu" tegas Ummu Sulaim Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi untuk berjumpa dengan Rasulullah. Yang mana ketika itu, Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Melihat kedatangan Abu Thalhah Rasulullah menyeru " Abu Thalhah datang kepada kamu dan cahaya islam nampak dikedua bola matanya " Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar mengharukan di relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan dinikahi dengan keislamanya tanpa sedikit pun tergiur dengan kenikmatan yang dia janjikan

Wanita mana lagi yang lebih layak menjadi isteri dan

ibu kepada anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa dihadapan Rasulullah, lisan Abu Thalhah basah kerana mengulang-ulang kalimah, " Saya mengikuti ajaran anda ya Rasulullah. Saya bersaksi bahawa tiada ilah yang layak disembah selain Allah dan saya bersaksi bahawa Muhammad adalah utusan-Nya" Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit (seorang perawi hadis) meriwayatkan, dari Anas "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia daripada Ummu Sulaim iaitu keislaman suaminya "

KEBIJAKAN DALAM PEREBUTAN (pemuda bani harits bin ka'ab )

Al-Mughirah bin Syu'bah berkata :

"Aku tidak pernah tertipu kecuali dengan seorang pemuda dari Bani Harits bin Ka'ab "

Kejadiannya, sewaktu aku ingin melamar seorang gadis dari Bani Harits. Dikala itu ada seorang pemuda duduk disampingku lalu dia berbisik padaku

"Tuan, tidak ada kebaikan lagi pada gadis itu

Dengan ragu aku bertanya kepada pemuda

itu : "Mengapa wahai anak muda?"

Lalu dia menjawab: 'Saya pernah melihat dia dicium laki-kaki "

Aku pun terkejut, kemudian aku membatalkan lamaran itu. Beberapa hari berikutnya, aku mendengar khabar bahawa gadis itu telah dinikahi oleh pemuda tersebut. Kerana itu aku mengirimkan surat yang isinya : melihatnya dicium oleh seorang laki-laki?"

"Bukankah kamu kata, kamu pernah

Dan pemuda itu pun membalas :

"Iya benar, itu ayahnya "

RASULULLAH BERSAMA SEORANG ANAK YATIM DI HARI RAYA AIDILFITRI

Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah berangkat untuk melaksanakan solat 'ied (hari raya). Semasa di perjalanan, beliau melihat ramai anak-anak bermain dengan cerianya. Tetapi Rasulullah terkejut apabila di hadapannya ada seorang anak kecil seorang diri dengan pakaian kumal (lusuh dan seumpamanya) yang sedang menangis. Lantas Rasulullah pun bertanya: "Wahai anakku, apa yang membuatmu menangis, kenapa tidak ikut bermain bersama meraka?"

Dan anak itu seketika berdiri dan berusaha merapikan pakaiannya yang lusuh dan banyak sobek sana sini : "Wahai Rasulullah.. aku anak yatim, aku tidak memiliki ayah mahupun ibu " katanya sambil menunduk

Rasulullah menatap anak itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca "Aku pun anak yatim " kata Rasulullah sambil menghulurkan tangannya ke arah anak itu

Lantas beliau berkata: "Aku adalah ayahmu Aisyah adalah ibumu dan mahukah kamu menjadikan Hassan dan Husain sebagai saudaramu?" mata anak itu langsung berbinar ceria lalu berkata "Mengapa tidak ya Rasulullah, iya aku mahu.."

Rasulullah pun membawa anak itu ke rumah Saidatina Aisyah, beliau memberikan baju baharu lalu mencuci wajah dan rambutnya. Setelah rapi dan bersih, dia segera berlari bersama kawan-kawannya (teman-temannya) untuk menyambut hari raya lagi

KETIKA SAIDATINA FATIMAH DAN SAIDATINA AISYAH TIDAK MAHU KALAH

Suatu hari, Saidatina Aisyah berkata kepada Saidatina Fatimah : "Wahai Fatimah aku ini lebih baik daripada ibumu, Khadijah. Kerana Rasulullah menikahi ibumu dengan berstatus janda sedangkan beliau menikahiku dengan berstatus perawan"

Mendengar pertuturan Saidatina Aisyah, Saidatina Fatimah menjadi kurang nyaman. Kemudian beliau menemui Rasulullah untuk mengadukan permasalahannya dengan ibu tirinya (Saidatina Aisyah)

Ketika mendengar aduan puterinya Saidatina Fatimah, Rasulullah tidak marah mahupun tersinggung. Namun beliau menimpali Saidatina Fatimah dengan jawapan yang sopan dan senda gurauan

"Katakanlah pada Aisyah bahawa memang benar, Rasulullah menikahi Khadijah yang berstatus janda dan kamu (Aisyah) masih perawan, tetapi ketika Rasulullah menikahi ibuku, beliau masih perjaka. Dan ketika beliau menikahi kamu, beliau sudah berstatus duda. Tentunya keperjakaan Rasulullah itu lebih baik daripada keperawanan kamu"

Setelah mendapatkan jawapan dari Rasulullah, Saidatina Fatimah kembali kepada Saidatina Aisyah dan menyampaikan jawapannya persis seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Mendengarkan jawapan daripada Saidatina Fatimah, Saidatina Aisyah tidak marah bahkan beliau meminta Saidatina Fatimah untuk berterima kasih kepada Rasulullah, kerana Rasulullah sudah mengajarkan jawapan kepada Saidatina Fatimah dengan jawapan yang tenang dan sopan

YANG DILARANG KETIKA ISTRI BERKABUNG

 Inilah hal-hal apa saja yang dilarang bagi isteri yang berkabung karena ditinggal mati suaminya..

