This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, July 31, 2020

Jika anak anak anda bercita cita menjadi seorang dokter

Maka Berusahalah untuk memenuhinya..⁣

Memang besar perjuangan yg harus anda jalani..waktu yang lama yang harus anda tunggu.. dan pengorbanan lain yg anda mesti bersabar dengannya..⁣

Akan tetapi berbahagialah..karena dibelakang sana juga tersedia limpahan amal jariyah bagi anda kelak sebagai Orangtua mereka..yg mungkin tidak didapat oleh orang tua orang tua lainnya..⁣

Bayangkan..⁣

Seberapa banyak manusia nanti yg akan mereka tolong?⁣

Seberapa banyak manusia nanti yg mereka berusaha ringankan bebannya..⁣

Seberapa banyak nanti kaum muslimin yang mereka obati sehingga nanti kaum muslimin bisa kembali beribadah kepada Rab nya dengan amalan wajib dan sunnah nya..⁣

Seberapa banyak nanti ia akan menasehati manusia untuk menjaga nikmat nikmat Allah Subhanahuwataala, dan menjauhi segala yang merusaknya...yg merupakan amal ma'ruf Nahi munkar?⁣

Seberapa banyak nanti ia akan mengingatkan Manusia akan beribadah kepada Rab nya..mentauhidkan Nya⁣

Dan Dalam perjalanan hidup mereka, bisa saja mereka nanti menjadi pengajar bagi calon calon dokter lainnya .. Atau pimpinan dari sebuah pusat kesehatan dinegerinya yang melayani kesehatan kaum muslimin ..⁣
bayangkan limpahan amal jariyah lanjutan dari ilmu bermanfaat yg mereka sebarkan..⁣

Bukankah semua menjadi murah jika kita berharap balasan dari Allah Subhanahuwataala?⁣

Para orangtua yang saat ini tengah berjuang,bersabarlah..⁣

Teruslah berdoa kepada Allah Subhanahuwataala agar dimudahkan jalan anak anakmu menjadi seorang Dokter...⁣

Tidak saja menjadi Dokter yang baik,tapi juga dokter yang beriman dan beramal soleh.⁣

Serta yang terpenting mengamalkan Tauhid disetiap jalan kehidupan mereka..⁣

Semoga cita cita anda dan anak anak anda diberkahi Allah Subhanahuwataala⁣

Monday, July 27, 2020

BERHAJI TIAP HARI? ... INI TIPS NYA

Kita Bisa Haji Setiap Hari

ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ..
Imam Malik Rahimahullah berkata :

ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﺍﻟﻮﻗﻮﻑ ﺑﻌﺮﻓﻪ
Siapa yang tidak dapat Wuquf (berdiam) di Arafah

ﻓﻠﻴﻘﻒ ﻋﻨﺪ ﺣﺪﻭﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﺮﻓﻪ
Maka hendaklah dia Wuquf (berdiam) di batasan-batasan hukum Allah (tidak melanggarnya )

ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﺍﻟﻤﺒﻴﺖ ﺑﻤﺰﺩﻟﻔﺔ
Siapa yang tak dapat bermalam di Muzdalifah

ﻓﻠﻴﺒﺖ ﻋﻠﯽ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻴﻘﺮﺑﻪ ﻭﻳﺰﻟﻔﻪ
Hendaklah dia bermalam dalam keadaan taat kepada Allah agar ketaatannya dapat menjadi perantara kedekatannya

ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﯽ ﺫﺑﺢ ﻫﺪﻳﺔ ﺑﻤﻨﯽ
Siapa yang tak dapat menyembelih kurbannya di Mina

ﻓﻠﻴﺬﺑﺢ ﻫﻮﺍﻩ ﻟﻴﺒﻠﻎ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﻨﯽ
Hendaklah ia menyembelih hawa nafsunya agar tercapai munaa (cita-citanya )

ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ ﻟﻠﺒﻴﺖ ﻻﻧﻪ ﻣﻨﻪ ﺑﻌﻴﺪ
Siapa yang tak dapat mencapai al-Bait (Ka'bah)
karena rumahnya yang jauh

ﻓﻠﻴﻘﺼﺪ ﺭﺏ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻓﺈﻧﻪ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ ﺍﻟﻮﺭﻳﺪ ..
hendaklah ia menuju Rabbul Bait (Pemilik Ka'bah yaitu Allah), sebab Dia lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya sendiri


يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق...

Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang orang sholeh...

Aamiin..

Saturday, July 25, 2020

Sudah Ambil Kembaliannya belum Nak?

Di Tepi Jln Ada bapak jualan cemilan. Aku beli 3 bungkus kripik
.
Kutanya, "berapa, Pak?" Sambil nunduk bapak itu jawab "nak ambil apa saja?" Aku Spontan mengernyitkan dahi, batinku, "koq Bapaknya kenapa tanya, yah?"
"3 kripik, Pak." "28 ribu, ibu", jawabnya.
.
Kusodorkan uang Selembar 100 ribu. "Berapa nak uangnya?" masih dalam posisi nunduk nanyanya.
.
Aku mulai bingung dengan pertanyaannya.
Ku jawab, "100 ribu, Pak." Bapak itu lalu berdiri meraba² kantong celananya sambil ngeluarin beberapa uang.
.
Astaga… ternyata bapak itu ada masalah di matanya dan sepertinya gak bisa lihat.
.
Ya Allah.. knp aku tak pandai menjaga Hati.
Maafkan jika hati ini belum mampu berbaik sangka sama org
.
Bapaknya sibuk membongkar uang yang dikeluarkan dari kantong celananya. Nyaris dikeluarkan semua di tangannya.

Lalu dia bilang, "ambil saja nak kembaliannya." Seketika aku terkejut mendengar intruksi dari si Bapak.
.
Lalu secara spontan aku bertanya pada Bapak itu, "Pak, Klo saya kasih uangnya 10 ribu terus saya ambil kembalinya 50 ribu dari tangan Bapak dan Bapak kan ga tau.
.
Terus nanti bapak rugi dong?" Lagi lagi jawaban yang sederhana muncul dari mulutnya, "Allah Ga Akan Salah Alamat Kasih Rejeki.. nak, kalo skrg saya harus rugi, saya yakin, Allah pasti lagi nyiapin Rejeki lain buat saya. Hidup Tak Hanya Sebatas Untung dan Rugi, tapi Hidup Belajar Tentang Sabar dan Ikhlas," katanya.

Ah aku nih memang Sensitif kalau ketemu orang Hebat seperti ini Rasanya gak bisa Nahan Air dari Pelupuk Mata ini. Ooh Tuhan... Gemetar hati ini mendengarnya.

Bapak itu nanya lagi, "sudah ambil kembaliannya belum nak ?"(rada bingung & ragu)..akhirnya

Kujawab, "ga usah, Pak! Hari ini Allah kirim Rejeki untuk Jenengan." Bapaknya senyum sambil bilang, "Terima kasih, nak." Aku terus Sadar..
.
Ya Allah..ampuni aku.., Maafkan aku..dari setiap Kegelisahan dan keraguan Hati ini akan Rezeki dariMu.. Disaat semakin susahnya mencari Uang... si Bapak penjual cemilan ini dgn Keterbatasan Matanya Tetap Bertahan dan Yakin bahwa Allah selalu ada Bersamanya.. Hari ini Belajar lagi dari Manusia Hebat penjual cemilan bahwa Hidup Tak Hanya Sebatas Untung dan Rugi...
repost @berbagisemangat

Ketika EMAS bertanya kepada TANAH

Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilau seperti aku.......???
Apakah engkau berharga seperti aku....... ???”

Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa....... ???”
Emas pun terdiam seribu bahasa......!!!!! Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.
Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.
.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.
.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.
Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.
Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.

Thursday, July 23, 2020

TERTARIK PADA ORANG LAIN SETELAH MENIKAH, ITU BUKAN CINTA

Cinta bisa datang kapan saja dan datang

tanpa aba-aba, bahkan ketika seseorang
sudah menikahpun terkadang masih
menyukai selain pasangannya.

Harus selalu diingat bahwa yang harus
dijaga dengan baik adalah pasangan yg
saat ini sudah bersama. Harus bisa ber
komitmen, harus bisa menjaga kesetiaan
dan mengabaikan perasaan cinta yang
hanya sesaat.

Dalam bukunya Adjie Santosoputro mengatakan bahwa perasaan cinta kepada selain pasangannya setelah menikah adalah proses pembelajaran agar tidak menjadi budak cinta.

Ia mengatakan bahwa semua orang
memang pernah tertarik, suka, naksir
kepada orang lain selain pasangannya
sendiri. Berbohong jika mengatakan tidak pernah dalam hal itu.

Selalu ada kemungkinan untuk jatuh cinta kepada orang lain meski setelah menikah. Akan tetapi bedanya adalah bisa dikendalikan atau tidak. Yang harus kita tahu bahwa pasangan kita jauh lebih baik dan sempurna dari siapapun yang terlihat menaik diluar sana.

Sehingga rasa tertarik dan merasa orang lain lebih sempurna dari pasangan kita itu sirna dan hati pun akan tetap setia pada pasangan kita sendiri.

