This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, November 1, 2023

Menunggu Waktu Shalat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لاَ يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَةٍ مَا دَامَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ ، لاَ يَمْنَعُهُ أَنْ يَنْقَلِبَ إِلَى أَهْلِهِ إِلاَّ الصَّلاَةُ


"Salah seorang di antara kalian dianggap terus menerus di dalam shalat selama ia menunggu shalat di mana shalat tersebut menahannya untuk pulang. Tidak ada yang menahannya untuk pulang ke keluarganya kecuali shalat." (HR. Bukhari, no. 659 dan Muslim, no. 649)


Kesimpulan Mutiara Hadits

1. Hadits ini menunjukkan keutamaan menunggu shalat.

2. Orang yang menunggu shalat, pahalanya seperti orang yang shalat. Bedanya dengan shalat, menunggu shalat masih dibolehkan untuk berbicara.

3. Bentuk menunggu shalat bisa dengan menunggu antara azan dan iqamah lalu diisi ibadah yang bermanfaat seperti shalat rawatib, doa dan membaca Al-Qur'an.

4. Menunggu shalat dan berdiam di masjid dengan melakukan ibadah apa pun seperti shalat, tilawah Al-Qur'an, dzikir, mendengarkan majelis ilmu dan nasihat, termasuk dalam memakmurkan masjid.

5. Disebut shalat menahannya pulang sebagai isyarat bahwa kita butuh memaksakan diri untuk melakukan ketaatan pada Allah.

6. Setiap waktu yang di dalamnya kita punya kesempatan untuk berbuat baik, maka isilah dengan kebaikan di dalamnya. Karena setiap waktu kita akan ditanya pada hari kiamat. Para ulama sampai menyebut orang yang menyia-nyiakan waktu termasuk berbuat 'uquq (durhaka).


WaLLAAHUa'lam

Batas Keuntungan Dalam Jual Beli

Islam membolehkan seseorang penjual mengambil keuntungan sekalipun mencapai 100% dari modal atau bahkan lebih dengan syarat tidak ada ghisyy (penipuan harga maupun barang).


Berikut adalah dalil-dalil yang menunjukkan bahwa keuntungan itu tidak dibatasi.


Dalil pertama:


Dalam jual beli yang penting saling rida. Allah Ta'ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu." (QS. An-Nisaa': 29)


Pada dasarnya kaidah-kaidah agama tidak mengikat para pedagang dalam kewenangan jual beli harta mereka selagi sesuai dengan ketentuan-ketentuan umum dalam syariat.


Dalil kedua:


عَنْ عُرْوَةَ – يَعْنِى ابْنَ أَبِى الْجَعْدِ الْبَارِقِىِّ – قَالَ أَعْطَاهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- دِينَارًا يَشْتَرِى بِهِ أُضْحِيَةً أَوْ شَاةً فَاشْتَرَى شَاتَيْنِ فَبَاعَ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ فَأَتَاهُ بِشَاةٍ وَدِينَارٍ فَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فِى بَيْعِهِ فَكَانَ لَوِ اشْتَرَى تُرَابًا لَرَبِحَ فِيهِ


Dari 'Urwah, yaitu Ibnu Abil Ja'di Al-Bariqiy, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberinya satu dinar untuk membeli satu hewan qurban (udhiyah) atau membeli satu kambing. Lantas ia pun membeli dua kambing. Di antara keduanya, ia jual lagi dan mendapatkan satu dinar. Kemudian ia pun mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa satu kambing dan satu dinar. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakannya dengan keberkahan dalam jualannya, yaitu seandainya ia membeli debu (yang asalnya tidak berharga sekali pun, -pen), maka ia pun bisa mendapatkan keuntungan di dalamnya. (HR. Abu Daud, no. 3384 dan Tirmidzi, no. 1258).


Dalil ketiga:


Diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa Zubair bin Awwam radhiyallahu 'anhu semasa hidupnya membeli sebidang tanah di pinggiran kota Madinah seharga 170.000 keping uang emas. Setelah ia wafat, tanah itu dijual oleh anaknya, yaitu Abdullah seharga 1.600.000 dinar. Keuntungan yang diambil oleh Abdullah dalam penjualan ini hampir mencapai 1000%.


Kesimpulannya:

1. Tidak ada batasan maksimal persentase laba dari penjualan yang harus ditaati oleh para pedagang. Persentase laba diserahkan kepada kondisi perniagaan, pedagang, dan barang dengan tidak melupakan adab Islami, seperti: qanaah (merasa cukup), belas kasihan, dan tidak tamak.

2. Sangat banyak dalil-dalil yang mewajibkan sebuah transaksi terbebas dari ghisysy (penipuan), rekayasa barang, rekayasa harga, dan rekayasa laba, serta terbebas dari menimbun barang yang menzalimi kepentingan umum maupun khusus.


WaLLAAHU'alam

Sunday, October 29, 2023

SUJUD SYUKUR

Dalil disyari'atkannya sujud syukur adalah,


عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.


Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta'ala. (HR. Abu Daud no. 2774)


Dari 'Abdurrahman bin 'Auf, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah sujud yang panjang, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lantas beliau bersabda,


إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَتَانِى فَبَشَّرَنِى فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدْتُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شُكْراً


“Sesungguhnya Jibril 'alaihis salam baru saja mendatangiku lalu memberi kabar gembira padaku, lalu berkata, "Allah berfirman: 'Siapa yang bershalawat untukmu, maka Aku akan memberikan shalawat (ampunan) untuknya. Siapa yang memberikan salam kepadamu, maka Aku akan mengucapkan salam untuknya'. Ketika itu, aku lantas sujud kepada Allah sebagai tanda syukur." (HR. Ahmad 1: 191 dan Al Hakim 1: 735)


Dari Al Bara' bin 'Aazib bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus Ali ke Yaman –lalu disebutkan kelengkapan haditsnya-, lalu Al Bara' mengatakan,


فَكَتَبَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِإِسْلاَمِهِمْ ، فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ


"Ali menuliskan surat pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berisi keislaman mereka (penduduk Yaman). Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat tersebut, beliau tersungkur untuk bersujud." (HR. Al Baihaqi 2: 404)


Hadits-hadits di atas menunjukkan akan diperintahkannya sujud syukur. Sujud syukur ini dihukumi sunnah. Sujud ini dilakukan ketika ada sebab yaitu saat mendapatkan nikmat yang baru atau terselamatkan dari suatu musibah, baik sebab tersebut berlaku bagi orang yang sujud ataukah pada kaum muslimin secara umum.


Catatan penting yang perlu diperhatikan bahwa sujud syukur itu ada ketika mendapatkan nikmat yang baru. Adapun nikmat yang terus berulang, maka tidak perlu dengan sujud syukur seperti nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat kaya dan semisal itu. Karena nikmat Allah tersebut terus didapatkan dan tidak terputus. Seandainya perlu adanya sujud syukur untuk nikmat yang ada terus menurus, barang tentu umur seseorang akan habis dengan sujud. Cukup syukur yang dilakukan ketika mendapatkan nikmat semacam itu adalah dengan mengisi waktu untuk ibadah dan melakukan ketaatan pada Allah.


WaLLAAHU'alam

Saturday, October 28, 2023

ADAB MAKAN


الحَدِيْثُ السَّابِعُ وَالأَرْبَعُوْنَ


عَنِ المِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيْكَرِبَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:


مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ


رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ


Dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya." (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349].


Faedah hadits

1. Hadits ini dijadikan landasan untuk memahami kiat hidup sehat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

2. Ada seorang dokter di masa silam bernama Ibnu Masawaih ketika ia membaca hadits ini di dalam kitab Abu Khaitsamah, ia berkata, “Andai kaum muslimin mengamalkan isi hadits ini, niscaya mereka akan selamat dari berbagai penyakit. Kalau demikian, rumah sakit dan farmasi akan jadi kosong.” Beliau mengatakan demikian dikarenakan berbagai penyakit disebabkan oleh perut yang terbiasa terisi penuh. Sebagian pakar juga mengatakan, "Asal dari berbagai penyakit adalah perut yang selalu terisi penuh.”

3. Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Sedikit makan itu lebih baik daripada banyak makan. Ini lebih manfaat bagi sehatnya badan.” 

4. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Manfaat dari sedikit makan bagi baiknya hati adalah hati akan semakin lembut, pemahaman semakin mantap, jiwa semakin tenang, hawa nafsu jelek tertahan, dan marah semakin terkendali. Hal ini berbeda dengan kondisi seseorang yang banyak makan.” 

5. Imam Syafii rahimahullah berkata, "Aku tidaklah pernah kenyang selama 16 tahun kecuali satu kali saja yang aku berusaha untuk mengeluarkannya. Kekenyangan itu membuat badan menjadi sulit bergerak, kecerdasan semakin berkurang, jadi sering tidur, dan melemahkan seseorang dari beribadah."

6. Hadits ini menerangkan adab syari bahwa kita ketika makan hendaklah sesuai kadar kebutuhan.

7. Hadits ini mengingatkan agar tidak membuat perut kekenyangan karena dampaknya adalah mudah datang penyakit, dan mudah malas.

8. Secukupnya dalam mengisi perut lebih memanjangkan umur.

9. Jika memang mau makan lebih dari cukup, jadikanlah jangan sampai lebih dari sepertiga untuk perut.


WaLLAAHU'alam

Friday, October 27, 2023

CINTA DUNIA

Orang yang cinta dunia bisa saja mengorbankan agama dan lebih memilih kekafiran.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا


"Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia." (HR. Muslim no. 118)


Semoga kita dilindungi ALLAH Ta'ala dari cinta dunia


Aamiin yaa MUJIBBASSAILIIN

TINGGALKANLAH KARENA ALLAH

Meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan ganti dengan yang lebih baik.


Siapa yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya dengan beribadah pada Allah semata. Shalatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah.


Siapa yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan memberikan cahaya sunnah untuknya, jalan yang terang benderang yang jauh dari kesia-siaan.