Sebelumnya perlu di ketahui masa iddah untuk perempuan yang ditinggal mati suaminya adalah empat bulan sepuluh hari, sesuai firman Allah SWT (artinya) : “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri, (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.” (QS Al-Baqarah [2] : 234).

Kecuali bagi yang ditinggal saat hamil, maka masa iddahnya sampai melahirkan.

Hukum yang terkait dengan masa iddah ini adalah larangan khitbah dan nikah dalam masa iddah.


Dalilnya :

Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis iddahnya.” (QS Al-Baqarah [2] : 235).


Adapun larangan-larangan dalam masa iddah yang disebut masa berkabung (ihdad), ada 5 (lima) perkara: (lihat Shalih Al Fauzan, Tanbihat ‘Ala Ahkam Tukhtashshu bil Mu`minat, hlm. 69-70) :


Pertama,

tidak boleh perempuan yang ditinggal mati suaminya menggunakan wangi-wangian dalam segala jenisnya. Baik itu wangi-wangian di badan atau di pakaian, atau mempergunakan sesuatu yang berbau wangi. Dalilnya sabda Nabi SAW,”Janganlah perempuan itu menyentuh wangi-wangian.” (wa laa tamassu thiiban). (HR Bukhari no 5342, Muslim no 938).


Kedua,

Tidak boleh dia berhias di badan (az-ziinah fil badan), misalnya mewarnai rambut atau anggota tubuh dengan inai (khidhab), menggunakan celak (iktihal) dalam segala jenisnya. Dalilnya hadis Ummu Athiyah RA, dia berkata tentang larangan dalam masa berkabung,”Kami tidak menggunakan celak, tidak menggunakan wewangian, tidak menggunakan baju yang dicelup...”

(HR Bukhari no 5341; Muslim no 938).


Ketiga,

Tidak boleh bersolek dengan baju (tazayyun bi tsiyab) yang memang dimaksudkan untuk berhias. Dalilnya hadits Ummu Athiyah RA di atas.


Keempat,

Tidak boleh menggunakan perhiasan dalam segala jenisnya, seperti kalung, gelang, termasuk cincin. Dalilnya hadis Ummu Salamah RA bahwa wanita yang berkabung dilarang menggunakan perhiasan (al hulli) (HR Ahmad, 6/302; Abu Dawud no 2304, Nasa`i, 6/203).


Kelima,

Tidak boleh bermalam di luar rumahnya, yaitu rumah tempat meninggalnya suami, kecuali ada udzur syar’i. Dalilnya hadis Fari’ah binti Malik RA yang suaminya meninggal, bahwa Nabi SAW berkata kepadanya,”Berdiamlah kamu di rumahmu…” (HR Tirmidzi no 1204, Nasa`i, 6/199; Ibnu Majah no 2031).


Wallahu a’lam.


HUKUM SHOLAT PAKAI SUNSCREEN

 Sholat dan wudhu adalah tatacara ibadah yang disyariatkan. Yaitu memiliki aturan yang tetap dan jelas sebagaimana penjelasan Al Quran dan As Sunnah.

Wudhu merupakan syarat dalam diterima tidaknya sholat seseorang, sehingga memperhatikan masalah ini adalah kewajiban bagi setiap muslim.

(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 6)

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Nabi Shollallaahu Alaihi wa Sallam bersabda : *"Tidak diterima sholat salah seorang diantaramu apabila dia mempunyai hadats hingga dia berwudhu."* (HR. Asy Syaukhani, Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Kewajiban menjaga dan melakukan wudhu dengan benar sesuai syariat adalah keharusan. Dari sinilah wajib untuk mengetahui apa saja yang wajib dilakukan dalam wudhu, yang sunnah, yang makruh dan yang membatalkan wudhu.

Dari Anas ra, ia berkata, *"Rasulullaah saw melihat seorang laki-laki yang kakinya tidak kena air selebar kuku, lalu beliau berkata, "Kembali dan sempurnakanlah wudhumu."* (HR. Abu Dawud dan An Nasa'i)

Dari dalil-dalil tersebut menjadi dasar untuk menentukan sah atau tidak kah hukum sholat dan wudhu ketika memakai sunscreen water resistant

Sunscreen dengan label bertuliskan water resistant mampun ngeblock lapisan kulit terluar kita dari bahaya sinar UV. Sehingga ketika beraktifitas seperti berenang kulit bisa tetap terlindungi dan produk tersebut bisa digunakan selama 40-80 menit selama berenang .

Untuk menjaga kehati hatian, sebagai seorang muslim kita harus memastikan bahwa produk sunscreen yang kita pakai benar benar membentuk lapisan diatas kulit atau tidak.. bilamembentuk lapisan diatas kulit sebaiknya di hapus agar ketika berwudhu wajah terbasuh air dengan sempurna.


Wallaahu alam bish showwab.

PERNAH DITOLAK WANITA?

Nabi Muhammad SAW sempat jatuh hati kepada Fakhitah bin Abu Thalib sebelum menikah dengan Khadijah. Nabi Muhammad pernah melamar Fakhitah namun ditolak halus oleh ayahanda Fakhitah, yakni Abu Thalib.

