This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, February 27, 2021

REZEKI MENGALIR FADILAH BAHAGIAKAN ISTRI

 1. Istri merupakan bidadari kedua dan ibu kandung adalah bidadari pertama. Doa yang diselaraskan dengan sepasang bidadari dalam kehidupan seorang pria ini akan menembus langit dan mempercepat turunnya rezeki.


2. Ketika istri bahagia, maka semua anggota keluarga akan bahagia. Ketika istri menjalani hidup dengan positif, maka semua anggota keluarga juga menjalani hidup dengan positif.


3. Istri yang bahagia akan menjadi penyemangat untuk suami dalam mencari rezeki. Ia pun akan menjadi tempat pulang yang menenangkan setelah suami mencari rezeki.


4. Istri yang bahagia akan selalu memberikan dukungan dalam keadaan apa pun, Dengan begini, suami bisa punya semangat untuk selalu bangkit lagi setiap menghadapi kesulitan.


5. Istri yang bahagia akan senantiasa bersyukur atas uang pemberian suami, berapa pun nilainya. Dan Allah berjanji, orang yang mensyukuri nikmat, akan diberi kenikmatan yang berlipat ganda.


Dalam teori terbalik, istri yang marah, murung dan banyak mengeluh akan berdampak pula pada konsentrasi dan semangat suami rezeki. Kondisi ini akan menghalangi semangat suami mencari rezeki. Terlebih, karena suasana hati istri yang tidak jernih, doa yang biasa disematkan saat suami pergi, tidak lagi terucap.


Namun demikian, ini bukan menjadi alasan atau modus istri untuk mudah marah atau pura-pura tidak bahagia hanya karena keinginannya tidak terpenuhi. Karena bagaimanapun, suami memegang peran utama dalam keluarga. Salah satunya adalah memberikan nafkah, baik secara lahir maupun batin.


Begitupun suami, setidaknya harus memahami bentuk nafkah lahir istri. Beberapa diantaranya adalah memberikan seluruh gajinya ke istri, entah itu tunai maupun non tunai.

WAHAI PARA ISTRI HORMATILAH SUAMIMU

 Dalam hadits yang mulia diatas ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam tentang sangat agungnya kedudukan suami dihadapan istrinya. Bahwa suami adalah Surga atau neraka istrinya. Artinya bila seorang istri berbakti kepada suaminya maka Surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya bila seorang istri durhaka kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya. Maka sangat mudah bagi seorang wanita untuk mendapat surga dan juga sangat mudah pula bagi seorang wanita untuk mendapat neraka.


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;


لإِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ


“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan ta’at kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan’.”


Begitu agungnya hak seorang suami yang ada pada istrinya, sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;


لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلَوْ أَنَّ رَجُلًا أَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ تَنْقُلَ مِنْ جَبَلٍ أَحْمَرَ إِلَى جَبَلٍ أَسْوَدَ وَمِنْ جَبَلٍ أَسْوَدَ إِلَى جَبَلٍ أَحْمَرَ لَكَانَ نَوْلُهَا أَنْ تَفْعَلَ


“Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari gunung ahmar menuju gunjung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya.” (HR. Ibnu Majah)


BACAAN SHOLAWAT KHIDIRIYAH KH AS'AD SYAMSUL ARIFIN

Salah satu bacaan yang selalu disampaikan almarhum KHR. As'ad Syamsul Arifin iyalah sholawat khidriyah

صلى الله على محمد ١٠٠ مرة

Setiap selesai sholat 5 waktu dibaca persis selesai salam sebelum posisi kaki berubah.

Menurut beberapa Kiai yg menerima langsung dari beliau diceritakan bahwa beliau Kiai AS'AD SYAMSUL ARIFIN menerima dari Sunan Ampel Maulana Rahmatullah di suatu malam sekitar jam 11 ke atas, dawuh Sunan Ampel sholawat ini disebut Sholawat Khidriyah karena sholawat ini sering dibaca NABI KHIDIR.

Oleh karena itu jika mengamalkan sholawat ini harus selalu kirim Fatihah tawassul kepada :

1. Rasulullah ﷺ

2. Nabiyaallah Khidir Balyan bin Malkan As.

3. Maulana Rahmatullah Sunan Ampel.

4. KHR. As'ad Syamsul Arifin

Begitu selesai membaca hati kita langsung bilang " YA RASULALLAH HAMBA DALAM KEADAAN ............ [Minta Hajat Anda]

Faidahnya

1. Mudah sampai ke Mekkah Madinah.

2. "Derres" rizqinya...

3. Rasulullah akan hadir di saat sakarotul maut.

واجزم نيتك لطلب رضاالله

Kokohkan niatmu untuk mencari ridlo Allah SWT.

Mari kita jadikan Thariqat untuk nyambung rohani kita dengan Rasulullah ﷺ dengan wasilah

KHR. AS'AD SYAMSUL ARIFIN.


Friday, February 26, 2021

KEUTAMAAN SHOLAT SUBUH

 Apa yang anda lakukan ketika adzan subuh berkumandang?⁣

Bersegera mengambil air wudhu atau bermalas-malasan menunggu datangnya iqomah?⁣

Atau malah sengaja menunda-nunda shalat hingga waktu shalat telah usai? Semoga kita terhindar dari sifat bermalas-malasan seperti diatas.⁣

Sebab, waktu subuh adalah waktu yang penuh kebaikan. Yaitu waktu yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mintakan doa sebagai waktu yang berkah. Waktu subuh juga merupakan waktu yang penting, yang dilaksanakan shalat subuh pada waktu tersebut. ⁣

Shalat subuh sangat penting untuk dilakukan sebab memuat berbagai faedah sebagai berikut :⁣

1. Menjaga shalat subuh dapat jaminan masuk surga. ⁣

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat Shubuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga.” [HR. Bukhari, no. 574 dan Muslim, no. 635]⁣

2. Menjaga shalat subuh akan mendapat jaminan Allah ‘Azza wa Jalla⁣

Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat Shubuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” [HR. Muslim, no. 657]⁣

3. Shalat subuh disaksikan oleh para malaikat⁣

Allah Ta’ala berfirman :⁣

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78)⁣

4. Shalat subuh itu berat bagi orang munafik⁣

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” [HR. Bukhari, no. 657]⁣

Wallahu a'lam bish shawwab.⁣

Referensi : https://rumaysho.com/17389-khutbah-jumat-biar-semangat-bangun-shubuh.html

.

Thursday, February 25, 2021

Seberat Apapun Ujian, Tetaplah Berbaik Sangka Kepada Allah

Dari Abu Sufyan dari Jabir dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian mati melainkan dalam kondisi berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Ibnu Majah No 4157)

Pernahkah merasa bahwa ujian hidup yang kamu terima terlalu besar sehingga sangat sulit bagimu untuk melewatinya?

Atau apa yg kamu lakukan ketika kamu merasa bahwa ibadahmu sdh banyak dan sering kamu lakukan dari pagi hingga malam namun tak juga Allah kabulkan do’a2 di sujud panjangmu di pertengahan malam?

Bagaimana perasaanmu? Marah, benci, lelah, merasa DIA tidak adil, atau berkecamuk perasaan lainnya mungkin?

Jika kita pernah atau sedang merasakan demikian, sebaiknya kita segera beristighfar karena sudah berburuk sangka kepada Allah.

Mungkin kita sedang lupa bahwa Allah tidak pernah memberikan ujian melebihi batas kemampuan hamba-Nya.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dgn beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]:286)

Berburuk sangka kepada Allah merupakan sesuatu yg harus kita hindari, bagaimanapun caranya. Jangan sampai kita meninggal dalam keadaan masih berburuk sangka kepada-Nya.

Sekarang, coba kita tanyakan kepada diri sendiri, apa yang sebenarnya membuat diri kita sampai berani berburuk sangka kepada Allah? Karena besarnya amalan dan banyaknya do’a yg dilakukan padahal mereka tidak dapat membawa kita ke surga melainkan karena Rahmat-Nya? Atau sebenarnya kita kurang bersyukur atas segala nikmat& kurang bersabar atas ujian yg Allah titipkan untuk kita? (izi.or.id)

MUSLIMAH KEMANA KAU BAWA CANTIKMU

 Kodrat Wanita, Selalu ingin cantik dan di puji banyak orang. Namun Taukah bahwa dirimu lebih berharga dari sekedar ucapan kagum itu Muslimah?

Bukankah Pujian mereka hanya sepanjang lidahnya?!

Kau lebih indah dan berharga dari seluruh Berlian di bumi,

Dengan Akhlakmu, Lemah lembutmu, Sifat malu mu, Kehormatan mu.

"Janganlah kau umbar cantikmu gratis untuk di pertontonkan hanya demi sebuah pujian"

Sungguh, kau jauh lebih berharga dari itu.

PENTING..!!

Wanita bisa Menjadi Se baik baik Perhiasan dan di Cemburu i Oleh bidadari Syurga. Namun, juga bisa menjadi SEBESAR-BESAR FITNAH.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ما تَركتُ بَعدي فِتنَةً أضرَّ على الرجالِ منَ النساءِ “

"Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita”

(HR. Al Bukhari 5096, Muslim 2740). .

Simpan Cantikmu, Untuk Yang Haq kepadamu

Salam cinta UkhtyFillah 

by cahaya dakwah

Wanita Yang Di Paksa Menikah

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :

"Wanita manapun yang dipaksa menikah maka pernikahannya itu rusak baik itu yang di paksa oleh saudaranya, pamannya, ayah atau kakeknya" (Silsilah Al-liqo' Asy-syahri 20)

Haram bagi wali seorang wanita untuk memaksanya menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang tugas wali terhadap putrinya sebelum menikah

لَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ

“Gadis tidak boleh dinikahkan sampai dia dimintai izin.” (HR. Bukhari 6968 & Muslim 1419)

Hadis ini dipahami para ulama berlaku untuk semua gadis dan semua wali. Karena itu, Imam Bukhari memberi judul hadis ini dengan pernyataan,

باب لا يُنكح الأبُ وغيره البكرَ والثَّيِّبَ ، إلا برضاهما

"Ayah maupun wali lainnya tidak boleh menikahkan seorang gadis maupun janda, kecuali dengan keridhaannya." (Shahih Bukhari, bab ke-41)

Memaksa anak perempuan untuk menikah dengan lelaki yang tidak dicintai, sejatinya kedzaliman. Dari mana si wanita bisa merasakan kebahagiaan, sementara dia harus bersama orang yang tidak dia cintai. Karena tujuan utama menikah adalah untuk mewujudkan kebahagiaan kedua belah pihak. Kedua pasangan suami istri. .

--ghurobaofsalaf--

BEBERAPA JALAN REZEKI DARI ALLAH TA’ALA

"Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan kami yg sholeh sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan 25: 74)⁣⁣

Untuk pria:

” Ya Allah, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisiMu, istri yang aku khitbah dan ku nikahi, istri yang menjadi pendamping ku dalam urusan agama, dunia dan akhirat"

Untuk perempuan:

"Ya Allah, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisimu, suami yang menjadi pendamping ku dalam urusan agama, dunia dan akhirat"

Aamiin ..

1. Rezeki Yang Telah Dijamin.

“Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya.” (QS. Hud : 6)

2.  Rezeki Karena Usaha (Kerja)

“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.” (Qs. An-Najm : 39)

3. Rezeki Tak Terduga karena Taat

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi nya rezeki dari arah yg tidak disangka-sangkanya.”