Siapa yang meninggalkan pekerjaan yang haram, pekerjaan riba dan profesi yang mengundang laknat Allah, maka Allah akan ganti dengan pekerjaan yang halal yang lebih menentramkan jiwa.


Siapa yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan beri ganti dengan jodoh yang terbaik yang lebih menjaga kesucian diri.


Siapa yang meninggalkan nyanyian yang sia-sia dan musik yang banyak melalaikan, maka Allah akan ganti dengan hal yang lebih bermanfaat dan dijauhkan dari kemunafikan.


Siapa yang meninggalkan kecanduan rokok, miras, dan narkoba karena Allah, maka Allah ganti dengan kesehatan dan keselamatan pada jiwanya.


Faedah yang sangat berharga disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini tentang perihal yang kita kaji.


"Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah.


Namun jika jujur dan ikhlas dari dalam hati dengan meninggalkannya karena Allah, maka tidak akan terasa berat untuk meninggalkan hal tadi. Yang terasa sulit cuma di awalnya saja sebagai ujian apakah hal tersebut sanggup untuk ditinggalkan. Apakah meninggalkan hal itu jujur ataukah dusta? Jika ia terus bersabar dengan menahan kesulitan yang hanya sedikit, maka ia akan memperoleh kelezatan.


Ibnu Sirin pernah berkata bahwa ia mendengar Syuraih bersumpah dengan nama Allah, hamba yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka ia akan meraih apa yang pernah luput darinya.


Adapun perkataan "Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu", ganti yang diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi ganti yang lebih besar yang diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ketenangan hati, keadaan yang terus mendapatkan kekuatan, terus memiliki semangat hidup, juga kebanggaan diri serta ridha pada Allah Ta'ala."


Luar biasa janji yang kan diberi.

Marilah saudaraku … cobalah berusaha meninggalkan sesuatu karena Allah, ingat karena Allah semata, maka rasakan bagaimanakah gentian luar biasa yang Allah berikan.


Ingat sekali lagi sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,


إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ


“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.' (HR. Ahmad 5: 363.)


Bentuk gentian dari meninggalkan sesuatu yang haram disebutkan dalam ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini.


Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan,


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا


"Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu" (Muttafaqun 'alaih).


Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta'ala berfirman,


وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


"Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. At Taghabun: 16)


Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu', maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ


"Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu' (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim no. 2588).


Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا


"Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya." (HR. Muslim no. 2588).


WaLLAAHUa'lam

Wednesday, October 25, 2023

KEUTAMAAN AZAN

TENTANG AZAN


Azan secara bahasa berarti pengumuman. Secara istilah syar'i, azan adalah pengumuman akan masuknya waktu pengerjaan shalat dengan ucapan (dzikir) tertentu.


Azan disyari'atkan di Madinah pada tahun pertama Hijriyah, kira-kira sembilan bulan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah. Di antara dalil yang mendukung pendapat ini adalah hadits Ibnu 'Umar, di mana beliau berkata,


كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلاَةَ ، لَيْسَ يُنَادَى لَهَا ، فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى . وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ . فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ»


"Kaum muslimin dahulu ketika datang di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkira-kirakan waktu shalat, tanpa ada yang menyerunya, lalu mereka berbincang-bincang pada satu hari tentang hal itu. Sebagian mereka berkata, gunakan saja lonceng seperti lonceng yang digunakan oleh Nashrani. Sebagian mereka menyatakan, gunakan saja terompet seperti terompet yang digunakan kaum Yahudi." Lalu 'Umar berkata, "Bukankah lebih baik dengan mengumandangkan suara untuk memanggil orang shalat." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Bilal bangunlah dan kumandangkanlah azan untuk shalat."  (HR. Bukhari, no. 604 dan Muslim, no. 377).


Nah, inilah dalil yang menunjukkan kapan dimulai disyari'atkannya azan, yaitu pada awal-awal hijrah saat di Madinah. Sampai-sampai Yahudi ketika mendengar kumandang azan tersebut, mereka berkata,  "Wahai Muhammad, engkau sudah membuat hal yang baru yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.” Lantas kala itu turunlah firman Allah,


وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ


“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat." (QS. Al-Maidah: 58).


Dapat pula diperhatikan pada firman Allah,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ


"Apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat." (QS. Al-Jumu'ah: 9). Ayat ini juga menandakan bahwa azan pertama kali disyari'atkan di Madinah karena shalat Jumat baru disyari'atkan saat di Madinah. Untuk tahunnya sendiri, Ibnu Hajar lebih menguatkan pendapat azan dimulai pada tahun pertama Hijriyah. 


Setan Menjauh Saat Mendengar Azan


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِىَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ يَخْطُرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِى كَمْ صَلَّى فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ


"Apabila azan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, "Ingatlah demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk." (HR. Bukhari, no. 608 dan Muslim, no. 389)


Ibnul Jauzi mengatakan, "Suara azan membuat setan takut sehingga pergi menjauh. Karena dalam kumandang azan sulit terjangkit riya' dan kelalaian. Hal ini berbeda dengan shalat, hati mudah diserang oleh setan dan ia selalu memberikan pintu was-was." Sampai-sampai Abu 'Awanah membuat judul suatu bab "Dalil bahwa orang mengumandangkan azan dan iqamah tidak dihinggapi was-was setan dan sulit terjangkit riya' karena setan menjauh darinya.”


Yang mendengar azan akan menjadi saksi bagi muazin pada hari kiamat


Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


"Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat." (HR. Bukhari, no. 609). Termasuk juga di sini jika yang mendengar adalah hewan dan benda mati sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah. Dalam riwayat lain disebutkan,


الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ


"Muazin diberi ampunan dari suara kerasnya saat azan serta segala yang basah maupun yang kering akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat." (HR. Abu Daud, no. 515; Ibnu Majah, no. 724; dan An-Nasai, no. 646).


Termasuk juga yang mendengarnya adalah malaikat karena sama-sama tidak terlihat seperti jin.


Kalau tahu keutamaan azan pasti akan jadi rebutan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا


"Seandainya setiap orang tahu keutamaan azan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi. (HR. Bukhari, no. 615 dan Muslim, no. 437)


Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Yang dimaksud hadits adalah seandainya mereka mengetahui keutamaan azan, keagungan dan balasannya yang besar, kemudian waktu azan sudah sempit atau masjid hanyalah satu, pastilah mereka saling merebut untuk azan dengan cara mengundi.”


Keadaan muazin yang istimewa pada hari kiamat


Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ


"Seorang muazin memiliki leher yang panjang di antara manusia pada hari kiamat." (HR. Muslim, no. 387). 


Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang paling banyak menampakkan rahmat Allah. Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud adalah orang yang paling terlihat banyak mendapatkan pahala.


Muazin diampuni oleh Allah dan dimasukkan dalam surga kelak


Dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


يَعْجَبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِى غَنَمٍ فِى رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذِّنُ بِالصَّلاَةِ وَيُصَلِّى فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِى هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلاَةَ يَخَافُ مِنِّى فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِى وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ


"Rabb kalian begitu takjub terhadap si pengembala kambing di atas puncak gunung yang mengumandangkan azan untuk shalat dan ia menegakkan shalat. Allah pun berfirman, "Perhatikanlah hamba-Ku ini, ia berazan dan menegakkan shalat (karena) takut kepada-Ku. Karenanya, Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku ini dan aku masukkan ia ke dalam surga.". (HR. Abu Daud, no. 1203 dan An-Nasai, no. 667.)


Muazin lebih utama daripada imam


Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَئِمّةَ وَعَفَا عَنِ المْؤَذِّنِيْنَ


"Imam adalah penjamin sedangkan muazin adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada para imam dan mengampuni para muazin." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya no.1669)


Hadits ini dan sebelumnya menunjukkan bahwa seorang muazin lebih utama daripada seorang imam. Karena yang namanya amanah lebih tinggi daripada memberi jaminan, juga maghfirah (ampunan) lebih utama daripada irsyad (petunjuk). Yang menjadi pendapat dalam madzhab Syafi'i, muazin lebih utama daripada imam berdasarkan pertimbangan dalil-dalil yang ada. Sampai-sampai Umar bin Khottob berkata, "Seandainya aku bukanlah khalifah (yang mesti jadi imam shalat, -pen), tentu aku akan mengumandangkan azan."


Dalam Al-Mufhim (7:2), Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa dalam azan itu diumumkan tiga hal: (1) masuknya waktu shalat, (2) mengajak shalat berjamaah dan berkumpul pada suatu tempat, (3) menampakkan syiar-syiar Islam.


WaLLAAHUa'lam

BERBAKTI PADA ORANGTUA

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ »


"Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, "Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga." (HR. Muslim)


Dari Abdullah bin 'Umar, ia berkata,


رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ


"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada

murka orang tua." (Adabul Mufrod no. 2)


Jasa Orang Tua Begitu Besar


Sungguh, jasa orang tua apalagi seorang ibu begitu besar. Mulai saat mengandung, dia mesti menanggung berbagai macam penderitaan. Tatkala dia melahirkan juga demikian. Begitu pula saat menyusui, yang sebenarnya waktu istirahat baginya, namun dia rela lembur di saat si bayi kecil kehausan dan membutuhkan air susunya. Oleh karena itu, jasanya sangat sulit sekali untuk dibalas, walaupun dengan memikulnya untuk berhaji dan memutari Ka'bah.


Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu 'Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ


Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.