Meskipun sudah menikah biasanya akan
goyah saat hati mulai jatuh cinta dan tertarik kepada orang lain. Sebab hatinya akan merasa bimbang apakah pasangannya atau justru dia cinta sejatinya.

Disitulah letak ujian yang harus dilalui dan membuktikan apakah bisa setia atau tidak. Maka dari itu butuh kesadaran yang tinggi bahwa cinta yang sesungguhnya hanya kepada pasangan kita.

Mengutip dari happilycommited dot com, ketika merasakan jatuh cinta kepada selain pasanganmu maka hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengevaluasi pernikahanmu. Jika ada masalah atau hal yang harus dirubah lebih baik cari solusi bersama bukan malah mencari pihak ketiga.

Karena cinta kepada selain pasangannya bukan cinta yang sesungguhnya, mungkin hanya sekedar kagum, suka atau hanya terpesona. Lebih baik fokus mencintai pasanganmu saja karena itulah prioritas utama jika tujuan awal pernikahan untuk komitmen seumur hidup

Sumber Artikel: humairoh dot com


Wednesday, July 22, 2020

Wajib Mendirikan Sholat

Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
(QS. Ibrahim : 40-41)

Kewajiban sholat tetap berlaku selama otak kita dalam keadaan sadar (tidak koma, tidak gila)⁣⁣
⁣⁣
Meski pun sedang sakit.⁣⁣
⁣⁣
Adapun orang yang sengaja menghilangkan kesadaran otaknya dengan cara minuman keras (mabuk) atau narkoba maka termasuk dosa besar sama halnya dengan meninggalkan sholat secara disengaja⁣⁣
⁣⁣
Yang boleh meninggalkan sholat⁣⁣
⁣⁣
- Wanita Haid⁣⁣
- Wanita Nifas⁣⁣
- Anak Kecil (belum baligh)⁣⁣
- Hilang ingatan, hilang kesadaran karena sakit (koma) atau gangguan jiwa tidak disengaja.⁣⁣
⁣⁣
Allah memberi kita waktu 24 JAM atau 1440 MENIT sehari semalam⁣⁣
⁣⁣
MASA SIH BUAT SHOLAT AJA GAK BISA ? HANYA 10 MENIT X 5 KALI = 50 MENIT⁣⁣
⁣⁣
50 menit dari 1440 menit⁣⁣
⁣⁣
Sungguh terlalu jika sampai meninggalkan shalat⁣⁣
⁣⁣
Sangking penting nya sholat 5 waktu Allah memberikan keringanan sebagai berikut:⁣⁣
⁣⁣
- boleh sholat sambil duduk ketika tak mampu berdiri karena sakit atau cacat fisik.⁣⁣
- boleh sholat sambil berbaring ketika tidak mampu dg duduk⁣⁣
- boleh dengan gerakan isyarat semampunya, ketika tidak mampu dg berbaring⁣⁣
- ketika berpergian boleh sholat di atas/di dalam kendaraan.⁣⁣
- adanya JAMAK dan QOSHOR⁣⁣
- ketika tidak ada air maka boleh bertayamum⁣⁣
- bisa ditayamumkan oleh oranglain jika tidak mampu sendiri.⁣⁣
- serta keringanan lainnya⁣⁣
⁣⁣
Semua keringanan itu ada karena SANGAT PENTING nya sholat 5 waktu agar jgn ditinggalkan.⁣⁣
⁣⁣
Untuk apa ada berbagai keringanan jikalau itu?⁣⁣
⁣⁣
Coba fikirkan, hayati dan fahami⁣⁣
Jangan pernah tinggalkan sholat meski satu kali.⁣⁣
⁣⁣
Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka Saqar ?” Mereka menjawab: “Kami dahulu meninggalkan sholat,"⁣⁣
(Qs.Al Mudatsir 74 : 42-43)⁣⁣
⁣⁣
“Barangsiapa meninggalkan shalat hingga terlewat waktunya, maka ia akan disiksa didalam neraka selama satu huqub, satu huqub sama dengan 80 tahun (Majalisul Abrar)⁣⁣
⁣⁣
Beda orang muslim dengan kafir adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Monday, July 20, 2020

Doa diselamatkan dari musibah

Saat kita melihat orang yang ditimpa bencana atau ujian, baik sakit atau kecelakaan, dan lain sebagainya, maka ada dua hal yang perlu kita lakukan. Pertama, mendoakan kebaikan untuk mereka yang tertimpa musibah. Kedua, bersyukur karena kita tidak ditimpa musibah tersebut. Kita ucapkan alhamdulillah dengan suara lirih. Jangan sampai terdengar oleh orang yang tertimpa musibah untuk menjaga perasaannya.

Kalau ada orang yang tertimpa musibah apa pun, sakit berat, sampai pada musibah dalam hal agama, maka kita baiknya mengamalkan doa berikut agar tidak tertimpa cobaan sepertinya.

Dari Ibnu ‘Umar, dari bapaknya ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa saja yang melihat yang lain tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِيْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً

‘Alhamdulillahilladzi ‘aafaani mimmab talaaka bihi, wa faddhalanii ‘ala katsiirin mimman khalaqa tafdhilaa’

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluk lainnya.

Kalau kalimat itu diucapkan, maka ia akan diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apa pun itu semasa ia hidup.” (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat di atas ada kalimat lanjutan,
Diriwayatkan dari Abu Ja’far bin ‘Ali bahwa ia berkata, “Jika ada yang melihat yang lainnya tertimpa musibah, maka memintalah perlindungan (pada Allah) darinya. Hendaklah ia mengucapkan bacaan tadi, namun jangan sampai didengar oleh orang yang tertimpa musibah.”

Sumber diringkas dari: rumaysho & bincangsyariah

Wednesday, July 15, 2020

Arti 45 tahun

Usia 45 tahun, artinya kurang lebih sudah melalui 539,999 bulan; atau 2346,43 minggu; atau 16425 hari; atau 394200 jam; atau 23668200 menit; atau 1420092000 detik. Tidak mampu menghitung apalagi mengatur berapa kali jantung ini berdetak memompa darah ke seluruh tubuh bahkan disaat aku tidur, tidak mampu menghitung berapa triliun sel yang gugur dan tumbuh berganti baru di dalam tubuh ini.
.
Syukur Alhamdulillah kupanjatkan, sejak dalam kandungan ibu, dilahirkan, hingga berpuluh tahun ini, Allah berikan kesempatan aku hidup, Allah telah berikan dan karuniakan nikmat kebaikan tak terhitung, tak terhingga, Allah berikan kesempatan bernafas dalam kenikmatan, Allah berikan limpahan rahmat yang begitu besar. Allah karuniakan hal-hal baik, Allah hadirkan situasi-situasi baik, Allah limpahkan rezeki yang baik halal banyak dan berkah, serta Allah hadirkan orang-orang baik disekelilingku. Allah hindarkan aku dari segala macam keburukan, marabahaya, dan bencana.
.
Tidak ada yang bisa menjamin dan tidak ada yang tahu, karena hanya Allah yang tahu sisa umurku ini, masih berapa detik lagi? berapa menit lagi?, berapa jam lagi?, berapa hari lagi?, berapa bulan lagi?, berapa tahun lagi?.
.
Semoga sisa usia ini Allah berikan sisa umur dalam ketaatan, diberikan nikmatnya hidup di jalanNya, Allah karuniakan kesabaran, kelancaran, perlindungan, penjagaan, kesehatan jiwa raga, kekuatan, keteguhan iman, ketaatan, kesejahteraan, keikhlasan, kebaikan, kesuksesan, keselamatan, keberuntungan, terbukanya pintu rizki yang berlimpah rizki halal berkah untuk mendukung ibadah, ilmu yang bermanfaat, tenteram hati dan tenteram keluarga, ridho Allah serta keberkahan hidup dari Allah
.
Ketakutan terbesarku adalah, masih banyak nikmat yang belum disyukuri, masih banyak dosa yang belum ditaubati, serta ketakutan bekalku belum cukup aku persiapkan untuk perjalanan abadi tak bertepi di akhirat nanti.
.
Berdoa memohon kepada Allah, semoga kelak dipenghujung hayatku kapan saja dipanggil untuk 'pulang', semoga diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah, memohon diberikan kesempatan taubat sebelum wafat, Allah berikan kemudahan lidah ku untuk mengucap kalimat tauhid Laa Ilahaa Ilallah sebelum wafat, dan memohon ditetapkan hati atas agama Islam.
.
Taufik Hidayat, Al Faqiir ilaa Rabbih