(QS. At-Thalaq : 2-3)

4. Rezeki Karena Tobat

“Tobatlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia al Ghofur, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak rezeki untukmu.” (QS. Nuh : 10-11)

5. Rezeki Karena Menikah

“Dan nikahkanlah orang-orang yg masih membujang di antara kamu, ..Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan ke- cukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur : 32)

6. Rezeki Karena Anak.

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga rezeki bagimu.” (QS. Al-Israa’ : 31)

7. Rezeki Karena Sedekah

“Siapakah yang mau bersedekah dengan sedekah yg baik, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”

(QS. Al-Baqarah : 245)


PIKIRAN YANG BAIK MENJADI SEBAB KEHIDUPAN YANG BAIK PULA

Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy rahimahullah berkata,

‏اعلم أن حياتك تبع لأفكارك، فإن كانت أفكارًا فيما يعود عليك نفعه في دين أو دنيا فحياتك طيبة سعيدة، وإلا فالأمر بالعكس.

"Ketahuilah bahwa kehidupanmu mengikuti jalan pikiranmu. Jadi, apabila engkau berpikiran tentang hal yang bermanfaat bagimu dalam urusan agama atau dunia, kehidupanmu akan baik dan bahagia. Jika tidak demikian, urusannya pun sebaliknya."

al-Wasail al-Mufidah lil Hayati as-Sa'idah hlm. 30

Wednesday, February 24, 2021

AMALAN JUMAT TERAKHIR & SEBELUM SUBUH BULAN RAJAB

Barangsiapa yg membaca "Ahmad Rasulullah, Muhammadun Rasulullaah" sebanyak 35x di Jumat terakhir bulan Rajab ketika khotib di atas mimbar, maka orang tersebut tidak bakal kesepian dari duit.

Barang siapa yang membaca "Ya Hayyu Ya Qoyyum La Illahailla anta" sebanyak 40x setelah sholat sunnah qobliyah subuh, maka orang tersebut selamat dari mati kafir.

Tuesday, February 23, 2021

EMPAT MASA YANG DIMILIKI OLEH SEORANG HAMBA.


‎قَالَ سَيِّدِي أَبُو الْعَبَّاسِ الْمُرْسِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :

Berkata Sayyidi Abul ‘Abbas Al-mursiy Ra :

‎أَوْقَاتُ الْعَبْدِ أَرْبَعَةٌ لاَ خَامِسَ لَهَا٬

Seorang hamba hanya memiliki empat masa dalam kehidupan tidak lebih dari itu.

‎اَلنِّعْمَةُ وَالْبَلِيَّةُ وَالطَّاعَةُ وَالْمَعْصِيَةُ٬

Yaitu : Masa mendapat ni’mat dari Allah, Masa mendapat musibah (diuji oleh Allah), Masa bisa ta’at kepada Allah dan Masa berma’shiat.

‎وَلِلّٰهِ تَعَالىٰ عَلَيْكَ فِي كُلِّ وَقْتٍ مِنْهَا سَهْمٌ مِنَ الْعُبُوْدِيَّةِ يَقْتَضِيْهِ الْحَقُّ مِنْكَ بِحُكْمِ الرُّبُوْبِيَّةِ٬

Dan Allah SWT senantiasa menuntut ibadah (mendekatkan diri kepada Allah) pada waktu-waktu tersebut :

‎فَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الطَّاعَةُ فَسَبِيْلُهُ شُهُوْدُ الْمِنَّةِ مِنَ اللهِ عَلَيْهِ أَنْ هَدَاهُ لَهَا وَوَفَّقَهُ لِلْقِيَامِ بِهَا٬

1. Apabila dalam keadaan melakukan ta’at kepada Allah, maka hendaknya dia melihat bahwasanya semua itu adalah pemberi dari Allah sehingga mendapat taufiq dapat beribadah kepada Allah

‎وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الْمَعْصِيَةُ فَمُقْتَضَى الْحَقِّ مِنْهُ وُجُوْدُ الْاِسْتِغْفَارِ وَالنَّدَمِ٬

2. Apabila dalam keadaan terpeleset melakukan ma’shiat, maka tuntutan Allah (yang harus dilakukan) adalah agar dia cepat-cepat bertaubat, beristighfar dan menyesalinya.

‎وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ النِّعْمَةُ فَسَبِيْلُهُ الشُّكْرُ وَهُوَ فَرَحُ الْقَلْبِ بِاللهِ٬

3. Apabila dalam keadaan mendapat ni’mat, maka hendaknya dia bersyukur yaitu bahagia dengan apa yang Allah berikan padanya.

‎وَمَنْ كَانَ وَقْتُهُ الْبَلِيَّةُ فَسَبِيْلُهِ الرِّضَا بِالْقَضَاءِ وَالصَّبْرِ.

4. Apabila dalam keadaan tertimpa musibah (diuji oleh Allah), maka hendaknya dia rela dengan ketentuan Allah dan sabar menghadapinya.

ISTRI TAAT PADA SUAMI DOSA ORANG TUA DIAMPUNI

Ada sebuah hadits dari Anas bin Malik RA yang berbentuk kisah, adalah seorang suami yang ingin pergi berjihad di jalan Allah lalu meminta kepada istrinya agar tidak keluar rumah sampai sang suami kembali dari jihad.

Setelah suami pergi, terdengar kabar bahwa ayah sang istri sebut jatuh sakit. Karena sudah dipesan dan berjanji kepada suami untuk tidak keluar rumah, sang istri pun tidak berani menjenguk ayahnya meski sakit, karena ingin taat pada suami.

Hingga akhirnya sang istri pun mulai khawatir dengan kondisi ayahnya, lalu si istri mengutus seseorang untuk bertanya kepada Nabi Muhammad prihal permasalahan yang dialaminya.

Nabi pun menjawab, “Taatilah suami”

Sampai sang ayah meninggal dunia dan dimakamkan si istri pun tidak berani mendatangi ayahnya.

Lalu istri tersebut bertanya lagi kepada Nabi Muhammad tentang keadaannya.

Jawaban Nabi sama, “Taatilah suami”

Beberapa lama kemudian Nabi Muhammad pun mengutus seseorang untuk meyampaikan bahwa, “Allah telah mengampuni dosa ayahnya sebab ketaatannya pada suami.”

Ada juga hadits lain yang memperkuat cerita hadits diatas,tentang prioritas utama ketaatan seorang istri ketimbang pada orang tuanya.

Suatu ketika, Aisyah bertanya kepada Nabi, “Hak siapakah yang harus diprioritaskan oleh istri?”

Nabi menjawab, “(hak) suaminya. ”

Lalu Aisyah bertanya lagi, “Untuk suami hak siapakah yang lebih paling utama?”

Nabi menjawab, “ (hak) ibunya.” (HR. al-Hakim serta ditashih oleh al-Bazzar)

Meski istri wajib taat kepada suami bukan berarti istri memutus silaturahmi sebagai anak dan orang tua. Karena anak tetap harus menghormati orang tuanya meski sudah menikah.


Jangan menyandarkan nikmat kepada selain Allah

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jamaah shalat, lalu mengatakan, “Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian mereka mengatakan, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ


“Pada pagi hari, di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ’MUTHIRNA BI FADHLILLAHI WA ROHMATIH’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari, no. 846 dan Muslim, no. 71)

SUAMI MERAHASIAKAN PENGHASILAN KEPADA ISTRI

 Di antara masalah yang mungkin muncul adalah apakah suami harus menyerahkan semua penghasilannya kepada istri? Bolehkah suami memberikan sebagian dan menyimpan bahkan merahasiakan sebagian yang lain dari penghasilannya?


KH Ahmad Zahro dalam Fiqih Kontemporer mengatakan apabila suami punya penghasilan besar dan sudah menafkahi istri secara ma'ruf, maka suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya. Bahkan juga boleh merahasiakan dari istrinya atas dasar pertimbangan kemaslahatan di jalan Allah, dan bukan bermaksud menipu.


Antara lain diriwayatkan dari jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SWT bersabda: "Takutkah kalian kepada Allah dalam hal yang berhubungan dengan wanita (istri). Mereka itu ibarat tawanan bagi kamu. Kamu ambil mereka sebagai amaha Allah dan kamu halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban kalian adalah memberi makan dan pakaian pada mereka dengan cara yang makruf/baik..." (HR Muslim, Abu Dawud, dan Malik).


Monday, February 22, 2021

KEUTAMAAN MENCIUM JARI JEMPOL DAN MENGUSAPKANNYA KE MATA SAAT ADZAN

 :

.

‎( ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺧﻠﻴﻞ – ﺝ 3 / ﺹ 355 ) كتاب

.

Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrabi berkata :

.

‎ﻭَﺭُﻭِيَ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺨَﻀِﺮِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ: ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ: ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺑِﺤَﺒِﻴﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﷺ ﺛُﻢَّ ﻳُﻘَﺒِّﻞُ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻪِ ، ﻭَﻳَﺠْﻌَﻠُﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻢَ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮْﻣَﺪْ ﺃَﺑَﺪًﺍ ‎

.

Diriwayatkan dari Nabi Khidhir ‘alaihissalam. bahwa ia berkata, “Barangsiapa yg mendengar bacaan muadzin “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, lalu ia berdo’a “Marhaban bihabibiy waqurrati ainiy Muhammadibni Abdillah shallallahu ‘alaihi wasallam”, lalu mengecup dua jari jempolnya dan diletakkan (diusapkan) ke kedua matanya, maka ia tidak akan mengalami buta dan sakit mata selamanya.”


(Imam Al-Hatthab ar-Ru’aini Al-Maliki, w. 954 H, salah satu ulama mazhab Maliki dalam kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar asy-Syaikh al-Khaliljuz 3 halaman 355).


Apa sebabnya para salaf kita kalau mendengar adzan, sampai pada lafadz :


ASSYHADU ANNA MUHAMMADARROSUULULLOH…


Mereka kemudian mencium kedua jari jempolnya dan mengusapkan kekelopak mata, dengan mengucapkan :


MARHABAN BI HABIBI WA QURROTU ‘AINI MUHAMMAD IBNU ABDILLAH SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM…


Diriwayatkan, bahwa Nabi Adam heran melihat para Malaikat selalu mengikutinya dari belakang…Sehingga Nabi Adam bertanya kepada Alloh Swt, “Ya Alloh, kenapa mereka selalu mengikutiku?”.


“Wahai Adam, karena mereka telah tertarik dengan cahaya keturunanmu yang telah ada di sulbimu”.


Kemudian Nabi Adam memohon kepada Alloh, agar memindahkan cahaya yang ada di sulbinya kedepan, Maka Alloh meletakkan cahaya tersebut diantara kedua alis Nabi Adam. Maka dengan segera semua Malaikat berada dihadapan Nabi Adam. Nabi Adam heran dengan hal yang dilakukan para Malaikat yang selalu memandang wajahnya.

