This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, July 31, 2022

BERBUAT DOSA TAPI MERASA AMAN DARI SIKSA

Terkadang pendosa berpandangan bahwa keselamatan fisik dan harta menandakan tak ada siksaan yang menimpanya. Padahal lalai atas akibat maksiat yang dilakukannya adalah sejatinya siksaan.

Orang-orang bijak berkata, “Kemaksiatan yang terjadi setelah melakukan kemaksiatan adalah siksaan atas kemaksiatan yang pertama. Dan kebaikan yang terjadi setelah melakukan kebaikan adalah ganjaran atas kebaikan yang pertama.”

Terkadang siksaan di dunia itu tak bisa ditebak seperti yang pernah dikatakan oleh sebagian rahib Bani Israil, “Wahai Tuhan! Betapa sering aku bermaksiat, namun Engkau tak menyiksaku! Maka disampaikan kepadanya, ’Entah berapa kali Aku menyiksamu tanpa engkau sadari. Bukankah Aku telah menjadikanmu tak lagi mampu merasakan lezatnya bermunajat kepada-Ku?”

Semoga Allah mengampuni dosa kita, menjauhkan kita dari siksa-Nya, memberikan kita kenikmatan bermunajat pada-Nya. Aamiin..

Tempat-Tempat Mangkalnya Setan dalam tubuh Manusia.

sebagian diagnosa dalam ruqyah syar'iyyah,diantaranya:

1. Di tengkuk kepala dg mengikat 3..

Efeknya: Rasa berat & malas melakukan ketaatan dan ibadah,apalagi tahajud.

2. Di telinga dg mengencinginya.

Efek: Tidak mendengar dzikir (adzan, merasa gelisah bila mendengar Al-Qur'an dan nasehat dan berusaha menghindarinya).

3.Bermalam di lubang hidung..

(Al-Qodhi iyyad Rahimahulloh menjelaskan: Hidung adalah anggota badan yang terhubung dg golbu manusia).

Efek : sering was - was, susah bernafas dan sesak nafas ketika tidur maupun terjaga, dsb.

4.Di aliran darah manusia yang berpusat di golbu (jantung) sebagai pemompa darah.

Efek: gangguan yg sering berpindah-pindah - pindah dalam tubuh atau sering sakit yg berganti-ganti)

5. Masuk lewat mulut menguap.

Efek: sering ada keluhan bagian perut, lambung, dll.

Wallahu A'lam


Sumber: Kitab Wiqayatul insani minal jinny wasy syaithan

Saturday, July 30, 2022

6 PESAN UNTUKMU YANG INGIN MENIKAH

 1. Jangan menikah kalau masih bergantung hidup kepada orangtua. Terutama laki-laki. Temukanlah pekerjaan dan nafkahilah anak istri dari hasil jerih payah keringatmu sendiri.


2. Jangan menikah kalau masih berteman dengan rasa malas, terutama untuk perempuan. "Tenang aja mas, kan ada ART dan bibi yang ngurus anak." Iya paham nanti bisa ada ART & babysitter buat urus rumah & anak. Nah itu suami, bisa kamu titip urus juga?


3. Jangan menikah kalau HANYA ingin menghindari zina. Mas/Mbak, masih ada beragam cara tuk menghindari zina & dosa. Seperti berpuasa dan sering menundukan pandangan.


4. Jangan menikah bila belum siap memprioritaskan kebahagiaan pasangan dan anak dalam hidupmu. Kalau saat ini yang masih terpenting bagi hidupmu adalah game yang sekarang kamu mainkan, jangan menikah dulu. Bila memang itu bidang pekerjaanmu dan menghasilkan sih oke. Kalau bukan?


5. Jangan menikah hanya lantaran iri melihat lingkaran pertemananmu menikah. Gak, gak, jangan. Pernikahan itu tidak seindah apa yang diperlihatkan di medsos. Medsos it's just slice of happiness, not a life.


6. Jangan menikah karena takut ga ada yang mau menerimamu lagi karena umurmu semakin bertambah, dan kamu menikahi orang yang apa adanya dan bahkan jauh dari kriteriamu. Bersabar sedikit lagi yuk. Sembari berbenah diri, mengupgrade diri, serta menyesuaikan standar dengan kemampuan kita. InsyaAllah yang baik tidak akan datang dengan cara yang gegabah.

7 Amalan Bagi Wanita Haid Dan Nifas

[1] Membaca Al Qur'an tanpa menyentuhnya.


[2] Boleh menyentuh ponsel atau tablet yang ada konten Al-Qurannya. Karena benda semacam ini tidak dihukumi Al-Quran. bisa menggunakan bantuan alat dsbnya.


[3] Berdzikir dan berdoa. Baik yang terkait waktu tertentu, misalnya doa setelah adzan, doa seusai makan, doa memakai baju atau doa hendak masuk WC, dll.


[4] Membaca dzikir mutlak sebanyak mungkin, seperti memperbanyak tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya. Ulama sepakat wanita haid/orang junub boleh membaca dzikir


[5] Belajar ilmu agama, seperti membaca membaca buku-buku islam. Sekalipun di sana ada kutipan ayat Al-Quran, namun para ulama sepakat itu tidak dihukumi sebagaimana Al-Quran, sehingga boleh disentuh.


[6] Mendengarkan ceramah, bacaan Al-Quran atau semacamnya.


[7] Bersedekah, infak, atau amal sosial keagamaan lainnya.


[8] Menyampaikan kajian, sekalipun harus mengutip ayat Al-Quran. Karena dalam kondisi ini, dia sedang berdalil dan bukan membaca Al-Qur’an.


Karena itu, tidak ada alasan untuk bersedih atau tidak terima dengan kondisi haid yang dia alami. Wallahu'alam


🌐 Konsultasisyariah.com⠀

SURAT ALQURAN UNTUK PENCEGAHAN

 1. Surat Al Fatihah

Mencegah kemarahan Allah


2. Surat Al-mulk

Mencegah siksa kubur


3. Surat Al-Falaq

Mencegah iri hati manusia


4. Surat Yasin

Mencegah kehausan di hari kiamat


5. Surat Al-Waqi'ah

Mencegah kefakiran


6. Surat An-Nas

Mencegah was-was


7. Surat Al-Ikhlas

Mencegah kemunafikan


8. Surat Al-Kafirun

Mencegah kekufuran ketika di cabut roh


9. Surat Ad-Dukhan

Mencegah kesusahan di hari kiamat


10. Surat Al-Kautsar

Mencegah permusuhan

CARA SHOLAT SEPULANG KERJA

 Pertama, Andaikan kejadian seperti ini terjadi secara insidental, tidak terencana, dan tidak bermaksud melalaikan salat. Namun karena terjebak di tengahjalan atau terjebak kemacetan dan tidak bisa turun dari kendaraan untuk mengerjakan salat,

maka dibolehkan untuk menjamak salat Magrib dan Isya di waktu Isya, yang disebut dengan jamak ta'khir.

Kedua, Jika kejadian seperti ini terjadi terus menerus, yaitu setiap hari dengan sengaja menunda salat Magrib sampai waktu salat Isya padahal tidak dalam kondisi safar, sebaiknya ia mengatur waktunya dan mengatur perjalanannya dengan baik agar bisa tetap salat Magrib pada waktunya.

Semisal dengan menunggu waktu salat Magrib di stasiun kereta atau di perhentian KRL, atau terminal bus, lalu setelah selesai menunaikan salat Magrib baru melanjutkan perjalanannya kembali.


Sumber : Konsultasisyariah.com

PERTANYAAN KUBUR

Allah Ta'ala berfirman,


يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ


“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)


Tafsiran ayat "Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.


عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ)


Dari Al-Bara' bin 'Azib, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, ia akan berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.' " (HR. Bukhari, no. 4699)


Dari Al-Bara' bin 'Azib pula, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan tentang ayat "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat', beliau mengatakan,


فِى الْقَبْرِ إِذَا قِيلَ لَهُ مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ


“Di dalam kubur akan ditanyakan siapa Rabbmu, apa agamamu, dan siapa nabimu." (HR. Tirmidzi, no. 3120. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Hadits ini dikeluarkan pula oleh Bukhari, no. 1369 dan Muslim, no. 2871)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ.


وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ


“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata, "Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?" Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia, "Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata, "Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu.” Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, dan dikatakan, "Tidurlah." Dia menjawab, "Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku.” Keduanya berkata, “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut.”


Apabila yang meninggal adalah orang munafik, ia menjawab, "Aku mendengar orang mengatakan aku pun mengikutinya dan saya tidak tahu.” Keduanya berkata, "Kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu.” Dikatakan kepada bumi, "Himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan azab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut." (HR. Tirmidzi, no. 1071)


Orang yang kuat imannya yang bisa menjawab pertanyaan kubur

Bukti di alam kubur, ahli ikhlas dan orang yang kuat imannya akan mudah menjawab pertanyaan kubur adalah riwayat berikut.


Al-Mas'udi berkata, dari 'Abdullah bin Mukhariq, dari bapaknya, dari 'Abdullah, ia berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin jika meninggal dunia, ia akan didudukkan di kuburnya. Ia akan ditanya, 'Siapa Rabbmu?', 'Apa agamamu?', 'Siapa nabimu?'. Allah akan menguatkan orang beriman itu untuk menjawab. Ia akan menjawab, 'Rabbku Allah, agamaku Islam, nabiku Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.' Lantas 'Abdullah membacakan firman Allah surat Ibrahim ayat 27." (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dan 'Abdullah bin Imam Ahmad dalam As-Sunnah, no. 1429; Al-Baihaqi dalam 'Adzab Al-Qabr, no. 9. Semuanya dari jalur Al-Mas'udi dengan sanad yang hasan.)


WaLLAAHUa'lam

Ingin mengetahui taraf kedewasaan seseorang

Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu

Lihatlah kedewasaan seseorang ketika ia marah... dan engkau belum mengetahui kedewasaannya jika ia belum marah (jika engkau belum melihatnya ketika ia marah.