Monday, July 13, 2020

KESHALIHAN ORANG TUA, MODAL UNTUK MENDIDIK ANAK

Setiap orangtua mempunyai keinginan yang sama. Demikian juga dengan harapan dan keinginan yang sama yakni agar anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi anak shalih shalihah.
Tetapi sadarkah bahwa keshalihan dan ketakwaan diri orangtua adalah modal utama untuk meraih semua keberhasilan itu?
Akan sangat lucu sekali apabila orangtua mengharapkan anak-anaknya shalih shalihah dan bertakwa, sementara orangtua menjalani kehidupan dalam kubangan maksiat dan kelalaian
Keshalihan jiwa beserta perilaku orangtua mempunyai andil besar dalam membentuk keshalihan anak. Bahkan akan mendatangkan kebaikan bagi anak sejak di dunia hingga akhirat nanti
Kebaikan dan keshalihan orangtua bisa menjadi berkah tersendiri bagi sang anak, sebagai misal anak mendapat perlindungan dari orang lain atau keleluasaan rezeki dan kesehatan dari Allah Swt
Sebagai orangtua tentu masih ingat dan hafal kisah keshalihan seorang anak di dalam QS Al-Kahfi , yang diungkapkan dalam perjalanan spiritual Nabi Musa as dan Nabi Khidir as
Alkisah, Nabi Musa as bersama Nabi Khidir as yang melewati sebuah perkampungan. Keduanya lalu meminta penduduk supaya menyambut dan menjamu mereka, namun ditolak. Kemudian keduanya melihat bangunan yang hampir rubuh.
Tiba-tiba Nabi Khidir as memperbaiki dinding rumah itu hingga tegak kembali. Lalu Nabi Musa as berkata: “..Jika mau, kamu dapat meminta imbalan untuk itu.” (QS.Al-Kahfi [18]:77)
Mendapat ucapan Nabi Musa, lalu Nabi Khidir menjawab dengan lemah lembut:
“Adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu. Di bawah rumah itu tersimpan harta milik mereka berdua. Ayahnya pun seorang yang saleh. Tuhanmu menghendaki agar keduanya hidup sampai dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu…” (QS.Al –Kahfi [18]: 82)
Subhanallah...Demikianlah ayah bunda. Keshalihan seorang hamba (orangtua) akan mendatangkan rahmat Allah Ta'ala bagi keturunannya. --(by parentingislam)--

KESHALIHAN ORANG TUA MEMPENGARUHI KONDISI ANAK

Sebagaimana bisa jadi anak itu cenderung nakal karena kemaksiatan ayah-ibunya, demikian anak itu terjaga sholat dan ibadahnya, perilaku dan fisiknya karena keshalihan orang tuanya.
Oleh karena itu, orang tua yang baik dan sayang anak akan meningkatkan amal ibadah dan amal sholihnya setelah punya momongan.
Orang tua yang baik setelah punya momongan akan menambah bilangan sholat Dhuha, lebih disiplin mengerjakan sholat Tahajjudnya, tidak lagi pernah tertinggal sholat rawatib 12 rakaat, makin rajin bersedekah dst.
Diantara sebab anak nakal adalah karena jarang didoakan oleh ortu di akhir malam pada saat dan setelah sholat Tahajjud.
Ibadah dengan niat selain ridho Allah dan kenikmatan di akhirat itu diperbolehkan dengan syarat hal tersebut "hanya sekedar niat sampingan, bukan niat utama."
Semoga Allah jadikan anak keturunan kita semua anak keturunan yang membahagiakan orang tua karena ketaatan mereka kepada Allah dan rasul-Nya. Aamiin.

✍️ Ustadz Aris Munandar, SS, MPI

Sunday, July 12, 2020

TEMAN-TEMAN SEJATIMU INI AKAN MENEMANI HARI-HARI PANJANG DI KUBURMU

Baiklah...sekarang fokuskan dirimu, luangkan waktu sebentar saja, kita akan bermain dengan imajinasi. Bayangkanlah hal berikut ini....

Berapa banyak kenalan dalam daftar kontakmu sekarang ini? 800? 1000? 1500? Saya yakin banyak sekali. Sekarang coba kamu pilah lagi, dari sekian banyak kontak tadi, berapa orang yang kamu anggap temanmu? 400? 500? 600?, Ok sekarang kecilkan lagi, dari sekian banyak temanmu itu berapa orang yang benar-benar dekat denganmu? 100? 200? Semakin sedikit kan. Ok, fokus ya....Dari mereka yang dekat tadi, berapa orang yang kamu rasakan bersahabat karib? Hmmm..10? 20? Ini mungkin terlalu banyak. Ok anggaplah 10 orang. Bayangkan baik-baik. Tetap fokus....Dari sisa 10 orang tadi, berapa orang yang layak kamu anggap seperti saudara kandung yg bisa saling berbagi suka dan duka, rela berkorban jiwa dan raga, sehidup semati? ..ehmm...kamu terlalu lama berfikir. Ok anggaplah ada, 1 atau 2 mungkin masih masuk akal. Baik, rasakan..tiba-tiba malam ini dada kamu terasa sakit, sakit sekali, nafas terasa sulit, sesak. Tak lama kamu dijemput ambulan, sekarang kamu berada di ruang IGD rumah sakit. Bayangkan suasana ruangannya. Dari 2 orang yg tersisa tadi, siapakah diantaranya yang kamu fikirkan ada bersamamu? 

Saat ini kamu terbaring dengan alat bantu pernafasan dimulutmu, penglihatanmu samar. Kamu dipindahkan ke ruang perawatan. Ini harimu yg ketiga, tubuhmu lemah, tak mampu membersihkan diri sendiri, tak mampu menyuapi makananmu sendiri, dari tepian matamu keluar air mata penyesalan....

Adakah diantara 2 teman terbaikmu setia mendampingi? Dalam bayanganmu, adakah mereka di ruangan ini? Kamu berkata dalam hati, "Tidak ada, mereka tidak ada". Baiklah, ketepikan semua teman & sahabatmu itu, hilangkan mereka dari pikiranmu, tidak ada satupun dari mereka yg masuk sampai tahap ini. Sekarang hanya keluargamu. Bayangkan kamu sekarang sedang diurus oleh keluargamu. Ada ayah ibumu disana, adik kakakmu, suami/istrimu, mungkin anak-anakmu, semua mengelilingimu. Bayangkan wajah sedih dan khawatir mereka. Kamu benar-benar tak berdaya, tak dapat berkata-kata kpd mereka. Selang dan alat bantu medis dimana-mana. Dari sekian banyak keluargamu, siapa disana yang setia mengurusimu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak. Baik, rasakan saat ini tubuh kamu semakin lemah, tak berdaya dan berjuang menghadapi kesakitan, siapa yg anda harapkan berada didekatmu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak....?

Rasakan badanmu terasa dingin sekali, detak jantungmu berdebar, semakin dingin, menggigil...tiba-tiba kamu melihat sosok bayangan dipojok ruang tepat dibelakang keluargamu, hanya sosok itu yg tidak samar, sangat jelas sekali, ia menatapmu nanar. Sekilas ada suara-suara langkah dokter dan perawat berlarian menghampirimu, tapi kamu sdh tidak jelas lagi perkataan mereka, hanya samar-samar wajah keluargamu masih tergambar. Seketika sosok bayangan tadi sudah berada tepat diatas kepalamu, kamu merasakan takut yg luar biasa, tangannya menggapai tubuhmu, hingga ia menarik nyawamu, memisahkannya dari ragamu, kamu menyaksikan tiap jengkal rohmu keluar, karena kamu tahu bahwa setiap mereka yg mengalami sakaratul maut akan mengalaminya. Matamu terbelalak mengikuti arah rohmu yg ditarik keluar. 

Baik, bayangkan saat ini kamu sudah tidak ada. Kamu sudah meninggal dunia, kamu kini sudah berubah menjadi jenazah. Tibalah waktunya tubuhmu dimandikan, siapa yg kamu harapkan memandikan jenazahmu? Ayah/ibu, suami/istri, anak-anak....?

Yakinkah kamu mereka tidak melimpahkannya kepada amil jenazah? Saya berharap tidak demikian. Sampai tahap ini mereka ada di dekatmu. Setelah kamu dimandikan, dikafankan, disholatkan, lalu keluargamu mengantarkanmu ke pemakaman? Keluargamu masih ada sampai tahap ini. Terlihat beberapa teman-temanmu ada dalam barisan para pengantar, tapi wajah mereka biasa-biasa saja, bahkan mereka seperti asik mengobrol dan sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Sampailah saatnya kamu dimasukkan ke dalam liang kubur, lalu kamu ditimbun tanah. Adakah keluarga atau temanmu yg bersedia tinggal utk dikubur bersamamu di dalam tanah? Kamu pasti berkata, "pertanyaan macam apa ini. Manalah ada orang yang mau dikubur bersama jenazah". Berarti kamu sadar sepenuhnya, bahwa kamu akan tinggal sendiri di dalam lubang kubur yang gelap, sempit, sunyi dan penuh dengan binatang tanah. Bayangkan keadaan yg amat menakutkan dan mengerikan di dalam, karena kamu tahu apa yang selanjutnya akan terjadi sebentar lagi..ya malaikat yg amat sangat seram, kejam & bengis akan menanyaimu. Merekalah Munkar dan Nakir.

Tapi tahukah kamu, sebenarnya kamu tidak harus sendiri di dalam kubur menghadapi para malaikat itu. Kamu bisa membawa teman-teman karibmu, sahabat-sahabat setiamu dan keluarga terbaikmu.