ثُمَّ قَالَ : ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا ؟  قَالَ : لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ


Orang itu lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, "Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan." (Adabul Mufrod no. 11)


Berbakti pada Orang Tua adalah Perintah Allah


Allah Ta'ala berfirman,


وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا


"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." (QS. Al Isra': 23)


Dalam beberapa ayat, Allah selalu menggandengkan amalan berbakti pada orang tua dengan mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik. Ini semua menunjukkan agungnya amalan tersebut. Allah Ta'ala berfirman,


وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا


"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak." (QS. An Nisa': 36)


قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا


"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa." (QS. Al An'am: 151)


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14)

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 13-14)


وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ


"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"." (QS. Al Ahqaf: 15)


Pujian Allah pada Para Nabi karena Bakti Mereka pada Orang Tua


Perhatikanlah firman Allah Ta'ala tentang Nabi Yahya bin Zakariya 'alaihimas salam berikut,


وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka." (QS. Maryam: 14)

Begitu juga Allah menceritakan tentang Nabi Isa 'alaihis salam,


قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (30) وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ مَا دُمْتُ حَيًّا (31) وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا (32)

“Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka." (QS. Maryam: 30-32)


BERBAKTI PADA ORANGTUA AMAL YANG DICINTAI ALLAH TA'ALA 


dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu. Beliau mengatakan,


سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى


"Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah 'azza wa jalla?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Shalat pada waktunya'. Lalu aku bertanya, 'Kemudian apa lagi?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.' Lalu aku mengatakan, 'Kemudian apa lagi?' Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Berjihad di jalan Allah'.”


Lalu Abdullah bin Mas'ud mengatakan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya)." (HR. Bukhari dan Muslim)


Bakti pada Orang Tua Akan Menambah Umur


Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ


"Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizki, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat)." (HR. Ahmad)


Di antara Bentuk Berbakti pada Orang Tua


[1] Menaati perintah keduanya selama bukan dalam perkara yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ


"Tidak ada ketaatan dalam melakukan maksiat. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam melakukan kebajikan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,


أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ


"Tatatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperinahkan untuk bermaksiat." (HR. Ahmad)


[2] Mendahulukan perintah mereka dari perkara yang hanya dianjurkan (sunnah).

Sebagaimana pelajaran mengenai hal ini terdapat pada kisah Juraij yang didoakan jelek oleh ibunya karena lebih mendahulukan shalat sunnahnya daripada panggilan ibunya. Kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.


[3] Menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia di hadapan keduanya, di antaranya adalah dengan tidak mengeraskan suara di hadapan mereka.


Dari Thaisalah bin Mayyas,  ia berkata bahwa Ibnu Umar pernah bertanya, "Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" "Ya, saya ingin", jawabku. Beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" "Saya masih memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau berkata, “l"Demi Allah, sekiranya engkau berlemah lebut dalam bertutur kepadanya dan memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar." (Adabul Mufrod no. 8)



Di antara akhlaq mulia lainnya terdapat dalam hadits berikut. Dari Urwah atau selainnya, ia menceritakan bahwa Abu Hurairah pernah melihat dua orang. Lalu beliau berkata kepada salah satunya,


مَا هَذَا مِنْكَ ؟ فَقَالَ: أَبِي. فَقالَ: ” لاَ تُسَمِّهِ بِاسْمِهِ، وَلاَ تَمْشِ أَمَامَهُ، وَلاَ تَجْلِسْ قَبْلَهُ


"Apa hubungan dia denganmu?" Orang itu menjawab, "Dia ayahku.' Abu Hurairah lalu berkata, "Janganlah engkau memanggil ayahmu dengan namanya saja, janganlah berjalan di hadapannya dan janganlah duduk sebelum ia duduk." (Adabul Mufrod no. 44)


[4] Menjalin hubungan dengan kolega orang tua.

Ibnu Umar berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda,


إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ

“Sesungguhnya kebajikan terbaik adalah perbuatan seorang yang menyambung hubungan dengan kolega ayahnya." (HR. Muslim)


[5] Berbakti kepada kedua orang sepeninggal mereka adalah dengan mendo'akan keduanya.


Dari Abu Hurairah, ia berkata,


تُرْفَعُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ دَرَجَتُهُ. فَيَقُوْلُ: أَيِّ رَبِّ! أَيُّ شَيْءٍ هَذِهِ؟ فَيُقَالُ: “وَلَدُكَ اسْتَغْفَرَ لَكَ


"Derajat seseorang bisa terangkat setelah ia meninggal. Ia pun bertanya, "Wahai Rabb, bagaimana hal ini bisa terjadi?" Maka dijawab, "Anakmu telah memohon ampun untuk dirimu." (Adabul Mufrod, no. 36)


Dosa Durhaka pada Orang Tua


Abu Bakrah berkata,


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟) ثَلاَثًا، قَالُوْا : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : ( الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ ) وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا ( أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرُ ) مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتىَّ قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?" Para sahabat menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Beliau lalu bersabda, "(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), "Dan juga ucapan (sumpah) palsu." Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), "Duhai, seandainya beliau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Bakroh berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ


"Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [diakhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi)


Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua


'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,


إبكاء الوالدين من العقوق


"Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.”


Mujahid mengatakan,


لا ينبغي للولد أن يدفع يد والده إذا ضربه، ومن شد النظر إلى والديه لم يبرهما، ومن أدخل عليهما ما يحزنهما فقد عقهما


"Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.”


Ka'ab Al Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan,


إذا أمرك والدك بشيء فلم تطعهما فقد عققتهما العقوق كله


"Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.”


BUAT ORANGTUA HATI HATI BERDO'A


Abu Hurairah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا


"Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya." (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Bagi Orangtua yang sedang dapat ujian atas perlakuan anak, hati-hatilah dalam berdo'a, usahkan do'a yang baik diucapkan, agar anak anak kita menjadi hamba Allah yang beriman.


WaLLAAHUa'lam

Apakah Meminta Traktir Termasuk Meminta Yang Tercela?

Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِىَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِى وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ


“Jika seseorang meminta-minta (mengemis) pada manusia, ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya." (HR. Bukhari, no. 1474; Muslim, no. 1040)


Dari Hubsyi bin Junadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ


“Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidaklah fakir, maka ia seakan-akan memakan bara api." (HR. Ahmad 4: 165)


Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


الْمَسْأَلَةُ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ


“Meminta-minta adalah seperti seseorang mencakar wajahnya sendiri kecuali jika ia meminta-minta pada penguasa atau pada perkara yang benar-benar ia butuh." (HR. An-Nasa'i, no. 2600; Tirmidzi, no. 681; Ahmad, 5: 19)


Hanya tiga orang yang diperkenankan boleh meminta-minta sebagaimana disebutkan dalam hadits Qobishoh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


يَا قَبِيصَةُ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لاَ تَحِلُّ إِلاَّ لأَحَدِ ثَلاَثَةٍ رَجُلٍ تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا ثُمَّ يُمْسِكُ وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ – أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ – وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُومَ ثَلاَثَةٌ مِنْ ذَوِى الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ لَقَدْ أَصَابَتْ فُلاَنًا فَاقَةٌ فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ – أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ – فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا


“Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali untuk tiga orang:


(1) seseorang yang menanggung utang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya,


(2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan


(3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, 'Si fulan benar-benar telah tertimpa kesengsaraan', maka boleh baginya meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain ketiga hal itu, wahai Qobishoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti memakan harta yang haram." (HR. Muslim no. 1044)


Abu Hamid Al-Ghazali menyatakan dalam Ihya’ Al-'Ulumuddin, "Meminta-minta itu haram, pada asalnya. Meminta-minta dibolehkan jika dalam keadaan darurat atau ada kebutuhan penting yang hampir darurat. Namun kalau tidak darurat atau tidak penting seperti itu, maka tetap haram.”


Disebut Meminta-minta yang Tercela

Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir berkata, 


“Jika seseorang itu butuh, namun ia belum mampu bekerja dengan pekerjaan yang layak, maka dibolehkan dengan syarat ia tidak menghinakan dirinya, tidak meminta dengan terus mendesak, tidak pula menyakiti yang diminta. Jika syarat-syarat tadi tidak terpenuhi, maka haram menurut kesepakatan para ulama.”


Kalau kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Al-Munawi disebutkan mengemis atau meminta-minta yang tercela jika terpenuhi syarat:


Bukan dalam keadaan butuh.

Belum mampu bekerja.

Meminta dengan menghinakan diri.

Meminta dengan terus mendesak.

Menyakiti orang yang diminta.

 

Kesimpulan

Hukum meminta traktir


Untuk memulai meminta: 

1. SEBAIKNYA JANGAN.

2. Jika diberi: JANGAN DITOLAK.

 

Ingatlah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,


فَإِنَّ الْيَدَ الْعُلْيَا أَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى


“Sesungguhnya tangan yang di atas itu lebih utama dibanding tangan yang di bawah." (HR. Bukhari, no. 5355 dan Muslim, no. 1042)


WaLLAAHUa'lam

Sunday, October 22, 2023

HUKUM HADIR DI HAJATAN TANPA DIUNDANG

Dari Abu Mas'ûd Al-Anshâri RA, dia berkata,”Ada seorang laki-laki yang bernama Abu Syu'aib dari kalangan Anshar, ia mempunyai seorang budak yang pandai memasak daging, ia lalu berkata kepada budaknya,'Buatlah makanan, aku ingin mengundang Rasulullah SAW dengan menyiapkan lima porsi.' Dia lalu mengundang Rasulullah SAW dengan menyiapkan lima porsi tersebut. Lalu ada seorang laki-laki yang mengikuti Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW pun bersabda,'Engkau mengundang kami dengan lima porsi, padahal ini ada seorang laki-laki (lain) yang ingin ikut bersama saya. Sekarang terserah kamu, kamu memberi izin kepada dia atau tidak.' Abu Syu'aib menjawab, 'Aku memberi izin.' (HR Bukhari, no. 5014).


Imam Ibnu Hajar Al-'Asqalani menjelaskan hadits tersebut dengan mengatakan :




وَأَنَّ مَنْ تَطَفُّلَ فِي الدَّعْوَةِ كَانَ لِصَاحِبِ الدَّ عْوَةِ الِاخْتيارُ فِي حِرْمانِهِ فَإِنْ دَخَلَ بِغَيْرِ إِذْنِهِ كَانَ لَ هُ إِخْراجُهُ “(Dalam hadits ini terdapat dalil)




bahwa barangsiapa yang menyusup dalam suatu undangan walimah, maka pihak pengundang berhak memilih untuk mencegah penyusup itu. Jika penyusup itu kemudian masuk tanpa seizin pihak pengundang, maka pihak pengundang dapat mengusirnya.” (Imam Ibnu Hajar Al-'Asqalani, Fathul Bârî Syarah Shahîh Al-Bukhârî, Juz 9, hlm. 470).