Fakhitah binti Abu Thalib bin Abdul Muttalib bin Hasyim merupakan seorang perempuan keturunan Bani Hasyim, putri paman Rasulullah SAW. Ayahnya adalah Abu Thalib dan ibunya Fatimah binti Asad. Rasulullah SAW kala itu melamar Fakhitah sebanyak dua kali. Lamaran pertama terjadi pada saat beliau belum menjadi Rasul.

Menurut Ali Audah dalam bukunya yang berjudul “𝘼𝙡𝙞 𝙗𝙞𝙣 𝘼𝙗𝙞 𝙏𝙖𝙡𝙞𝙗“: Sampai kepada Hasan dan Husain”, meskipun hendak dilamar oleh Beliau, Abu Thalib sudah punya rencana lain untuk putrinya. Saat itu, Hubairah dari kabilah Bani Makhzum sudah lebih dahulu melamar Fakhitah. Ia dikenal karena kekayaannya dan kemampuannya dalam bersyair.

Abu Thalib menolak halus lamaran Nabi Muhammad dengan alasan bahwa dahulu Bani Makhzum telah mengawinkan gadis-gadisnya kepada Bani Hasyim. Ia juga mengatakan bahwa orang yang telah bermurah hati harus dibalas dengan sikap serupa. Nabi Muhammad SAW tidak kecewa dengan alasan dari pamannya. Kata-kata Abu Thalib diartikan Nabi Muhammad SAW sebagai sopan santun bahwa dirinya dinilai belum waktunya menikah dan lantas menerima keputusan tersebut dengan baik.


Fakhitah akhirnya menikahi Hubairah bin Amr al-Makhzumi al-Qiraisyi. Mereka dikaruniai empat orang anak bernama Amr, Ja’dah, Hani, dan Yusuf. Fakhitah memang cinta pertama Nabi Muhammad SAW, namun tidak ditakdirkan untuk berjodoh oleh Allah SWT. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah. Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, banyak orang yang berbondong-bodong masuk Islam. Sejak itu, suami Fakhitah melarikan diri dari Makkah. Ia tidak mau memeluk agama Islam hingga akhir hidupnya pun ia meninggal tanpa memeluk agama Islam.

Fakhitah merawat anak-anaknya seorang diri sepeninggal suaminya. Kemudian Rasulullah SAW meminang kembali Fakhitah agar anak-anaknya memiliki seorang ayah. Namun Fakhitah menolaknya dengan alasan ia lebih memilih anak-anaknya dari pada Rasulullah. Ia takut malah akan menelantarkan sang Rasul.

HUKUM SEORANG WANITA MENUNTUT ILMU SEENDIRIAN DI KOTA / NEGERI YANG JAUH

 Dari Adiy bin Hatim berkata, ”Ketika aku sedang bersama Nabi SAW tiba-tiba ada seorang laki-laki mendatangi beliau mengeluhkan kefakirannya, kemudian ada lagi seorang laki-laki yang mendatangi beliau mengeluhkan para perampok jalanan”. Maka beliau berkata, ”Wahai Adiy, apakah kamu pernah melihat negeri Al Hirah?". Aku jawab, ”Belum pernah Aku melihatnya namun Aku pernah mendengar beritanya”. Beliau berkata, ”Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan melihat seorang wanita yang mengendarai kendaraan berjalan dari Hirah hingga melakukan tawaf di Ka’bah tanpa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah”. (HR. Bukhari)

Hadits Adi bin Hatim yang terdalam Shahih Bukhari di atas itu sebenarnya masih ada kelanjutannya, dimana Adi kemudian membuat pernyataan sebagai berikut :

Akhirnya Aku melihat seorang wanita bepergian sendirian dari Hirah hingga tawaf ke Baitullah. Dia tidak merasa takut kepada apapun kecuali hanya kepada Allah SWT. Dan Aku termasuk yang mendapatkan kekayaan Kisra bin Hurmuz. (HR. Bukhari)

Dari hadits Adi bin Hatim ini kemudian para ulama menarik kesimpulan, bahwa ‘illat keharusan seorang wanita bepergian di masa itu kenapa harus ditemani mahram, karena keadaan di padang pasir masa itu memang belum aman.

Terbukti, ketika Rasulullah SAW menceritakan nanti akan terjadi di masa depan, padang pasir itu akan menjadi aman, bahkan meski bagi seorang wanita yang bepergian sendirian, maka Nabi SAW menceritakan para wanita pergi ke tanah suci dalam keadaan sendirian tidak ada mahramnya.

Dan kebolehan ini meski tidak secara eksplisit disebutkan, tetapi demikianlah para ulama menarik kesimpulannya.

Kita masih banyak sekali menghadapi hukum hukum yang cukup menekan ya sahabat sholehah. Namun dalam beberapa hal, para ulama dan ahli agama mulai melihat bagaimana hukum itu berjalan dengan kemajuan zaman.

Rasulullah telah memberikan kita petunjuk melalui hidupnya, islam merupakan hukum agama yang sangat mengikuti kemajuan zaman. Jadi kita harus terus belajar untuk mengerti itu okee

ALASAN KEBANYAKAN ORANG SULIT BERUBAH

 Kata-kata motivasi terkadang hanya bisa bertahan 1-2 hari. Beda halnya kalau tujuan berubah dimulai dari identitas diri.