Mereka dgn ikhlas menemani dan menghiburmu dalam kubur agar kau senang, mereka akan membawakan cahaya agar kuburmu terang, menyiapkan halaman penuh bunga agar kuburmu lapang, memakaikan pakaian sutra agar badanmu nyaman, menghamparkan kasur hangat dan dipan berwangikan kasturi utk kau tidur dengan nyenyak dan tenang, mereka akan membantumu menghadapi segala kemungkinan agar kau menang.

Mereka adalah.....
5 TEMAN YANG SANGAT RUPAWAN
Pakaiannya sangatlah indah, baunya sangatlah harum. Mereka bernama si Sholat, si Zakat, si Puasa, si Amal Sholeh dan si Al-Qur'an. 

Ya, mereka benar-benar akan menjelma menjadi sosok rupawan nan menawan yg selalu menemani dan menjagamu dalam kubur. Merekalah teman, sahabat dan keluarga sejatimu.

Bagi orang yang beriman dan ta'at, di dalam kubur nanti, si SHOLAT akan berjaga dari adzab dibagian kepala, si ZAKAT akan berjaga dari adzab disisi kanan, si PUASA akan berjaga dari adzab disisi kiri, si AMAL SHOLEH lainnya akan berjaga dari adzab disisi kedua kaki, dan si AL-QUR'AN akan memeluk berjaga dari adzab pada seluruh tubuh.

Apakah semua teman-teman ini terpikir olehmu saat ini....?? Atau selama ini kamu sudah berteman tetapi hanya sekedarnya saja, bahkan mungkin lebih sering kamu abaikan. Tidakkah kamu berfikir lagi, siapa teman-teman sejatimu yg sesungguhnya. Ataukah masih saja kamu sibuk dengan teman-teman duniawi yang tidak akan perduli denganmu saat kamu menghadapi sakaratul maut, teman-teman yang langsung kembali pada kehebohan dan kesenangan duniawi sesaat setelah acara penguburanmu. 

Rasulullah ﷺ bersabda,

فَيُؤْتَى مِنْ عِنْدَ رَأْسِهِ ، فَتَقُولُ الصَّلاةُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ

Kemudian didatangkan malaikat dari arah kepalanya utk menyiksa, maka sholat berkata "Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)"

فَيُؤْتَى مِنْ عَنْدَ يَمِينِهِ ، فَتَقُولُ الزَّكَاةُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ

Kemudian didatangkan malaikat dari arah kanannya utk menyiksa maka zakat berkata "Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)"

فَيُؤْتَى عَنْ يَسَارِهِ ، فَيَقُولُ الصِّيَامُ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ

Kemudian didatangkan malaikat dari arah kirinya utk menyiksa maka puasa berkata "Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)"

فَيُؤْتَى مِنْ عِنْدِ رِجْلَيْهِ ، فَيَقُولُ : فِعْلُ الْخَيْرَاتِ مِنَ الصَّدَقَةِ وَالصِّلَةِ وَالْمَعْرُوفِ وَالإِحْسَانِ إِلَى النَّاسِ : مَا قِبَلِي مَدْخَلٌ

Kemudian didatangkan malaikat dari arah kakinya utk menyiksa, maka amal sholeh, segala sunnah, dan segala perbuatan ma’ruf, berkata, "Tidak ada jalan dari arahku (untukmu)"

(HR. Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad dari riwayat Al-Bara’ ibn ‘Azib & Himpunan Fadhilah Amal:609)

Dalam hadist lain dikatakan juga bahwa Al-Qur'an akan menjelma menjadi "seseorang" pria tampan yg selalu menjaga kita, memeluk kita, melindungi kita. Ia akan datang saat tubuh kita mulai dikafankan hinggalah ke alam barzah dan hari kebangkitan. Al-Qur'an akan memperkenalkan dirinya pada si mayit sehingga ia merasa tenang dan tidak ketakutan di alam kubur. Sosok Al-Qur'an tak mau melepaskan diri dan tak mau dipisahkan dengan kita hingga Allah memasukkan kita ke dalam syurga.
(Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah)

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah ﷺ bersabda,

"Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat selain daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.”
(Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya)

Semua rentetan di atas tiba-tiba bergerak kembali kebelakang, jarum jam berputar berlawanan arah dgn cepat, waktu kembali mundur. Kamu skrg kembali lagi pada saat sebelum merasakan sesak nafas. Kamu diberi kesempatan. Sakarang hanya tinggal memilih teman-teman sejatimu.

Putuskanlah siapa yang akan menjadi temanmu, lakukan skrg juga, karena bisa saja peristiwa yg kamu imajinasikan tadi terjadi tidak lama setelah kamu membaca tulisan ini.

Oleh: Abu Shafaa Al-Ichwan
hikmah@al-ichwan
@ittibasunnah
_____________________

KALAU MAU ANAK HEBAT, ORANGTUA HARUS BERUBAH!

Tamparan keras buat ortu yg bentar2 jenguk anak yg udah kuliah, anter jemput anak, ngatur berlebihan.... 

By : Rhenald Kasali

Saya sebenarnya sangat tertarik pada cerita dosen Unair yang sayang saya tak tahu namanya. Di beberapa WhatsApp saya baca rekaman momen yang dia catat saat menerima seorang siswa SLB yang mencari alamat. Dari Jogja, anak SLB itu ditugaskan gurunya mencari alamat di Surabaya.

Itulah penentuan kelulusannya. Dosen tadi merekam momen itu yang menyebabkan kebahagiaan si siswa. Sewaktu didalami, pak dosen mencatat, anak itu tak boleh diantar, tak boleh pakai taksi atau becak. Harus cari sendiri walau boleh bertanya. Ya, seorang diri.

Saya pikir di situ ada tiga orang hebat. Pertama adalah gurunya yang punya ide dan berani ambil risiko. Bayangkan, ini siswa SLB dan kalau dia hilang, habislah karir pak/bu guru itu. Apalagi kalau dia anak pejabat atau orang berduit. Kata orang Jakarta, ’’bisa mampus’’. Saya sendiri yang menugaskan mahasiswa satu orang satu negara pernah mengalami hal tersebut.

Kedua, orang tua yang rela melepas anaknya belajar dari alam. Ya, belajar itu berarti menghadapi realitas, bertemu dengan aneka kesulitan, mengambil keputusan, dan berhitung soal hidup, bukan matematika imajiner. Belajar itu bukan cuma memindahkan isi buku ke kertas, melainkan menguji kebenaran dan menghadapi aneka ketidakpastian.

Orang tua yang berani melepas anak-anaknya dan tidak mengganggu proses alam mengajak anak-anaknya bermain adalah orang tua yang hebat. Memercayai kehebatan anak merupakan awal kehebatan itu sendiri.

Ketiga, tentu saja si anak yang bergairah mengeksplorasi dan ’’membaca’’ alam. Anak-anak yang hebat adalah anak-anak yang berani keluar dari cangkangnya. Keluar dari rahim, dari selimut rasa nyaman, tidak lagi dibedong, digendong, atau dituntun. Berjalan di atas kaki dan memakai otaknya sendiri.

*Otak Orang Tua*

Tetapi, yang terjadi selanjutnya adalah sebuah tragedi. Semakin kaya dan berkuasa, orang tua semakin ’’menguasai’’ anak-anaknya. Pasangan diatur dan dipilih orang tua, jurusan dan mata kuliah, bahkan siapa dosennya, lalu juga di mana bekerja. Ini sungguh sebuah kelas menengah yang sudah kelewatan.

Bahkan, begitu bekerja, kita menemukan sosok-sosok yang, maaf, ’’agak bodoh’’. Katanya lulusan universitas terkenal, IPK tinggi, tetapi sama sekali tidak bisa mengambil keputusan. Dan di antara teman-temannya, mereka dikenal sebagai sosok yang tidak asyik, sulit ’’linkage’’ atau mingle dengan yang lain.

Setelah tinggal di mes, teman-temannya baru tahu. Ternyata, beberapa hari sekali ’’mami’’-nya menelepon dan nangis-nangis karena merasa kehilangan. Nasihat ’’mami’’ banyak sekali dan si anak terlihat takut. Disuruh nego soal gaji, dia pun nego, padahal kerja baru seminggu dan belum menunjukkan prestasi apa-apa. Begitu disuruh mami pulang, pulanglah dia tanpa izin dari kantor.

Anak saya sendiri sejak SMP sudah dididik mandiri. Maka saat di SMA, dia sudah tidak sulit mengambil keputusan. Bahkan saat kuliah di negeri seberang, dengan cepat dia bisa memilih tempat tinggalnya. Sedangkan anak seorang pegusaha butuh dua bulan. Waktu saya tanya mengapa, dia jelaskan bahwa setiap kali anaknya dapat rumah, ibunya menganulir.

Saya bayangkan betapa rumitnya pesta pernikahan anak-anak yang orang tuanya seperti itu. Tanpa disadari, mereka membuat otak anak-anaknya kosong, terbelenggu, tak terlatih. Semua itu adalah otak orang tua, bukan otak anaknya.