Jangan Mencela makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa

Dalam hadits qudsi disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ


“Allah ’Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim, no. 6000)


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


الرِّيحُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ فَرَوْحُ اللَّهِ تَأْتِى بِالرَّحْمَةِ وَتَأْتِى بِالْعَذَابِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَلاَ تَسُبُّوهَا وَسَلُوا اللَّهَ خَيْرَهَا وَاسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا


“Angin itu adalah bagian dari rahmat Allah. Rahmat Allah itu bisa datang membawa rahmat dan bisa datang membawa azab. Maka apabila kalian melihat angin, janganlah kalian memakinya. Mintalah kepada Allah kebaikannya dan mintalah perlindungan kepada Allah dari kejelekannya.” (HR. Abu Daud, no. 5097 dan Ibnu Majah, no. 3727)


Ketika melihat angin berhembus kencang, kita dianjurkan membaca doa,


اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ


“ALLOOHUMMA INNI AS-ALUKA KHOIROHAA WA KHOIRO MAA FIIHA WA KHOIRO MAA URSILAT BIH, WA A’UDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHA WA SYARRI MAA URSILAT BIH (Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikannya, kebaikan yang terkandung di dalamnya, dan kebaikan tujuan dikirimkannya angin tersebut. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya, kejelekan yang terkandung di dalamnya, dan kejelekan tujuan dikirimkannya angin tersebut.” (HR. Muslim, no. 899, dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)


Kita juga dilarang memaki ayam jantan. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لاَ تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلاَةِ


“Janganlah kalian mencaci ayam jantan, karena ia yang membangunkan untuk shalat.” (HR. Abu Daud, no. 5101 dan Ahmad, 5:192)


WaLLAAHU'alam

Ujian RasuluLLAAH SAW Yang Paling Berat

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu berkata,


دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وهو يوعك، فوضعت يدي عليه فوجدت حره بين يدي فوق اللحاف، فقلت: يا رسول الله، ما أشدها عليك! قال: إنا كذلك يضاعف لنا البلاء ويضاعف لنا الأجر، قلت: يا رسول الله، أي الناس أشد بلاءً؟ قال: الأنبياء، قلت: يا رسول الله، ثم من؟ قال: ثم الصالحون، إن كان أحدهم ليبتلى بالفقر حتى ما يجد أحدهم إلا العباءة يحويها، وإن كان أحدهم ليفرح بالبلاء كما يفرح أحدكم بالرخاء


“Aku pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang sakit. Kemudian Aku letakkan tanganku di atas selimut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku dapati panasnya (sangat panas karena yang disentuh adalah selimutnya, bukan badannya, pent).


Aku berkata, ‘wahai Rasulullah, betapa beratnya demam ini!’


Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‘Sesungguhnya kami para nabi, diberi ujian yang sangat berat, sehingga pahala kami dilipat gandakan.’


Abu Said pun bertanya, ‘wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;


‘Para nabi, kemudian orang shaleh. Sungguh ada di antara mereka yang diuji dengan kemiskinan, sehingga harta yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Sungguh para nabi dan orang shaleh itu, lebih bangga dengan ujian yang dideritanya, melebihi kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki.'(HR. al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 3/372)


Secara umum beliau merasakan sakit dua kali lipatnya ketika terkena penyakit. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata: ‘Aku pernah menjenguk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan rasa sakit yang parah.’ Maka aku berkata:


يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا؟ قَالَ: «أَجَلْ، إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلاَنِ مِنْكُمْ» قُلْتُ: ذَلِكَ أَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ؟ قَالَ: «أَجَلْ، ذَلِكَ كَذَلِك


“Sepertinya anda sedang merasakan rasa sakit yang amat berat”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘iya benar, aku sakit sebagimana rasa sakit dua orang kalian (dua kali lipat)’, aku berkata, ‘oleh karena itukah anda mendapatkan pahala dua kali lipat.’ Beliau menjawab, ‘Benar, karena hal itu’. “(HR. Al-Bukhari no. 5648 dan Muslim no. 2571)


Demikianlah ujian dan cobaan yang dirasakan oleh Nabi kita yang mulia shallallahu alahi wa sallam. Hal ini semua untuk meningkatkan derajat para nabi, sehingga apabila ada pertanyaan:


“Mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan kedudukan yang paling tinggi dibandingkan manusia dan para nabi yang lain?”


Jawabannya adalah:


“Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan ujian dan cobaan yang paling berat dibandingkan manusia dan para nabi yang lain serta yang paling sabar menghadapinya.”


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para nabi adalah yang paling berat ujiannya dan yang paling sabar.


عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ


Dari Mus'ab dari Sa'ad dari bapaknya berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?” Kata beliau: “Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau dien-nya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar dien-nya. Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa.”(HR.At-Tirmidzi no.2398)


Hal ini menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita yang mungkin merasa mendapatkan ujian dan cobaan yang berat. Berharaplah ini adalah cara ALLAH Ta'ala meningkatkan derajat kita di sisi ALLAH Ta'ala.


WaLLAAHU'alam

MENGAPA SHOLAT SEBAIKNYA DILAKUKAN DI AWAL WAKTU

 ""

Ternyata anjuran tersebut sangat luar biasa, secara AKADEMIS, menurut para ahli, setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. 

Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. 

Berikut ini kaitan antara sholat di awal waktu dengan kondisi alam.

#Waktu_SUBUH​ :

Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). 

Dalam ilmu Fisiologi, Tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. 

Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. 

Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh dapat menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. 

Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. 

Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

#Waktu_DZUHUR​ :

Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati.

Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. 

Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Dzuhur berulang kali dapat  menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

#Waktu_ASHAR​ :

Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat, rahim, ovarium/indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. 

Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. 

Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar dapat menurun daya kreativitasnya. 

Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

#Waktu_MAGHRIB​ :

Warna alam kembali berubah menjadi merah.

Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. 

Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. 

Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. 

Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.

#Waktu_ISYA​ :

Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. 

Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. 

Mereka yang sering ketinggalan Isya bisa sering merasa gelisah. 

Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. 

Dengan tidur pada waktu itu, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. 

Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitary, thalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). 

Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajjud).

Umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah  di’karuniakan’ syariat sholat oleh Allah SWT sehingga jika dilaksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. 

Inilah salah satu hakikat mengapa Allah SWT mewajibkan sholat kepada kita. 

Sholat di awal waktu insyaAllah dapat membuat badan semakin sehat.

Wallahu 'alam bish sawab...

Sunday, February 21, 2021

MODAL HARAM DAN RIBA, KUNCI KEBANGKRUTAN

 MODAL HARAM, KUNCI KEBANGKRUTAN ::

Allah Azza wa Jalla telah berjanji untuk memusnahkan harta riba, baik keberkahannya maupun fisik hartanya.

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. AlBaqarah: 276)

Dan bila Allah telah berjanji, Allah pasti memenuhi janji-Nya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

“Sesungguhnya (harta) riba, walaupun banyak jumlahnya, pada akhirnya akan menjadi sedikit.”(HR. Imam Ahmad, At Thabrany, dan AlHakim)

Imam Ma’mar mengisahkan, beliau mendengar dari pengalaman orangorang tua di zamannya bahwa para pelaku riba tidaklah bertahan selama 40 tahun, melainkan keberkahan hartanya telah dihapuskan. (Riwayat Imam Abdurrazzaq).

TINGGALKAN BERDEBAT

 Dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu/anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

أنا زعيمٌ ببَيْتٍ في رَبَضِ الجَنَّةِ لِمَن ترَك المِراءَ وإنْ كان مُحِقًّا، وببَيْتٍ في وسَطِ الجَنَّةِ لِمَن ترَك الكَذِبَ وإن كان مازحًا، وببَيْتٍ في أعلى الجَنَّةِ لِمَن حسُنَ خُلُقُهُ

"Aku menjamin rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan debat walaupun ia benar. Dan aku menjamin rumah di tengah surga, bagi orang yang meninggalkan dusta ketika bercanda. Dan aku menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang akhlaknya baik" (HR. Abu Daud no. 4800)

MENGALAH lebih baik, Maksud “mengalah” pada maksudnya adalah segera meninggalkan debat kusir tersebut. Dunia internet dan media sosial merupakan sarana yang mudah untuk berdebat. Perlu diketahui bahwa berdebat khususnya debat kusir sangat merugikan apabila kita lakukan. Terutama di media sosial, walaupun kita sudah berniat berdiskusi dengan baik akan tetapi diskusi di internet dan media sosial tetap sangat sulit dilakukan.

Mengalah dari debat kusir, karena “kita tidak akan bisa menang debat melawan orang yang bodoh dan tidak beradab“.

Mengalah dalam debat, sebagaimana sebuah ungkapan:

وما جادلني جاهلٌ إلا وغلبني

“Tidaklah aku mendebat orang bodoh, pasti aku akan kalah”

Berdebat (apalagi di media sosial) menimbulkan banyak kerugian.

Prinsip penting dalam dakwah adalah: sampaikan kebenaran, jika diterima Alhamdulillah, jika tidak maka tidak mengapa. Tidak perlu masuk dalam perdebatan apalagi harus memaksakan.

Kita hanya bertugas menyampaikan, sementara Allah jua-lah sang pemberi hidayah terhadap hambaNya yang Dia kehendaki.

INGIN SEHIDUP SESURGA DENGANMU

Gambaran Seorang Suami Berkata pada Istrinya:

“Wahai istriku, sekiranya aku bisa berdoa, maka aku berdoa kepada Allah agar engkau yang meninggal dahulu, barulah aku menyusul. Aku tidak ingin, apabila aku meninggal terlebih dahulu, kemudian engkau menikah lagi dengan laki-laki lain, maka engkau akan bersama suami terakhirnya di surga. Aku yang sudah menanti-nanti akan menjadi Raja bagi-mu di surga, ternyata aku harus menanggung cemburu tak tertahankan, melihat kenyataan engkau malah bersanding dengan laki-laki lainnya di surga… selama-lamanya.”

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/52770-istriku-dengan-siapa-engkau-di-surga-nanti.html

JALAN MENUJU SUKSES


تُرِيْدِيْنَ لُقْيَانَ الْمَعَالِيْ رَخِيْصَةً

وَلَا بُدَّ دُوْنَ الشَّهْدِ مِنْ إِبَرِ النَّحْلِ

Kau ingin sukses tapi tak mau bersusah payah? ketahuilah! siapa ingin mendapat madu maka ia harus bersabar dengan sengatan lebah


Al-Mutanabbi (w. 354 h)

5 ATURAN BAHAGIA

 Berikut akhmin rangkum 5 hal yang akan membuatmu bahagia, bagaimanapun keadaanmu sekarang, 5 hal tersebut adalah :

1. Bertauhid

2. Hidup Sederhana

3. lebih banyak memberi

4. Jangan membenci siapapun

5. Jangan berharap lebih pada siapapun

Saturday, February 20, 2021

PESAN TERAKHIR NABI MUHAMMAD

 KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH

Khutbah ini disampaikan Rasulullah, pada tanggal 9 Dzulhijjah Tahun 10 Hijriah, di Lembah Uramah, Gunung Arafah

Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.

Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadiri di sini pada hari ini.”

“Wahai manusia sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.

Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. 

Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.

Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.

Allah telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.

Berwaspada terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.

Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

“Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu.

Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang.

Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka karena sesunggunya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia.

Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu.

Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu.

Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.”

“Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan di atas apa yang telah kamu kerjakan.

Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu berkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.”

“Wahai manusia tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dah fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu.

Sesungguhnya aku tinggalkan kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, itulah Al-Qur’an dan Sunnahku.”

“Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapakanku, menyampaikan pula kepada orang lain.

Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu."

(Riwayat Al Bukhari, Muslim, Tarmizi Abu Daud, Ibnu Majah dll)

Pada saat itulah turun wahyu yang terakhir kepada Nabi Muhammad SAW :

Firman Allah SWT :

“Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kamu, dan Aku Ridho Islam menjadi agama bagimu.”  (QS. Al-Maidah : 3).