Daripada bilang, "saya capek hidup dengan keterbatasan finansial dan mau jadi jutawan. Kalau saya bertahan pada bisnis ini, saya akan jadi jutawan beneran".

Mending bilang, "saya adalah seorang jutawan di tahun ini".

Ingin jadi jutawan artinya dia masih hidup penuh dengan keterbatasan finansial yang sedang berusaha ngelakuin hal lain.

Sedang contoh yang ke dua, hidup keterbatasan adalah kehidupan dia yang dulu, bukan kehidupan saat ini. Dia bukan lagi mengidentifikasi diri sebagai seorang yang penuh dengan keterbatasan finansial. Begitu juga dengan perilaku dan kebiasaan hidupnya akan berubah jadi jutawan beneran.

JIKA KAMU

 Jika kamu mengalami kerugian di dunia habis-habisan akan tetapi engkau selalu bersama Allah maka sejatinya kamu tidak rugi sedikitpun.

Dan jika kamu mengalami keberuntungan di dunia dengan segala keuntungan akan tetapi engkau jauh dari Allah maka sejatinya kamu rugi segala-galanya...


Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi

Ya RABB

Terdapat di sebuah Hadits Qudsi

Dari Allah Azza Wajalla

Bahwasannya AKU

Mendapati DIRIKU Malu kepada Hambaku

Mengangkat Kedua Tangannya sambil berkata

Yaa RABB

Yaa RABB

Maka AKU menjawab seruan hambaku

Lalu Malaikat Berkata

Bahwasannya dia bukan hamba yang harus KAU ampuni

Maka AKU Berkata

Akan tetapi AKU adalah Sumber Ketaqwaan

dan Sumber ampunan

AKU bersaksi atas kalian (Malaikat) Bahwasannya AKU

Telah mengampuni hambaku


Terdapat juga di sebuah hadits

Bahwasannya jika seorang hamba mengangkat kedua tangannya

ke langit

sementara dia adalah ahli maksiat lalu dia memanggil Tuhannya

Yaa RABB

Kemudian Malaikat Menghalangi suaranya

Lalu seorang hamba memanggil Tuhannya lagi

Yaa RABB

Kemudian Malaikat Menghalagi lagi suaranya

Lalu dia mengulangi lagi untuk kedua kalinya

Maka Allah Azza Wajalla berkata :

"Sampai kapan kalian (Malaikat) menghalangi hambaku

Dari-KU

Labbaika Abdi, AKU menyambut Panggilamu Wahai Hambaku

Labbaika Abdi, AKU menyambut Panggilamu Wahai Hambaku

Labbaika Abdi, AKU menyambut Panggilamu Wahai Hambaku

Wahai Anak-anak Adam

AKU menciptakanmu dengan kedua tangan-KU

Dan AKU membimbingmyu dangan Rahmat-KU

Sementara engkau menyimpang dariku

dan bermaksiat kepada-KU

Apabila engkau kembali pada-KU

Maka AKU akan menerimamu taubat

Apabila engkau kembali pada-KU

Maka AKU akan memberimu taubat

maka dimana lagi engkau temukan Tuhan seperti-KU?

KAU adalah maha pengampun

AKU adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang

Hamb-KU

AKU mengeluarkanmu dari ketiadaan menjadi ada

Dan KAU ciptakanuntuk kalian pendengaran, penglihatan dan Akal

Hamba-KU

AKU menyembunyikan Aibmu

Sementara kau tidak takut Kepada-KU

Aku mengingatmu

sementara kau lupa terhadap-KU

AKU malu terhadap engkau wahai hamba-KU

Sementara kau tidak malu terhadap-KU

Siapa lagi yang lebih dermawan dari-KU

adakah seorang hamba yang mengetuk pintu-KU lantas tidak Aku buka?

Adakah seorang hamba yang meminta kepada-KU lantas AKU tidak memberinya?

Apakah aku ini pelit?

Sehingga hamba-KU pelit kepada-KU?

Wahai Dzat yang keutamaan-NYA selalu tercurah kepada hamba-hambanya

Wahai Dzat yang membentangkan kedua tangan-NYA dengan pemberian

Wahai Dzat yan memiliki pemberian-pemberian yang luhur

Limpahkanlah rahmat kepada kami dan salam kepada Rasulullah dan keluarganya

sebaik-baiknya manusia di dalam budi pekerti

Dan ampunilah kami wahai Dzat yang mempunyai keluhuran di malam ini

dan di setiap malam

Anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang ridho dan di ridhoi



Jika wanita menutup aurat

 Jika wanita menutup aurat,lelaki mencintainya dengan iman dan jika wanita mengumbar auratnya maka lelaki mencintainya dengan nafsu 11:05 AM

Jadilah wanita yang sulit di dapat namun beruntung jika di miliki

Allah SWT berfirman:

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan." (QS. Al-A'raf: 26).

AKIBAT PURA-PURA BERSHOLAWAT

 Seorang artis terkenal yang sering membintangi film-film di Mesir, mendapatkan peran di sebuah film untuk memerankan Sayyidah Rabiatul Adawiyah.

Di film tersebut dia hanya akting, pura-pura menjadi seorang wanita sholehah, pura-pura sholat dan ibadah-ibadah yang lain, termasuk pura-pura memperbanyak membaca sholawat, karena memang Sayyidah Rabiatul Adawiyah tokoh yang dia perankan, seumur hidupnya mengamalkan 25.000 sholawat setiap harinya.