Namun, ketika kolom tentang dagelan orang tua saya tulis beberapa hari lalu itu beredar luas lewat media sosial, saya punya kesempatan untuk ’’membaca’’.

Mayoritas pembaca tertampar ketika dikatakan bahwa anak-anaknya hebat, tetapi telah merusaknya dengan memberikan pengawalan ’’superekstra’’. Namun, saya juga menemui orang tua yang bebal, yang mengancam saya harus diperiksa KPAI karena mereka menganggap anaknya yang sudah mahasiswa masih ’’di bawah umur’’.

Bahkan, ketika saya katakan, ’’Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI’’, mereka protes dengan dalih KBRI itu dibiayai negara, untuk melindungi anak-anak mereka. Ada juga yang sangat takut anaknya kesasar, jadi korban perdagangan manusia, diperkosa, dan seterusnya.

Terus terang, mereka itulah yang seharusnya berubah. Takut berlebihan bisa membuat anak-anak ’’lumpuh’’ dan bermental penumpang. Anak-anak itu merasa akan selalu pintar kalau di sekolah juara kelas. Padahal, pintar di sekolah tidak berarti pintar dalam hidup.

Kalau memang lokasi kunjungannya berbahaya, tentu bisa dipelajari. Anak-anak kita, khususnya mahasiswa (bahkan kelas 2–3 SMA), bisa diajak membaca lingkungan. Orang tua bisa memberikan advis, bukan mengambil keputusan.

Tetapi, harus saya katakan, melatih anak-anak berpikir dan mengambil keputusan sedari muda amatlah penting. Sepenting membangun pertahanan dan keamanan negara, kita butuh penerus yang cerdas dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Sebab, itulah situasi yang dihadapi anak kita kelak pada abad ke-21 ini.

Saya juga dapat pesan dari guru besar perempuan UI yang disegani dan dari bupati Trenggalek. Dari guru besar UI, saya mendapat cerita bagaimana pada usia SMP dia sudah ditugaskan ayahnya menyusul sendiri ke Padang. Di sana, ayahnya yang tentara mendapat tugas baru. Dia pun harus mencari sekolah sendiri dan mendaftar sendiri.

Lalu, ketika setahun tinggal di sana, ayahnya ditugaskan panglima untuk tugas belajar ke Amerika Serikat. Tinggallah si anak harus merajut hidup dengan bekal seadanya di kota yang belum dia kenal. Tetapi, hasilnya, dia menjadi pemikir yang dikenal kaya dengan empati, bukan tipe manusia berwacana.

Sementara itu, dari Bupati Trenggalek Emil Dardak, saya mendapat proof bahwa apa yang dididik orang tua pada masa kecilnya amat bermanfaat untuk mengantarnya ke tugas hari ini. Ayahnya, Hermanto Dardak, mantan wakil menteri PU, sering mengajak Emil ke luar negeri kalau ada undangan seminar. Sesampai di kota itu, Emil ditugaskan jalan-jalan sendiri mengenal kota.

Emil menulis melalui WA ke saya, ’’Saya beruntung punya orang tua yang kuat jantung dan beri kesempatan untuk membangun masa depan yang saya mampu jalani, meski berisiko.’’ Anda tahu, bupati muda ini meraih gelar doktor dari Jepang pada usia 22 tahun.

Perjalanan hari ini membentuk anak-anak kita pada hari esok. Saya harap orang tua kelas menengah siap berubah. Janganlah khawatir berlebihan. Berikanlah kepercayaan dan tantangan agar mereka sukses seperti Anda. Sebab, rumput sekalipun, kalau tak tembus matahari, akan berubah menjadi tanah yang gundul.

--Rhenald Kasali

sumber:
http://www.jawapos.com/read/2016/07/05/37894/kalau-mau-anak-hebat-
Sayang kalau ga dibagi2 soalnya bagus..


PENELITIAN PENGARUH MEMBACA AL QURAN

Subhanallah, sungguh menakjubkan! Manfaat Membaca Alquran

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yg panjang di Klinik Besar Florida, USA, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis penurunan depresi dan kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit, yang merupakan pengaruh umum yg dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah detak jantung, ketahanan otot dan kulit terhadap aliran listrik

Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit

Kesimpulan hasil uji coba tsb diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yg dipublikasikan Universitas Boston. 
Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yg terdiri dari 3 pria dan 2 wanita.

Kelima orang tsb sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yg akan diperdengarkannya adalah Al-Qur'an.

Penelitian yg dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur'an dgn tartil dan membacakan bahasa Arab yg bukan dari Al Qur'an.

Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Quran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yg bukan dari Al-Qur'an.
Al-Qur'an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kpd bayi. Hal tsb diungkapkan Dr Nurhayati dari Malaysia dlm Seminar Konseling dan

Psikoterapi Islam di Malaysia pada thn 1997 Menurut penelitiannya, bayi yg berusia 48 jam yg diperdengarkan ayat-ayat AlQuran dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yg besar, kita memiliki Al-Quran. Selain menjadi ibadah dlm membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita.

Jika mendengarkan dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur'an juga memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ)
@mozaik islam

"TAREKAT" GONTOR

Apakah Pondok Modern Gontor tidak berthoriqoh? (ini jawabannya)

Assalamualaikum... 

Tanda petik yang mengapit kata tarekat di atas dimaksudkan untuk memberi makna khusus, bukan makna tarekat pada umumnya yang mengacu kepada sistem keorganisasian tasawuf 'amali abad ke 12M atau 13M yang berupaya melestarikan ajaran-ajaran sufi besar, melainkan menunjuk kepada aspek spiritual kehidupan santri (al-hayatu-r-ruhiyah) di Gontor dalam mendekatkan diri kepada Tuhan (at-taqarrub ila-llah). Hal ini karena Gontor memang tidak berafiliasi ke suatu model tarekat manapun seperti Qadiriyah, Naqsabandiyah, Rifa'iyah, Tijaniyah, dsb. Gontor juga secara kelembagaan tidak pernah mengidentifikasi diri sebagai suatu organisasi tarekat lokal yang independen, misalnya dengan nama ath-thariqah al-gontoriyah, atau yang dinisbahkan kepada personal pendiri Gontor, misalnya dengan nama ath-thariqah as-sahaliyah, az-zarkasyiyah, atau al-fannaniyah. Hal ini bukan berarti di Gontor tidak ada kehidupan ruhiyah; justru sebaliknya, Gontor sangat kental dengan nilai-nilai ruhiyah yang menjiwai setiap gerak aktivitas ragawi santri.

Kehidupan ruhiyah dalam hal ini adalah gerak, tumbuh dan berkembangnya akal budi dan perasaan relijiusitas dalam lubuk hati (qalb) para santri sebagaimana yang digambarkan dalam dinamika al-ahwal dalam tasawwuf, seperti perasaan khauf, 'takut akan kemurkaan (ghadhab) Sang Khaliq akibat dari segala perbuatan ma'shiyat'; raja', 'penuh harap akan ridha dan rahmat Allah'; tawadhu', 'merendahkan diri dengan penuh hormat di hadapan Allah Yang Rahman Rahim'; syukr, 'rasa terima kasih sedalam-dalamnya yang tumbuh dari keyakinan adanya ni'mat Allah yang dianugerahkan kepadanya. "Wa in ta'uddu ni'matallahi la tuhshuha, QS Ibrahim: 34, jika kamu sekalian menghitung-hitung nikmat Allah, tidaklah akan mampu menghinggakannya".

Wujud al-hayatu-r-ruhiyah di Gontor dapat kita kenali saat kita memasuki masjid jami' Gontor pada tengah malam sampai menjelang fajar: saat kita turut meresapi khusyu'-nya santri yang tengah berdzikr pada malam itu, melaksanakan shalat tahajjud, mewiridkan kalimat thayyibah, berdoa, bermunajat. Tidak ada suara pada malam itu kecuali suara-suara serangga dan wirid-wirid para santri yang amat pelan, lembut, atau bahkan tak terdengar sama sekali. Kiranya inilah dzikr khafi atau dzikr qalbi. Sesekali terdengar suara isak tangis di kesunyian malam menyesali kebodohannya (atau keangkuhannya) yang telah mengkoleksi ma'shiyat. Ia mengharapkan ampunan dosa, mendambakan keselamatan beragama, memohon tuntunan Ilahi ke jalan yang benar dan terhidar dari duri-duri kehidupan. Nuansanya emosional, amat sangat emosional, namun ni'mat, teramat ni'mat. Itulah "pertemuan" (al-liqa') antara seorang hamba yang faqir dengan Rabb-nya, yang selalu didambakan. Ia pun amat merindukan ('isyq) bertemu dengan-Nya pada "hari" berikutnya. Nuansa ruhiyah yang indah ini terdapat juga di masjid 'athiq, tempat shalat berjamaah santri Gontor sebelum angkatan 80-an; atau di atas gedung Saudi yang berupa cor beton itu, dengan diterangi bintang-bintang atau rembulan di langit. Di pojok sana ada juga yang menyalakan lampu kecil untuk sekedar menyinari lembaran Qur'an yang dibacanya dengan suara lirih diterpa sepoi angin malam. Nuansa ruhiyah di tengah sejuknya malam itu dapat juga ada di ruang-ruang kelas, di dalam atau di teras asrama. Semuanya menentramkan jiwa: "ala bi dzikrillahi tathmainnul qulub, QS. Ar-Ra'd:28". Hatinya damai, jiwanya tentram, merasakan kedekatan dengan Sang Khaliq.