Setelah mendengar wahyu ini Abu Bakar RA menangis terisak-isak, karena dia memahami bahwa jika suatu misi telah disempurnakan menandakan si pembawa misi tersebut (Nabi Muhammad SAW) akan segera kembali kepada Allah SWT (meninggal dunia)

SEMPATKANLAH DALAM SEHARI MEMBACA AL-QUR'AN

Al-Imam ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata,

ومن كان عنده مصحف ينبغي له أن يقرأ فيه كل يوم آيات يسيرة لئلا يكون مهجورا

"Barang siapa yang memiliki mushaf, maka semestinya baginya untuk membaca al-Qur'an pada setiap harinya ayat-ayat yang mudah agar tidak meninggalkan al-Qur'an."

Sumber:

Mukhtashar Minhāj al-Qāshidīn, jilid 1, hlm. 53.

MANUSIA MENINGGAL SESUAI DENGAN KEBIASANNYA

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يُبعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap orang akan dibangkitkan sesuai kematiannya.” (HR. Muslim)

Imam al-Hafizh Zainuddin Abdurrauf al-Munaawy rahimahullah berakata:

أي يموت على ما عاش عليه ويبعث على ذلك

Maksudnya adalah ia mati karena sesuai dengan kebiasaannya dan dibangkitkan sesuai itu. (at-Taisir Bi Syarhi al-Jami’ ash-Shaghir: 2/859)

Nah, pengingat kita adalah, biasakan lah berdzikir, biasakan lah kita mengingat Allah, biasakan lah kita bertawakal kepada Allah

InsyaaAllah dalam keadaan genting atau darurat, kita hanya ingat Allah, tawakal kepada Allah, tidak panik, maka kita bisa berfikir lebih rasional

BERSABARLAH TERHADAP KEKURANGAN ISTRIMU

Al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata,

واعلم: أنه ليس حسن الخلق مع المرأة كف الأذى عنها بل احتمال الأذى منهاوالحلم على طيشها وغضبها، اقتداء برسول الله صلى الله عليه وآله وسلم

"Ketahuilah! Sesungguhnya bukanlah berakhlak baik kepada istri itu(sekedar) dengan cara menahan diri dari menyakitinya. Bahkan dengan cara bersabar atas ganguan darinya, bersabar dari kecerobohan dan kemarahannya. Hal ini dilakukan dalam rangka mencontoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam."

Sumber:

Mukhtashar Minhāj al-Qāshidīn, jilid 1, hlm. 79.

TIDAK WAJIB TAAT KEPADA MAKHLUK DALAM MAKSIAT KEPADA ALLOH

Dalam muamalah dengan sesama manusia, baik dengan orang tua, dengan suami atau istri, dengan anak, dengan atasan di kantor, dengan ketua RT atau bahkan dengan pemimpin negara, terkadang seseorang dituntut untuk taat kepada mereka. Baik ketaatan yang memang dituntut dalam agama, maupun ketaatan yang menjadi kesepakatan dalam suatu muamalah.

Namun perlu diketahui, ada kaidah agung yang membatasi ketaatan kepada manusia, selain Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Ketaatan kepada mereka yang disebutkan di atas, dan juga kepada seluruh manusia (selain Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam) tidaklah bersifat mutlak, bahkan bersifat terbatas.

Kaidah tersebut adalah:

حب الله و رسوله أعظم

“Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya itu yang paling besar (dari yang lain)”

Taat kepada manusia siapa pun itu (selain Rasulullah) tidak bersifat mutlak dalam segala perkara dan setiap keadaan. Ketaatan yang mutlak hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada orang lain hanya dalam perkara yang ma’ruf.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

“Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf”

(HR Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).

Perkara yang ma’ruf didefinisikan oleh Syaikh As Sa’di:

المعروف: الإحسان والطاعة، وكل ما عرف في الشرع والعقل حسنه

“Al ma’ruf artinya perbuatan kebaikan dan perbuatan ketaatan dan semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan oleh akal sehat” (Tafsir As Sa’di, 1/194-196).

PENTINGNYA GURU DALAM ILMU AGAMA, DAN TIDAK CUKUP BELAJAR SECARA OTODIDAK.

KH. Dimyati Rais Waktu mengajar

Ilmu agama tidak bisa diperoleh dengan hanya membaca buku atau kitab. Akan tetapi harus talaqqi, belajar secara langsung kepada para ulama yang dipercaya. Hal ini seperti yang menjadi tradisi di dunia pesantren. Al-Hafizh Abu Bakar al-Khathib al-Baghdadi berkata:

‎لا يؤخذ العلم إلا من أفواه العلماء

Ilmu tidak dapat diperoleh kecuali dari lidah para ulama.

Sebagian ulama salaf berkata:

‎الذي يأخذ الحديث من الكتب يسمى صحفيا، والذي يأخذ القرآن من المصحف يسمى مصحفيا ولا يسمى قارئا

Orang yang memperoleh hadits dari buku (tanpa berguru) disebut shahafi (pembuka buku). Orang yang mengambil al-Quran dari mushaf, disebut mushafi (pembuka mushaf), dan tidak disebut qari' (pembaca al-Quran).

Mengapa dalam ilmu agama harus belajar melalui seorang guru, dan tidak cukup secara otodidak? Hal ini didasarkan pada hadits-hadits berikut ini.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‎يا أيها الناس تعلموا فإنما العلم بالتعلم والفقه بالتفقه

Wahai manusia, belajarlah ilmu. Karena sesungguhnya ilmu hanya diperoleh dengan belajar dan pengetahuan agama hanya diperoleh dengan belajar melalui guru. (Hadits hasan).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‎من قال في القرآن برأيه فأصاب فقد أخطأ

Barangsiapa berpendapat mengenai al-Quran dengan pendapatnya sendiri, lalu pendapat itu benar, maka ia telah benar-benar keliru.

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‎من قال في القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار

Barangsiapa yang berpendapat mengenai al-Quran dengan pendapatnya, maka bersiaplah menempati tempatnya di neraka. (Hadits shahih).

Hadits-hadits di atas memberikan pengertian keharusan berguru dalam ilmu agama. Bukan dipelajari secara otodidak dari buku dan Google.

Berdasarkan paparan di atas, orang yang belajar ilmu agama secara otodidak atau belajar kepada kaum orientalis tidak bisa dikatakan sebagai orang yang alim, akan tetapi disebut sebagai bahits, peneliti dan pengkaji. Orang semacam ini tidak boleh menjadi rujukan dalam agama.

Wallahu a'lam.

@ijazahkyai

MENGALAH BUKAN BERARTI LEMAH

"Dalam rumah tangga, terkadang pertengkaran tidak dapat dihindari. Namun, meskipun terjadi pertengkaran, seorang suami terkadang harus mengalah dan menurunkan egonya. Hal ini bukan berarti dia lemah atau pun takut dengan istri, tetapi karena dia berusaha untuk tetap menjaga kehangatan yang ada di dalam rumah tangganya."

Referensi: naseehaproject

TUJUAN ALLAH MENIMPAKAN MUSIBAH

Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengatakan,⁣

فإن الله سبحانه لم يبتله ليهلكه وإنما ابتلاه ليمتحن صبره وعبوديته⁣

“Sungguh Allah tidaklah menimpakan musibah untuk menghancurkan hamba-Nya. Dia menimpakan musibah hanyalah untuk menguji apakah hamba-Nya bersabar ataukah tidak dan menguji apakah hamba-Nya tetap mau menghambakan diri kepada-Nya dengan menerima takdir-Nya ataukah tidak”.⁣⁣

(Al-Wabil ash-Shayyib, Hal 11, Dar al-Kitab al-Arabi)⁣

Ketika Akhirat Menjadi Tujuan Utama

 “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)

Tak Boleh Mencela Demam

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjenguk Ummu As-Saaib atau Ummul Musayyib. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,

مَا لَكِ؟ يَا أُمَّ السَّائِبِ أَوْ يَا أُمَّ الْمُسَيِّبِ تُزَفْزِفِينَ؟

“Ada apa denganmu, Ummu As-Saib atau Ummul Musayyib, badanmu bergetar (karena demam, pent.).” 

Ummu As-Saib berkata,

الْحُمَّى، لَا بَارَكَ اللهُ فِيهَا

“(Ini karena) demam, semoga Allah tidak memberikan keberkahan kepadanya.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

لَا تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ

“Janganlah Engkau mencela demam. Karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa menghilangkan karat besi.” (HR. Muslim no. 2575)

Demam itu terjadi karena takdir Allah Ta'ala, Allah-lah yang telah menetapkannya. Dan Allah Ta'ala pula yang mengangkat atau menyembuhkannya. Segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah Ta'ala. Oleh karena itu, tidak sepatutnya seseorang mencela demam, karena hal ini sama saja dengan mencela pencipta demam, yaitu Allah Ta'ala.


WaLLAAHU'alam

Berpakaian, Tapi Telanjang

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup. Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.

Mari kita pahami makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)


WaLLAAHU'alam

APABILA MENEMUKAN 'AIB SESEORANG

"Apabila Engkau menemukan 'aib seseorang; tutuplah rapat-rapat telingamu seakan-akan kau tuli, dan tutuplah rapat-rapat matamu seakan-akan kau buta sehingga Engkau tidak menyibukkan dirimu dengan hal yang seharusnya bukan urusanmu."

Hanya kepada Allah-lah kita memohon taufik dan hidayah.

NASIHAT BAGI PEMUDA YANG MASIH MENUNDA MENIKAH

 Bersegera menikah merupakan sebuah kewajiban. Seorang pemuda dan pemudi tidak boleh menunda-nunda menikah karena alasan kuliah. Menikah tidak dibatasi hal tersebut, bahkan dimungkinkan seorang pemuda menikah untuk menjaga dirinya, agamanya, akhlaknya serta menundukkan pandangannya sementara ia terus melanjutkan kuliahnya. Begitu pula dengan pemudi yang diberikan kecukupan dan kemudahan kepada Allah, wajib bagi dirinya untuk bersegera menikah meskipun ia masih sekolah –baik ia berada dijenjang SMA atau perguruan tinggi- karena hal tersebut bukanlah penghalang.

Merupakan sebuah kewajiban untuk bersegera menikah bagi siapapun yang telah memiliki kemampuan dan kuliah bukanlah penghalang terjadinya sebuah pernikahan. Meskipun engkau memutuskan kuliahmu, maka hal tersebut tidaklah mengapa, karena yang terpenting adalah engkau belajar ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi agamamu dan selebihnya merupakan tambahan semata.

Di dalam pernikahan terdapat mashlahat yang besar, terlebih lagi di zaman ini dan mengakhirkannya akan menimbulkan banyak madharat kepada para pemuda dan pemudi.

Oleh karena itu, semua pemuda dan pemudi wajib menyegerakan diri untuk menikah bila si pelamar telah mampu mencukupi kebutuhan yang akan dilamar. Jika seorang yang dilamar dirasa cocok, maka bersegeralah menikah dalam rangka mengamalkan perkataan Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam dalam hadits shahih,

يامعشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج؛ فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإن له وجاء

. “Wahai sekalian pemuda, apabila kalian mampu (lahir dan batin) untuk menikah, maka menikahlah. Hal tersebut akan menjaga pandangan dan kemaluan. Namun, bila kalian belum mampu berpuasalah. Karena di dalam puasa tersebut terdapat pengekang” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Di dalam hadits tersebut terdapat keumuman dari kalangan pemuda dan pemudi untuk menikah. Tidak ada kekhususan di dalamnya. Dan semuanya memiliki kebutuhan untuk menikah. Kami memohon kepada Allah hidayah kepada kita semua.