Mau ga mau si artis pun pura-pura pula banyak bersholawat selama syuting film tersebut

cerita singkat. Tak lama setelah artis tersebut menyelesaikan film tersebut dia bertaubat. Sebab taubatnya sungguh luar biasa

Dia bertaubat setelah diberi keberuntungan bermimpi Nabi sholallahu alaihi wassalam dalam tidurnya. Setelah mimpi, dia mendatangi seorang ulama ternama di Mesir yaitu Syeikh Mutawwali Sya'rowi untuk membimbing taubatnya.

Itulah kehebatan sholawat.

Sholawat dibaca walau dengan pura-pura pun tetap nyampe kepada Rasulullah SAW dan diterima oleh Allah SWT



AMALAN DI MALAM JUMAT

 Yaasin

barang siapa membaca surat Yasin dimalam Jumat maka ia bangun dipagi hari dalam dosa diampuni dan mendapat syafaat Rasulullah


- ad-dukhan

barang siapa membaca surah ad-dukhan dimalam Jumat maka ia bangun di pagi hari dalam dosa yang telah diampuni


- alkahfi

barang siapa yang membaca surah alkahfi dimalam Jumat maka ia diterangi mendapat syafaat Rasulullah serta cahaya diantara 2 Jumat dan terhindar dari fitnah Dajjal

Sebutir Buah Kurma Rasulullah

Suatu hari Sayyidah Aisyah bertanya kepada Rasulullah, "Siapakah yg paling engkau cintai dari istri-istrimu?"

Rasulullah menjawab, "Engkaulah yang paling aku cintai" Sayyidah 'Aisyah lalu meminta agar ucapan tersebut diumumkan di depan istri-istrinya yang lain!"

Rasulullah tersenyum seraya memberikan sepotong kurma dan berkata, "Ini kurma untukmu dan jangan kamu katakan kepada siapapun!"

Lalu Rasulullah mendatangi satu persatu istrinya yang lain, seraya memberi kurma dan berkata pada setiap istrinya: "Jangan beritahu siapa-siapa tentang kurma ini.

Pada suatu malam semua istri-istri Rasul berkumpul. Lalu Sayyidah 'Aisyah bertanya kepada Rasul: "Wahai Rasul katakanlah kepada kami siapakah dari istri-istrimu yg paling engkau cintai?"

Rasul tersenyum dan berkata: "Shohibuttamra" (yang aku beri kurma). Maka semua istrinya tersenyum karena mereka merasa yang paling dicintai oleh Rasulullah.

ALLAH MELINDUNGIMU

 Ketika kamu dijauhi oleh teman atau orang-orang di sekitarmu, padahal kamu ngerasa kalau kamu tuh ga ada salah. itu tandanya Allah lagi lindungin kamu.

Dilindungi kenapa? Padahal kan ga berantem dan baik-baik aja.

Allah mengetahui pembicaraan yang tidak kamu ketauhi dibelakang. Allah mengambil teman-teman dan orang-orang di sekitarmu agar kamu tidak dihancurkan oleh mereka

"Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."

(QS Al-Baqarah : 232)

Fakta psikologi yg unik

 • berbicara pada diri sendiri dapat membuat otak kamu bekerja lebih efisien.

 • mengunyah permen karet dapat mengurangi stres.

• ketika seseorang berbohong, mereka sering menggerakkan tangan.

 • Menikah dengan sahabat dekatmu mengurangi penceraian hingga 70%.

• Naksir sesorang hanya berlangsung 4 hari, jika

• Ketika seseorang menangis dan jika tetesan pertama datang dari mata kanan, itu adalah kebahagiaan. mata kiri adalah nyeri, dan keduanya frustrasi.

 • Orang yang lebih memilih tempat duduk dekat jendela berarti suka menyendiri selama perjalanan.

• Pikiran kamu dapat merasakan sesorang yg mengungkapkan kamu saat sedang tertidur.

• Orang lebih jujur ​​saat lelah, inilah mengapa orang mengakui sesuatu selama percakapan malam.

Ini yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama

 Ini yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain. Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar masih dilakoni. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun berusaha terus untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.


Allah Ta’ala berfirman,


هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى


“Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).


Janganlah engkau mengatakan dirimu suci, dirimu lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,


لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ


“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).


Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,


ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ


“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039).

AWAS, BAGI YANG RAGU TERHADAP TAKDIR ALLAH

al-Hasan al-Basri -rahimahullah- berkata:


مَنْ كَذَّبَ بِالْقَدَرِ، فَقَدْ كَذَّبَ بِالْإِسْلَامِ، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدَّرَ خَلْقَ الْخَلْقِ بِقَدَرٍ، وَقَسَمَ الْأَرْزَاقَ بِقَدَرٍ، وَقَسَمَ الْبَلَاءَ بِقَدَرٍ، وَقَسَمَ الْعَافِيَةَ بِقَدَرٍ، وَأَمَرَ وَنَهَى


“Barangsiapa yang mendustakan takdir, berarti ia telah mendustakan Islam, sesungguhnya Allah –‘Azza wajalla- telah mentakdirkan penciptaan manusia dengan ketentuan, Dia membagi rejeki dgn takdir, Dia membagi cobaan dengan takdir & Dia membagi keselamatan juga dengan takdir serta Dia memerintah & melarang”.