Berdasarkan penjelasan dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa haram hukumnya seseorang masuk ke tempat walimah untuk memakan makanan tanpa seizin pihak pengundang. Kecuali pengundangnya kemudian ridho berdasarkan petunjuk-petunjuk (qarînah) yang ada. Misalnya pengundangnya mengetahui kehadiran penyusup itu dan diam saja tanpa menunjukkan kemarahan karena yang datang itu ternyata saudaranya, atau sahabatnya. Atau pihak pengundang hanya tersenyum, atau dengan jelas pengundang berkata kepada orang itu,”Silahkan, silahkan,” dan sebagainya yang intinya menjadi petunjuk (qarînah) yang menunjukkan keridhoan pengundang. Wallahu a'lam.


(Diambil dari materi tanya jawab KH.Shiddiq Al Jawi)

Sunday, October 15, 2023

MERAWAT PERNIKAHAN

Yuuks lakukan 5 hal ini dan

lihat perubahannya dalam 3 bulan yaah


1. Hidup dibawa santai yah jangan terlalu serius, lebih seringlah bercanda & pasangan menggodamu


2. Ajak pasangan melakukan aktivitas berolahraga bersama selain badan sehat, pikiran tenang dan bikin hati bahagia🤍


3. Pacaran lagi, sesekali sangat perlu untuk memiliki waktu berdua, tanpa anak2 dan pekerjaan. Benar2 fokus kpd pasangan


4. Pernikahan harus diperjuangkan setiap hari, jangan sesekali lengah yah


5. Bila memungkinkan ajak pasangan & anak2 sekali dalam 3 bulan untuk staycation dengan suasana & rutinitas di rumah dan pekerjaan. Boleh di kota yg sama, luar kota atau luar negri sesuai dgn budget yah


Wednesday, October 11, 2023

MENAFKAHI ANAK TIRI, BOLEHKAH?

Anak tiri merupakan anak bawaan dari istri dengan suaminya terdahulu, atau anak bawaan dari suami dengan istrinya terdahulu. Dalam Islam, anak tiri tidak wajib dinafkahi oleh ayah tirinya, meskipun keduanya sudah menjadi mahram. Ini karena antara ayah tiri dan anak tirinya tidak ada hubungan nasab dan kekerabatan yang menyebabkan ayah tiri wajib menafkahi anak tirinya.


Menurut para ulama, ada tiga hal yang menyebabkan seseorang wajib memberikan nafkah. Pertama, memiliki hubungan nasab dan kerabat. Misalnya, antara ayah kandung dan anak kandung. Kedua, memiliki ikatan pernikahan. Misalnya, antara suami dan istri. Ketiga, karena kepemilikan. Misalnya, seseorang memiliki budak, maka dia wajib menafkahinya.


========

Tetapi perlu kita ketahui, ketika seorang ayah memberi nafkah kpd anak tirinya, tentu itu merupakan amal shalih. Setiap suap nasi yg diberikan akan terhitung pahala. Walaupun jika kita bahas secara hukum, seorang ayah tidak wajib menafkahi anak tirinya tersebut.


Wallahualam bissawab..

TUKAR TAMBAH EMAS, BOLEHKAH?

Tukar tambah (trade-in) definisinya adalah bertukar barang dengan memberi tambahan uang. Sebagai contoh, menukarkan HP lama dengan HP baru dengan memberi tambahan uang Rp 500 ribu. Atau menukar cincin emas lama dengan cincin emas baru dengan membayar tambahan uang Rp 500 ribu.


Hukum syara’ untuk tukar tambah sbb; 


pertama, jika tukar tambah dilakukan untuk barang-barang yang tidak termasuk barang ribawi (al amwaal ar ribawiyah), yaitu selain emas, perak, gandum, jewawut (sya’iir), kurma, dan garam, maka hukumnya boleh. Misalnya, tukar tambah HP, mobil, sepeda motor, sepatu, dan sebagainya. Ini hukumnya boleh (mubah).


Kedua, jika tukar tambah dilakukan untuk barang-barang yang termasuk barang ribawi (al amwaal ar ribawiyah), yaitu emas, perak, gandum, jewawut (sya’iir), kurma, dan garam, maka hukumnya haram. Misalnya, menukarkan cincin emas lama seberat 5 gram dengan cincin emas baru seberat 5 gram, dengan menambah uang Rp 500 ribu, hukumnya haram.


Sabda Rasulullah SAW,”Emas ditukarkan dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum (al burru bi al burri), jewawut dengan jewawut (al sya’iir bi al sya’iir), kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus sama takarannya (mitslan bi mitslin sawa`an bi sawa`in) dan harus dilakukan dengan kontan (yadan bi yadin). Dan jika berbeda jenis-jenisnya, maka juallah sesukamu asalkan dilakukan dengan kontan (yadan bi yadin).” (HR Muslim, no 1587).


Solusi jika mau tukar tambah emas>> maka jual dulu emas lama , uangnya di ambil dan diterima….lalu akad jual beli kembali untuk emas yang baru ( boleh berbeda beratnya ) .


Wallahualam bissawab…


“Referensi Materi Ulama KH.Shiddiq Al-Jawi.”

MENGAPA WANITA DISEBUT FITNAH?

  1.  Fitnah dan tabiat laki-laki adalah menyukai wanita.
  2. Sifat atau tabiat laki-laki yang sangat mencintai wanita.
  3. Apabila seorang laki-laki sudah menyukai wanita, maka dapat hilang akal dan agamanya.
  4. Wanita adalah sosok yang menyenangkan pandangan laki-laki.
  5. Wanita bisa menjadi sebab timbulnya musuh bagi laki-laki.
  6. Wanita diciptakan lemah sehingga mudah goyah agamanya, mampu menggoyahkan agama seorang pria.
  7. Fitnah wanita bisa menjadikan orang sholih menjadi futur.
  8. Fitnah wanita bisa menjadikan mereka yang taat, menjadi lupa kepada Allah.
  9. Fitnah wanita bisa menjadikan mereka yang berbakti kepada kedua orang tua, menjadi durhaka kepada orang tua.
  10. Fitnah wanita bisa menjadikan mereka yang fokus kepada akhirat, menjadi fokus kepada dunia.
  11. Fitnah wanita juga bisa menjadikan mereka yang akur di dalam rumah tangga, menjadi bercerai berai berantakan.


-dikutip dari kajian "Menjadi Wanita Muslimah, antara Perhiasan dan Fitnah" oleh Ustadzah Cut Rafiqa hafidzhahullah

Monday, October 9, 2023

ISTIGHFAR

 Agar Hidup Mulus

Suatu kali Rabi' bin Khutsaim ditanya oleh seseorang, "apa itu penyakit, dan apa obatnya, dan apa tanda kesembuhannya?" Maka Rabi' menjawab, "penyakit adalah dosa-dosa, dan obatnya adalah istighfar, dan tanda kesembuhannya adalah ketika engkau bertaubat dan berjanji tak akan mengulanginya lagi." (Hilyatul Auliya)

Hidup mulus jika istighfar tulus. Azab diangkat dan bencana tak akan melekat.

Suatu hari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pun menasihati, "sungguh istighfar itu menghapus dosa-dosa dan menghilangkan azab", kemudian beliau membaca sebuah ayat, "...Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) beristighfar..." (QS Al Anfal 33)

Thursday, October 5, 2023

SEMAKIN BANYAK INFORMASI

Semakin banyak informasi yg kita gali, 

semakin banyak juga kita memiliki ukuran..

Ukuran² itu terkadang justru dapat menciptakan batasan..

Batasan dari logika pikiran yg kita ciptakan dari kumpulan kesimpulan informasi yg dijadikan dasar asumsi..


Yg mudah bisa saja disimpuli menjadi sulit..

Yg sulit apalagi..

Yg ringan bisa menjadi berat..

Yg sederhana bisa menjadi rumit.. 

Dituntun imajinasi agar terus membuat nilai² serta label..

Terasa kusut sebab terus menerus mengungkapkan pikiran agar memperbandingan adegan hidup ke asumsi yg ada..

Terus disitu berbaur dalam renungan demi renungan dibesarkan oleh pikiran..


Semacam berdoa akan keraguan diri..

Seolah-olah berdoa agar terus ragu, ragu karena menguasai dualisme..

Doa yg terbentuk dari bayang2 asumsi sendiri terhadap sebuah kesimpulan lalu menciptakan batasan..

Seakan selalu tau hasil akhir atas sesuatu..

Ya benar saja.. Terjadilah batasan itu..

Menuhankan Pikiran..

& Hidup disitu dalam keraguan serta batasan..


Maka, beradalah dalam netralitas pikiran..

"Menjadi Hening"

Bukan pintu kemudahan yg terbuka, namun ketiadaan atas label serta nilai akan mencerahkan pandangan lalu dapat berbuat dalam keriangan..

Tentu saja kemudahan akan terjadi dgn sendirinya ..

Bukan justru terus menghakimi terhadap segala adegan hidup yg dijalani..


Pada diri,

Tiada kebebasan, tiada perlindungan..

Yg terjadi adalah ke-kaku-an..

Keharusan dalam batasan ukuran pakem tertentu..

Sedangkan pakem itu adalah balutan asumsi, asumsi yg disimpuli.

Simpulan yg diciptakan oleh pikiran..

Bagaimana bisa mencapai puncaknya jika terus dibayangi oleh asumsi yg bersumber dari "ke-aku-an"..

Akan terus tidak dipisahkan oleh "ke-aku-an" serta "rasa tau" yg dalam pengendalian..