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/2883

PENTINGNYA BERDOA

 Terkadang manusia sering menganggap doa hanyalah seuntai kata-kata atau ucapan biasa. Bahkan lebih mengedepankan ikhtiar atau usahanya ketimbang memohon atau berdoa dahulu kepada Allah sebagai Tuhan-nya.⁣

Namun, sesungguhnya jika seorang manusia lebih dulu menyadari bahwa doa itu sangatlah penting, maka ia dalam berusaha atau berikhtiar akan diawali dengan sebuah ucapan doa.⁣

Setelah berdoa dan berikthiar ... selanjutnya adalah TAWAKAL.⁣

Tawakal memiliki peran penting dalam hidup ini, terutama terkait dengan usaha dan doa kita. Seperti kita ketahui dan mungkin sering kita alami bersama bahwa tidak setiap yang kita usahakan atau inginkan akan tercapai dengan segera sebagaimana kemauan kita, sebab memang bukan manusia yang mengatur hidup ini. ⁣

Allah-lah yang mengatur seluruh alam dengan segala permasalahannya. Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Allah Maha Adil dan Bijaksana dengan semua rencana dan keputusan-Nya. ⁣

Oleh karena itu, sudah seharusnya usaha dan doa kita, kita serahkan kepada Allah. Biarlah Allah yang mengatur kapan usaha dan doa kita akan terkabul.⁣

Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Allah lebih tahu kapan usaha dan doa kita akan terkabul. Terkadang, apa yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah Terkadang pula, Allah belum mengabulkan usaha dan doa kita karena Allah menilai kita belum siap, terutama secara mental spiritual, untuk menerima keberhasilan yang kita inginkan.⁣

BAGAIMANA SIKAP ORANG TUA PADA ANAKNYA YANG BANDEL

PERTANYAAN :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz...Apakah yang harus dilakukan seorang ibu yang mempunyai anak jauh dari agama dan mempunyai kebiasaan berbohong padahal sudah sering dinasehati (anaknya laki-laki usia 20 tahun)?

Sampai usia berapakah orang tua ikut bertanggung jawab atas dosa si anak ini?

Jazaakallahu khayran

 JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jika sudah berusaha mendidiknya sebaik mungkin. Sudah menasehati, mengingatkan, dan lain-lain...

Namun sang anak masih saja bandel, maka sudah lepas kewajiban orang tua atasnya...

Karena Hidayah di tangan Allâh, dan manusia hanya bisa menyampaikan saja...

وما علينا إلا البلاغ

Kewajiban kita hanya menyampaikan saja

Jangan lupa, do'akan selalu sang anak dengan kebaikan. Cari waktu-waktu mustajabah agar Allâh membuka hatinya.

Karena do'a seorang ibu terhadap anaknya itu mustajabah insya Allâh. Allahlah yang menggenggam hati-hati anak Adam, dan Dia pula yang membolak-baliknya. Maka, mintalah kepada Allâh agar Allâh memberikan hidayah kepada-Nya.

Tetap ingatkan dia dengan baik, tanpa bosan-bosan...

Jika ibu marah, maka jangan sumpahi dia, jangan mengutuk dia, jangan mendo'akan dia dengan keburukan...

Belajarlah dari akhlak orang Arab, ketika mereka marah pun, mereka berdo'a dengan kebaikan.

Saat mereka marah, mereka mengatakan : Allah yahdik! (Semoga Allâh menunjukimu)...

Ketika ibu marah, do'akan dia dengan kebaikan : "Semoga kamu menjadi anak shalih! Semoga kamu menjadi orang alim! dan seterusnya..."

Batasan orang tua dalam bertanggung jawab atas dosa anaknya adalah sampai mereka baligh, karena anak baligh itu mukallaf. Dia bertanggung jawab dengan kewajibannya masing-masing.

والله أعلمُ بالـصـواب

Sumber: telegram https://bit.ly/alwasathiyah

Pertanyaan dijawab oleh:

@abinyasalma

AMALAN KETIKA PUNYA HUTANG

 Jgan Putus asa kawan, Ingatlah Hadits ini!

Hasan menurut Syaikh Al-Albani Rahimahullah...

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Abdurrahman bin Ishaq dari Sayyar dari Abu Wail dari Ali radhiallahu'anhu, bahwa seorang budak mukatab (yang mengadakan perjanjian pembebasan dengan tuannya) datang kepadanya dan berkata;

"aku tidak mampu membayar pembebasanku, maka tolonglah aku! Ali berkata; maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah Rasulullah ﷺ ajarkan kepadaku, yang seandainya engkau memiliki utang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkannya untukmu? Ali berkata; ucapkanlah; ALLAAHUMMAKFINII BIHALAALIKA 'AN HARAAMIK, WA AGHNINII BIFADHLIKA 'AMMAN SIWAAK (Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu sehingga tidak memerlukan keharaman-Mu, dan jadikanlah aku kaya sehingga tidak butuh kepada selain-Mu). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib."

(HR. Tirmidzi no 3486)

Friday, February 19, 2021

EMPAT AMALAN MENDAPATKAN RIDHO ALLAH

PERTAMA

Bila kamu melihat semut, maka janganlah kamu membunuhnya. Carilah dgn itu ridha Allah, semoga Allah mengasihani kamu sebagaimana kamu mengasihaninya. Kamu ingatlah bahwa ia bertasbih kepada Allah, maka jangan engkau hentikan tasbih ini dgn membunuhnya.

KEDUA

Bila kamu nampak burung sedang minum air dari kolam, maka janganlah kamu lalu di sebelahnya sehingga menakutkannya. Biarkan ia dgn perasaan yg aman. Engkau carilah dgn itu ridha Allah, semoga Allah mengamankan kamu pada hari di mana, nyawa telah sampai di tenggorokan.

KETIGA

Bila kamu hendak mengalihkan kucing yg sedang mengganggu di tengah jalan, elakkan dari membuatnya terkejut. Carilah dgn itu ridha Allah. Semoga Allah memelihara engkau dari kematian yg mengejut.

KEEMPAT

Bila engkau terpaksa membuang sisa atau bekas makanan, jadikanlah niat engkau hendak memberi makhluk lain makan. Carilah dgn itu ridha Allah. Semoga Allah mengaruniakan engkau rezeki dari jalan yg tak disangka.

Bila engkau berniat menyebarkan perkataan2 ini, niatkanlah dgnnya kebaikan, semoga Allah melepaskan engkau dgnnya kesusahan dari kesusahan dunia dan akhirat.

Oleh itu, buatlah kebaikan walau sekecil apapun karena engkau tidak akan tahu amalan mana yg dapat memasukkan engkau ke syurga Allah ﷻ seluas langit dan bumi.

[Syeikh Mutawalli Sya'rawi rahimahullah]

SEEKOR ANJING YANG SETIA MENGIKUTI ULAMA MENJADI PENGHUNI SYURGA

 Dalam kisah yang masyhur Ashabul Kahfi, seekor anjing yang setia mengikuti para Ulama membawanya menjadi yang istimewa sebagai penghuni surga. 

Terlebih kita sebagai manusia, makhluk yang penuh dengan kemuliaan.

Berguru & khidmat kepada para ulama adalah sebuah takdir yang harus diperjuangkan.

PETUAH KIAI HAMID, WALIYULLAH PASURUAN JAWA TIMUR

Ada satu kisah dari waliyullah agung dari Pasuruan, Kiai Hamid, tentang bagaimana cara kita mengajak, mendidik atau mengajari siapapun, tapi tidak sesuai dengan yang kita harapkan.

Suatu hari di sekitar tahun 60-an, salah seorang santri beliau yang menjadi pimpinan GP Ansor Cabang Pasuruan nyaris putus asa dalam kaderisasi di ranting-ranting. Pasalnya, dari 100 lulusan pelatihan, paling hanya ada 3-5 orang kader saja yang betul-betul bisa diandalkan. Dalam kegalauannya ini, si santri memutuskan sowan pada Kiai Hamid dahulu untuk konsultasi.

Saat dia sowan, sembari menunjuk pada pohon-pohon kelapa yang berjejer di pekarangan rumah, Kiai Hamid berkata panjang lebar :

“Aku menanam pohon ini, yang aku butuhkan itu buah kelapanya. Ternyata yang keluar pertama kali malah blarak, bukan kelapa. Setelah itu glugu, baru setelah beberapa waktu keluar mancung. Mancung pecah, nongol manggar, yang (sebagian rontok lalu sisanya) kemudian jadi bluluk, terus (banyak yang rontok juga dan sisanya) jadi cengkir, terus (sebagian lagi) jadi degan, baru kemudian jadi kelapa. Lho setelah jadi kelapa pun masih ada saput, batok, kulit tipis (yang semua itu bukan yang saya butuhkan tadi). Lantas, ketika mau diambil santannya, masih harus diparut kemudian diperas. Yang jadi santan tinggal sedikit. Lha itu sunnatullah. Lha yang 95 orang kader itu, carilah, jadi apa dia. Glugu bisa dipakai untuk perkakas rumah, blarak untuk ketupat.

Kalau inginnya mencetak orang ‘alim, tidak bisa diharapkan bahwa semua murid di kelas itu bakal jadi ‘alim semua. Pasti ada seleksi alam, akan ada proses pengerucutan. Meski begitu, bukan berarti pendidikan itu gagal. Katakanlah yang jadi hanya 5 %, tapi yang lain bukan lantas terbuang percuma. Yang lain tetap berguna, tapi untuk fungsi lain, untuk peran lain."

📜(Dari Buku Percik-percik Keteladanan Mbah Kyai Abdul Hamid Pasuruan)

Hakikat Ahlussunnah Wal Jamaah

Ahlussunnah Wal Jamaah, di antara ciri yang terkuat yang mereka punya. Ahlussunnah Wal Jamaah bukan kelompok yang tukang mengkafirkan orang. Ambil ini.

Sebab mengkafirkan orang, sunnahnya siapa? Kamu bilang Ahlussunnah, tapi mengkafirkan orang Islam. Sunnahnya siapa?

Ahlussunnah Wal Jamaah, cirinya bukan tukang mengkafirkan orang lain. Ahlussunnah Wal Jamaah punya ciri: Cinta kepada Nabi, cinta kepada Sahabat, cinta kepada Ahlul Bait. Itu Ahlussunnah.

Ahlussunnah Wal Jamaah, bukan mengklaim membela sahabat tapi mencaci dan membenci keluarganya Nabi Muhammad. Itu bukan Ahlussunnah. Sunnah siapa itu?

Bukan juga atas nama membela, mencintai Ahlul Bait tetapi mencaci sahabatnya Rasulullah SAW. Itu bukan Ahlussunnah Wal Jamaah. Lagian ajaran siapa sih yang mengajarkan kita untuk mengata-ngatain orang? Itu sunnahnya siapa yang ngatain orang? ngatain orang Islam, sunnahnya siapa? Bukan sunnahnya Nabi. Itu sunnahnya Syaitan.

Cirinya Ahlussunnah, bukan tukang caci maki. Sebab, itu bukan sunnahnya Nabi. Itu sunnahnya Iblis, sunnahnya Syaitan.

Ciri Ahlussunnah, bukan tukang mengkafirkan, bukan tukang mencaci, bukan tukang membid'ahkan. Maaf maaf, kita Ahlussunnah bukan tukang membid'ahkan.

Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad pernah nggak mengata-ngatain orang, "bid'ah, syirik"? Ada nggak?

Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, muassis pendiri majelis ini, pernah nggak?

Ini orang-orang tua, pernah nggak dengar Habib Ali ngatain orang "bid'ah, syirik, sesat" ada? Nggak pernah.

Begitu juga, adakah Hadits Rasulullah bilang kepada seorang muslim, "Kamu kafir, kamu mubtadi'", ada begitu? Nggak pernah ada.

Sebab, memang misinya Nabi Muhammad dan misi para ulama pengikut sunnahnya Nabi Muhammad, mereka mengislamkan orang, bukan mengkafirkan. Mentauhidkan, bukan mensyirikkan. Mensunnahkan, bukan membid'ahkan. Itu ajaran yang betul.

Habib Jindan bin Novel bin Salim

INILAH RAHASIA ANJURAN RASULULLAH SAW UNTUK TIDAK MEMEJAMKAN MATA SAAT SHALAT

Para ilmuwan muslim di Amerika telah meneliti cara untuk meningkatkan kekuatan penglihatan MATA memakai konsep dari anjuran yg diajarkan Rasulullah SAW.

Hal ini sangat penting untuk orang-orang yang MATA mereka yang LEMAH dan juga untuk semua orang. 

OTOT mata yang LEMAH, akan menyebabkan ke-TIDAK-MAMPU-an dalam me-LIHAT secara AKURAT.

Untuk me-MULIH-kan MATA dan men-JAGA ke-KUAT-an OTOT-nya, maka sebaiknya mengikuti Sunnah selama sholat.

Kita harus selalu mem-BUKA MATA kita SELAMA SUJUD, dan ketika BERDIRI pandangan MATA melihat TEMPAT SUJUD.

Jaga MATA Anda tetap FOKUS pada SATU TITIK tempat sujuud.

HIKMAH di balik pandangan MATA tetap FOKUS pada SATU TITIK tempat sujud adalah :

Saat RUKU', otot mata akan menekan lensa mata untuk meningkatkan visi dan saat Anda bangun otot mata akan melonggarkan. 

Sementara saat SUJUD, lensa mata akan menyusut karena jarak antara mata dengan tempat sujud memendek, dan ketika Anda bangun lagi itu akan mengendurkan otot-otot mata.

Bila kita praktikkan setiap hari, maka akan melatih otot-otot mata kita, sehingga mata kita akan sehat. 

Kita dapat melakukan hal ini setiap hari 17 kali atau sebanyak yang kita inginkan.

Nabi kita (SAW) selalu memerintahkan untuk membuka mata kita selama sujud.

Dan sekarang para ilmuwan telah mem-BUKTI-kan bahwa PRAKTEK ini bekerja dalam me-NINGKAT-kan ke-KUAT-an peng-LIHAT-an MATA. 

Masya Allah......

ADAB KEPADA ORANG TUA

Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah adalah Berbakti pada Orang Tua

Kita dapat melihat pada hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan,

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

“Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.”

Lalu Abdullah bin Mas'ud mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)


Dosa Durhaka pada Orang Tua

Abu Bakrah berkata,

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟) ثَلاَثًا، قَالُوْا : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : ( الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ ) وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا ( أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرُ ) مَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتىَّ قُلْتُ لَيْتَهُ سَكَتَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.”Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), “Duhai, seandainya beliau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Bakroh berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

”Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [diakhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi)


Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua

'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,

إبكاء الوالدين من العقوق

”Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.”

Mujahid mengatakan,

لا ينبغي للولد أن يدفع يد والده إذا ضربه، ومن شد النظر إلى والديه لم يبرهما، ومن أدخل عليهما ما يحزنهما فقد عقهما

“Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.”

Ka’ab Al Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan,

إذا أمرك والدك بشيء فلم تطعهما فقد عققتهما العقوق كله

“Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.”


Tidak mendahulukan untuk berbicara kepada kedua orang tua

Adab ini dapat dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كُنَّا عِنْدَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَأُتِىَ بِجُمَّارٍ فَقَالَ « إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً مَثَلُهَا كَمَثَلِ الْمُسْلِمِ » . فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ هِىَ النَّخْلَةُ ، فَإِذَا أَنَا أَصْغَرُ الْقَوْمِ فَسَكَتُّ ، قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « هِىَ النَّخْلَةُ »

“Dulu kami berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian didatangkanlah bagian dalam pohon kurma.  Lalu beliau mengatakan, “Sesungguhnya di antara pohon adalah pohon yang menjadi permisalan bagi seorang muslim.” Aku (Ibnu ‘Umar) sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma. Namun, karena masih  kecil, aku lantas diam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Itu adalah pohon kurma.” (HR. Bukhari no. 72 dan Muslim no. 2811)

Inilah sikap shahabat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Di mana beliau tidak mau mendahulukan pembicaraan jika ada yang lebih tua umurnya di hadapannya. Padahal sebenarnya Ibnu ‘Umar mampu menjawab ketika itu. Dari sini, tidak ragu lagi, demikian pula seharusnya beradab di hadapan orang tua.


Tidak duduk di hadapan kedua orang tua yang sedang berdiri

Larangan ini dapat dilihat dalam hadits dari Jabir. Beliau mengatakan,

اشْتَكَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَصَلَّيْنَا وَرَاءَهُ وَهُوَ قَاعِدٌ وَأَبُو بَكْرٍ يُسْمِعُ النَّاسَ تَكْبِيرَهُ فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا فَرَآنَا قِيَامًا فَأَشَارَ إِلَيْنَا فَقَعَدْنَا فَصَلَّيْنَا بِصَلاَتِهِ قُعُودًا فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ « إِنْ كِدْتُمْ آنِفًِا لَتَفْعَلُونَ فِعْلَ فَارِسَ وَالرُّومِ يَقُومُونَ عَلَى مُلُوكِهِمْ وَهُمْ قُعُودٌ فَلاَ تَفْعَلُوا ائْتَمُّوا بِأَئِمَّتِكُمْ إِنْ صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا وَإِنْ صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit. Lalu kami shalat di belakang beliau, sedang beliau shalat sambil duduk dan Abu Bakar mengeraskan bacaan takbirnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada kami. Beliau melihat kami shalat sambil berdiri. Lalu beliau berisyarat, kemudian kami shalat sambil duduk. Tatkala salam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Jika kalian baru saja bermaksud buruk, tentu kalian melakukan seperti yang dilakukan oleh orang Persia dan Romawi. Mereka selalu berdiri untuk memuliakan raja-raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk. Ikutilah imam-iman kalian. Jika imam tersebut shalat sambil berdiri, maka shalatlah kalian sambil berdiri. Dan jika imam tersebut shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian  sambil duduk’.” (HR. Muslim no. 413)

Syaikh Mushtofa Al ‘Adawy mengatakan, “Dalam hadits ini disebutkan mengenai hukum shalat sambil berdiri sedangkan imam shalat sambil duduk dan perinciannya bukan di sini tempatnya. Namun, dapat diambil pelajaran bahwa kita dilarang duduk ketika orang tua kita berdiri di hadapan kita. Maka adab ini tetap bisa diambil sebagai pelajaran dari hadits ini.”


WaLLAAHU'alam

Wednesday, February 17, 2021

JALAN PINTAS MENUJU SURGA

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali:

Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

Selengkapnya :

https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html

.

Suami terbaik, Suami yang selalu membantu Istri di rumah

Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Mau tahu suami terbaik?

Suami terbaik adalah yang paling baik pada keluarganya,

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari, no. 6039)

Dalam Syarh Al-Bukhari karya Ibnu Batthol rahimahullah disebutkan bahwa Al-Muhallab menyatakan, inilah pekerjaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. Hal ini wujud tanda ketawadhu’an (kerendahan hati) beliau, juga supaya umatnya bisa mencontohnya. Karenanya termasuk sunnah Nabi, hendaklah seseorang bisa mengurus pekerjaan rumahnya, baik menyangkut perkara dunia dan agamanya.

As-Sindi rahimahullah dalam catatan kaki untuk Shahih Al-Bukhari menyatakan bahwa membantu urusan rumah termasuk kebiasaan (sunnah) orang-orang shalih.

Ketawadhu’an inilah yang nanti akan membuat Allah meninggikan derajat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah seseorang tawadhu’ (merendahkan hati) karena Allah melainkan Dia akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Yang paling penting lagi, membantu istri di rumah akan membuat seorang suami makin dicintai. Tak percaya? Silakan buktikan dengan membantunya saat masak, saat berbelanja, menyetrika termasuk juga dalam mengurus anak-anak.

SYAIR KH. Ali Maksum Krapyak UNTUK PEMIMPIN

 Ala man yatashadda….ilmul ulama’ wa siyasatul muluk wa hikmatul  hukama' " .

Syair ini sepertinya tercatat kuat di dalam memori KH. Ali Maksum. Sebab opini ulama’ waktu itu, bahkan hingga sekarang memandang bahwa Syaikh Abdul Qadir Jailani itu adalah sosok ulama’ yang sebatas ahli wirid saja. Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Seperti yang terlihat dalam syair Manaqib tersebut. Meski banyak orang yang hafal Manaqib, namun dalam kenyataanya belum faham mengenai isi yang terkandung di dalamnya. Syair Manaqib itu jika diterjemah maknanya seperti berikut:

“Bagi orang yang sudah siap untuk memandu (memimpin) manusia, maka sebaiknya ia memiliki pemahaman tentang ilmu ulama’, mempunyai pemahaman tentang siasat penguasa, dan memiliki daya hikmah atas segala sesuatu dan peristiwa yang Allah ciptakan”. Itulah pesan yang sering disampaikan KH. Ali Maksum Krapyak

Haul Beliau KH. Ali Maksum Krapyak

Senin, Tanggal 14 Januari 2019


Teruntuk Beliau

KH. Ali Maksum dan KH. Idham Khalid

Lahumul Fatihah

Keutamaan sholawat


‎ذكر الامام الشيخ عبد العزيز الدباغ

Telah menyebutkan Al-Imam As-Syeikh 'Abdul 'Aziiz Ad-Dabbaagh:

.

‎ان الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم افضل الاعمال انها ذكر الملائكة الذين هم على اطراف الجنة '

‎ثم ذكر ان من بركاتها : انهم كلما ذكروها زادت الجنة في الاتساع !.

.

Sesungguhnya sholawat atas Nabi Saw,paling afdolnya amal-amal&sesungguhnya sholawat adalah dzikir para malaikat yang mereka para malaikat berada di sisi-sisi syurga

Kemudian beliau menyebutkan,sesungguhnya dari keberkahan sholawat;sesungguhnya mereka para malaikat setiap mengucapkan sholawat,syurga akan bertambah luas.

.

‎فسئل رضي الله عنه : لمَ كانت الجنة تزيد بالصلاةعلى النبي صلى الله عليه وسلم دون التسبيح وغيره من الاذكار ؟.

.

Kemudian beliau ra ditanya; mengapa syurga itu akan bertambah luas karena sholawat atas Nabi Saw, bukan tasbih atas yang lainnya dari dzikir-dzikir?.

.

‎قال : لان الجنة { اصلها } من نور النبي صلى الله عليه وسلم فهي تحن اليه حنين الولد الى ابيه !

‎واذا سمعت بذكره انتعشت وطارت اليه لانها تسقى منه

‎ صلى الله عليه وسلم.

.