Ketika seseorang sedang tersulut api amarah, maka perhatikanlah sikap dan tutur katanya, perhatikanlah apakah ia tetap bisa objektif atau ia akan mengungkit-ungkit hal-hal yang lain.

Friday, July 29, 2022

BACA INI SAAT TAHAJJUD

 Menurut Ustadz Adi Hidayat, bila membaca 2 surat ini dalam sholat tahajud maka rezeki akan cepat didapat dan hajat pasti terkabul.

.

Ustadz Adi Hidayat kemudian menyampaikan bacaan surat yang dianjurkan dibaca saat mengerjakan sholat tahajud.

.

"Misal Anda sedang bekerja besok ada persoalan yang pelik saat sholat bacakan ayat-ayatnya, misal Quran Surat 21 ayat 87-88," kata Ustadz Adi Hidayat.

.

"Kalau ingin mempercepat rezekinya baca Quran surat ke-2 ayat 172," kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kepada jamaah.

.

Sholat Tahajud merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur.

.

Banyak ulama yang mengatakan barangsiapa yang melaksanakan tahajud dan bermunajat kepada Allah SWT, maka hajat yang diinginkan akan cepat terkabul😊

.

jadi dibaca disaat kamu sedang tahajud, kapan dibacanya ? pada saat sujudnya, atau setelah selesai shalatnya. insya Allah perlahan-lahan doamu akan terwujud satu per satu ya mentemen

Thursday, July 28, 2022

AZAB KUBUR

Ayat ini adalah pokok aqidah terbesar yang menjadi dalil bagi Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengenai adanya adzab (siksa) kubur yaitu firman Allah Ta'ala,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang."

Ayat Lain yang Membicarakan Siksa Kubur

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS. Thahaa: 124)

Ibnul Qoyyim –rahimahullah- mengatakan, “Bukan hanya satu orang salaf namun lebih dari itu, mereka berdalil dengan ayat ini tentang adanya siksa kubur." (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Begitu pula Ibnul Qoyyim –rahimahullah- menyebutkan ayat-ayat lain yang menunjukkan adanya siksa kubur.

Kita dapat melihat pula dalam surat Al An'am, Allah Ta'ala berfirman,

وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya." (QS. Al An'am: 93)

Adapun perkataan malaikat (yang artinya), "Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan”. Siksa yang sangat menghinakan di sini adalah siksa di alam barzakh (alam kubur) karena alam kubur adalah alam pertama setelah kematian. (At Tafsir Al Qoyyim, hal. 358)

Begitu juga yang serupa dengan surat Al An'am tadi adalah firman Allah Ta'ala,

وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) : "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri)." (QS. Al Anfal: 50)

Siksa yang dirasakan yang disebutkan dalam ayat ini adalah di alam barzakh karena alam barzakh adalah alam pertama setelah kematian.

Begitu pula Ibnu Abil 'Izz –rahimahullah- ketika menjelaskan perkataan Ath Thohawi mengenai aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang meyakini adanya siksa kubur, selain membawakan surat Al Mu'min sebagai dalil adanya siksa kubur, beliau –rahimahullah- juga membawakan firman Allah Ta'ala,

فَذَرْهُمْ حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي فِيهِ يُصْعَقُونَ (45) يَوْمَ لَا يُغْنِي عَنْهُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (46) وَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا عَذَابًا دُونَ ذَلِكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (47)

“Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ath Thur: 45-47)

Setelah membawakan ayat ini, Ibnu Abil 'Izz mengatakan, "Ayat ini bisa bermakna siksa bagi mereka dengan dibunuh atau siksaan lainnya di dunia. Ayat ini juga bisa bermakna siksa bagi mereka di alam barzakh (alam kubur). Inilah pendapat yang lebih tepat. Karena kebanyakan dari mereka mati, namun tidak disiksa di dunia. Atau ayat ini bisa bermakna siksa secara umum.”

Begitu juga dapat kita lihat dalam kitab Shahih (yaitu Shahih Muslim), terdapat hadits dari Al Baroo’ bin 'Aazib –radhiyallahu 'anhu-. Beliau membicarakan mengenai firman Allah Ta'ala,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Al Baroo' bin 'Aazib mengatakan,

نَزَلَتْ فِى عَذَابِ الْقَبْرِ.

“Ayat ini turun untuk menjelaskan adanya siksa kubur." (HR. Muslim)

Bahkan Ibnul Qoyyim –rahimahullah-, ulama yang sudah diketahui keilmuannya mengatakan bahwa hadits yang menjelaskan mengenai siksa kubur adalah hadits yang sampai derajat mutawatir.

Lalu bagaimana dengan do'a berlindung dari adzab kubur yang dibaca ketika tasyahud akhir.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الآخِرِ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3] penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim). Do'a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qobri, wa 'adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal [Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al Masih Ad Dajjal]." (HR. Muslim)


WaLLAAHUa'lam

Wednesday, July 27, 2022

TIDUR SETELAH SUBUH

 Tidak menyangkal memang tidur paling nikmat itu setelah shalat shubuh, tapi dibalik kenikmatan itu, Ibnu Qayyim rahimahullah⠀

وَمِنَ المكْرُوْهِ عِنْدَهُمْ : النَّوْمُ بَيْنَ صَلاَةِ الصُّبْحِ وَطُلُوْعِ الشَّمْسِ فَإِنَّهُ وَقْتٌ غَنِيْمَةٌ⠀

“Di antara hal yang makruh menurut para ulama adalah tidur setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit karena waktu tersebut adalah waktu memanen ghonimah (waktu meraih kebaikan yang banyak.)” (Madarijus Salikin, 1: 369)⠀

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mendoakan waktu pagi sebagai waktu yang penuh keberkahan.⠀

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا⠀

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606)⠀

Dampak tidur diwaktu pagi hari :⠀

⛔ Membahayakan kesehatan tubuh⠀

⛔ Menyebabkan rasa malas⠀

⛔ Tidak bersemangat melakukan aktivitas⠀

⛔ Tidak mendapatkan berkah pagi hari⠀

⛔ Menghambat datangnya rezeki⠀

Selain itu tidur pagi bukanlah termasuk akhlak para ulama salafussholeh dan tidak sesuai dengan petunjuk Al Quran dan sunnah.⠀

Ibnu Qayyim berkata ada 4 hal yang menghambat datang nya rezeki,⠀

1. Tidur waktu pagi⠀

2. Sedikit shalat⠀

3. Malas malasan⠀

4. Berkhianat (za'adul ma'ad)⠀

🗣️ Kalau terpaksa ingin tidur boleh, Sekitar 15 menit setelah matahari terbit🙏🏻

JANGAN SALAH MENILAI

 


Bapak Tua itu sdg menggiring dombanya didlm kurungan berjalan.

Sebagian orang mengira bahwa otak Pak Tua ini error, yg ia lakukan tak lazim.

Sebagian yg lain menilai Pak Tua ini berlebihan, saking takutnya ia dombanya dicuri.

Sebagian lainnya menyangka Pak Tua ini terlalu khawatir dombanya tertabrak kendaraan di jalan.

Setiap orang menyangka, mengira dan menilai macam2. Sesuka pelbagai prasangka mereka.

Sampai seseorang berpapasan dg Pak Tua itu memberanikan diri bertanya: Mengapa engkau lakukan itu, Pak Tua ?

Pak Tua menjawab: "Aku lakukan ini karena takut domba2ku memakan tanaman orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya. Tentu Tuhanku akan menghisabku kelak akibat perbuatan domba2ku ini."

Demikianlah manusia...terus berprasangka buruk thdp orang lain, yg sangat mungkin berhati bersih. Dan memang bersihnya hati Pak Tua hanya Allah yg tahu.

Maka Hati2lah BERPRASANGKA, 

SELALULAH JAGA HATI, selalulah berprasangka baik

Tuesday, July 26, 2022

HATI-HATI MELANGIT

 Ketika orang sudah memiliki gelar yang mentereng, berilmu tinggi, memiliki harta yang mulia, sedikit yang memiliki sifat kerendahan hati, alias tawadhu’. Padahal kita seharusnya seperti ilmu padi, yaitu “kian berisi, kian merunduk”.


Di atas langit, masih ada langit


‎وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ


Dan di atas setiap orang yang berpengetahuan itu ada yang lebih mengetahui.


Masih ingat Kisah iblis?


‎وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}


“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)


Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)


Apa yang kamu sombongkan? Harta? Ilmu? Kehidupan yang lebih baik dari orang lain?


Ada sepenggal nasehat Para ulama tentang tawadhu'


Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.”


Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 304)


Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 298)


Semuanya hanya titipan. Allah mau ambil. Sangat mudah.

KOMBINASI MAKANAN juga bisa mempengaruhi kondisi pencernaan

 KOMBINASI MAKANAN juga bisa mempengaruhi kondisi pencernaan kita loh,,

Dan makanan ini adalah kombinasi makanan yg kurang baik dikonsumsi bersamaan


1. Pisang dan Susu

Kedua makanan ini sulit dicerna secara bersamaan, hal ini bisa membuat asam pencernaan kita.


2. Daging dan cuka

Makan keduanya bersamaan bisa membuat energi dan sirkulasi darah dlm tubuh melonjak. Jika diteruskan ini bisa berdampam pada meningkatnya resiko terkena serangan jantung


3. Teh dan Susu

Teh adalah minuman kaya antioksidan. Namun kalau dicampur susu, protein dln susu malah mengikat zat antioksidan dalam teh.

Teh juga mengandung asam tanat. Zat ini mengikat zat besi dan protein yg pd akhirnya menghambat penyerapan nutrisi makanan


4. Sereal dan Jus Jeruk

Asam dlm jus jeruk akan menghancurkan enzim yg bertugas mencerna karbohidrat, ini bisa menyebabkan sakit perut dan badan terasa berat


5. Nanas dan susu

Bromelain dalam nanas dan susu jika dimakan bersamaan menyebabkan masalah seperti mual, sakit perut, diare dan sakit kepala.


6. Telur + Susu Kedelai

Telur adl tinggi protein, susu kedelai punya sifat mengurangi aktivitas dr enzim protease yg digunakan tubuh utk mencerna protein.