Harus diakui bahwa fenomena kehidupan ruhiyah seperti di atas di kalangan santri memang fluktuatif: terkadang naik terkadang turun intensitas dan kuantitasnya. Disamping itu, kehidupan ruhiyah pada waktu siang terkadang luput dari pantauan karena terhalang oleh hiruk-pikuk kegiatan fisik. Ini mengesankan bahwa kehidupan ruhiyah, khususnya kekhusyu'an shalat berjamaah, sering mengalami suatu kendala, sebagaimana yang dilaporkan oleh Yudi Latif (Mizan:1990) dan Nasrullah ZM (MG:2003). Namun, sesungguhnya secara umum ia masih sangat kental jika dirasakan dengan cara hidup di tengah mereka (dibaca dengan pendekatan interaksi simbol-simbol). Banyak bukti yang menunjukkan hal itu. Meskipun demikian, seiring dengan tumbuhnya kesadaran beribadah, belajar dan berorganisasi di kalangan santri perlu adanya peninjauan atau perbaikan sistem pengorganisasian secara terus menerus lewat musyawarah kerja organisasi santri untuk lebih mengkondisikan nuansa ruhiyah yang lebih khusyu'.

Kehidupan ruhiyah di kalangan santri Gontor memang bukanlah tarekat. Akan tetapi, mungkin, kita dapat memperhatikan lebih jauh apa persamaan dan perbedaan antara keduanya, sehingga tampak jelas mana yang khas al-hayatu-r-ruhiyah Gontor. Pertama-tama, terdapat keyakinan kuat baik dalam tarekat maupun Gontor bahwa essensi (al-jauhar) manusia adalah ruh, 'jiwanya', bukan badannya. Lebih jauh, Gontor telah menkristalkannya menjadi Panca Jiwa: Ruh keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah islamiyah, dan bebas. Inilah ajaran ruhiyah Gontor yang mendasari setiap perjuangan kependidikannya. Adapun inti seluruh ajaran ruhiyah ini tidak lain adalah ruh keikhlasan, yang secara harfiyah berarti bersih, murni (tanpa campuran), mengacu kepada makna memurnikan hanya karena Allah segala amal perbuatan. Barangkali ini paralel dengan konsep tauhid uluhiyah yang dikemukakan Syaikh Ahmad Ibn Taimiyah, "ifradullah ta'ala bi af'ali-l-'ibad". Ajaran ruhiyah Gontor yang lain terdapat dalam untaian mahfudzhat.

Ajaran ruhiyah Gontor tidak mengenal maqamat (station) sebagaimana yang ada pada ajaran tasawwuf dalam bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah. Meskipun demikian, Gontor setuju dengan konsep mardhatillah (maqam tertinggi dalam tasawwuf sunni) seperti yang dilantunkan dalam "Mars Darussalam" dan menolak konsep "manunggaling kawula-Gusti" (wihdatu-l-wujud atau hulul).

Selanjutnya, secara institusional tarekat dan pesantren memang berbeda. Tarekat (thariqah) mengacu baik kepada sistem latihan meditasi (khalwat) maupun amalan (seperti wird, dzikr, do'a) yang dihubungkan dengan sederetan guru sufi dan organisasi tasawuf amali yang khas ini. Adapun Gontor, mengkonsepsikan dirinya sebagai pesantren: suatu lembaga pendidikan Islam berasrama khas Indonesia yang kyai sebagai sentral figurnya, masjid sebagai pusat kegiatannya dan yang menjiwainya.

Dalam tarekat ada syaikh, 'guru sufi' (al-mursyid) yang peranan dan fungsinya lebih tasawwuf-oriented; di pesantren ada kyai yang peranan dan fungsinya lebih fiqh-oriented. Namun, seiring dengan pergeseran zaman, kini keduanya tidak lagi dipersepsi atau tidak mengklaim diri sebagai manusia "suci" yang nyaris tak bersentuhan dengan urusan dunia. Dalam mengelola institusi masing-masing, misalnya, kini mereka mulai memanfaatkan sistem menejemen, bahkan mungkin dengan standard modern. Aktivitas mereka pun tidak lagi terbatas pada aktivitas pengajian atau ritual-religi secara konvensional. Sebagian mereka, bahkan, berperan menjadi wakil rakyat duduk di DPR, atau memimpin organisasi sosial keagamaan, dan bermain di pentas nasional atau bahkan internasional.

Dalam dunia tarekat, juga di Gontor, ada istilah suluk meskipun pada tataran praksis keduanya berbeda. Suluk dalam tarekat berarti "menempuh jalan spiritual", yaitu lazimnya dengan cara berkhalwat dan berdzikr, 'melafadzkan berbagai wird', yang biasanya dilaksanakan selama sepuluh sampai dua puluh hari. Selama melakukan khalwat itu hanya sedikit sekali ia makan dan minum; hampir seluruh waktunya digunakan untuk berdzikr. Berkhalwat selain di rumah suluk milik syaikh, dapat juga dilakukan di gua-gua atau makam-makam waliyullah. Akan tetapi kini berkhalwat mengambil tempat di gedung-gedung atau hotel-hotel mewah, dengan bimbingan al-mursyid. Itulah ar-riyadhah ar-ruhiyah. Di Gontor, praktek suluk sebagai ar-riyadhah ar-ruhiyah dengan cara ber-khalwat semacam itu tidak ada. Yang dilakukan di Gontor selain berdzikr secara individual, ada juga dzikr yang dilakukan secara kolektif (jama'i), seperti melantunkan syi'r "ilahi lastu li-l-firdausi ahla…" dst (karya Abi Nuwwas) menjelang shalat berjamaah dan membaca wird dan do'a seusainya. Ada juga anjuran yang kuat (wajib tarbawi) untuk melaksanakan puasa 'arafah, yaitu 1 atau 2 hari sebelum jatuhnya 'idul adhha.

Disamping itu, sesungguhnya suluk dalam istilah Gontor bukan hanya menunjuk kepada mu'amalah ma'allah tapi juga meliputi mua'amalah ma'annas, yakni etika hidup bersama (al-mu'syarah) dengan para kyai, guru, pengurus pesantren, juga dengan kawan senior, sebaya atau yang lebih yunior. Nilai as-suluk merupakan bagian penting dari, dan ditulis dalam, lembaran raport prestasi akademik setiap santri, bersama nilai al-muwadzhabah, 'kerajinan' dan an-nadzhafah, 'kebersihan'. Ada kuantifikasi pada nilai as-suluk, juga pada al-muwadzhabah dan an-nadzhafah, yakni ditulis angka 8 untuk menunjukkan kulitas baik sekali; dan 7 untuk kualitas baik; sedangkan yang mununjukkan kualitas sedang, kurang dan kurang sekali tidak ditulis di lembaran raport itu karena dapat dipastikan pemiliknya sudah meninggalkan Gontor.

Istilah ikhwan dalam dunia tarekat, yang merupakan panggilan kepada sesama kawan seorganisasi, ternyata di Gontor juga ada ya akhi untuk panggilan kepada santri putra dan ya ukhti untuk panggilan santri putri. Namun, hal yang khas dalam dunia persaudaraan santri Gontor dan barangkali berbeda dengan dunia persaudaraan tarekat, yaitu bahwa kehidupan santri Gontor diorganisir oleh mereka sendiri, lengkap dengan musyawarah kerja hingga laporan pertanggungjawaban dan serah terima jabatan organisasi, sehingga membentuk suatu student government dengan kesadaran membentuk diri menjadi "manusia ideal", yakni sosok manusia mukmin, muslim, muhsin, berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berfikiran bebas, dan berkhidmat kepada masyarakat. Selain itu, semua santri Gontor belajar bahasa Arab sehingga memungkinkan mereka untuk mengakses makna dibalik apa yang mereka lafadz-kan itu. Kemampuan mengakses makna 'Arabiyah juga ternyata menjadikan kehidupan ruhiyah di Gontor terhindar dari sikap kultisme yang hampir mensucikan sesama manusia. Di Gontor, sikap rasional dapat hidup melengkapi kehidupan ruhiyah yang intuitif itu. Wallahu a'lam bi-sh-shawab

Sumber :fb Farizuck Al-Fariz


Saturday, July 11, 2020

BANYAK YANG TIDAK LULUS DENGAN UJIAN KEKAYAAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa ujian itu bisa berupa kebaikan dan keburukan, bisa berupa kekayaan dan kemiskinan. Sebagaimana firman Allah,

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/fitinah.” (Al-Anbiyaa: 35)

Ternyata banyak yg tidak lulus dengan ujian yang diberikan berupa kekayaan. Buktinya adalah MAYORITAS PENDUDUK SURGA ADALAH ORANG MISKIN. Berarti banyak orang kaya yg tidak lulus ujian kekayaan & orang miskin banyak yg lulus. Orang kaya juga banyak yg tertahan (lama hisabnya) untuk masuk surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِيْنُ وَأَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوْسُوْنَ، غَيْرَ أَنَّ أَصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ، وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ.