Beliau menjawab; karena syurga aslinya dari cahaya Nabi Saw, syurga rindu kepada beliau Saw,merintih seperti rintihan anak kepada ayahnya, Ketika surga mendengar nama Nabi Muhammad disebutkan maka dia akan tergugah dan terbang menghampirinya, karena surga memperoleh siraman dari pada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Tuesday, February 16, 2021

Tujuh Mauidhoh Kiai Makhrus Ali Lirboyo

  1. Orang berumah tangga kalau ingin sukses itu kuncinya menghormati istri.
  2. Orang kalau ingin hidup mulia hormati orang tua, khususnya ibu.
  3. Ingat kalau kamu jadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah:
    • Pertama, jangan sampai kamu mata duitan.
    • Kedua, jangan sampai kamu tergoda perempuan. Kalau bisa bertahan dari dua hal ini insyaallah kamu bakal selamat.
  4. Nabi Sulaiman itu sukses dalam 90 th dan Nabi Nuh sukses dalam waktu 900 th. Tetapi di dalam Al-Qur'an yang disebut ulul 'azmi adalah Nabi Nuh. Ini menunjukan perjuangan dilihat dari kesulitan, bukan dari jumlah murid.
  5. Orang yang mempunyai ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tidak di riyadlohi itu hasilnya beda. Riyadlohi yang paling utama adalah istiqomah.
  6. Saya dulu waktu di pondok tidak pernah membayangkan akan jadi kyai, tidak pernah membayangkan akan menjadi orang kaya. Akhirnya menjadi orang mulia seperti ini saya takut. Jangan-jangan bagian saya ini saja, Diakhirat tidak dapat bagian apa-apa.
  7. Ngajarlah Ngaji!!! Kalau nanti kamu tidak bisa makan, ketho'en kupingku (potong telingaku)
Wallahu a'lam

UlamaNusantara

BAHAYA TAKHBIB

Al-Imam Abu Ath-Thayyib rahimahullah berkata,

أَيْ خَدَعَهَا وَأَفْسَدَهَا أَوْ حَسَّنَ إِلَيْهَا الطَّلَاق لِيَتَزَوَّجهَا أَوْ يُزَوِّجهَا لِغَيْرِهِ أَوْ غَيْر ذَلِك

“Maknanya, ia menipu (menggoda) istri orang dan merusaknya, atau merayunya sampai meminta cerai dari suaminya agar dapat ia nikahi atau ia nikahkan dengan orang lain, atau kepentingan selain itu.” [‘Aunul Ma’bud, 9/2448]

Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-’Abbad hafizhahullah berkata,

لأن من أسباب الطلاق تخبيب المرأة على زوجها حتى تتمرد عليه وتسعى إلى التخلص منه بسبب هذا الإفساد

“Karena diantara sebab perceraian adalah ulah pihak ketiga yang merusak istri orang agar sang istri tidak lagi menyukai suaminya, hingga sang istri membangkang dan berusaha untuk berpisah dari suaminya karena ulah orang ketiga tersebut.” [Syarhu Sunan Abi Daud, 12/189, Asy-Syaamilah]

BEBERAPA PELAJARAN

1. Ancaman yang terdapat dalam hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa merusak seorang pekerja sehingga membangkang kepada majikannya dan merusak seorang wanita sehingga membangkang kepada suaminya adalah dosa besar.

2. Waspadai pergaulan dan komunikasi dengan lawan jenis tanpa batasan-batasan syari’at. Terlebih di masa ini, komunikasi menjadi sangat mudah. Tidak sedikit hubungan terlarang berawal dari kontak medsos.

3. Merusak rumah tangga orang bukan hanya bisa dilakukan oleh lawan jenis, bisa saja seorang istri dirusak oleh teman wanitanya bahkan keluarganya sendiri.

4. Hendaklah seorang suami mendidik dan mengawasi istri. Sebagaimana istri berkewajiban menasihati suami dengan ilmu dan lemah lembut.

5. Pentingnya menjaga kelangsungan dan keharmonisan rumah tangga, dan menjauhi sebab-sebab yang dapat merusaknya.

Antara laki-laki dan perempuan tidak ada istilah "teman". Tidak ada teman baik apalagi sahabat.

Karena salah satu dari mereka akan tergelincir suka. Oleh sebab itu jauhi ikhtilat

Kini julukan pelakor (perebut laki orang) dan pebinor (perebut bini orang) begitu akrab di masyarakat. Julukan ini pun lekat dengan stigma negatif.

Merusak rumah tangga orang.

"Barang siapa yang merusak hubungan wanita dengan suaminya, maka dia bukan bagian dari kami (H.R. Ahmad)

Bentuk gangguan secara tidak langsung : 

- memberikan perhatian lebih kepada pasangan sah orang lain

 - menerima curhat

- sering kontak-kontakan

- menceritakan masalah internal keluarga

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“… dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya. Maka ia bukanlah dari (golongan) kami” (Hadits shahîh diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzar, Ibn Hibban, Al-Nasa-a dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi).

Belakangan ini film dan sinetron mengenai perselingkuhan sudah menjadi hal yang biasa saja. Orang ketiga (selingkuhan) yang menjadi wanita atau pria perusak rumah tangga orang lain seolah sudah tidak terdengar asing lagi.

Padahal ancaman hukumannya sungguh-sungguh amat berat dalam ajaran Islam. Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah mengatakan tentang hukum merusak hubungan wanita dengan suaminya:

“Perbuatan ini termasuk salah dosa besar. Sebab, jika syari’at melarang meminang pinangan saudaranya, maka bagaimana halnya dengan orang yang merusak isterinya, serta berusaha memisahkan di antara keduanya sehingga dia bisa berhubungan dengannya.

Perbuatan dosa ini tidak kurang dari perbuatan keji (zina). Walaupun tidak melebihinya, dan hak lain tidak gugur dengan taubat dari kekejian. Meskipun taubat telah menggugurkan hak Allah, namun hak hamba masih tetap ada.

Menzalimi seseorang (suami) dengan merusak isterinya dan kejahatan terhadap ranjangnya, hal itu lebih besar dibandingkan merampas hartanya secara zalim. Bahkan, tidak ada (hukuman) yang setara disisinya kecuali (dengan) mengalirkan darahnya.” (al-manawi dalam Faaidhul Qadiir)

Rasulullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain. (yang menjadi istrinya). dengan maksud agar sang wanita ini memonopli ‘piringnya’. Sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya”. (Hadîts muttafaq ‘alaih).

Ada kisah nyata yang terjadi di Lebanon, seorang istri yang terpikat seorang laki-laki yang dikenalnya ketika chatting di internet. Laki-laki ini sungguh jauh berbeda dengan sosok suaminya.

Ia sangat perhatian, suka bercanda, enak diajak ngobrol, hingga akhirnya sang istri tidak lagi berminat melayani suaminya dengan baik.

Ketika suaminya menjual komputer rumahnya, karena sang istri keranjingan chatting, istrinya malah marah-marah dan menggugat cerai. Karena suaminya begitu menyayangi sang istri, awalnya suaminya menolak menceraikan, tapi didesak terus-menerus, akhirnya mereka bercerai.

Sang istri mencari lelaki yang di dalam chatting senantiasa berjanji akan menikahinya jika ia berpisah dengan suaminya. Akan tetapi begitu ditemui, ternyata lelaki itu menolak untuk menikahinya.

“Aku tidak suka dengan istri yang tidak setia pada suami, sepertimu. Selama ini, aku hanya menguji sejauh mana kamu setia dengan suamimu”

Maka sungguh merugilah apa yang telah diperbuat sang istri, karena mengkhianati suaminya. Dan terpedaya bujuk rayu laki-laki lain yang memang suka merusak rumah tangga.

1. Hukum Ukhrowi

Para ulama bersepakat bahwa hukum mengganggu dan merusak hubungan sebagaimana dimaksud dalam hadîts nabi di atas adalah haram. Maka siapa saja yang melakukannya, maka ia mendapatkan dosa dan diancam siksa di neraka.

Bahkan Imam Al-Haitsamî mengkategorikan perbuatan dosa ini sebagai dosa besar.

Dalam kitabnya Al-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâir beliau menyebutkan bahwa dosa besar yang ke 257 dan 258 yaitu merusak seorang wanita. Agar terpisah dari suaminya dan merusak seorang suami agar terpisah dari istrinya.

Alasannya, hadîts nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam di atas menafikan pelaku perbuatan merusak ini dari bagian umat beliau. Dan ini terhitung sebagai ancaman berat. Juga para ulama’ sebelumnya, secara sharîh (jelas) mengkategorikannya sebagai dosa besar. (lihat Al-Zawâjir juz 2, hal. 577).

2. Hukum Duniawî

Ada dua hukum duniawi terkait dengan hadits ini, yaitu:

1. Jika ada seorang lelaki yang merusak hubungan seorang wanita dari suaminya. Lalu sang wanita itu meminta cerai dari suaminya, dan sang suami mengabulkannya.

Atau jika ada seorang lelaki merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang suami marah dan menceraikan istrinya. Lalu sang lelaki yang merusak ini menikahi wanita tersebut, apakah pernikahannya sah?

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa pernikahan sang lelaki perusak dengan wanita korban tindakan perusakannya adalah sah. Alasannya adalah karena wanita tersebut tidak secara eksplisit terhitung sebagai muharramât (wanita-wanita yang diharamkan baginya).

Namun, ulama’ Mâlikiyyah memiliki pendapat yang berbeda dengan Jumhur. Mereka berpendapat bahwa pernikahan yang terjadi antara seorang lelaki perusak dengan wanita yang pernah menjadi korban tindakan perusakannya harus dibatalkan. Baik sebelum terjadi akan nikah di antara keduanya atau sudah terjadi.

Yang lebih menarik lagi dari pendapat Mâlikiyyah ini adalah ada sebagian dari ulama’ Mâlikiyyah yang berpendapat bahwa wanita “korban” tindakan perusakan seorang lelaki. Menjadi haram selamanya bagi sang lelaki perusak tersebut.

Perbedaan pendapat ini kami sebutkan di sini sebagai peringatan keras bagi siapa saja agar tidak melakukan perbuatan seperti ini. Walaupun secara hukum fiqih pendapat Jumhur lebih kuat. Akan tetapi pendapat Mâlikiyyah perlu kita jadikan sebagai cambuk peringatan.

2. Jika ada seseorang yang melakukan perbuatan terlarang ini, adakah ia perlu mendapatkan hukuman di dunia?

Para ulama berpendapat bahwa perbuatan terlarang seperti ini jika ada yang melakukan maka hakim berwewenang menjatuhkan ta’zîr.(hukuman) yang ketentuannya ditetapkan oleh hakim atau penguasa) dengan syarat tidak melebihi bobot 40 cambukan.

Di antara mereka ada yang berpendapat hukumannya adalah kurungan penjara sampai ia menyatakan tobat atau meninggal dunia. (sebagian penganut Mazhab Hanafî)

Di antara mereka ada yang berpendapat, cukup diberi cambukan keras saja, dan dipublikasikan perbuatannya. Agar orang waspada darinya dan agar orang lain mengambil ibrah (sebagian penganut madzhab Hanbalî).

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan yang sangat tercela ini, aamiin.

[reportaseterkini.net]

Orang yang berselingkuh itu diciptakan oleh keadaan bukan bawaan lahir. Atasi masalah yang mendasarinya sebelum pasangan kita berselingkuh. Dan tanamkan pada diri kita untuk selalu bisa menahan diri dengan terhormat agar tak masuk jurang perselingkuhan.