Ketiadaan atas nilai serta label, adalah pembebasny


Salam@jiwa_hening

Tuesday, October 3, 2023

MENCUCI DENGAN MESIN CUCI AGAR SUCI

1. Pisah baju anak yg rentan terkena najis bersihkan dulu najisnya baru masukan.

2.taruh dulu bajunya kedalam mesin cuci, baru masukan air yg mengalir air mutlak hati hati jangan memasukan air yg bekas najis, karna syarat mensucikan itu dengan air yg suci

3. Kalau terlanjur mencuci dengan air yg sudah di pakai bekas mencuci baju yg lain maka hendaklah mengulangi atau membilasnya dengan air yg mengalir untuk mensucikannya kembali.

4. Sekarang ada detergen sekali bilas, sebaiknya jika ingin mempergunakannya cuci dulu baju dengan air mengalir lalu buang airnya setelah itu masukan air suci kembali dan berilah sabun itu.

5. Sebaiknya mesin cuci berkala di bersihkan, karna terkadang banyak kerak dan kotoran yg mana tahu di sana ada najis dan saat memasukan air menjadi kotor lah air yg di pakai untuk mensucikan pakaian itu. Wallahualam


Berikut jenis jenis najis

Macam-macam najis, contoh, dan cara membersihkannya:

1. Najis mukhoffaffah atau ringan

Contoh: air kencing bayi laki-laki yang belum makan kecuali Air Susu Ibu (ASI).

Cara membersihkan: Najis bisa dibersihkan dengan memercikkan air pada pakaian, tempat, dan hal lain yang terkena najis mukhoffaffah.

2. Najis mutawasithah atau sedang (biasa)

Contoh: nanah, darah, kotoran yang keluar dari qubul dan dubur manusia atau binatang kecuali mani, dan bangkai.

Najis mutawasithah terbagi menjadi dua jenis dengan contoh dan cara membersihkan yang berbeda. Berikut penjelasannya:

a. Najis ‘aniyah yaitu kotoran yang nampak zat dan sifatnya misal warna, bau, dan rasa

Cara membersihkan: mencuci hingga sifatnya hilang kemudian dibasuh dengan air yang suci

b. Najis hukmiah yaitu najis yang tidak terlihat sifatnya, misal air kencing yang sudah kering

Cara membersihkan: membasuh atau mengalirkan air suci pada pakaian, tempat, atau hal lain yang terkena najis.

c. Najis mugholladhoh atau berat

Contoh: air liur anjing atau babi

Cara membersihkan: mencuci hingga tujuh kali dengan salah satunya dicampur debu atau tanah. Setelah itu dibasuh dan dialirkan air suci pada bagian yang terkena najis.

Cara lain. 2x cuci gelap terang pisah

  1. Giling cucian menggunakan air mutlak selama 45 menit (putaran full), setelah itu buang
  2. Giling cucian yang kedua menggunakan sabun cuci putaran full, selesai lngsung buang
  3. bilas menggunakan air bersih sampai 3x bilasan dan buang berurutan.
  4. dikeringkan dalam keadaan air mengalir disisi pengering selama 5 menit putaran,
  5. Dikeringkan lagi tanpa air mengalir,
  6. Lalu jemur


Sumber : kitab fathul qorib

Saturday, September 23, 2023

KELEBIHAN GULA

Kelebihan gula pada bayi disebut ADHD 

Kelebihan gula pada otak orang dewasa disebut dimensia dan alzheimer 

Kelebihan gula pada mata disebut glaukoma 

Kelebihan gula pada gigi tersebut gigi berlubang

Kelebihan gula pada kulit disebut penuaan dini 

Kelebihan gula pada tidur disebut insomnia 

Kelebihan gula dalam darah disebut diabetes 

Kelebihan gula pada sistem tubuh disebut dengan kanker 

Kecanduan gula adalah 8 kali lebih berbahaya daripada kokain

Tuesday, September 19, 2023

Jimat dan Rajah

Allah Ta'ala berfirman,


وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ


"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri." (QS. Az Zumar: 38)


Syaikh 'Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah –penulis Fathul Majid- berkata, "Ayat ini dan semisalnya adalah dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah ketika ingin meraih manfaat atau menolak bahaya. Ketergantungan hati kepada selain Allah dalam hal itu termasuk kesyirikan".


Jimat dan rajah termasuk yang dimaksudkan dalam ayat yang mulia ini. Karena orang yang memakai jimat dan memasang rajah di dinding dan tempat lainnya, bermaksud untuk mendatangkan manfaat –seperti dagangannya laris atau agar penyakitnya sembuh- atau ingin menolak mudhorot (bahaya) –seperti menolak 'ain (mata dengki) atau menolak wabah penyakit-.


Dari 'Imron bin Hushain radhiyallahu 'anhu, ia berkata,


أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ « وَيْحَكَ مَا هَذِهِ ». قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ « أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً


Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat di lengan seorang pria gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, "Untuk apa engkau memakainya?" Pria tadi menjawab, "(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bersabda, "Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya." (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531).


Al Hakim mengatakan, "Kebanyakan guru kami berpendapat bahwa Hasan Al Bashri mendengar hadits ini langsung dari 'Imron. Syaikh 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz termasuk  ulama yang menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid, artinya tidak bermasalah.


Dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ


“Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya. Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari 'ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan" (HR. Ahmad 4: 154).


Dalam riwayat lain disebutkan,


مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ


"Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik" (HR. Ahmad 4: 156).


Dalam tafsir Ibnu Abi Hatim (43: 179), dari Hudzaifah, di mana ia pernah melihat seseorang memakai benang untuk mencegah demam, kemudian ia memotongnya. Lantas Hudzaifah membacakan firman Allah Ta'ala,


وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ


"Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)." (QS. Yusuf: 106)


Begitu pula Waki'  pernah meriwayatkan dari Hudzaifah. Beliau pernah mengunjungi orang sakit. Lantas beliau melihat-lihat di lengan atas orang sakit tersebut dan mendapati benang. Hudzaifah pun bertanya, "Apa ini?" "Ini adalah sesuatu yang bisa menjagaku dari rasa sakit tersebut", jawab orang sakit tadi. Lantas Hudzaifah pun memotong benang tadi. Lantas Hudzaifah berkata, "Seandainya engkau mati dalam keadaan engkau masih mengenakan benang ini, aku tidak akan menyolatkanmu"


Lihatlah bagaimana sikap keras para sahabat bagi orang yang mengenakan jimat untuk melindungi dirinya dari sakit, dalam rangka meraih maslahat. Jimat tersebut sampai dipotong, walau tidak diizinikan. Dalam penjelesan di atas menunjukkan bahwa seseorang bisa berdalil dengan ayat yang menjelaskan tentang syirik akbar (besar) untuk maksud menjelaskan syirik ashgor (kecil) karena kedua-duanya sama-sama syirik.


WaLLAAHUa'lam

MELENTUR BULUH BIARLAH DARI REBUNGNYA

Benarlah peribahasa melentur buluh biarlah dari rebungnya  Dari anak ada dalam rahim lagi kita dah boleh mulai berkokujikasi dengan anak, ceritakan tentang kebesaran Allah. 

Ketika mengandung, perbanyakkan ibadah kepada Allah, perbanyak berdoa supaya dapat lahirkan zuriat yang soleh& solehah, dan menjadi da'i Allah untuk dakwahkan kepada seluruh alam.


Monday, September 18, 2023

Mata, Bernafas & Berkhianat.

Tips biar mata gak berkhianat :


1. Tingkatin rasa muraqabah. Apa sih? Muraqabah itu perasaan yang selalu merendahkan. Kepergok orang tua atau temen pas lagi jelalatan aja malu. Apalagi Allah? Serendah itukah Allah memandangan kita? sampai-sampai perasaan malu kepergok lebih besar dibandingkan kepergok sama Yang Maha Mulia? Yang belum pernah tidur? Yang Maha Kuasa (yang menjadikan seketika mata buta, bukankah Allah mampu?)


2. Yakin bahwa yang HALAL lebih nikmat dan menenangkan hati daripada yang HARAM. Cukuplah sabda nabi membungkam pernyataan ini. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Sesungguhnya tidaklah Engkau mewariskan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta'ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu (sebagai pengganti, pena.) yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad no. 20739)


3. Perbanyak berdoa sama Allah.

Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelekan pada pendengaranku, dari kejelekan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada jantung, serta dari kejelekan pada mani atau kemaluanku).


Memuaskan diri dengan hal yang haram, bagaikan orang kehausan minum air laut. Semakin banyak air yang diminum, malah semakin kehausan! MAKA SEJATINYA, MENURUTI HAWA NAFSU UNTUK BERBUAT MAKSIAT, ADALAH PENYIKSAAN TERHADAP DIRI SENDIRI. (Ustadz Abdullah Zaen Hafizhahullahuta'ala)


Sumber :

https://muslim.or.id/52929-mata-pengkhianat.html

https://muslim.or.id/26590-menundukkan-pandangan -mata.html

https://rumaysho.com/12785-mata-yang-tak-bisa-dijaga.html

https://tafsirweb.com/8831-surat-al-mumin-ayat-19.html

https:// www.youtube.com/watch?v=6t_8Gc2RsJ0

https://www.optiktunggal.com/news/detail/fakta-unik-otot-mata-adalah-otot-terkuat-pada-tubuh

https://lasikasyik.rsmatasmec.com/article/berapa-megapiksel-mata-manusia#:~:text=Berikut%20infonya.,resolusi%20mata%20manusia%20lebih%20besar.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/24/123021369/pengertian-dan-fungsi-fotoreseptor-batang?page=all

https://www.youtube.com/watch?v=2t3r_nmRLHQ

https://clarkvision.com/imagedetail/eye-resolution.html

Sunday, September 17, 2023

AMALKAN INI 40 HARI DAN ALLAH MERUBAH HIDUPMU JADI LEBIH BAIK

1. SHOLAT FARDHU TEPAT WAKTU.

Dengar adzan langsung ambil air wudhu. Lebih bagus lagi sholatnya jamaah di masjid. Ingat, kalau mau impiannya cepat terkabul, jangan menunda sholat. Ibaratnya gini, ada anak kecil yang dipanggil ibunya tapi nggak segera datang ke ibunya. Padahal ibunya mau kasih permen ke anak kecil itu. Karena ibunya kesal, permennya nggak jadi diberikan. Misal itu impianmu. Wah, sayang sekali ya. Untungnya Allah Maha Pemaaf.