(Syarh Ushul I’tiqad Ahlussunnah: 4/755)

GAK USAH SERBA DI-POST

Tidak semua berita baik harus disebarkan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda,.

"Bantulah kesuksesan hajat-hajat kalian dengan merahasiakannya, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi sasaran hasad orang lain.

(HR. ath-Thabrani, silsilah shahihah: 1453)


Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

أن ” الحسد ” مرض من أمراض النفس وهو مرض غالب فلا يخلص منه إلا قليل من الناس ولهذا يقال: ما خلا جسد من حسد لكن اللئيم يبديه والكريم يخفيه.

“Sesungguhnya hasad adalah di antara penyakit hati. Inilah penyakit kebanyakan manusia. Tidak ada yang bisa lepas darinya kecuali sedikit sekali. Oleh karena itu ada yang mengatakan,

“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad. Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya.”

Majmu’ Al Fatawa 10/124-125, Ibnu Taimiyah, Majma’ Al-Malik Fahd, Madinah, 1416 H, Asy-Syamilah.

Rasa berat dan rasa sulit yang kamu alami ketika menghafal al-Qur'an

 Rasa berat dan rasa sulit yang kamu alami ketika menghafal al-Qur'an, bisa jadi merupakan cara Allah mengujimu agar membuat kamu lebih bersungguh-sungguh bersama al-Qur'an, tidak menyepelekan hafalan dan tidak terlalu menganggapnya enteng.

Sehingga kamu mau bersungguh-sungguh menjaga hafalan itu karena tidak ingin ia hilang. Sebab kamu sudah merasakan bahwa menghafal al-Qur'an itu bukan sesuatu yang ringan bagimu.

Khadijah

 Hari pada saat kepergianmu duhai Tuan putri, Makkah guncang. Ke semua penjuru mata angin kabar menyebar. Engkau telah tiada, duhai perempuan lembut hati. Dekap hangat terputus. Tutur kata lembut berhenti. Matahari berduka dengan panasnya. Tangis putri kecilmu hampir memecah langit. Sementara suamimu hanya merunduk dengan air mata yang melimbah. Setiap sudut kota Makkah seakan kehilangan cahayanya. Seperti jantung berhenti berdetak. Seperti denyut kehidupan berhenti.

Belahan jiwamu terisak. Termangu. Atau terdiam dalam ratapan yang sangat dalam

Waspadalah dengan Orang yang Seperti Ini

Jika engkau mendapati seseorang

memujimu dengan pujian yang berlebihan yang tidak pantas

dengan hakekat dirimu maka waspadalah.


Suatu hari jika ia membencimu

maka ia akan merendahkanmu juga dengan perendahan yang berlebihan.

maka janganlah terperdaya

dengan pujiannya..!

Tugas Kita Hanya Menyampaikan, Bukan Merubah Orang Lain

Kewajiban kita sebagai sesama muslim adalah untuk saling menasehati dalam kebenaran, namun dalam menasihati orang lain, kita tidak bisa untuk memaksakan seseorang untuk menjadi apa yang kita inginkan, kita hanya bisa menyampaikan dan bukan merubah seseorang. Sebab hidayah hanya milik Alloh semata.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَهُوَ اَعْلَمُ بِا لْمُهْتَدِيْنَ


"Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."

(QS. Al-Qasas 28: Ayat 56)

Al-Musii' fii Shalatihi (Orang yang Jelek Shalatnya)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu sebagai berikut.


عن أبى هريرة أن النبى - صلى الله عليه وسلم - دخل المسجد فدخل رجل فصلى ثم جاء فسلم على النبى - صلى الله عليه وسلم - فرد النبى - صلى الله عليه وسلم - عليه السلام فقال «ارجع فصل فإنك لم تصل» فصلى, ثم جاء فسلم لَى النَّبِىِّ – لى الله ليه لم – الَ « ارْجِعْ لِّ لَمْ تُصَلِّ » . لاَثًا . الَ الَّذِى الْحَقِّ ا لِّمْنِى . bermain لِّهَا


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika masuk masjid, maka masuklah seseorang lalu ia melaksanakan shalat. Setelah itu, ia datang dan memberi salam pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau menjawab salamnya. Beliau berkata, "Ulangilah shalatmu karena hal itu merupakan ketinggian shalat." Lalu ia pun shalat dan datang lalu memberi salam pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau tetap berkata yang sama seperti sebelumnya, "Ulangilah shalatmu karena itu adalah ketinggian shalat." Sampai diulangi hingga tiga kali. Orang yang jelek shalatnya berkata, "Demi yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan shalat sebaik itu. jarilah aku!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mendengarkannya dan mengatakan, " Jika engkau hendak shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Alquran yang mudah bagimu. Lalu rukuklah dan sertai thumakninah ketika rukuk. Lalu bangkitlah dan beriktidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah sertai thumakninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thumakninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thumakninah ketika sujud. lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu." (HR. Bukhari, no. 793 dan Muslim, no. 397).