Akibatnya kalau dikonsum bersamaan membuat tubuh kekurangan protein.

Sunday, July 24, 2022

Ciri-Ciri Doa Tahajud Kamu Terhenti Antara Langit Dan Bumi

Perhatikan Hal Ini Ketika Berdoa Saat Tahajud! Kenapa? Biar doa kamu powerfull, gak terhenti antara langit dan bumi


✨Diriwayatkan dalam Sunan Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i, dari Fudhalah bin Ubaid Radiyallahu Anhu : Dulu Rasulullah ﷺ pernah mendengar seseorang berdoa, tapi ia tidak memuji Allah dan mengucapkan sholawat kepada Rasulullah ﷺ . Maka sontak Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang Ini Terburu-Buru"


Kemudian Rasulullah ﷺ memanggil orang itu, lalu ia dan orang lainnya dinasihati : "Jika seseorang diantara kalian berdoa, maka harus dimulai dengan pujian kepada Allah, lalu sholawat kepada Rasulullah ﷺ sesudah itu barulah berdoa sesuai dengan apa yang kalian inginkan"


[Imam Tirmizi menggolongkan ini sebagai hadist hasan sahih]


✨Dalam riwayat lain juga dikatakan: Sesungguhnya doa itu terhenti antara langit dan bumi, tidak naik sedikitpun daripadanya hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ


[Diriwayatkan dalam kitab Tirmizi, dari Umar bin Khattab radiyallahu anhu]


Kesimpulan : Dalam Hal ini para ulama sepakat bahwa kita dianjuran membuka dan menutup doa-doa kita minimal dengan ucapan "Alhamdulillah" atau puji-pujian kepada Allah, lalu mengucapkan salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan harapan agar doa-doa kita bisa terangkat ke langit dan diterima oleh Allah Swt.


Semoga Allah ta'ala angkat doa-doa kita semua ke langit, Aamiin

Thursday, July 21, 2022

TUJUH KRITERIA SUAMI IDAMAN

PERTAMA: Suami memahami agama


Suami yang paham Agama  sehingga menjadi imam terbaik bagi keluarga di rumah.


Dalam hadits dari Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ


“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama." (HR. Bukhari, no. 71 dan Muslim, no. 1037)


Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Dapat disimpulkan dari hadits tersebut bahwa siapa yang tidak memahami agama, enggan mempelajari dasar-dasar Islam dan cabang-cabangnya, maka ia diharamkan untuk mendapatkan kebaikan.”


Ibnul Qayyim mengatakan, "Siapa yang tidak belajar agama, maka tidak akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, siapa yang ingin dapat kebaikan, maka ia akan dipahamkan dalam agama. Siapa yang dipahamkan dalam agama, maka ia telah diinginkan jadi baik jika memang ia memahami ilmu agama itu sambil diamalkan. Jika ia jadikan ilmu hanya sebagai wacana saja, ia tidaklah disebut faqih (paham) dan tidak mendapatkan kebaikan. Karenanya faqih (paham agama sambil diamalkan, pen.) merupakan syarat untuk mendapatan kebaikan.”


KEDUA: Suami peduli pada kebagusan agama istri dan anaknya.


Suami yang baik bertanggungjawab terhadap bagusnya Agama Isteri dan Anak Anaknya, bukan hanya terus memenuhi kepentingan dunianya saja,

Allah Ta'ala berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (QS. At- Tahrim: 6)


Adh-Dhahak dan Maqatil mengenai ayat di atas,


حَقُّ عَلَى المسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قُرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيْدِهِ، مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللهُ عَنْهُ


“Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang." (HR. Ath-Thabari, dengan sanad shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah)


Kepala rumah tangga yang baik mengajak anaknya untuk shalat sebagaimana yang suri tauladan kita perintahkan,


مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ


“Perhatikanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka." (HR. Abu Daud, no. 495; Ahmad, 2: 180).


Coba perhatikan nikmatnya jika rumah tangganya dibina dengan agama. Sungguh nikmat dan seuju. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyuruh suami-istri untuk shalat malam bareng,


رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ


“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suami lalu si suami mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah suaminya." (HR. Abu Daud, no. 1450; An-Nasa'i, no. 1611)


KETIGA: Memberi nafkah kepada keluarga dengan baik.


Dari Mu'awiyah Al-Qusyairi radhiyallahu 'anhu, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ – أَوِ اكْتَسَبْتَ – وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ


“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah." (HR. Abu Daud, no. 2142).


Besaran nafkah itu seperti apa?

Allah Ta'ala berfirman,


لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا


“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya." (QS. Ath Tholaq: 7).


Abul 'Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata, "Yang tepat dan lebih benar sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama (baca: jumhur) bahwa nafkah suami pada istri kembali pada kebiasaan masyarakat (kembali pada 'urf) dan tidak ada besaran tertentu yang ditetapkan oleh syari'at. Nafkah itu berbeda sesuai dengan perbedaan tempat, zaman, keadaan suami istri dan adat yang ada."


Bagaimana jika suami tidak memberi nafkah?


Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwa Hindun binti 'Utbah, istri dari Abu Sufyan, telah datang berjumpa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan itu orang yang sangat pelit. Ia tidak memberi kepadaku nafkah yang mencukupi dan mencukupi anak-anakku sehingga membuatku mengambil hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah berdosa jika aku melakukan seperti itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


خُذِى مِنْ مَالِهِ بِالْمَعْرُوفِ مَا يَكْفِيكِ وَيَكْفِى بَنِيكِ


“Ambillah dari hartanya apa yang mencukupi anak-anakmu dengan cara yang patut." (HR. Bukhari, no. 5364; Muslim, no. 1714)


KEEMPAT: Berusaha meluangkan waktu untuk istri dan anak


Contohlah bagaimanakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meluangkan waktu untuk istrinya.


'Aisyah radhiyallahu 'anha bercerita,


أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَىَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِى فَقَالَ « هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ ».


Ia pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam safar. 'Aisyah lantas berlomba lari bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tatkala 'Aisyah sudah bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, namun kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku dahulu." (HR. Abu Daud, no. 2578 dan Ibnu Majah, no. 1979).


Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,


رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَسْتُرُنِى بِرِدَائِهِ ، وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى الْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِى الْمَسْجِدِ ، حَتَّى أَكُونَ أَنَا الَّذِى أَسْأَمُ ، فَاقْدُرُوا قَدْرَ الْجَارِيَةِ الْحَدِيثَةِ السِّنِّ الْحَرِيصَةِ عَلَى اللَّهْوِ


“Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menutup-nutupi pandanganku dengan pakaiannya, sementara aku melihat ke arah orang-orang Habasyah yang sedang bermain di dalam Masjid sampai aku sendirilah yang merasa puas. Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa seperti gadis belia yang suka bercanda" (HR. Bukhari, no. 5236 dan Muslim, no. 892)


KELIMA: Banyak memaklumi kekurangan pasangan dan terus memperbaiki diri


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ


“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai." (HR. Muslim, no. 1469)


KEENAM: Suami punya kewajiban memenuhi hajat istri secara patut

Ada kisah Abu Darda' dan Salman yang dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai berikut,

Nabi–shallallahu 'alaihi wa sallam–telah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda'. Suatu saat Salman mengunjungi –saudaranya- Abu Darda'. Ketika itu Salman melihat istrinya, Ummu Darda', dalam keadaan tidak mengenakkan. Salman pun berkata kepada Ummu Darda', "Kenapa keadaanmu seperti ini?" "Saudaramu, Abu Darda', seakan-akan ia tidak lagi mempedulikan dunia", jawab wanita tersebut. Abu Darda' kemudian datang. Salman pun membuatkan makanan untuk Abu Darda'. Salman berkata, "Makanlah". "Maaf, saya sedang puasa", jawab Abu Darda'. Salman pun berkata, "Aku pun tidak akan makan sampai engkau makan." Lantas Abu Darda' menyantap makanan tersebut.

Ketika malam hari tiba, Abu Darda' pergi melaksanakan shalat malam. Salman malah berkata pada Abu Darda', "Tidurlah". Abu Darda' pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi untuk shalat. Kemudian Salman berkata lagi yang sama, "Tidurlah". Ketika sudah sampai akhir malam, Salman berkata, "Mari kita berdua shalat." Lantas Salman berkata lagi pada Abu Darda',

إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَلأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، فَأَعْطِ كُلَّ ذِى حَقٍّ حَقَّهُ

“Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga memiliki kewajiban terhadap dirimu sendiri (yaitu memberi supply makanan dan mengistirahatkan badan), dan engkau pun punya kewajiban pada keluargamu (yaitu melayani istri). Maka berilah porsi yang pas untuk masing-masing kewajiban tadi.” Abu Darda' lantas mengadukan Salman pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, "Salman itu benar" (HR. Bukhari, no. 968).


KETUJUH: Tidak banyak curiga pada istri

Inilah mengapa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak terlalu penuh curiga ketika ia meninggalkan istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aib-aibnya. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوْقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمَغِيْبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ

“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya." (HR. Bukhari, no. 5246 dan Muslim, no. 715).

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ

“Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya." (HR. Muslim no. 715).

Hadits semacam ini adalah dalil yang menunjukkan terlarang mencari-cari kesalahan dan kelengahan istri karena ini adalah bagian dari fitnah dan termasuk berburuk sangka padanya.


WaLLAAHUa'lam

7 ORANG YANG MENDAPAT NAUNGAN ALLAH DI PADANG MAHSYAR

 Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


Ada 7 orang yang akan mendapatkan naungan Allah ta’ala di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya,


[1] Pemimpin yang adil

.

[2] Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan beribadah kepada Allah

.

[3] Seorang yang hatinya bergantung ke masjid

.

[4] Dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah

.

[5] Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allah'

.

[6] Seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya

.

[7] Seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423)


Semoga Allah beri kesempatan kepada kita untuk melakukan 7 hal di atas, aamiin


Catatan : berlaku juga untuk perempuan.


🌐 rumaysho.com

Kamu punya apa? sampai berani nikahin anak saya?