2. SHOLAT TAHAJUD 8 RAKA'AT & SHOLAT WITIR 3 RAKAAT.

Nggak bisa dipungkiri kalau sholat tahajud itu sangat luar biasa manfaatnya. Dan sholat di sepertiga malam terakhir bisa cepat tembus ke langit.


3. SHOLAT DHUHA 6RAKAAT.

Nggak patokan, lebih banyak rekaatnya lebih baik. Sholat dhuha itu sholat pembuka rezeki, sayang kalau dilewatkan. Kalau nggak hafal doanya, buka catetan dulu boleh kok. Lama-lama nanti juga hafal.


4. MEMBACA SURAT Al Waqiyah.

Ini juga surat pelancar rezeki. Kan harusnya baca 40 hari dulu tapi ada kok yang baru seminggu udah ada rezeki datang.


5. MEMBACA ISTIGHFAR 100x.

Lebih banyak malah lebih bagus. Bacaannya “astagfirullahalladzim.” Saat perjalanan daripada bengonng baca istighfar.


6. MEMBACA SHOLAWAT, DZIKIR PAGI&PETANG

Bacaannya “subhanallahi wabihamdihii subhanallahIL adziem.” YA SAYYIDI YAROSULLALOH,Masing-masing 100x.

Ini juga bisa dibaca selang seling dengan istighfar di perjalanan.


7. BACA 4 AYAT TERAKHIR surat Al Hasyir.

Surat Al Hasyir dibaca 2x sehari setiap setelah sholat Subuh dan sholat Ashar.


8. BACA YASIN 1X

Surat yasin dibaca setiap hari Jumat. Kalau mau dibaca setiap hari juga nggak masalah, malah lebih bagus. Tapi jangan lupa baca Al Quran setiap hari.


9. TUTUP MALAM DGN SHOLAT sunnah 2 rokaat.

Surat yang dibaca Al Kafirun (rokaat 1) dan al ikhlaa (rekaat 2). Setelahnya baca As sajadah, Al Mulk atau Ar rahman. Bisa pilih salah satu.


10 . SUPAYA LEBIH FOWERFULL barengi dengan sedekah.

Jangan takut miskin karena sedekah. Karena sedekah itu pasti dibalas Allah berlipat-lipat.

Yang Berkendaraan Memberi Salam Kepada Yang Berjalan

ADAB SALAM


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ َوَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى المَاشِي ، وَالمَاشِي عَلَى القَاعِدِ ، وَالقَليْلُ عَلَى الكَثِيْرِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .


وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِي : (( وَالصَّغِيْرُ عَلَى الكَبيْرِ )) .


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk, dan yang sedikit memberi salam kepada yang banyak." (Muttafaqun 'alaih) [HR. Bukhari, no. 6233 dan Muslim, no. 2160]


Ada tambahan dalam riwayat Al-Bukhari, “Dan yang kecil memberi salam kepada yang besar.”


Faedah Hadits

1. Hadits ini mengajarkan bagaimanakah adab mengucapkan salam, dan setiap orang punya hak dalam hal salam.

2. Seandainya yang banyak melewati yang sedikit atau yang besar melewati yang kecil, maka tidak ada dalil yang menunjukkan siapakah yang baiknya mengucapkan salam. Dalil yang ada hanyalah menjelaskan keutamaan yang memulai mengucapkan salam, terserah anak kecil ataukah orang dewasa, atau orang yang sedikit ataukah orang yang banyak.

3. Siapa yang masuk pasar hendaklah menebar salam seperti praktik dari Ibnu Umar


WaLLAAHUa'lam

Saturday, September 16, 2023

QS AL-A'RAF 166 KISAH PENYAIR YANG DIPOTONG LIDAHNYA KARENA MEMUJI RAULULLAH

Dahulu kala ada seorang penyair hebat dan sangat terkenal, Syaikh Farazdaq. Ia selalu asyik memuji Rasulullah SAW., mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika ia melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca kasidah di makam itu. Ketika itu ada seseorang yang mendengarkan kasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca kasidah, orang itu menemui Sang Penyair dan mengajaknya untuk makan siang ke rumahnya. Ia pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Sang Penyair dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk kugunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah Syaikh Farazdaq lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Sang Penyair pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula."

Syaikh Farazdaq terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang berkata:

“Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah SAW. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Sang Penyair (Syaikh Farazdaq) terbangun dari tidurnya, mendapati lidahnya telah kembali seperti semula. Maka Syaikh Farazdaq pun bertambah dahsyat memuji Rasulullah SAW.

Hingga di tahun selanjutnya Syaikh Farazdaq datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemuinya dan mengajaknya untuk makan siang di rumahnya. Syaikh Farazdaq teringat kejadian tahun yang lalu. Namun, ia tetap menerima ajakan tersebut. Sehingga, ia dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, Syaikh Farazdaq dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah didatangi lalu lidahnya dipotong. Anak muda itu pun meminta Syaikh Farazdaq untuk masuk yang akhirnya ia pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas.

> Maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah mengubahnya menjadi seekor kera.” Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada umat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

Dahulu kala ada seorang penyair hebat dan sangat terkenal, Syaikh Farazdaq. Ia selalu asyik memuji Rasulullah SAW., mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika ia melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca kasidah di makam itu. Ketika itu ada seseorang yang mendengarkan kasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca kasidah, orang itu menemui Sang Penyair dan mengajaknya untuk makan siang ke rumahnya. Ia pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Sang Penyair dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk kugunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah Syaikh Farazdaq lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Sang Penyair pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Syaikh Farazdaq terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang berkata:

“Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah SAW. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Sang Penyair (Syaikh Farazdaq) terbangun dari tidurnya, mendapati lidahnya telah kembali seperti semula. Maka Syaikh Farazdaq pun bertambah dahsyat memuji Rasulullah SAW.

Hingga di tahun selanjutnya Syaikh Farazdaq datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemuinya dan mengajaknya untuk makan siang di rumahnya. Syaikh Farazdaq teringat kejadian tahun yang lalu. Namun, ia tetap menerima ajakan tersebut. Sehingga, ia dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, Syaikh Farazdaq dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah didatangi lalu lidahnya dipotong. Anak muda itu pun meminta Syaikh Farazdaq untuk masuk yang akhirnya ia pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas.

> Maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah mengubahnya menjadi seekor kera.” Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada umat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada umat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف 

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.” Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah SWT. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad SAW. Karena pujian kepada Nabi Muhammad SAW. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad SAW. berarti pula banyak mencintai beliau Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji Nabi Muhammad SAW., maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari Allah SWT .


(Dikisahkan Oleh Almaghfurlah Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa)

Friday, September 15, 2023

Semangat bekerja SEMANGAT MENJEMPUT REZEKI

Jangan menjadi beban keluarga,,

Apalagi orang lain,,

Berusahalah,, jangan hanya diam dan berpangku tangan...


Tak perlu gengsi,,

Kerjakanlah yg penting halal,,

Mau usaha sendiri atau menjadi karyawan,,

Mau di kantor atau di jalanan,,

Wangi atau bau,,

Rapi atau berantakan,,

Sarjana atau bukan,,

Semuanya sama...


Karena harga diri laki-laki itu bekerja,,

Bukan banyak cerita, apalagi meminta-minta....


Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Sesungguhnya Allah menyukai hamba yg bekerja dan terampil,, siapa yg bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah" (HR.AHMAD)


Mu'awiyyah bin Qurrah rahimahullah berkata:


"Manusia yg paling banyak hisab nya pada hari kiamat nanti adalah orang yg sehat banyak menganggur (tidak menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk dunia atau akhirat)"

 "(Iqtidhaul 'Ilmil 'Amal, hal.103)"


Selamat berjuang wahai para pencari nafkah,,

Semoga lelahmu menjadi berkah,, dan

Usahamu mengantarkan mu beserta keluarga mu ke jannah...


Selamat beraktivitas , semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Sehat dengan Menjalankan Syariat

Hari ini masalah kesehatan menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar masyarakat. Pasalnya selain mahal, beragam jenis penyakit kerap datang tanpa permisi. Sejak pandemi, banyak orang mudah terkena depresi, bahkan mungkin sampe stroke.


Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan bahwa setengah dari gangguan mental yang diidap orang dewasa terbentuk sebelum mereka berusia 14 tahun. Bahkan, sekitar 15 persen anak remaja di negara-negara berkembang pernah berniat untuk melakukan bunuh diri.


*Menahan Amarah*

Yang perlu digarisbawahi, selain stroke. Ada juga darah tinggi, depresi, tidak semata-mata karena gaya hidup dan genetik, tetapi juga kebiasaan diri yang tidak bisa menahan emosi, marah-marah terlebih jika dilakukan secara berlebihan.


Kontribusi mental terhadap penyakit fisik cukup signifikan. Dengan kata lain, apa yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada umat Islam sangat berdampak terhadap kesehatan raga. Lebih dari itu balasannya di sisi Allah bagi Muslim yang mampu mengendalikan amarahnya sangatlah luar biasa.


*“Barangsiapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki.”*

(HR Ahmad).