Dalam riwayat An-Nasai disebutkan dari Rifa'ah bin Raafi', ia berkata,


كُنْتُ معَ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا ِفي المَسْجِدِ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَِّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ كَانَ النَِّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْمُقُهُ فِي صَلاَتِهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ قاَلَ لَهُ: اِرْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ. فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَِّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ قَالَ: اِرْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ. حَتَّى كَانَ عِنْدَ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَقَالَ: وَالَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ لَقَدْ جَهَدْتُ وَحَرَصْتُ فَأَرَنِي وَعَلِّمْنِي. قَالَ: إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تُصَلِّيَ فَتَوَضَّأ فَأَحْسَنَ وُضُوْءَكَ ثُمَّ اسْتَقْبِلِ القِبْلَةَ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ قَاعِدًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ فَإِذَا أَتْمَمْتَ صَلاَتَكَ عَلَى هَذَا فَقَدْ تَمَّتْ وَمَا انْتَقَصْتَ ِمنْ هَذَا فَإنَّمَا تَنْتَقِصُهُ مِنْ صَلاَتِكَ.


"Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk-duduk di masjid, maka ada seseorang yang masuk dan mengerjakan shalat dua rakaat, kemudian ia datang dan mengucapkan salam pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerhatikan terus shalatnya, kemudian beliau menjawab salam. Lantas beliau berkata, "Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat." Lantas ia kembali kemudian mengulangi shalat, kemudian ia datang dan mengucapkan salam kembali kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salamnya, kemudian beliau bersabda, "Ulangilah shalatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat." Sampai seperti itu terulang hingga ketiga atau keempat kalinya. Orang yang jelek shalatnya pun mengatakan pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Demi yang menurunkan kitab kepadamu, aku sudah sungguh-sungguh dan semangat dalam menjalankan shalat, engkau sudah melihatku, maka sudahlah ajarilah aku." Beliau pun bersabda, "Jika engkau ingin menjalankan shalat, berwudhulah dan perbagus wudhumu, lalu hadaplah kiblat, kemudian bertakbirlah, lalu bacalah surah. Kemudian rukuklah sampai thumakninah ketika rukuk. Kemudian bangkitlah dari rukuk sampai lurus berdiri. Kemudian sujudlah sampai thumakninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dari sujud sampai thumakninah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali sampai thumakninah ketika sujud, lalu bangkitlah. Jika engkau telah menyempurnakan shalatmu seperti ini, maka sudah sempurna shalatmu. Apa saja yang engkau kurang dari ini, maka berarti telah kurang dalam shalatmu." (HR. An-Nasai, no. 1052).


Hadits ini punya kedudukan yang mulia, dikenal dengan hadits al-musii' fii shalatihi, orang yang jelek dalam shalatnya. Tanda hadits ini begitu penting karena berisi berbagai hukum dalam tata cara shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jelaskan lewat lisan beliau. Dan sesuai kaedah dalam ilmu ushul fiqh "al-qaul muqaddam 'ala mujarrad al-fi'li" (perkataan lebih didahulukan dari sekadar perbuatan). Itulah penjelasan dari umumnya perintah yang disebutkan dalam ayat,


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ


"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah: 43)


Begitu pula sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,


وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى


"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR. Bukhari, no. 6008)


Hadits ini memiliki banyak jalur dan banyak lafazh, diriwayatkan dari dua orang sahabat yaitu Abu Hurairah dan Rifa'ah bin Raafi' radhiyallahu 'anhuma. Hadits Rifa'ah bin Raafi' ini hadits penting karena ia sendiri yang hadir dalam kisah tersebut karena orang yang jelek shalatnya adalah Khalad bin Raafi' yang merupakan saudara dari Rifa'ah. Tentu saja hadits Rifa'ah lebih punya kelebihan dalam dhabth dan itqan (bagusnya hafalan).


WaLLAAHUa'lam

JADILAH ORANG TERASING

Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,


الرَّحْمَنِ النَّبِىَّ -صلى الله ليه لم- لُ الإِسْلاَمُ اً اً ا لِلْغُرَبَاءِ لَ ليَا رَسُولَ الل الْغُرَبَا


Dari Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabad, "Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang asing." Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai ghuroba', lalu beliau menjawab, '(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak." (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho'if Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa'ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لِلْغُرَبَاءِ لَ الْغُرَبَاءُ ا لَ اللَّهِ الَ اسٌ الِحُونَ اسِ


"Beruntunglah orang-orang yang terasing." "Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah", tanya sahabat. Jawab beliau, "Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyak orang-orang yang jelek, lalu orang-orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya" (HR. Ahmad 2: 177)

Orang yang ingin jujur ​​dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya sendiri. Padahal anti korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh Rasul kita –shallallahu 'alaihi wa sallam-.


الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِى – ا الَ – ا امِلاً ا لَى الَّذِى لَهُ بِهِ الْمُتَصَدِّقَيْنِ


"Bendahara muslim yang diberi amanat ketika memberi sesuai yang diperintahkan untuknya secara sempurna dan berniat baik, lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang yang ia serahkan menyerahkannya, maka keduanya (pemilik harta dan bendahara yang amanat tadi) termasuk dalam orang yang bersedekah." (HR. Bukhari no. 1438 dan Muslim no. 1023).