 Bagiku pribadi, jawaban terbaik yang bisa kamu berikan kepada calon mertuamu adalah: "Saat ini saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup untuk menjamin kehidupan anak Ibu/bapak."

Terlepas apapun pekerjaan yang diinginkan oleh calon mertuamu, semisal mereka ingin kamu bekerja sebagai pegawai swasta, pns, ataupun wirausaha, bukan disitu maksudnya. Poin pentingnya adalah kamu sebagai pria mampu menanamkan dan memberikan keyakinan ke calon mertuamu bahwa anaknya akan hidup aman berada di naunganmu. Itu!

Mertuamu gak butuh tau seberapa cinta kamu dengannya. Toh mereka pasti sudah sangat memahami bahwa lelaki yang berani datang ke rumahnya, tidak perlu diragukan lagi luapan cinta terhadap anaknya. Mereka gak perlu informasi itu.

Mertuamu juga tidak terlalu fokus kepada banyaknya hafalan quranmu. Memang sih, itu merupakan ciri penting bahwa kamu adalah lelaki yang saleh. Namun, rumahtangga tidak bisa hanya dibangun dengan hafalan quran saja. Tapi juga harus dengan kerja keras dan kerja cerdas.

Mertuamu juga gak butuh informasi kalau kamu mendapatkan warisan yang melimpah. Lagipula mereka tau kok, memang itu uang milikmu, namun sangat jelas bukan milik keringatmu. Justru dengan mengatakan demikian, itu akan menjatuhkanmu harga dirimu di depan mereka.

Nah, kalau teman-temen sendiri, akan jawab apa bila calon mertua bertanya, "Kamu punya apa sampai berani nikahin anak saya?"

Kalau calon mertua (camer) bertanya demikian, ada hal yang harus teman-teman pahami.

Yakni kamu wajib Jujur dan jangan dibuat-buat! Kalau kamu orangnya pendiem, introver, dan lebih nyaman di rumah, ya bilang aja begitu. Meski camermu suka menantu yang heboh, suka diajak jalan-jalan, lebih baik jujur apa adanya.

Dan saat kamu nyebutin segala kelebihanmu, sebutkan yang bener nyata terjadi ya. Kalau kamu jago masak, bilang. Kalau kamu orangnya pekerja keras, katakan. Gak usah sungkan. Sebab bukan bermaksud pamer, tapi ya ini kondisinya kamu lagi ditanya loh.

Tapi kalau kamu sungkan, ya bilangnya menggunakan sudut pandang orang ketiga aja. Semisal, "Kata ibu saya, saya sih orangnya rajin bersih-bersih bu. Rapi juga." atau "Kata ustaz/guru saya, saya orangnya gigih gak gampang nyerah."

"Tapi kak, emangnya camer akan nanya sampe segitunya ya?"

Ya gak juga sebenarnya, hanya untuk jaga-jaga . Karena pas ditanya, kebanyakan kita jawabannya penuh dengan metafora. Kayak, "Kelebihan saya? Saya pasti akan menyayangi dia, seperti bapak menyayanginya." atau "Saya akan menerima semua kekurangan dia, bukan hanya ingin kesempurnaan yang ada pada dirinya."

Ya itu namanya bukan kelebihan :( itu namanya tekad atau prinsip. Jangan salah kaprah. Nanti camer malah bingung...


DOA SEBELUM SALAM DI TAHIYAT AKHIR

Doa langsung dikabulkan Allah swt *Ada seorang duduk tahiyat diujung tahiyat dia baca sebuah doa Kata Rasullullah shalallahu alaihi wassalam *Sudah diampuni,sudah diampuni,sudah diampuni.,apa doanya:

Allahumma inni as'aluka

Annaka antallahu

Al ahad

As shomad

Alladzi lam yalid walam yulad walam

yakullahu kufuwan ahad

Antaghfirli zunubi innaka antal ghafurur rahim

WUDHU DALAM KEADAAN TELANJANG

 Pertanyaan :⠀

Apakah kita diperbolehkan berwudhu setelah mandi namun masih dalam keadaan telanjang?


Jawaban :⠀

Seseorang yang melakukan wudhu sambil telanjang di kamar mandi, hukumnya boleh dan wudhunya sah.⠀

Hanya saja, yang lebih afdhal dia tidak melakukan hal itu. Karena melepas pakaian tidak selayaknya dilakukan kecuali dalam keadaan dibutuhkan. Seperti ketika mandi.⠀

Ada seseorang bertanya kepada Nabi, "Ketika seseorang itu sendirian?"⠀

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,⠀

فَالله أَحقّ أَنْ يستحيا مِنْهُ⠀

“Allah lebih layak seseorang itu malu kepada-Nya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibn Majah, dan dihasankan Al-Albani)⠀

📌 Hal yang sama juga difatwakan Komite Fatwa Arab Saudi. Ketika ditanya masalah wudhu dalam kondisi telanjang atau hanya memakai celana pendek, tim fatwa menjawab:⠀


"Wudhunya sah, karena membuka aurat maupun hanya memakai celana pendek, tidaklah menghalangi sahnya wudhu."

(Fatwa Lajnah Daimah, 5:235)


sumber : konsultasisyariah.com

.

Wednesday, July 20, 2022

SUMUR BAHRUT DI YAMAN,

 Di dunia ini ada beberapa tempat masih menyisakan misteri yang hingga hari ini belum ada jawaban yang pasti, salah satunya sumur Barhut.

Lokasi sumur ini berada di lembah padang pasir bernama Barhut, Hadramaut, Yaman. Sumur Barhut ini memiliki luas 100 meter persegi dengan kedalaman sekitar 250 meter. Dan konon dibuat oleh bangsa jin. Sumur Barhut dikatakan sebagai tempat awal munculnya kehancuran dunia dan menjadi tempat paling tidak bisa ditinggali. 

Dalam sebuah hadist dari ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik air di atas permukaan bumi ini adalah air zamzam, karena di dalamnya terdapat zat yang dapat mengenyangkan dan obat dari penyakit. Begitu juga seburuk-buruknya air di atas permukaan bumi adalah air dari sumur Barhut yang terletak di Hadramaut, seperti kumpulan belalang, yang di pagi harinya sumur tersebut memancarkan air kemudian pada sore harinya mengering yang tidak terdapat berkas basah apapun di atasnya”. 

Dalam hadist di atas menjelaskan, jika air di sumur Barhut memang tidak bisa digunakan untuk keperluan apapun. Karena kejanggalan dalam sumur tersebut yang mengeluarkan air di pagi hari namun sore hari air dalam sumur tersebut hilang tak berbekas. 

Sementara berdasarkan beberapa pengalaman beberapa orang yang pernah berada di sana mengatakan, berada di dekat sumur tersebut akan mencium bau busuk dan tidak mengenakkan. 

Sumur ini memiliki kisah, Dalam kitab Irsyadul Ibad dijelaskan bahwa sumur Barhut dijadikan tempat berkumpulnya ruh orang kafir.

MENGHADAPI ANAK TANTRUM

 Menghadapi anak tantrum memang tidak mudah... Karena tiap anak berbeda, maka tidak ada 1 rumus yang sama untuk menghadapi tantrum semua anak, Tips ini merupakan garis besar secara umum cara menangani tantrum pada anak.


Kira-kira ini yang ibu bisa lakukan:

1. Sttt... Jangan ikut berteriak ya bu.. tarik napas panjang, tetap tenang. (Ibu bisa membayangkan sedang ada di dalam elevator yang berjalan turun, bayangkan, makin turun elevator nya makin turun emosinya, atau.. bayangkan ada lagu latar : 'doraemon' saat anak tabtrum. Hehe.. dijamin pasti emosinya mereda). Kalau ibu tenang, maka ketenangannya akan menular ke anak. Kalau ibu makin marah dan teriak, makin menular pula emosi nya ke anak.


2. Cukup hadir di dekat anak, awasi anak jangan sampai melukai diri sendiri atau org lain.


3. Fase tantrum bukan saatnya ibu memberi nasehat, jadi jangan repot2 menasehati anak saat ia tantrum..ga akan didengar bu.. hanya ini yang ibu sebaiknya katakan: "kalau sudah selesai marahnya, ibu ada di sini, kita bicara baik2"


4. Ingat: anak kita bukan anak nakal, dia anak baik tapi sedang ada dalam situasi yang buruk. Dengan mengingat hal ini biasanya emosi ibu juga bisa lbh reda.


Tantrum adalah fase normal pada anak, karena otak anak sedang berkembang, ia baru belajar mana yang baik mana yang buruk.


Semoga bermanfaat dan jangan lupa simpan untuk dilihat lain waktu.


@dr.deviekristiani

MINIMAL DAPAT DUA ISTERI DI SURGA

Dari Abu Sa:id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan mengenai penduduk surga yang paling rendah kedudukannya dan paling terakhir terselamatkan dari neraka,

ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ فَتَقُولاَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ – قَالَ – فَيَقُولُ مَا أُعْطِىَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ

“Kemudian ia masuk rumahnya dan masuklah menemuinya dua bidadari surga, lalu keduanya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanmu untuk kami dan yang menghidupkan kami untukmu. Lalu laki-laki itu berkata: "Tidak ada seorang pun yang dianugerahi seperti yang dianugerahkan kepadaku.” (HR. Muslim, no. 188)

Dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri inilah, Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Yang nampak dari hadits tersebut, setiap orang itu minimal punya dua istri (di surga)."

Hal ini dikuatkan pula dengan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama kali masuk surga berbentuk rembulan di malam purnama. Mereka tidak akan meludah, tidak akan berdahak, dan tidak akan buang air di dalamnya. Bejana-bejana dan sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan perak. Tempat bara api mereka terbuat dari kayu wangi. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Setiap mereka memiliki dua istri." (HR. Bukhari, no. 3245 dan Muslim, no. 5065)

Tentunya jika seorang mukmin menghendaki lebih dari dua bidadari maka akan dikabulkan oleh Allah berdasarkan keumuman firman Allah,

وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta." (QS. Fusshilat: 31)


WaLLAAHUa'lam

DOA MENIUP UBUN-UBUN KETIKA MENIKAH

 Setelah sah menjadi pasangan suami dan istri,

mempelai pria sangat disarankan untuk memegang ubun-ubun istrinya sambil membaca doa pengantin baru berikut ini:


“Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.”