*عَنْ سُلَـيْمَانَ بـْنِ صُرَدٍ رض قَالَ: اِسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيِّ ص فَجَعَلَ اَحَدُهُمَا يَـغْضَبُ وَ يَحْمَرُّ وَ جْهُهُ. وَ تَـنْتَـفِخُ اَوْدَاجُهُ فَـنَظَرَ اِلَـيْهِ النَّبِيُّ ص فَـقَالَ: اِنــِّيْ َلاَعْلَمُ كَـلـِمَةً لَوْ قَالَـهَا لَذَهَبَ عَـنْهُ ذَا: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجـِيْمِ. فَـقَالَ اِلَى الـرَّجُلِ رَجُلٌ مِمَّنْ سَمِعَ النَّبِيَّ ص فَـقَالَ: هَلْ تَـدْرِى مَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص آنـِفًا؟ قَالَ: لاَ. قَالَ اِنــِّيْ َلاَعْلَمُ كَـلـِمَةً لَوْ قَالَـهَا لَذَهَبَ عَـنْهُ ذَا. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الـرَّجـِيْمِ. فَـقَالَ لَهُ الـرَّجُلُ: اَمَجْنُوْنًا تَـرَانــِيْ؟ البخارى و مسلم*


_Dari Sulaiman bin Shurad radhiyallahu anhu, ia berkata: Ada dua orang saling mencaci di sisi Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam. Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, merah mukanya dan tegang urat lehernya. Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam melihat kepada orang itu dan bersabda : “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya, kalimat itu ialah : *A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)”.*_ 


_Maka berdirilah seorang laki-laki diantara orang-orang yang mendengar sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam tersebut menghampiri orang yang marah itu dan berkata : “Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Rasulullah tadi ?”_ 


_Orang yang marah itu menjawab : “Tidak”._


_(Orang yang mengingatkan itu berkata) : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda : “Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya. Kalimat itu ialah : A’uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim”._ 


_Orang yang marah itu berkata : “Apakah engkau menganggap aku ini gila?.”_ 

[HR. Bukhari dan Muslim]


Dan, inilah yang diteladankan oleh Nabi Yusuf alaihissalam kepada saudara-saudaranya yang telah menyengsarakan beliau. Nabi Yusuf memaafkan bahkan memohonkan ampunan kepada mereka yang telah berbuat jahat, saat beliau bisa dengan leluasa menetapkan balasan berupa apapun juga.


*قَالَ لَا تَثۡرِيبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَۖ يَغۡفِرُ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ٩٢*


_“Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni (kalian), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang.”_ 

(QS Yusuf: 92).


Dengan kata lain, tindakan Nabi Yusuf tersebut secara ragawi bisa dilihat manfaatnya justru di dunia modern, dimana sikap marah, apalagi berlebihan ternyata tidak mendatangkan manfaat apapun barang secuil saja. Untuk itu jauhi marah sebisa mungkin.


*Membaca Al-Qur’an*

Sepintas membaca tidak berhubungan dengan kesehatan. Tetapi tidak demikian jika Al-Qur’an yang dibaca, terutama jika dibaca dengan penuh penghayatan. Membaca Al-Qur’an akan mendatangkan ketenangan batin, bahkan terhindar dari pesimisme.


Ketika seseorang mengalami suatu kesulitan atau kejadian yang karena itu dia tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan disertai kecewa yang mendalam, lantas ia bersegera membaca Al-Qur’an, niscaya akan tenang bathinnya dan stabil pemikirannya.


*مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢*


_“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”_

(QS Al-Hadid: 22).


Pada akhirnya hati akan memahami bahwa apa saja yang terjadi di muka bumi ini semua atas idzin dan kehendak-Nya. Jadi, untuk apa disesali jika itu keburukan. Dan, untuk apa dibangga-banggakan meski itu kebaikan. Pada hakikatnya semua dari Allah.


*Walhasil, hati akan tenang dan tentram.*


*لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ ٢٣*


_“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”_(QS Al-Hadiid: 23).


Oleh karena itu, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, sehingga cerdas akal kita dan damai hati kita. Karena hanya dengan membaca Al-Qur’an seorang Muslim akan mencapa ketenangan dan kebahagiaan hakiki.


*Shalat*

Shalat dari dimensi waktu melatih diri hidup disiplin, teratur dan tentu saja sehat.


Shalat Subuh misalnya, ibadah ini melatih diri setiap Muslim terbebas dari keterlambatan dalam segala urusan, mulai dari pekerjaan, tugas, hingga jadwal pertemuan. Dengan catatan usai shalat Subuh tidak tidur lagi. Dengan demikian shalat Subuh membantu memperlancar urusan dan tentu juga rezeki untuk kesehatan jiwa raga.


Dan, ini berkelindan dengan perintah Nabi. _“Bersegeralah dalam mencari rezeki dan kebutuhan (hajat) karena dalam kesegeraan (pergi pagi) itu terdapat keberkahan dan kesuksesan.”_ 

(HR. Thabrani).


Dari sisi kesehatan fisik, udara sebelum Subuh jelas steril. Jika Subuh dilaksanakan berjama’ah ke masjid, setiap langkah kaki akan memberikan dampak positif bagi peredaran darah dan jantung.


Dengan demikian hanya Subuh saja banyak manfaat didapat. Seperti kata pepatah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampau.


Karena itu, bersungguh-sungguhlah menjalankan syariat agama ini, karena dalam pelaksanaannya tidak saja mendatangkan pahala di akhriat tetapi manfaat langsung di dunia. Selain itu, syariat akan mengantarkan jiwa kita lebih bijaksana, sehingga tidak mudah pesimis, putus asa dan patah arang.


Semoga Allah memudahkan kita menjalankan syariat-Nya dalam keseharian sepanjang hayat, hingga bisa mencapai hidup bahagia dunia-akhirat. Aamiin.*

Ciri-ciri rezeki halal dan berkah bisa dilihat dari beberapa hal

Seorang muslim harus memastikan bahwa rezeki yang diperoleh berupa harta haruslah berasal dari sumber yang halal dengan cara yg dirdhai Allah  sehingga bisa mengundang keberkahan.

Umat muslim dianjurkan untuk bekerja dengan mengharap ridha dan hidayah Allah dalam menjemput rezeki yg telah Allah tentukan.

Rezeki yang halal bisa didapatkan dengan bekerja. Rezeki halal adalah rejeki yang diperoleh dengan jalan yang dihalalkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW, seperti rezeki dari hasil pertanian, rezeki dari perdagangan, Jasa Pelayanan dan sebagainya.


Sementara rezeki yang haram adalah rezeki yang dihasilkan dengan cara yang diharamkan oleh Allah SWT, seperti rezeki hasil mencuri, menerima suap, menipu, merampok dan sebagainya.


Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 168, dijelaskan bahwa Allah SWT berfirman tentang perintah untuk mencari rezeki halal,


*يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ*


*Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu*


Dalam buku Minhajul Muslimah oleh Muhammad Syafii Masykur dijelaskan bahwa rezeki halal akan diikuti dengan keberkahan.


Berkah berasal dari bahasa Arab, barakah yang artinya ziyadatul khair atau bertambahnya kebaikan. 

*Jadi, rezeki yang berkah adalah rezeki yang membuat kebaikan kita bertambah.*


Banyak orang mencari rezeki berlimpah, tetapi melupakan keberkahan rezeki. Akibatnya, banyak orang yang dari segi materi menganggap tercukupi, tetapi ternyata kenyataan hidup yang ia rasakan pahit.


Keberkahan rezeki akan membuat orang yang mendapatkannya merasa tenteram. Sebaliknya, orang yang mencari banyaknya rezeki justru tidak akan merasa tenteram dalam hidupnya.


Ciri-ciri Rezeki Halal dan Berkah

Mengutip buku Agar Harta Berkah dan Bertambah oleh Didin Hafidhuddin, disebutkan beberapa ciri dan tanda rezeki yang halal dan berkah. Berikut diantaranya:


*1. Rezeki yang membuat dekat dengan Allah SWT*

Ciri harta yang berkah adalah harta tersebut jika dimiliki oleh seorang muslim dengan cara yang benar maka akan makin mendekatkan pemiliknya dengan Allah SWT.


Semakin bertambahnya harta, orang tersebut bukan makin sombong atau malah berpaling dari-Nya. Tapi orang tersebut justru makin rajin ibadahnya karena rasa syukur atas salah satu nikmat Allah SWT tersebut.


Harta yang menjauhkan pemiliknya dengan Allah SWT merupakan musibah bagi dirinya. Perlu diingat bahwa ujian dari Allah SWT bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk harta.


Jadi, syarat harta yang baik adalah harta yang didapat dengan cara yang halal kemudian digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin ia menggunakan harta itu semakin ia dekat dengan Allah dan bertambah ketakwaannya.


*2. Rezeki yang bermanfaat*

Rezeki berupa harta yang dimiliki oleh seorang muslim harus selalu membawa manfaat bagi manusia yang lain.

 Sebagai contohnya yakni, seorang yang memiliki kecukupan harta akan membelanjakan harta tersebut untuk keperluan amal, membantu orang yang membutuhkan atau memberi sumbangan untuk kegiatan sosial.


Semakin banyak rezeki yang ia peroleh maka semakin banyak juga amal kebaikan yang dilakukan.


Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al Lail ayat 17-21,


*وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ ١٧ الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ ١٨ وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ ١٩ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ ٢٠ وَلَسَوْفَ يَرْضٰى ࣖ ٢١*


*"Akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (diri dari sifat kikir dan tamak). Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Sungguh, kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya)." (QS Al Lail: 17-21)*


*3. Rezeki yang Selalu Dicukupkan*

Rezeki yang berkah adalah harta yang dimiliki oleh seorang muslim yang membuat dirinya selalu merasa berkecukupan dengan harta tersebut. Pertambahan harta miliknya tidak membuatnya rakus tapi makin bersahaja dan hidup sederhana.


Harta yang baik adalah harta yang pemiliknya merasa cukup dengan harta itu. Seseorang yang selalu merasa cukup akan merasakan hidupnya tenang, mensyukuri berapapun yg Allah karuniakan dan tidak berlebihan dalam mengejar dunia.


Itulah beberapa tanda dan ciri-ciri rezeki yang halal serta berkah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rezeki yang Halal dan Berkah yg diridhaiNYA sehingga dijauhkan dari keburukan.