Pedagang yang ingin menempuh cara yang halal dan tidak berbuat curang akan terasa di tengah-tengah pedagang lainnya. Padahal Islam menuntut kita mencari rezeki dengan cara yang halal dan jujur ​​tanpa berbuat curang karena itu semua yang disebutkan sebagaimana disebutkan dalam hadits,


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ ا لَمْ ا – الَ ا – ا وَبَيَّنَا لَهُمَا ا ا ا بَيْعِهِمَا


"Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya jujur ​​dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh kemenangan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, pasti akan hilanglah berkah bagi mereka pada transaksi itu." (HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532)

Orang yang ingin rutin shalat ketika safar, juga akan terasa di kalangan orang-orang yang tidak shalat. Padahal saat safar (bepergian jauh), kita sulit untuk tetap melaksanakan shalat. Ibnu Umar berkata,


انَ لُ اللَّهِ – لى الله ليه لم – لَى الرَّاحِلَةِ لَ لَيْهَا لاَ لِّى لَيْهَا الْمَكْتُوبَةَ


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat sunnah di atas kendaraannya pernah menghadap ke arah kendaraan berjalan, lalu beliau sempat melakukan witir di atas. Namun beliau tidak melakukan shalat wajib di atas kendaraan" (HR. Bukhari no. 1098 dan Muslim no. 700)

Orang yang ingin meninggalkan tradisi yang menyalahi Islam dan ingin mengikuti ajaran yang sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, akan terasa asing. Orang yang ingin budayakan syirik pun sama halnya dengan terasing. Alasan orang musyrik selalu dengan alasan ini sudah jadi tradisi. Dalam ayat disebutkan,


ا ا اءَنَا لَى ا لَى ارِهِمْ


"Sesungguhnya kami menemukan bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (QS. Az Zukhruf: 22). Namun tidak semua tradisi ditinggalkan, hanya tradisi yang menyelisihi ajaran Islam saja.

Sama halnya dengan orang yang ingin konsekuen dengan ajaran Nabi, kian terasing dan dia akan memikul cobaan yang berat dan berbagai cemoohan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ


"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api." (HR. Tirmidzi no. 2260)


WaLLAAHUa'lam

TANGISAN RASULULLAH MENGGUNCANG ARSY

 Kala itu ada seorang Badui yg baru pertama kali bertemu Rasulullah SAW ketika tawaf, seketika Badui itu langsung tunduk dan mencium kaki Rasulullah SAW. Rasulullah SAW langsung menarik si Badui dan mengingatkannya bahwa itu adalah perbuatan orang sombong. Beberapa saat kemudian, Malaikat Jibril turun dan berkata,

" Ya Muhammad! Katakanlah kepada Badui itu agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti dan menimbang semua amalannya" ucap Malaikat Jibril, lalu kembali pergi.

Rasulullah pun menyampaikan berita itu, lalu si Badui, "Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan kebesaran maghfirah-Nya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, hamba akan memperhitungkan keluasan pengampunan. -Nya Jika Dia telah memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula sedikit kedermawanan-Nya!“

Mendengar ucapan si Badui itu, Rasulullah pun menangis, mengingatkan benarnya perkataan orang itu. Air mata Rasulullah melelehkan janggutnya. Karena tangis Rasulullah, Malaikat Jibril turun lagi dan berkata:

" Ya Muhammad! Berhentilah menangis! Sungguh karena tangismu, jagalah Arsy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga Ia bergoncang. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan akan membuat temanmu di surga nanti!"


Thursday, February 24, 2022

TANDA ALLAH SAYANG

Temen-temen, pernah kepikiran ga? Kenapa Allah ga ngasih tahu secara spesifik kapan malam lailatul qadr? Kapan waktu mustajab berdoa saat hari jumat? Amalan kita diterima atau ngga?

Salah satu hikmah dari hak tersebut adalah, agar kita tidak pernah berhenti berharap dan beribadah kepada Allah. Coba deh, misalnya Allah ngasih tahu kapan malam lailatul qadr secara spesifik, belum tentu kita mau tahajjud setiap malam. Kalau Allah kasih tahu kapan mustajab berdoa di hari jumat, belum tentu kita akan banyak berdoa dan shalawat sepanjang jumat. Setuju?

Tapi, Rasulullaah hanya memberi tahu ciri-cirinya saja. Seperti carilah lailatul qadr di 10 malah terakhir dan sebagainya. dekat waktu mustajab berdoa di hari jumat setiap ba'da asar dan sebagainya. Agar kita bisa lebih semangat mengejar ampunan dan ridha Allah

Begitu pula dengan amalan, Allah ga ngasih tahu bahwa amalan kita diterima atau ngga. Tapi, ada loh ciri-ciri yang diterima suatu amalan di sisi Allah, termasuk tahajjud. 

Pertama, ada perubahan kualitas diri ke arah yang lebih baik.

Mungkin dulu sulit mengontrol emosi, namun setelah konsisten tahajjud jadi lebih mudah dipandang dari amarah. Mungkin sebelum infaq 2k itu rasaanyaa beraaattt bangettt, tapi setelah konsisten tahajjud infaq 200k sudah terasa lebih ringan. Tutur katanya juga jadi lebih sopan, serta merusak perbuatan yang buruk dan merusak hal yang sia-sia

Kedua, mudah dan ringan melakukan amalan yang lain.

Taat pasti bertolak belakang dengan maksiat. Gampangnya gini deh, kalau maksiat sebelum tidur pasti bangun tahajjudnya sussaaahhh bangettt. Kalau maksiat di siang hari, pasti malamnyaa berattt banget shalat isya jamaah ke mesjid. Kalau terbiasa dengan hal yang sia sia di media sosial, buat konsisten belajar dan baca Alquran berattt banget, dll.

Begitu juga dengan taat, saat kita sebelum tidur mengamalkan sunnah, pasti bangun tahajjud dan shalat jamaahnya lebih ringan. Betul?