Artinya: ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.


Untuk kalian yang mau manikah,

khususnya calon mempelai pria 🤵‍♂️

jangan lupa sgra hafalkan doanya Ubun-ubun ya 😍

KEWAJIBAN MANTAN SUAMI

 Suami baru tidak wajib menafkahi anaknya janda, anak bawaan si janda bukan tanggung jawab suami baru.


Tanggung jawab menafkahi anak mutlak tetap jadi tugas ayah kandungnya, meski telah bercerai dengan istrinya.

Jika ayah kandung meninggal dunia maka kewajiban menafkahi anak jatuh pada keluarga ayah kandung.


Mantan istri berhak menuntut nafkah anak pada mantan suami/keluarga suami bila mantan suami meninggal dunia


Istri tidak berhak meminta nafkah anak pada suami barunya. Istri hanya berhak meminta nafkah untuk dirinya sendiri.


Ayah tiri mau menafkahi anak tiri dgn ikhlas maka besar pahalanya, seperti menafkahi anak yatim. Tapi itu tidak wajib, sekalipun ayah tiri tidak mau menafkahi anak tiri tidaklah berdosa.


Karena sampai kapanpun ayah tiri tidak akan bisa jadi wali. Semoga para ayah tiri yg menafkahi anak tiri dgn ikhlas diberikan kesehatan dan rejeki berlebih. Aamiin.


Ayah kandung berhutang pada ayah tiri, bilamana ayah tiri meskipun ia ikhlas menafkahi anak tiri maka kelak di akhirat pahala ayah kandung dikurangi & di berikan pada ayah tiri.


Hukum Allah SWT demikian, seorang ayah wajib menafkahi anak kandungnya, wajib menafkahi darah dagingnya.


Karena bin satu nasab tidak tergantikan meskipun telah tiada. Sampai akhirat bin akan tetap sama.


Menafkahi anak laki-laki sampai ia bekerja maksimal sampai usia 21 tahun.

Menafkahi anak perempuan sampai ia menikah, semakin cepat menikah semakin baik.


Tapi ayah harus membantu menolong bila kelak rumah tangga anak terjadi kdrt, pertengkaran, dll yg tidak ada jalan keluar bagi anak & menantu.


Karena ayah adalah wali, wali nikah. Gunanya wali nikah adalah untuk melindungi perempuan bila suatu saat terjadi kdrt, ketidakadilan, yg tak ada jalan keluar bagi anak & menantu.


Maka ayah sebagai wali mendatangi menantu untuk meminta pertanggungjawaban.


Dosa tetap mengalir, bilamana seorang ayah membiarkan anak kandungnya tanpa nafkah.

Yahudi membunuh 70 Nabi dalam Sehari

 Dari ribuan nabi diutus oleh Allah untuk umat manusia, ada beberapa yang berhasil mendakwah kaumnya agar kembali ke jalan yang benar tapi ada juga yang tidak berhasil dikarenakan kaumnya telah membangkang sehingga kaum tersebut di azab oleh Allah.

Dan ada beberapa Nabi yang diutus di dalam suatu kaum, tapi berakhir di bunuh oleh kaumnya sendiri. Salah satu kaum yang membunuh nabi tersebut adalah bangsa Yahudi.

Dalam keterangan Ibnul Qoyim ketika menyebutkan beberapa penyimpangan Yahudi.

Ibnul Qoyim menyebutkan :

Sementara generasi yang datang setelah Musa, mereka adalah pembunuh para nabi. Mereka membunuh Zakariya dan putranya nabi Yahya dan banyak nabi-nabi yang lainnya. Hingga dalam waktu sehari mereka membunuh 70 nabi, lalu mereka mengadakan pasar di sore hari, seolah-oleh mereka tidak berbuat kesalahan apapun. (Hidayah al-Hayara, hlm. 19)

5 Tips Hafalan Lancar

1. Perbanyak Murojaah.

Semua penghafal Al-Qur'an yang sudah lancar hafalan nya. Semua mereka mengatakan cara paling ampuh untuk lancar hafalan adalah sering murojaah. Semakin sering kita rajin murojaah semakin kuat hafalan yg kita punya, begitu juga sebaliknya semakin jarang kita murojaah semakin Kacau hafalan yg kita punya.

2. Jauhi maksiat.

Al-imam asy-syafi'i rahimahullah pernah berkata:

"Aku pernah mengadu kepada imam waki' akan buruknya hafalan ku, beliau membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Beliau mengatakan kepada ku, Bahwasanya ilmu agama itu adalah cahaya, dan cahaya Allah itu tidak diberikan kepada orang yang gemar bermaksiat".

3. Perbanyak membaca hafalan ketika shalat.

Hafalan yg dibacakan ketika shalat, baik itu shalat wajib atau sunnah. Seperti shalat sunah tahajjud, dhuha dll. Karena hafalan diwaktu tersebut pasti kita sangat memerlukan konsentrasi penuh ketika membacanya. Ini juga yang sering dilakukan sama nabi, sahabat dan para salaf terdahulu.

4. Perbanyak amalan ibadah atau mengamalkan isi Al-Qur'an.

Semakin sering kita melakukan ibadah kepada Allah berusaha mengamalkan apa yg sudah dihafal. InsyaAllah akan Allah permudahkan setiap urusan kita.

5. Perbanyak berdo'a.

Tetaplah berdo'a kepada Allah SWT. Jangan pernah berhenti berdo'a. karena kenapa? Karena Allah lah kita bisa bukan karena kemampuan kita sndiri. Baarakallahu fiikum

Tuesday, July 19, 2022

SHOLAT BERSAMAAN KUMANDANG ADZAN

 Banyak ulama dari kalangan Malikiyah (Madzhab Maliki) dan Hanabilah (Madzhab

Hanbali) yang menegaskan makruhnya memulai salat sunah ketika mendengar adzan.


✨Ibnu Qudamah -ulama Madzhab Hanbali-mengatakan,

"Al Atsram menceritakan, bahwa Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang memulai salat ketika mendengarkan adzan?

Imam Ahmad menjawab: 'Dianjurkan untuk melakukan salat setelah selesai adzan atau hampir selesai adzan.


✨Karena hadis menyatakan: 'Sesungguhnya setan lari ketika mendengar adzan'. Karena itu, hendaknya tidak langsung berdiri melakukan salat.

Kalaupun dia masuk masjid kemudian mendengar adzan, dianjurkan untuk menunggu selesai adzan, agar bisa menjawab adzan, sehingga dia melakukan dua keutamaan (menjawab adzan dan salat sunah). Andaipun dia tidak menjawab adzan, dan langsung salat, itu tidak masalah!" (Al Mugni, 2:253)


📚Kesimpulan : Dari keterangan ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa selayaknya tidak melaksanakan salat sunah ketika adzan, agar bisa menjawab adzan dan tetap bisa melaksanakan salat sunah setelah adzan.


Wallahu a'lam

Monday, July 18, 2022

CATATAN ALLAH SANGAT TELIT

Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan, “Dengan dihadirkannya timbangan-timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti, manusia melupakannya.”

Ada manusia yang mengambil catatan amalnya dari sebelah kanannya dan ada yang dari sebelah kirinya. Dalam ayat disebutkan,

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ

إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ

فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ

قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ

وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ

يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ

مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْۜ

هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ

ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ

ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ

إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ


فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ


Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.

Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.

Telah hilang kekuasaanku daripadaku". (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.

Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.

Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. (QS. Al-Haqqah: 18-35)

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia ketika itu mengingat neraka, lantas ia menangis. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya saat itu, "Apa yang membuatmu menangis?" 'Aisyah menjawab, "Aku mengingat neraka lantas aku menangis. Apakah kalian akan mengingat keluarga kalian pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,


أَمَّا فِي ثَلاَثَةِ مَوَاطِنَ فَلاَ يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا عِنْدَ المِيْزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أَيَخِفُّ مِيْزَانُهُ أَوْ يَثْقُلُ وَعِنْدَ الكِتَابِ حِيْنَ يُقَالُ ( هَآؤُمُ اقْرَؤُوْا كِتَابِيَهْ ) حَتَّى يَعْلَمَ أَيْنَ يَقَعُ كِتَابُهُ أَفِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ وَعِنْدَ الصِّرَاطِ إِذَا وُضِعَ بَيْنَ ظَهْرَي جَهَنَّمَ


“Ada tiga keadaan seseorang tidak akan mengingat siapa pun (pada hari kiamat): (1) ketika di sisi mizan (timbangan), sampai seseorang mengetahui timbangannya ringan ataukah berat; (2) ketika berada pada sisi kitab (catatan amal) ketika dikatakan 'Ambillah, bacalah kitabku (ini)' sampai ia mengetahui apakah catatannya diambil dari sisi kanan, ataukah sisi kiri, atau dari belakang punggungnya; (3) ketika berada di shirath (jembatan) yang dibentangkan di atas Jahannam." (HR. Abu Daud, no. 4755; Tirmidzi, no. 2235.)

Semua yang dicatat tak mungkin ada yang luput

Semua amal manusia telah dicatat, tidak ada yang samar sedikit pun, manusia sendiri yang melupakan catatannya. Dalam ayat disebutkan,


يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ


“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadilah: 6)

Dalam ayat lainnya pula disebutkan,


وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا


“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun.” (QS. Al-Kahfi: 49).

Dalam Tafsir Al-Jalalain disebutkan, “Diletakkan kitab setiap orang beriman di sisi kanannya dan orang kafir di sisi kirinya. Orang-orang kafir akhirnya melihat dan merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis dalam kitab catatan amal tersebut. Ketika mereka melihat dosa-dosa mereka, mereka berkata, “Celakalah kami.” Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan catatan dosa yang kecil maupun yang besar, semuanya benar-benar tercatat? Mereka pun dapati bahwa semuanya tercatat dalam kitab tersebut. Allah tidak memberi hukuman kepada mereka yang penuh dosa secara zalim. Untuk orang-orang beriman pun tak mungkin dikurangi pahala mereka.”