“Saya pernah berdiri di pintu surga, ternyata umumnya orang yang memasukinya adalah orang miskin. Sementara orang kaya tertahan dulu (masuk surga). Hanya saja, penduduk neraka sudah dimasukkan ke dalam neraka.” (HR Bukhari Muslim)

Mengapa demikian? Karena orang kaya merasa cukup dengan hartanya sehingga kurang merasa butuh Allah apalagi ditambah dengan kesombongan akan hartanya. Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan hadits ini,

والغني يرى أنه مستغن بماله ، فهو أقل تعبداً من الفقير

“Orang kaya merasa dirinya sudah cukup dengan hartanya shg mereka sedikit beribadah dibandingkan orang miskin.” (Riyadush shalihin)

Inilah maksud Ayat bahwa manusia akan melampui batas ketika merasa berkecukupan dengan hartanya.

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al ‘Alaq: 6-8).

Apakah tidak boleh Kaya? Tentu tidak, bahkan jika memang ia bisa menjadi kaya, maka jadilah orang kaya & tidak lupa gunakan kekayaan itu untuk membantu agama Allah dan menolong sesama manusia. Yang perlu diingat:

“Semakin kaya semakin dermawan, bukan semakin meningkatkan gaya hidup”

FILOSOFI ELANG Transformasi atau Mati

Seekor elang mampu hidup hingga usia 70 tahun. Tua banget kan? Tapi usia itu tidak dicapai dengan mudah lho. Ada cerita unik di balik usia panjang sang elang.
_
Pernahkah kalian mendengar istilah life begins at 40? Pepatah itu mengacu pada fase regenerasi elang. Jadi, ketika elang mencapai usia 40 tahun, sebenarnya fisik luar elang sudah mulai mengalami penuaan. Paruh elang mulai memanjang dan bengkok hingga mengenai dadanya. Bulu-bulu di sekujur tubuhnya juga tumbuh lebat dan menjadi semakin berat. Kondisi fisik elang ini otomatis membuatnya sulit untuk terbang dan berburu.

Ketika elang mengalami kondisi tersebut, elang akan berusaha terbang ke tempat tertinggi yang bisa ia capai. Elang akan berdiam diri di sarangnya selama 150 hari. Bukan sekedar mengasingkan diri! Elang harus meregenerasi tubuhnya sendiri. Pilihannya adalah tersiksa atau mati.

Elang akan mulai menghantam-hantamkan paruhnya ke bebatuan hingga paruhnya terlepas sepenuhnya. Selanjutnya, elang akan menunggu hingga paruh barunya tumbuh dengan sendirinya. Paruh barunya yang tajam akan ia gunakan untuk mulai mencabut cakar-cakarnya hingga terlepas sepenuhnya. Disusul juga dengan pencabutan seluruh bulu dari tubuhnya. Elang kemudian akan menunggu hingga cakar dan bulunya kembali tumbuh dengan yang baru. Setelah habis masa regenerasi selama 150 hari, elang akan siap kembali menjalani sisa 30 tahun kehidupannya dengan energi dan kekuatan yang terbarukan.

Filosofinya adalah bahwa untuk mencapai suatu impian besar dalam hidup, kita memang perlu berkorban. Pencapaian dalam hidup kita juga pasti memiliki fase-fase yang sulit dan menyakitkan bagi diri kita. Tapi percayalah, layaknya elang, setelah kesulitan akan ada kemudahan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Filosofi elang, berubah untuk masa depan yg lebih panjang..

Thursday, July 2, 2020

MEMPRAKTIKKAN “BAROKATOLOGI” ALA GONTOR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Oleh Akbar Zainudin, Alumnus Gontor 1991, Penulis Man Jadda Wajada

Istilah "BAROKATOLOGI" sering diungkapkan K.H. Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Ilmu Keberkahan. Pesantren memang penuh dengan keberkahan. Karena itulah kita sering mendengar istilah "ngalap (mencari, mengambil) berkah dari pondok, ngalap berkah dari Kiai. 

Keberkahan itu dalam berbagai istilah sering disebut sebagai "ziyadatul khair", pertambahan kebaikan. Satu kebaikan karena keberkahan yang ditimbulkan akhirnya menambah kebaikan-kebaikan lain, bahkan sering yang tidak terduga-duga. 

Keberkahan hidup memang istilah yang tidak mudah dipahami, karena seringkali di luar batas nalar manusia. Logika yang digunakan bukan lagi logika manusia, tetapi ada kepercayaan penuh bahwa Allah akan selalu ikut bersama setiap apapun yang kita lakukan. 

Banyak contoh keberkahan hidup. Ada santri yang tugasnya setiap hari menjadi sekretaris Kiai. Tugasnya menyeluruh; membuat jadwal, mengatur perjalanan, menyiapkan berbagai keperluan Kiai, bahkan seringkali menyupiri Kiai pada saat bepergian. Melayani keperluan Kiai mungkin bisa dilihat sebagai hal sepele. Ternyata, berkahnya luar biasa. Keluar pondok, berhasil mengembangkan ilmu dan kemampuannya sehingga berhasil di masyarakat. Berkah kiai. Berkah Pondok.

Guru di Pondok Modern Gontor itu multifungsi, selain mengajar, tugasnya adalah kuliah dan membantu pimpinan pondok. Berbeda dengan mahasiswa di luar yang murni belajar, para guru ini mengerjakan banyak sekali tugas di luar belajar. Tetapi mengapa mereka mampu untuk terus belajar, bahkan berprestasi dalam berbagai bidang? Jawabannya adalah karena berkah pondok. 

Ada orang yang pada saat nyantri, biasa-biasa saja. Tidak masuk dalam kepengurusan organisasi santri. Namun ia ikhlas belajar dengan tekun sampai lulus. Potensinya berkembang pesat setelah keluar dari pesantren. Mengapa bisa begitu? Keberkahan pondok. 

Ada walisantri yang kehidupannya berubah menjadi baik setelah anaknya masuk pondok. Padahal sebenarnya apa yang dilakukannya tidak berbeda dengan sebelumnya. Apa yang terjadi? Keberkahan pondok. 

Ada pengusaha kuliner yang setiap hari Jum'at menggratiskan makanannya bagi kalangan tidak mampu. Apakah usahanya rugi? Ternyata tidak. Itu karena keberkahan. 

Ada pengusaha yang memberikan 10% keuntungannya untuk orang yang tidak mampu. Sulit menghitung bagaimana dengan memberi itu ternyata menambah keuntungannya berkali-kali lipat dibandingkan sebelumnya. Semua terjadi karena apa? Keberkahan hidup. 

BAGAIMANA AGAR KEBERKAHAN ITU SELALU ADA?

Keberkahan itu ternyata banyak ragam dan bentuknya. Banyak pula cara untuk meraihnya.Nah, sekarang ini kita hidup di luar pesantren. Bagaimana agar keberkahan itu bisa selalu kita dapatkan dalam kehidupan kita sehari-hari? 

Setidaknya, beberapa hal saya pelajari dalam ilmu "barokatologi" ala Gontor ini. Prinsip-prinsip keberkahan hidup itu di antaranya adalah: 

PERTAMA, keberkahan itu ada pada saat kita bergerak, berbuat. Pondok Modern Gontor mengajarkan bahwa kita harus selalu bergerak, karena dalam pergerakan itulah terdapat keberkahan. Maka setiap hari di Gontor ada kegiatan. Tidak ada ceritanya ada hari kosong di Pondok. Istilah pondoknya adalah, "al-ma'had laa yanaamu abadan" (pondok tidak pernah tidur). 

Pondok tidak pernah mengajarkan kata "lelah, capai, lemes, dan sebagainya". Kita bekerja, berbuat sesuatu, all out. Sering sekali kegiatan di Gontor berlangsung sangat cepat dalam waktu yang berkejaran antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. Auditorium (Balai Pertemuan Pondok Modern, BPPM) tidak pernah kosong. Jadwal kegiatan datang silih berganti. 

Bahkan pernah seorang tamu terheran-heran. Ada sebuah acara bersama tamu tersebut. Acaranya berlangsung hingga menjelang dzuhur. Menggunakan tenda kursi di depan aula. Tamu ini kemudian dijamu di ruang pimpinan pondok dan melakukan shalat berjamaah di masjid. Selesai shalat, tamu ini terheran-heran, bukannya tadi ada tenda besar selesai acara dan kursi-kursi yang luar biasa banyak. Mengapa sekarang sudah bersih dan rapi?

Ternyata, selesai acara, semua santri bergerak membereskan tenda kursi yang digunakan. Tidak sampai setengah jam, semua tenda kursi yang ada di sekitar aula sudah bersih dan dirapikan. Inilah Gontor. Selalu bergerak. 

