Friday, February 25, 2022

Khadijah

 Hari pada saat kepergianmu duhai Tuan putri, Makkah guncang. Ke semua penjuru mata angin kabar menyebar. Engkau telah tiada, duhai perempuan lembut hati. Dekap hangat terputus. Tutur kata lembut berhenti. Matahari berduka dengan panasnya. Tangis putri kecilmu hampir memecah langit. Sementara suamimu hanya merunduk dengan air mata yang melimbah. Setiap sudut kota Makkah seakan kehilangan cahayanya. Seperti jantung berhenti berdetak. Seperti denyut kehidupan berhenti.

Belahan jiwamu terisak. Termangu. Atau terdiam dalam ratapan yang sangat dalam

0 comments :

Post a Comment