Imam Asy-Syaukani berkata, “Tidak ditinggalkan maksiat kecil maupun besar melainkan tercatat dalam kitab catatan amal tersebut.”

Lamanya sehari pada hari kiamat

Imam Al-Muzani rahimahullah mengatakan, "Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu tahun.”

Dalam ayat disebutkan,


سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ

لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ

مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ


Seseorang telah meminta kedatangan azab yang akan menimpa, orang-orang kafir, yang tidak seorangpun dapat menolaknya,

(yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik.

Dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (QS. Al-Ma'arij: 4).


Dalam ayat lainnya disebutkan sehari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia seperti dalam ayat,


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

ذَٰلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ


“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia menetap tinggi di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. As-Sajdah: 4-6)


Dalam ayat lainnya disebutkan,


وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ


“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. Al-Hajj: 47)

Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun di dunia seperti dimaksudkan dalam surah As-Sajdah ayat kelima adalah waktu Allah mengatur urusan dari langit ke bumi lalu naik lagi ke langit selama sehari, sehari itu sama dengan 1000 tahun menurut perhitungan kita. Seperti itu masih disebut satu hari. Adapun surah Al-Ma'arij ayat keempat membicarakan tentang hari kiamat. 

Lima puluh ribu tahun untuk lamanya hari kiamat itu diterangkan pula dalam hadits berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ ، فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ ، فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ ، كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ ، فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ


“Siapa saja yang memiliki harta berupa emas dan perak, namun tidak menunaikan kewajibannya, maka pada hari kiamat nanti akan dibuatkan lempengan (seterika) dari api neraka, lalu dipanaskan di dalam api neraka jahannam. Dengan lempengan tersebut, perut, dahi, dan punggungnya diseterika. Setiap kali diseterika tersebut dingin, akan dipanaskan lagi dan dipakai lagi untuk menyeterika setiap hari, yang setara dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), hingga perkaranya diputuskan. Setelah itu dia mengetahui jalannya, apakah masuk ke surga ataukah ke neraka." (HR. Muslim, no. 987)

Kesimpulannya, hari yang dibicarakan dalam ayat di atas adalah hari yang berbeda, bukan hari yang sama. Dalam surah Al-Ma'arij membicarakan hari kiamat, sehari lamanya adalah 50.000 tahun. Sedangkan hari yang dibicarakan dalam surah Al-Hajj dan surah As-Sajdah adalah hari di sisi Allah ketika mengatur berbagai perkara, sehari lamanya seribu tahun menurut perhitungan kita.


WaLLAAHUa'lam

LISAN

 Yahya bin Mu'adz rahimahullah menyatakan,

"Kalbu itu bagaikan periuk dalam dada yang menggelembung dengan apa yang ada di dalamnya. Sedangkan lisan itu gayungnya. Lihatlah kondisi seseorang sampai dia berbicara. Karena lisannya itu akan

mengambil untukmu apa yang ada dari dalam kalbunya, baik sesuatu yang manis, asam, tawar atau asin. Kondisi kalbunya akan terlihat olehmu dari perkataan lisannya."


[ Hilyatul Auliya 10/63 ]

10 Nasehat Pernikahan untuk (Calon) Suami

1 & 2. Wanita itu menyukai romantisme dan ucapan cinta yang terus terang. Maka, janganlah engkau pelit terhadapnya. Karena, jika engkau pelit, akan ada tabir yang kering diantara kalian dan cinta bisa berkurang.

3. Sesungguhnya wanita itu tidak menyukai pria yang galak. Namun, jika terlalu lemah, engkau akan dimanfaatkannya. Maka, tempatkanlah sifat-sifat tersebut di waktu yang tepat agar ada cinta dan ketenangan.

4. Wanita menyukai apa-apa yang disukai oleh suaminya. Jika suami suka ucapan yang lemah lembut penuh kasih sayang, istrinya tampil cantik menawan, penampilan yang rapi dan aroma yang wangi, sesungguhnya istri pun juga ingin yang seperti itu dari suaminya.

5. Jadikanlah rumahmu sebagai kerajaan dan istrimu sebagai rajanya. Janganlah engkau hancurkan kerajaannya, dan jangan pula engkau coba hadirkan tandingan bagi sang raja. Karena, tidak ada permusuhan yang lebih hebat bagi raja, melainkan orang yang ingin melengserkannya dari kedudukannya.

6. Jangan buat posisi saat ia mencintaimu, ia harus mengorbankan keluarganya. Jangan posisikan dia pada, "pilih aku atau keluargamu." Karena, kalaupun akhirnya ia memilihmu dengan terpaksa, hatinya tidak akan tulus dalam mencintaimu.

7. Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini adalah rahasia keindahan pada diri mereka dan mengapa wanita menarik bagi pria. "Alis semakin indah saat ia bengkok." Maka, saat ia keliru, janganlah kasar padanya dan jangan pula engkau biarkan. Jadilah pembimbing yang seimbang.

8. Wanita memang terkadang lupa akan jasa suaminya. Janganlah engkau membenci fitrah ini dari istrimu sehingga engkau meninggalkannya.

9. Wanita akan melalui masa-masa dimana jasad dan batinnya melemah, yang bahkan, karenanya Allah menggugurkan beberapa kewajiban untuk mereka. Di masa-masa ini, temani ia dan bimbinglah dengan sabar dan ringankan dirinya dari tugas, permintaan, dan perintahmu.

10. Sesungguhnya wanita yang kamu nikahi ibarat tawanan (karena apa-apa harus izin). Maka, berlemah lembutlah terhadap tawananmu dan tolerir kondisinya yang terbatas. Dengan begitu, ia akan menjadi teman terbaik sekaligus perhiasan terindah bagimu.

Sunday, July 17, 2022

HAL YANG HARUS KITA YAKINI TENTANG SURGA DAN NERAKA

Pertama: Surga dan neraka itu benar adanya, tidak ada keraguan sedikit pun tentangnya.

Di antara dalilnya,

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132) وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 131-133)

Kedua: Surga dan neraka sudah ada saat ini.

Tentang surga, Allah Ta'ala berfirman,

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)

Tentang neraka, Allah Ta'ala berfirman,

أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Yang telah disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran: 131). Jika dikatakan “telah disediakan", berarti keduanya telah ada.

Dari Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ ، وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ ، فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ

“Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”(HR. Bukhari, no. 5198 dan Muslim, no. 2737)

Dari Ibnu 'Abbas, Rafi' bin Khadij, 'Aisyah dan Ibnu 'Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ ، فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ

“Sakit demam berasal dari panasnya jahannam. Oleh karenanya, dinginkanlah demam tersebut dengan air.”(HR. Bukhari, no. 3261, 3263, 3264, 5726 dan Muslim, no. 2209, 2210, 2212)

Ketiga: Surga dan neraka itu kekal karena Allah yang menghendaki keduanya untuk kekal. Keduanya tidaklah fana.

Tentang surga, Allah Ta'ala berfirman,

خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”(QS. At-Taubah: 100)

Tentang neraka, Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا ,إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. An-Nisaa’: 168-169)

Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ ، وَ أَهْلُ النَّارِ النَّارَ ، ثُمَّ يَقُومُ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ يَا أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ ، وَيَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ ، خُلُودٌ

“Jika penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah memasuki neraka, kemudian seseorang akan meneriaki di antara mereka, "Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Kalian akan kekal di dalamnya." (HR. Bukhari, no. 6544 dan Muslim, no. 2850).

Penduduk Surga dan Neraka dari Keturunan Adam

Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Dan Allah menciptakan penduduk neraka dari keturunan Adam.”

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,

دُعِيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ إلى جِنَازَةِ صَبِيٍّ مِنَ الأنْصَارِ، فَقُلتُ: يا رَسُولَ اللهِ، طُوبَى لِهذا، عُصْفُورٌ مِن عَصَافِيرِ الجَنَّةِ لَمْ يَعْمَلِ السُّوءَ وَلَمْ يُدْرِكْهُ، قالَ: أَوَ غيرَ ذلكَ، يا عَائِشَةُ إنَّ اللَّهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا،خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ في أَصْلَابِ آبَائِهِمْ، وَخَلَقَ لِلنَّارِ أَهْلًا، خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ في أَصْلَابِ آبَائِهِمْ.

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah diminta untuk menyolatkan jenazah seorang anak dari kaum Anshar. Maka aku katakan: “Wahai Rasulullah beruntunglah anak ini. (Ia akan menjadi seekor) burung 'ushfur dari burung-burung 'ushfur di dalam surga. Ia belum berbuat kejelekan sama sekali dan belum menjumpai masa terkenai dosa (karena belum baligh).”

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Atau (bahkan) selain itu, wahai Aisyah, sesungguhnya Allah menciptakan untuk surga penghuninya. Allah ciptakan mereka untuk surga sejak mereka berada pada tulang sulbi ayah-ayah mereka. Dan Allah menciptakan untuk neraka penghuninya Allah menciptakan mereka sejak mereka dalam tulang sulbi ayah-ayah mereka." (HR. Muslim, no. 2662)

Bagaimana dengan Anak dari Orang Muslim dan Orang Musyrik yang Belum Baligh?

Mengenai hadits di atas, Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa para ulama sepakat, anak kecil dari kaum muslimin yang meninggal dunia, maka ia termasuk penghuni surga karena ia belum terbebani syariat. (Syarh Shahih Muslim, 16:207). Namun Imam Nawawi setelah itu menjelaskan bahwa hal ini bukan berarti kita tunjuk person, bahwasanya anak ini dipastikan masuk surga, seperti ini tidak boleh.

Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Yang dimaksud tentang hadits di atas adalah tidak boleh memastikan kalau seseorang itu masuk surga atau masuk neraka, walau itu anak kecil (yang belum dibebankan syariat), tetap tidak boleh dipastikan.”