Karena itu, keberkahan hidup ada pada saat kita bergerak. Tantangan dan kesulitan akan datang silih berganti. Selama kita terus bergerak dan berusaha, akan selalu datang keberkahan dalam hidup kita. 

Sekarang ini misalnya, pandemi Covid-19 membuat banyak rencana yang kita bangun sebelumnya harus terhenti. Daripada kita terus mengeluhkan kondisi yang sulit ini, ditambah berharap kondisi ini berakhir, yang ternyata kita tidak pernah tahu kapan akan berakhir, lebih baik kita mulai berbuat sesuatu. Sudah 4 bulan kita bekerja dari rumah, apa yang sudah kita perbuat dan lakukan?

Sudah saatnya berhenti menghitung-hitung berapa jumlah yang positif covid hari ini, berapa yang meninggal, berapa yang selamat. Apalagi terus memperdebatkan apakah virus ini memang ada atau tidak, konspirasi siapa, dan sebagainya. Sekarang ini saatnya berbuat sesuatu. 

Pikirkan apa yang bisa kita perbuat sekarang. Selalu bergerak, berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan. Mulailah untuk bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan dan kenyataan baru. Inilah yang disebut sebagai “new normal” (normal baru). 

Adaptasi, terus berbuat dan bergerak, akan menjadi kunci. Jangan biarkan tantangan dan rintangan menghentikan kita. Memang tidak mudah, tetapi selalu akan bisa kita atasi. Selama kita bergerak, percayalah, keberkahan itu akan selalu ada. 

KEDUA, keberkahan hidup itu menular. Katakana da 1000 orang santri. Lima ratus orang shalat dengan khusyu, lima ratus orang lagi shalat tidak khusyu. Lima ratus orang berdoa dengan khusyu, lima ratus sisanya asal berdoa. Ternyata, keberkahan itu ada pada saat kita berkumpul bersama. 

Bisa jadi, orang tidak khusyu berdoa, tetapi karena berdoa bersama-sama dengan orang yang khusyu, maka doanya dikabulkan. Kebersamaan dalam kebaikan itulah yang menimbulkan keberkahan. 

Entah kebetulan atau tidak, situasi di Gontor itu membentuk miliu kebersamaan. Ada kebersamaan di asrama, pramuka, kelas, angkatan, konsulat, kursus, klub olah raga, klub kesenian, klub menulis, dan puluhan organisasi serta kegiatan yang membangun ikatan kebersamaan. Ikatan kebersamaan ini sangat kuat, bahkan melintasi batas periode (marhalah) jika sudah keluar pondok. 

Maka alumni Gontor di mana-mana selalu berkumpul (tajammu) di berbagai daerah. Tajammu konsulat (daerah), tajammu periode, tajammu keluarga, dan sebagainya. Bermacam-macam tajammu dilakukan oleh alumni Gontor. Tajammu, reuni, entah apalagi namanya ternyata memang bukan sekadar tajammu’. Di situlah ada keberkahan hidup. 

Karena itu, kalau hidup kita ingin berkah, selalu bangun jaringan, silaturahim, dan kebersamaan dengan berbagai kalangan. Semakin banyak kita bersilaturahim, berkumpul, semakin besar potensi keberkahan hidup yang akan kita dapatkan. Tentu, silaturahim dalam kebaikan. 

Satu energi positif, jika bergabung dengan energi positif lain akan membangun energi positif yang begitu besar. Inilah yang akan membawa keberkahan. 

KETIGA, keberkahan hidup akan terjadi pada saat kita mengabdi dan memberi. Di Gontor, hidup itu adalah untuk mengabdi dan memberi. Mengabdi dan memberi itu bukan hanya dibicarakan dengan kata-kata, tetapi diteladankan langsung oleh pimpinan pondok, guru-guru senior, dan semua yang terlibat di Pondok. 

Filsafat hidup yang sangat terkenal dan selalu didengungkan pondok adalah: “Bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan” (berkorbanlah dengan harta, tenaga, dan pikiranmu, kalau perlu nyawa sekalian). 

Kalau mau mengabdi, jangan pernah setengah-setengah. Totalitas. Mengabdi secara maksimal. Ini yang saya kira menarik. Mengabdi secara penuh untuk pondok, di jalan Allah. Di situlah keberkahan hidup akan kita dapatkan. Mengabdi untuk pondok tidak akan pernah membuat kita miskin. Keberkahan hidup yang membuat semuanya menjadi cukup. 

Lalu, bagaimana kita bisa mengabdi dalam posisi di luar pondok? Pondok itu sebenarnya miniatur bermasyarakat. Pengabdian sesungguhnya adalah pengabdian kepada masyarakat. Bagaimana kita bisa memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, itulah sebenar-benarnya pengabdian. 

Tinggal mengubah niatnya. Kalau selama ini kita bekerja, melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga, untuk kepentingan material dan kepentingan duniawi, sekarang ini muaranya kepada Allah, hanya untuk Allah. Selain itu, ada tanggung jawab moral bahwa apa yang kita kerjakan adalah bagaimana membuat kita bermanfaat, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, meninggikan nilai-nilai Islam di masyarakat. 

Mungkin seringkali akan ada kontradiksi antara kita membantu dan memberi untuk kepentingan umum dengan kepentingan pribadi dan keluarga. Mana yang harus didahulukan?
 
Misalnya, kita masih terus menghitung-hitung kalau kita bersedekah, apakah nanti uang kita akan cukup buat keluarga? Kalau kita ikut kegiatan sosial, apakah tidak menyita waktu kita bekerja? Kalau kita lebih banyak memberi dan membantu masyarakat, apakah kita tidak akan kehabisan waktu untuk memikirkan diri sendiri dan keluarga? Dan sebagainya. 

Gontor mengajarkan totalitas untuk mengabdi. Ilmu Barokatologi adalah ilmu tentang percaya penuh kepada Allah, bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki, Maha Besar, Maha Penolong. Percaya penuh bahwa “kalau kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita” (QS. Muhammad: 7). Ajaran inilah yang selalu didengung-dengungkan pondok. Jangan takut miskin, takut kelaparan, takut terlantar karena kita berjuang di jalan Allah. Lalu siapa yang akan menolong kita? Allah. 

Bukankah Allah Yang Maha pemberi rezeki, pemberi jalan keluar, pemberi kehidupan. Kalau kita terus berjuang dan membantu di jalan Allah, Allah yang akan menolong kita. Menolong kita untuk hidup lebih baik, menolong kita untuk hidup lebih sejahtera. 

Kuncinya? Berbuat dan percaya sepenuhnya. Mudah-mudahan Allah selalu memberikan keberkahan hidup untuk kita semua. 

Salam Man Jadda Wajada,
2 Juli 2020.

Wednesday, July 1, 2020

TERIAKAN ITU MEMATIKAN ROH

Di kepulauan Solomon, sebuah negara di tengah Melanesia, salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan ini, kebiasaanya adalah "meneriaki pohon".

Penduduk yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik. Kebiasaan itu adalah "meneriaki pohon". Untuk apa? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan, apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat. Pohon yang kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak, atau benda tajam lainnya.

Inilah yang mereka lakukan, dengan tujuannya supaya pohon itu mati.

Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari.

Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu, perlahan-lahan daunnya mulai mengering. Setelah itu, dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

Kalau diperhatikan, apa yang dilakukan oleh penduduk Solomon ini sungguhlah aneh. Namun, kita bisa belajar satu hal dari mereka.

Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu singkat, makhluk hidup itu akan mati.

Nah. Sekarang, yang jelas dan perlu diingat bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda? orang dikeliling anda atau siapapun?
Ayo cepat !
Dasar lelet !
Bego banget sih ! Begitu aja nggak bisa dikerjakan ?
Jangan main-main disini !
Berisik !

Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?
Suami/istri seperti kamu nggak tahu diri!
Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa!
Aduuuuh, perempuan / laki kampungan banget sih!? Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya :
Goblok, soal mudah begitu aja nggak bisa ! Kapan kamu jadi pinter?! 

Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal :
Eh tahu nggak ?! Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku nggak bakal nyesel !
Ada banyak yang bisa gantiin kamu !
Sial ! Kerja gini nggak becus ? Ngapain gue gaji elu ?

Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini.

Mereka mengajari kita sesuatu yang penting. Bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita, perlahan -lahan dna pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan anda.

Dalam kehidupan sehari-hari. Teriakan, hanya di berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya. Benar?

Kisah Lainnya: Kisah Sales Batu Intan

Nah, mengapa orang yang marah dan emosional mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka dekat bahkan hanya bisa dihitung dalam centimeter.
Mudah menjelaskannya.

Pada realitanya, meskipun secara fisik, dekat tapi sebenarnya hati begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!

Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi karena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki.

Kita berteriak karena kita ingin melukai. Kita ingin membalas.

Jadi mulai sekarang, jika tetap ingin roh pada orang yang anda sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan - teriakan.

Saatnya sekarang kita ciptakan kehidupan yang damai, tanpa teriak. Berhentilah berteriak. Teriakan itu mematikan roh