Solusi yang menyenangkan tidak selalu ada, tapi kita selalu bisa menunjukkan kesediaan untuk berkompromi dan membuat hubungan jadi lebih baik.

Asal Mula Menyebarnya Riba Ke Sistem Perekonomian Dunia

Mari kita lihat hukum riba pada syariat agama-agama sebelum islam, seperti yahudi & nasrani.

Berkata Imam Al Mawardi:

“Sesungguhnya riba tdk pernah dihalalkan di syariat manapun juga, sebagaimana firman-Nya: “Dan mereka mengambil mereka padahal mereka telah dilarang darinya” (QS An Nisaa: 161)

Yaitu pd kitab-kitab terdahulu.

"Dan Allah Ta’ala telah haramkan riba atas yahudi, & mereka pun menyadarinya, sehingga mereka melarang praktek riba diantara sesama mereka, namun mereka membolehkannya thdp kaum selain kaum mereka (yahudi).”

Berkata Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah Ta’ala:

“Sesungguhnya Allah telah melarang mereka (yahudi) dr riba, namun mereka malah memakannya, mengambilnya, menyamarkannya dgn berbagai bentuk kilahan dan samaran, & mereka memakan harta manusia dgn cara yg bathil.”

Yahudi telah mengubah maksud teks pengharaman riba, dgn menganggap pengharamannya hanya kpd sesama kaum yahudi, akan tetapi muamalah seorang yahudi dgn non yahudi dgn riba, maka hal tersebut dibolehkan tdk ada masalah dengannya.

Telah jelas dari firman Allah Ta’ala bahwasanya Ia didalam taurat mengharamkan riba atas yahudi, akan tetapi mereka membangkang dgn perintah Allah, mensiasatinya, mengubahnya & menggantinya, dgn menganggap bhw keharamannya hanya jika dilakukan dgn sesama yahudi, adapun dgn non yahudi maka tidaklah haram menurut sangkaan mereka yg bathil itu, maka dari itulah Allah mengecam mereka didalam kitab-Nya sebagaimana yg telah disebutkan diatas.

Selengkapnya :

https://www.hisbah.net/asal-mula-menyebarnya-riba-ke-sistem-perekonomian-dunia/

Karena hidup bukan tentang menunggu "badai" sampai berlalu

Hidup adalah tentang bersyukur, walau kita sedang didalam "badai" kehidupan, ambil ibroh dari setiap kejadian dalam hidup kita krn Allah selalu menyiapkan pelajaran berharga dari setiap ujian

Berusaha untuk menerima keadaan, tetap bersyukur dan selalu mengambil pelajaran berharga dari setiap kejadian

Hidup insyaaAllah akan selalu lebih indah jika kita selalu khusnudzan kepada Allah dan sesama kita

Lalu kita barengi dengan selalu bersyukur dari setiap kejadian dalam hidup kita, membuat kita kehabisan waktu dalam mengeluh

Ingat, sudah Allah janjikan 2 hal yg menurut saya pas untuk hal ini


Al Baqarah 286:

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."


Al Insyirah 5:

Fa inna ma'al-'usri yusra

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,


Semoga bermanfaat

BaarakAllahu fiikh

Steven Indra

TAATLAH KEPADA SUAMIMU

 Mungkin dia tak sebaik yang kau harapkan, tak setampan seperti yang kau idamkan. Ibadahnya pun masih pas2an, kebiasaan buruknya belum juga di tinggalkan⁣⁣

Seringkali membuatmu jengkel bahkan meneteskan air mata, janji manis diawal pernikahanpun terbang melayang begitu saja⁣⁣

Namun kau sudah diikat dalan pernikahan ini, dialah jodoh yang sudah Allah takdirkan untukmu maka terimalah dengan ikhlas⁣

Tak usah menyalahkan diri dan hanya menambah kekecewaan⁣⁣

Tetaplah bersabar menjalani ibadah terlama ini. Tak usah melihat kekurangannya karena tidak ada manusia yg terlahir sempurna⁣⁣

Tetaplah taat kepadanya selama tidak melanggar syariah⁣⁣

⁣⁣.

KERASNYA HATI ADALAH MUSUH ALLAH

 Suatu hari Rasulullah Saw duduk sambil berbincang dengan para sahabat.

Ketika ada topik perbincangan yang menyentuh perasaan, para sahabat menangis kecuali

Usamah bin Zaid.

Usamah mengutarakan soalan kepada Rasulullah Saw tentang kekerasan hatinya.

Kemudian Rasulullah Saw meletakkan tangannya ke dada Usamah seraya berkata,

“Keluarlah wahai musuh Allah!”

Seketika itu keluarlah air mata Usamah,

Kemudian Rasulullah Saw berpesan :

“Buta mata berpuncak daripada kekerasan hati. Kekerasan hati berpuncak daripada banyak dosa. Banyak dosa berpuncak daripada melupakan mati. Melupakan mati berpuncak daripada panjang angan-angan. Panjang angan-angan berpuncak daripada cinta dunia. Cinta dunia merupakan sumber segala maksiat.”

REZEKI SEMPIT? PERIKSA SYUKURMU

Betapa kita ini mudah sekali lupa mensyukuri nikmat Allah yang tiada terkira. Oleh sebab kita hanya memaknai nikmat Allah sebagai rezeki berupa uang dan harta saja. Betapa sempitnya. Ketika dua hal itu luput dari genggaman, begitu ringan lisan menyemburkan keluh kesah bahkan menjadi durhaka karena mempertanyakan kasih sayang Allah Ta'ala.

Allah telah nyatakan dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 60: "Sesungguhnya Allah benar-benar memiliki karunia yang diberikan kepada manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur." Kalimat serupa Allah ulang pada surat An-Naml ayat 73.

Ulama jelaskan bentuk tidak bersyukurnya manusia itu antara lain: tidak menyadari nikmat Allah dan tidak menyatakan rasa terima kasih pada Allah dengan hati dan lisannya. Menggunakan nikmat Allah untuk bermaksiat pada-Nya. Mengharamkan apa yang Allah halalkan. Mengingkari apa yang Allah karuniakan.

Kita lalai dan lupa mensyukuri nikmat Allah barangkali juga karena terlalu terobsesi dengan keinginan. Kita telah mematok standar nikmat dan kebahagiaan. Itu yang harus terwujud pada diri kita. Allah pun didikte untuk mengabulkannya. Ketika keinginan itu luput, tiba-tiba hidup terasa sempit, gagal, dan sia-sia. Tiba-tiba, merasa menjadi orang paling malang sedunia. Lebih parah lagi: hati dan lisan berani menggugat keadilan Allah Ta'ala.

Maka, beruntunglah kita yang Allah mudahkan untuk menyadari nikmat-nikmat-Nya. Baik yang besar maupun yang tampak sepele dalam pandangan manusia. Sebab, begitu kesadaran seperti itu muncul, dengan izin Allah, kita akan cenderung lebih mudah bersyukur pada-Nya. Ketika bersyukur, maka Allah berjanji akan tambahkan lagi nikmat-Nya pada kita (lih. QS. Ibrahim: 7).

Oleh karena itu, mari perluas cakrawala pandang kita terhadap rezeki Allah Ta'ala, sehingga lebih mudah bagi kita mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.

_______

Bacaan:

Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Manan, Dar Ibnu Hazm, hal. 344, 397, 580

.

Monday, February 15, 2021

Perilaku jelek jangan terus menerus dilakukan

 Perilaku jelek jangan terus menerus dilakukan. Bila belum mampu untuk meninggalkan perilaku jelek sama sekali, maka hendaklah tetap diselingi dengan perilaku baik.

Hal itu dilakukan agar hati tidak dicap atau distempel oleh ALLOH. Bila hati telah distempel jelek oleh ALLOH, maka hati itu tidak akan mendapatkan hidayah.

ختم الله على قلوبهم وعلى سمعهم.

Diberi peringatan maupun tidak diberi peringatan, hati yang telah distempel jelek tidak akan mendapatkan hidayah.

Kadang seseorang mempunyai dosa langganan. Oleh karena itu, hendaknya juga berlangganan untuk selalu beristigfar. Hal itu dilakukan agar hati masih memiliki kecondongan terhadap perilaku dan perbuatan baik.

Yang penting, tetap beristighfar meminta ampun kepada ALLOH, walaupun belum bisa meninggalkan perilaku yang tidak baik.


اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

MISKIN DAN BAHAGIA, bolehkah?

Bukan cuma boleh, tapi HARUS. Entah kita sudah mapan atau belum mapan, bahagia adalah soal keputusan. Maka putuskan untuk bahagia selalu. Ya, selalu. Bukan karena punya sesuatu.

Selanjutnya, alangkah baiknya kalau kita berusaha lepas dari kemiskinan. Ingat, pria sejati sanggup hidup susah. Tapi pria sejati tidak akan sanggup membiarkan keluarganya hidup susah.

Niatkan untuk mapan agar bisa membahagiakan keluarga dan sesama. Bantu share tulisan ini ya. Save juga.

Ada lirik lagu, "Hati senang walaupun tak punya uang." Kita mungkin setuju. Tapi saya sulit membayangkan, hati saya bisa senang, sementara ponakan putus sekolah atau orangtua belum juga berhaji gegara nggak punya uang.

Kata orang, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Iya sih, kalau uangnya sedikit. Hehe.

Sanjiv Chopra, profesor dari Harvard Medical School, menyimpulkan bahwa keterlibatan seseorang pada kegiatan amal dengan mendonasikan uangnya adalah salah satu cara untuk puas dan BAHAGIA. Karena sangat penting, kalau boleh, bantu share tulisan ini ya.

Ingat, Nabi pernah berpesan bahwa Usman membeli surga dua kali. Nabi pun pernah berpesan bahwa sedekah dapat melepaskan kita dari kesulitan. Bukan mustahil, cinta pun bisa dibeli dengan uang. Cinta ditolak, sedekah bertindak. Hehe.

PADA akhirnya, saya berharap kita semua dimampukan Allah untuk membahagiakan keluarga dan sesama, dengan uang, akhlak, dan ilmu. Aamiin. Kalau belum bisa, yah nggak apa-apa. Kita niatkan dan ikhtiarkan dulu.


Iphoo Santosa

JANGAN PERNAH BERHENTI BERHARAP PADA ALLAH

"Allah mengijabahi do' sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan maslahah dan mudorotnya" KH. M. IDRIS HAMID.


قال النبي صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا . قَالُوا: إذا نكثر. قال : الله أكثر.


Nabi bersabda ; “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus persaudaraan melainkan Allah akan berikan salah satu dari tiga hal, Doanya akan segera terijabahi, disimpan baginya di hari akhirat atau dijauhkan dari kejelekan semisal darinya. (Para shahabat) mengatakan, “Kalau begitu kita perbanyak (doa). Nabi menjawab, “Allah (akan memberikan) lebih banyak lagi. HR. Ahmad.


Yang pasti, Allah akan mengijabahi setiap doa yang kita panjatkan. Hanya saja, terijabahnya suatu doa tidak ditentukan oleh kita kapan dan dimana harus terkabulkan. Allah lebih tau dan sudah mempersiapkan yang lebih baik dari apa yg telah kita kira. Kita hanya perlu terus berdoa dan usaha. Selebihnya Allah yg mengatur semuanya.


Refrensi; kitab Abwabul Faraj Karya Syeh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani.

• • •