Sedangkan untuk anak-anak orang musyrik terjawab dengan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang nasib anak-anak orang musyrik, beliau menjawab,

اللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ

“Allah Maha Mengetahui tentang apa yang mereka perbuat." (Muttafaqun 'alaih. HR. Bukhari, no. 1384 dan Muslim, no. 2658).

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa maksud hadits ini adalah Allah mengetahui amalan mereka nantinya seperti apa jika mereka terus hidup. Allah tahu mana di antara mereka yang mau taat ketika diuji, begitu pula Allah tahu mana di antara mereka yang mau taat ketika berada di dunia. Ketika diuji, Allah tahu mana di antara mereka yang bermaksiat, sebagaimana Allah tahu bagaimana jika mereka berada di dunia. Itulah ilmu Allah, Allah tahu sesuatu yang tidak terjadi seandainya hal itu terjadi.”


WaLLAAHUa'lam

Saturday, July 16, 2022

14 Nasihat Emas Dari Imam Syafi'i

 1. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan merasakan pahitnya kesialan" (Imam Syafi'i)


2. "Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ditinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i)


3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i)


4. "Lakukan disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i)


5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i)


6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia benar-benar menghinamu" (Imam Syafi'i)


7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan di tenun" (Imam Syafi'i)


8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i)


9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak memiliki jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i)


10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. perbuatan maksiat saat sunyi tiada-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi 'saya)


11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemelaratannya, sehingga orang lain mengira bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i)


12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha" (Imam Syafi'i)


13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i)


14. "Apabila Anda memiliki seorang sahabat yang membantu Anda dalam ketaatan pada Allah, maka pegang eratlah ia, jangan berdiri. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i).

Friday, July 15, 2022

Ashabul A'raf, Tempat di akhirat selain Syurga dan Neraka

 Tempat tersebut adalah Al A'raf dan penghuninya disebut Ashabul A'raf.

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya.

Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum”. Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).

Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu." (QS Al A'raf: 46–47)

Pada akhirnya, para Ashabul A'raf akan dimasukkan ke dalam surga dengan kasih sayang Allah. (Tafsir As Sa'di)

SUASANA DI SURGA

Di surga tidak ada kesulitan, gangguan, dan rasa capek

Allah Ta'ala berfirman,

لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ

“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya." (QS. Al-Hijr: 48). Ibnu Katsir rahimahullah ketika menerangkan ayat ini mengatakan, “Mereka tidak ada kesulitan dan gangguan.”

Hal ini bisa dilihat dari hadits yang membicarakan tentang keutamaan Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu 'anha dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata,

أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ

“Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata, 'Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.' 'Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.'” (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432)

Kalau sudah masuk surga, maka tidak akan keluar selamanya

Dalam ayat surah Al-Hijr ayat 48 yang dinukil oleh Imam Al-Muzani rahimahullah, "Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” Artinya, mereka kekal di dalam surga dan tidak akan keluar dari surga selamanya.

Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu :anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إذَا دَخَلَ أهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأهْلُ النَّارِ النَّارَ يُؤْتَى بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أمْلَحَ فَيُنَادَي مُنَادٍ يَا أهْلَ الْجَنَّةِ فَيَشْرَئِبّوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقوْلُ هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا فَيَقُوْلوْنَ نَعَمْ هَذَا الْمَوْتُ وَكُلهمْ قَدْ رَآهُ ثمَّ يُنَادِي يَا أهْلَ النَّارِ فَيَشْرَئبّوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقُوْلُ هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا فَيَقولوْنَ نَعَمْ هَذَا المْوَتُ وَكلهُمْ قَدْ رَآهُ فَيُذبَحُ ثمَّ يَقوْلُ يَا أهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْد فَلَا مَوْتَ وَيَا أهْلَ النَّارِ خلُوْدٌ فَلَا مَوْتَ

“Apabila penduduk surga telah masuk ke dalam surga dan penduduk neraka telah masuk ke dalam neraka, maka didatangkanlah kematian dalam bentuk kambing berwarna putih kehitam-hitaman, kemudian ada yang memanggil, 'Wahai penghuni surga.' Mereka pun mengangkat leher dan memandang. Sang penyeru bertanya: apakah kalian mengetahui sosok ini?' Mereka menjawab, 'Ya.' Ini adalah al-maut (kematian), karena mereka semua pernah melihatnya. Yang memanggil pun kembali memanggil, 'Wahai penghuni neraka.’ Mereka pun mengangkat leher dan memandang. Yang memanggil tersebut berkata, 'Apakah kalian mengetahui sosok ini?' Mereka pun menjawab, :Ya.' Ini adalah al-maut (kematian), karena mereka semua pernah melihatnya. Maka al-maut itu disembelih lalu yang memanggil berkata, 'Wahai penduduk surga, kalian akan kekal tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka kalian pun akan kekal tidak ada lagi kematian.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat ini,

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam: 39) (HR. Bukhari, no. 4730)


WaLLAAHUa'lam

MASUK SURGA TANPA SIKSA

Hushain bin 'Abdurrahman –rahimahullah– berkata,

كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُمَّ قُلْتُ أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ وَلَكِنِّي لُدِغْتُ قَالَ فَمَاذَا صَنَعْتَ قُلْتُ اسْتَرْقَيْتُ قَالَ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ قُلْتُ حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِيُّ فَقَالَ وَمَا حَدَّثَكُمْ الشَّعْبِيُّ قُلْتُ حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَالَ لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَةٍ فَقَالَ قَدْ أَحْسَنَ مَنْ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي انْظُرْ إِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمْ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ

“Saya pernah bersama Sa'id bin Jubair lalu dia berkata, 'Siapa di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?' Aku menjawab, 'Aku'. Kemudian aku berkata, 'Tapi aku tidak sedang mengerjakan shalat. Aku terbangun karena aku disengat (binatang).' Sa'id lalu berkata, “Lantas apa yang kamu perbuat?' Aku menjawab, 'Aku meminta untuk diruqyah.' Sa'id bertanya, 'Apa yang alasanmu sampai meminta diruqyah? ' Aku menjawab, 'Sebuah hadits yang Asy Sya'bi ceritakan kepadaku.' Sa'id bertanya lagi, 'Apa yang diceritakan Asy Sya'bi kepada kalian.' Aku menjawab, 'Dia telah menceritakan kepada kami dari Buraidah bin Hushaib Al Aslami, bahwa dia berkata, “Tidak ada ruqyah kecuali disebabkan oleh penyakit 'ain dan racun (sengatan binatang berbisa).” Maka Sa'id pun menjawab, “Sungguh sangat baik orang melaksanakan dalil yang telah ia dengar." Hanya saja Ibnu Abbas telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Telah ditampakkan padaku semua umat. Aku melihat seorang nabi yang hanya memiliki beberapa pengikut (3 sampai 9 orang). Ada juga nabi hanya memiliki satu atau dua orang pengikut saja. Bahkan ada nabi yang tidak memiliki pengikut sama sekali. Tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekumpulan orang, maka aku menyangka bahwa mereka adalah umatku. Ada yang berkata padaku, ‘Mereka adalah Nabi Musa 'alaihis salam dan pengikutnya. Tetapi lihatlah ke ufuk.’ Lalu aku pun memandang, ternyata ada kumpulan kaum yang besar yang berwarna hitam (yakni saking banyaknya orang kelihatan dari jauh). Lalu dikatakan lagi kepadaku, 'Lihatlah ke ufuk yang lain.’ Ternyata di sana juga terdapat kumpulan kaum yang besar yang berwarna hitam. Dikatakan kepadaku, 'Ini adalah umatmu dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki surga tanpa dihisab dan disiksa‘.”

Setelah menceritakan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bangkit lalu masuk ke dalam rumahnya. Orang-orang lalu memperbincangkan mengenai mereka yang akan dimasukkan ke dalam surga tanpa dihisab dan tanpa disiksa. Sebagian dari mereka berkata, “Mungkin mereka adalah orang-orang yang selalu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ada pula yang mengatakan, “Mungkin mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak pernah melakukan perbuatan syirik terhadap Allah.” Mereka mengemukakan pendapat masing-masing. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui mereka, lalu beliau bertanya, "Apa yang telah kalian perbincangkan?” Mereka pun menerangkannya kepada beliau. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang tidak meruqyah, tidak meminta untuk diruqyah, tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial) dan hanya kepada Allah mereka bertawakal.”

'Ukkasyah bin Mihshan berdiri lalu berkata, “Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk bagian dari mereka.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Engkau termasuk bagian dari mereka.” Kemudian ada lagi yang berdiri dan berkata, “Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk bagian dari mereka.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ukkasyah telah mendahuluimu.” (HR. Bukhari no. 5752 dan Muslim no. 220)

Dalam riwayat Bukhari disebutkan,

هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Mereka itu tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” (HR. Bukhari no. 5752)

Faedah dari hadits di atas:

1- Hushain bin 'Abdurrahman khawatir jika orang-orang menyangka ia melakukan shalat malam ketika melihat bintang. Ia tidak mau dinilai melakukan ibadah saat itu padahal ia tidak melakukannya. Inilah yang menunjukkan keutamaan salafush sholeh dan menunjukkan bagaimana keikhlasan pada diri mereka. Mereka berusaha menjauhkan diri dari riya'. Mereka tidak mau mengatakan bahwa ia telah melakukan seperti ini dan seperti itu supaya orang-orang sangka ia adalah wali Allah. Ada yang memakai biji tasbih di leher atau sengaja membawa tasbih di tangannya ketika berjalan, supaya orang-orang sangka ia sedang berdzikir. Dan memang memamerkan biji tasbih di leher ketika jalan lebih cenderung pada riya' (ingin memamerkan amalan).

2- Hushain ketika tersengat kalajengking mengambil pilihan untuk meminta diruqyah karena ia punya pegangan dalil dari Asy Sya'bi ('Amir bin Syarohil Al Hamdani Asy Syabi) dari Buraidah bin Al Hushaib. Dalilnya mengatakan bahwa tidak ada ruqyah yang lebih manjur kecuali pada penyakit 'ain (mata dengki) atau pada humah (sengatan kalajengking). Ini menunjukkan bahwa boleh meminta diruqyah dalam hal seperti ini, namun ada jalan yang lebih baik sebagaimana disebutkan oleh Sa'id bin Jubair.

