This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, April 12, 2019

ada apa ini?



Saya tidak tau apa yang sedang dan akan terjadi, karena tidak punya kemampuan dan ilmu untuk memahami hal tersebut.

Tapi tidak bisa dipungkiri, mata ini melihat, hati ini merasakan dan nurani ini berbisik "ada apa ini?".

Mengapa Allah gerakkan para ulama itu untuk turun gunung?, turun dari bilik tempatnya munajat, dan turun dari tempat mengajar santri nya?

Mengapa para Auliyaussholih yang hanief itu merasa harus turun tangan dan merasa bertanggungjawab serta ambil bagian untuk turut serta mengurai dan menyelesaiakan permasalahan tersebut?

Fenomena ini membuat diri ini bertanya, "ada apa ini?".

Apakah ada sesuatu yang genting, sesuatu yang akan atau tengah terjadi?

Ahh ... sungguh hamba yang Faqir ini sulit untuk memahami hal tersebut, oleh sebab itu diri ini merasa perlu untuk "sami'na wa ato'na" kepada dhawuh nya para 'ulama auliyaussholih. Kami dengar dan kami laksanakan apa yang di katakan dan dikabarkan oleh para 'ulama.


Sunday, April 7, 2019

Janji Allah itu Pasti jangan Ragukan itu

Jangan sekali kali takut dengan kekurangan rejeki, apalagi sampai terucap 'kalau saya tidak melakukan ini ..... besok anak istri mau makan apa?'
.
Sadar atau tidak, itu tandanya meremehkan kuasa Allah, menyepelekan Allah, tidak percaya dengan janji Allah..
.
Bahkan, bisa juga adalah bentuk dari kesyirikan, karena kita lebih menggantungkan sesuatu sebagai 'sumber rejeki' kita, dan bukannya Allah Ta'alaa..

Subhanallah..

Rejeki kita sudah diatur dan sudah ditentukan. Kita tetap berikhtiar, pastinya dengan cara yang tidak melanggar syariat.

Namun tetap ketentuan rezeki kita sudah ada yang mengatur. Jadi, tidak perlu khawatir akan rezeki.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

firman Allah Ta’ala,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
 “Dan tidak ada satupun makhluk yang berjalan di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (Huud: 6)

Ibnul Qayyim berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membuka jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Jangan sampai kita gagalfokus.
Lebih mengkhawatirkan rejeki yang jelas2 sudah dijamin, dan tidak mengkhawatirkan surga yang belum tentu kita bisa ada di dalamnya.

Friday, April 5, 2019

Berfikir Positif Agar Otak Sehat