*Selamat menjemput rezeki yg Halal dan Berkah yg diridhai Allah, secara Jujur, Professional, Transparant dan Amanah !*

SEDEKAH UNTUK KELUARGA YANG MENINGGAL MALAM PERTAMA

Berkata Yang Mulia Abah Guru Sekumpul yang maksudnya kurang lebih begini :

Di dalam sebuah Hadist Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menerangkan bahwa :

" sejatinya yang paling dahsyat bagi seorang mayyit adalah di malam pertama/penambayan, masuk ke liang kubur, maka hendaklah bersedakah untuk mayyit itu, Maka jika tidak, Sholat lah olehmu 2 rakaat untuk mayyit.Pada


rakaat pertama :


Baca Surah Al-Fātihah sebanyak 1 kali.Ayatul

Kursy 1 kali.lalu

Surah At-Takatsur 1 kali.Kemudian

membaca Surah AL -IKHLAS 11 kali.Pada


rakaat kedua, bacaannya sama saja dengan rakaat pertama.Al


-Fātihah 1 kali , Ayatul Kursy 1 kali, At-Takatsur 1 kali, AL-IKHLAS 11 kali.


Kemudian sesudahnya salam lalu dia berdoa :


"Ya Allah, sesungguhnya aku telah mengerjakan sholat ini dan Engkau Maha Tahu, maka sampai kan lah pahalanya kepada fulan bin/binti fulan.


Maka almarhum atau almarhumah itu akan datangi 1000 orang Malaikat yang membawa Nur.. cahaya, yang akan menemani mayyit itu sampai Hari Kiamat tiba.


Dan pahala bagi orang yang mengerjakan shalat Hadiah tersebut yaitu :


Di beri pahala beramal melebar sebanyak sinar matahari menyinari dunia.

Di angkat derajatnya 40.000 derajat..

Di beri pahala berhaji dan ber'umroh sebanyak 40. 000 kali

Di beri 1000 buah kota di dalam Syurga..

Di beri 1000 macam pakaian di dalam Syurga..

Di beri pahala 1000 orang mati syahid.


Boleh di kirimkan pahala nya doa itu mulai dari Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga, para sahabat, dan dzurriyat , lalu para Wali Allah, lalu para alim ulama, para guru kita.


Kemudian khususan buat si A bin si A..si B bin si B..sampai beberapa orang, terserah.


Dan bagus di kerjakan setiap malam.. Tidak ada masalah.

Dan tidak masalah jadi buat almarhum almarhumah yang sudah lama meninggal dunia nya.


Ini amalan Buhan nenek datu.. Ujar Abah Guru.


Adapun niat sholatnya:


أُصَلِّيْ سُنَّةَ الهَدِيَّةِ رَكْعَتَ

Thursday, September 14, 2023

PENYAKIT 'AIN

Penyakit ain sudah ada sejak zaman dulu. Rasulullah SAW mengatakan bahwa penyakit ain itu nyata adanya. Sebagaimana sabdanya, "(Pengaruh) 'ain itu nyata (benar)." (HR. Muslim). Beliau menganjurkan umatnya untuk menerima kenyataan ini.


Dalam riwayat lain, beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa:


العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين


Artinya: "Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh 'ain itu yang bisa." (HR. Muslim No. 2188).


Ada doa memohon perlindungan dari penyakit ain dalam sabda Rasulullah di atas yakni:


أَعوذ بِكَلماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، من كلِّ شيطانٍ وَهامَّةٍ، ومن كلِّ عينٍ لامَّةٍ


A'udzubikalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli 'ainin liammatin


Artinya: "Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari 'ain yang mencela."

Tuesday, August 29, 2023

ORANG CERDAS

 بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Renungan untuk kita semua

Orang Cerdas itu adalah

Orang yang MENINGGALKAN DUNIA sebelum ia MENINGGAL DUNIA.


Dia BERSEDEKAH sampai kaya, bukan kaya baru BERSEDEKAH.


Dia BERDAKWAH sampai alim,

bukan sudah alim baru BERDAKWAH.


 Dia datang KE MESJID sampai tua, bukan tua baru KE MESJID.


Dia BERAMAL sampai ikhlas, bukan ikhlas baru BERAMAL


 Orang CERDAS itu adalah mereka yang ingat mati dan mempersiapkan bekalnya.


Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,


“Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.”


[HR. Ibnu Majah]


*Orang-orang shalih selalu memikirkan dan mempersiapkan kematian.*  Mereka bersungguh-sungguh ketika melakukan kebaikan seolah-olah mereka akan meninggal pada hari tersebut.


Apabila tiba sore hari, mereka bersyukur atas kesempatan yang masih Allah berikan.

Mereka pun kembali bersungguh-sungguh melakukan kebaikan seolah-olah mereka akan meninggal pada malam tersebut.


Anda Orang Cerdas Ataukah Tidak

 “Kita dilahirkan… untuk menuju kematian…”,

 “Kita tinggal… untuk meninggal…”


Orang-orang hebat… 

Para penguasa dunia… 

Ternyata hanya tinggal berita dan kenangan…

Harta dan kekuasaan yang mereka miliki tak kuasa untuk mengkekalkan mereka…


Mukmin yang cerdas,

yang tahu bahwasanya ia tidak tahu kapan meninggalnya dan dimana


Maka iapun selalu mengingat hari perpisahan tersebut… 

hari tangisan tersebut…, 

*ia tidak tahu apakah ia mendapatkan husnul khotimah ataukah meninggal dalam kondisi bermaksiat..

Ia selalu mempersiapkan diri…

Ini sungguh orang yang cerdas.


Adapun orang yang tidak cerdas* adalah orang yang pura-pura lupa bahkan tidak sadar bahwa ia tidak tahu kapan meninggal dirinya... 

lantas ia tidak mempersiapkan dirinya…

Ia berusaha melupakan hari perpisahan tersebut dengan menghabiskan waktunya untuk menikmati dunia sepuas-puasnya…

Sungguh ini adalah orang yang tidak cerdas…

Namun *ia tetap saja, tidak akan bisa lari dari kematian…

Allah berfirman,


Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.


[QS Al-Jumu’ah : 8]


Anda Orang Cerdas Ataukah Tidak…


Semakin sering mengingat kematian semakin cerdaslah anda,


semakin lalai dari mengingat kematian semakin tidak cerdaslah anda…

ukurlah !


Selamat beramal shaleh yg lebih baik dari amal shaleh terbaik sebelumnya sebagai bukti orang Cerdas, sampai kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah !

Tuesday, August 22, 2023

Jin, Setan dan Iblis

✅ JIN

adalah salah satu jenis makhluk Allah yang memiliki sifat fisik tertentu, Jin diciptakan dari bahan dasar api.


Allah ta'ala berfirman, “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14-15)


Jin memiliki kesamaan dengan manusia, seperti memiliki akal dan nafsu, dan juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat. Oleh karena itu,


Ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir dsbnya. Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat 'ijtinan' (اجتنان) Artinya tersembunyi dan tidak kelihatan.


Allah ta'ala berfirman, “Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A'raf: 27)


✅ SETAN⠀

satu prinsip yang harus dipegang : Jin itumakhluk dan Setan adalah 'sifat' untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka maksiat, suka melawan aturan & semacamnya.


Karena Setan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri 'manusia dan jin'. Sebagaimana firman Allah ta'ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia.


“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia.” (QS. An-Nas: 6)


✅ IBLIS

adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Allah ta'ala berfirman,


“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat 'Sujudlah kalian kepada Adam!' maka mereka semua pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)


Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah ta'ala berfirman, “Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia & keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)

Empat Masa Yang Dimiliki Seorang Hamba


قَالَ سَيِّدِي أَبُو الْعَبَّاسِ الْمُرْسِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :

Berkata Sayyidi Abul ‘Abbas Al-mursiy :


أَوْقَاتُ الْعَبْدِ أَرْبَعَةٌ لاَ خَامِسَ لَهَا٬

Seorang hamba hanya memiliki empat masa dalam kehidupan dan tidak lebih dari itu,


اَلنِّعْمَةُ وَالْبَلِيَّةُ وَالطَّاعَةُ وَالْمَعْصِيَةُ٬

Yaitu : Masa mendapat ni’mat dari Allah, Masa mendapat musibah, Masa ta’at kepada Allah dan Masa berma’shiat,


وَلِلّٰهِ تَعَالىٰ عَلَيْكَ فِي كُلِّ وَقْتٍ مِنْهَا سَهْمٌ مِنَ الْعُبُوْدِيَّةِ يَقْتَضِيْهِ الْحَقُّ مِنْكَ بِحُكْمِ الرُّبُوْبِيَّةِ٬

Dan Allah SWT senantiasa menuntut ibadah pada waktu-waktu tersebut :


فَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الطَّاعَةُ فَسَبِيْلُهُ شُهُوْدُ الْمِنَّةِ مِنَ اللهِ عَلَيْهِ أَنْ هَدَاهُ لَهَا وَوَفَّقَهُ لِلْقِيَامِ بِهَا٬

1. Apabila dalam keadaan melakukan ta’at kepada Allah, maka hendaknya dia melihat bahwasanya semua itu adalah pemberian dari Allah sehingga dia bisa mendapatkan taufiq dan kemudian beribadah kepada Allah,


وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الْمَعْصِيَةُ فَمُقْتَضَى الْحَقِّ مِنْهُ وُجُوْدُ الْاِسْتِغْفَارِ وَالنَّدَمِ٬

2. Apabila ia dalam keadaan terjerumus melakukan ma’shiat, maka tuntutan Allah (yang harus dilakukan) adalah agar dia cepat-cepat bertaubat, beristighfar dan menyesalinya,


وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ النِّعْمَةُ فَسَبِيْلُهُ الشُّكْرُ وَهُوَ فَرَحُ الْقَلْبِ بِاللهِ٬

3. Apabila dalam keadaan mendapat ni’mat, maka hendaknya dia bersyukur, yaitu bahagia dengan apa yang Allah berikan padanya.


وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الْبَلِيَّةُ فَسَبِيْلُهِ الرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَالصَّبْرِ.

4. Apabila dalam keadaan tertimpa musibah, maka hendaknya dia rela dengan ketentuan Allah dan sabar menghadapinya.