3- Ketika Sa'id bin Jubair meminta dalil pada Hushain kenapa ia meminta diruqyah, ini menunjukkan bahwa para ulama salaf dahulu sudah biasa saling menanyakan dalil atas pendapat yang mereka anut. Saling bertanya ilmiah ini adalah kebiasaan yang baik yang patut dicontoh, “Apa dalil Anda dalam masalah ini?”

4- Al Khottobi mengatakan bahwa maksud hadits “Tidak ada ruqyah kecuali disebabkan oleh penyakit 'ain dan racun (sengatan binatang berbisa)” yaitu tidak ada ruqyah yang lebih mujarab kecuali pada 'ain dan humah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri pernah meruqyah dan diruqyah.

Yang dimaksud 'ain adalah pandangan tidak suka dari orang yang hasad. Sedangkan humah adalah sengatan kalajengking dan semacamnya.

5- Sa'id bin Jubair mengatakan, “Sungguh sangat baik orang melaksanakan dalil yang telah ia dengar". Ini menunjukkan bahwa jika seseorang telah mengamalkan ilmu yang telah sampai padanya, maka itu sudah disebut baik karena ia telah melakukan kewajibannya. Beda halnya dengan orang yang beramal dilandasi kebodohan atau tidak mengamalkan ilmunya, maka ia jelas berdosa.

6- Perkataan Sa'id bin Jubair juga menunjukkan baiknya adab salaf dalam menyampaikan ilmu dan bagaimana menyatakan pendapatnya dengan lemah lembut. Lalu Sa'id menunjukkan pada Hushain tentang manakah cara yang lebih baik ditempuh, padahal apa yang dilakukan oleh Hushain masih boleh.

7- Siapa yang telah mengamalkan dalil dari Allah dan Rasul-Nya sudah disebut baik, bukan hanya sekedar berdiam pada perkataan ulama madzhab.

8- Hadits yang disampaikan pertama yaitu tidak ada ruqyah yang lebih mujarab kecuali pada 'ain dan humah dan hadits kedua dari Ibnu 'Abbas tentang orang-orang yang meninggalkan meminta ruqyah tidaklah kontradiksi atau bertentangan.

9- Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditampakkan umat yang disebutkan dalam hadits adalah saat peristiwa Isra' Mi'raj.

10- Ada Nabi yang pengikutnya banyak, ada nabi yang pengikutnya sedikit. Ini menunjukkan bahwa tidak selamanya jumlah pengikut yang banyak menunjukkan atas kebenaran. Yang jadi patokan kebenaran bukanlah jumlah, namun diilihat dari pedoman mengikuti Al Qur'an dan hadits, siapa pun dia dan di mana pun dia berada.

11- Sekelompok orang yang disebutkan dalam hadits, yang dimaksud adalah jumlah orang yang banyak yang dilihat dari jauh.

12- Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyaksikan umat Nabi Musa yang begitu banyak, itu menunjukkan keutamaan Musa dan pengikutnya.

13- Lalu dilihat lagi sekelompok umat yang besar yang itu adalah umatnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Di tengah-tengah umat Muhammad terdapat 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Mereka itulah orang-orang yang mentahqiq tauhid atau merealisasikan tauhid dengan benar.

14- Umat Muhammad bisa terbedakan dari umat lainnya karena dilihat dari bekas wudhu mereka. Umat Muhammad nampak bekas wudhu mereka pada wajah, tangan dan kaki mereka. Hal ini ditunjukkan dalam hadits riwayat Muslim,

إِنَّ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ

“Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan wajah, tangan dan kakinya bercahaya karena bekas wudhu” (HR. Muslim no. 246).

15- Ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa setiap 1000 dari 70.000 tadi ada 70.000 lagi. Dari Abu Umamah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata,

وَعَدَنِى رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِى سَبْعِينَ أَلْفاً بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفاً

“Rabbku 'azza wa jalla telah menjanjikan padaku bahwa 70.000 orang dari umatku akan dimasukkan surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Setiap 1000 dari jumlah tersebut terdapat 70.000 orang lagi.” (HR. Ahmad 5: 268). Berarti berdasarkan hadits ini ada 4.900.000 orang yang dimaksud.

16- Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan ada 70.000 orang dari umatnya yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa, lalu beliau masuk rumah. Para sahabat pun berbincang-bincang siapakah orang-orang yang dimaksud tersebut. Ini menunjukkan bahwa boleh berdiskusi ilmiah dalam masalah ilmu untuk mengambil faedah dan mendapatkan kebenaran.

17- Apa yang mereka diskusikan menunjukkan bagaimana dalamnya ilmu para sahabat. Mereka mengetahui bahwa untuk menggapai keutamaan tersebut harus dengan beramal. Itu pun menunjukkan semangat mereka dalam kebaikan.

18- Sifat pertama dari 70.000 orang tersebut adalah tidak meminta diruqyah. Dalam riwayat Muslim disebutkan “laa yarqun", artinya tidak meruqyah. Tambahan tidak meruqyah di sini keliru karena orang yang meruqyah adalah orang yang berbuat baik. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang ruqyah, beliau bersabda,

مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ

“Siapa yang mampu di antara kalian untuk memberi kemanfaatan pada saudaranya, maka lakukanlah“(HR. Muslim no. 2199).

'Auf bin Malik berkata,

كُنَّا نَرْقِى فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِى ذَلِكَ فَقَالَ « اعْرِضُوا عَلَىَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ تَكُنْ شِرْكًا »

“Kami dahulu pernah meruqyah di masa jahiliyah, kami berkata, "Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang ruqyah yang kami lakukan?” Beliau bersabda, “Tunjukkan ruqyah kalian. Yang namanya ruqyah tidaklah mengapa selama tidak ada kesyirikan di dalamnya.” (HR. Abu Daud no. 3886).

Alasan lainnya, meruqyah orang lain tidaklah masalah karena Jibril pernah meruqyah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu pula Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meruqyah para sahabatnya.

19- Perbedaannya jelas antara orang yang meruqyah dan orang yang meminta diruqyah. Orang yang meminta diruqyah cenderung hatinya bergantung pada selain Allah. Adapun orang yang meruqyah orang lain adalah orang yang berbuat baik.

20- Sifat 70.000 orang tersebut yang lainnya adalah tidak meminta diruqyah. Namun pengobatan kay yaitu penyembuhan luka dengan besi panas asalnya boleh. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus dokter pada Ubay bin Ka'ab untuk mengobati lukanya dengan cara kay.

Hadits-hadits yang membicarakan tentang pengobatan kay ada empat macam: (1) Nabi shallallahu melakukannya, (2) beliau tidak suka dengan pengobatan kay, (3) beliau memuji orang yang tidak dikay, (4) beliau melarang pengobatan kay. Yang beliau lakukan menunjukkan bahwa kay itu boleh. Beliau tidak pada kay bukan berarti pengobatan kay itu terlarang. Hadits yang menunjukkan beliau memuji orang yang meninggalkan kay berarti meninggalkan kay lebih utama. Adapun hadits yang menyatakan beliau melarangnya menunjukkan bahwa kay itu makruh. Jadi dalil-dalil yang ada tidak saling bertentangan. Demikian kata Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma'ad.

21- Sifat 70.000 orang tersebut selanjutnya adalah mereka tidak bertathoyyur. Tathoyyur adalah beranggapan sial dengan burung atau lainnya. Kalau di tengah-tengah kita misalnya menganggap sial dengan bulan Suro.

22- Ibnul Qayyim mengatakan bahwa sifat utama dari 70.000 orang tersebut terkumpul pada sifat tawakkal. Karena tawakkal mereka yang sempurna, mereka tidak meminta diruqyah, tidak meminta dikay, dan tidak beranggapan sial.

23- Hadits yang dibicarakan saat ini tidaklah menunjukkan untuk meninggalkan usaha atau sebab. Dan tawakkal itu adalah cara yang utama untuk meraih sebab. Allah Ta'ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa yang bertawakkal pada Allah, Dialah yang mencukupinya.“(QS. Ath Thalaq: 3). Jadi mereka punya enggan melakukan yang dimakruhkan yaitu meminta diruqyah dan meminta dikay, mereka lebih memilih tawakkal daripada mengambil sebab yang makruh tersebut.

24- Adapun mengambil sebab dan berobat dengan cara yang tidak makruh, maka seperti itu boleh dan tidak mencacati tawakkal. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

“Allah tidaklah menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula penawar (obatnya)” (HR. Bukhari no. 5678).

25- 'Ukkasyah bin Mihshan adalah di antara 70.000 orang tersebut. Ia adalah di antara penunggang kuda terbaik di kalangan Arab dahulu. Beliau mati syahid tahun 12 H ketika berperang bersama Kholid bin Walid memerangi orang-orang yang murtad.

26- Hadits ini menunjukkan boleh meminta do'a pada orang yang punya keutamaan yang lebih seperti yang dilakukan oleh Ukkasyah pada Nabi shallallahu :alaihi wa sallam.

27- Lantas orang berikutnya setelah 'Ukkasyah ingin meminta lagi pada Nabi agar berdo:a pada Allah supaya ia juga termasuk dalam 70.000 golongan tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Engkau sudah kedahuluan oleh 'Ukkasyah”. Ini adalah cara Nabi supaya yang lainnya tidak meminta seperti itu lagi. Ini menunjukkan kelemah lembutan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan akhlak beliau yang baik.

28- Orang yang meminta kedua kalinya bukanlah munafik dengan dua alasan: (a) para sahabat Nabi asalnya bukanlah orang munafik, (2) orang yang meminta seperti itu pada Rasul –shallallahu 'alaihi wa sallam– berarti yakin akan benarnya Rasul dan itu tidak muncul dari orang munafik.

29- Boleh menolak sesuatu dengan cara yang terlihat seperti berbohong, namun maksudnya tidak demikian.


WaLLAAHUa'lam