Tuesday, February 22, 2022

PENYEBAB MUSIBAH

Musibah terjadi di mana-mana di negeri ini. Di berbagai Daerah terjadi banjir. Di  Semeru terjadi banjir larva dingin. Gempa pun silih berganti.  Di Papua ada kerusuhan dan pembunuhan.


Apa gerangan yang sebenarnya terjadi?

Sebenarnya kalau kita mau koreksi diri, ini semua karena lantaran dosa kita yang begitu banyak.


Ayat berikut pantas untuk jadi renungan,


ŁˆَŲ¶َŲ±َŲØَ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł…َŲ«َŁ„ًŲ§ Ł‚َŲ±ْŁŠَŲ©ً ŁƒَŲ§Ł†َŲŖْ Ų¢َŁ…ِŁ†َŲ©ً Ł…ُŲ·ْŁ…َŲ¦ِŁ†َّŲ©ً ŁŠَŲ£ْŲŖِŁŠŁ‡َŲ§ Ų±ِŲ²ْŁ‚ُŁ‡َŲ§ Ų±َŲŗَŲÆًŲ§ Ł…ِŁ†ْ ŁƒُŁ„ِّ Ł…َŁƒَŲ§Ł†ٍ ŁَŁƒَŁَŲ±َŲŖْ ŲØِŲ£َŁ†ْŲ¹ُŁ…ِ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ ŁَŲ£َŲ°َŲ§Ł‚َŁ‡َŲ§ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł„ِŲØَŲ§Ų³َ Ų§Ł„ْŲ¬ُŁˆŲ¹ِ ŁˆَŲ§Ł„ْŲ®َŁˆْŁِ ŲØِŁ…َŲ§ ŁƒَŲ§Ł†ُŁˆŲ§ ŁŠَŲµْŁ†َŲ¹ُŁˆŁ†َ


"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS. An-Nahl: 112).


Permisalan di atas ditujukan pada penduduk Makkah. Dahulu mereka hidup dalam keadaan aman, tentram dan melimpah berbagai rezeki yang bisa dipanen di sekitarnya. Siapa pun yang masuk ke dalamnya akan merasakan aman.


Yang dimaksud dalam ayat, Allah memberi rezeki yang mudah.  Itulah yang dimaksud dengan roghodaa', yaitu rezeki diberi penuh kemudahan.


Ketika mereka kufur pada nikmat Allah, yaitu enggan taat pada-Nya dan gemar bermaksiat, akhirnya Allah menimpakan rasa takut (khawatir) dan kelaparan pada mereka. Padahal sebelumnya, mereka diberikan nikmat yang besar, rasa aman, buah-buahan yang diperoleh begitu mudah dan rezeki yang melimpah. Sebab kesengsaraan dan kesusahan ini itulah yang disebutkan dalam ayat selanjutnya,


ŁˆَŁ„َŁ‚َŲÆْ Ų¬َŲ§Ų”َŁ‡ُŁ…ْ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„ٌ Ł…ِŁ†ْŁ‡ُŁ…ْ ŁَŁƒَŲ°َّŲØُŁˆŁ‡ُ ŁَŲ£َŲ®َŲ°َŁ‡ُŁ…ُ Ų§Ł„ْŲ¹َŲ°َŲ§ŲØُ ŁˆَŁ‡ُŁ…ْ ŲøَŲ§Ł„ِŁ…ُŁˆŁ†َ


"Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS. An-Nahl: 113). Jadi sebab mereka mendapatkan musibah adalah karena durhaka pada Rasul.


Coba kita urutkan berbagai dosa di negeri ini.


Mulai dari dosa nomor satu, yaitu syirik. Coba lihat bagaimana kubur-kubur orang saleh dikultuskan begitu luar biasa. Memakai jimat dan rajah dengan tujuan untuk jadi pelindung diri hingga pesugihan menjadi hal yang biasa.


Allah Ta'ala berfirman,


ŁˆَŁ…َŁ†ْ ŁŠُŲ“ْŲ±ِŁƒْ ŲØِŲ§Ł„Ł„َّŁ‡ِ ŁَŁ‚َŲÆْ Ų¶َŁ„َّ Ų¶َŁ„َŲ§Ł„ًŲ§ ŲØَŲ¹ِŁŠŲÆًŲ§


"Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa': 116).


Dalam ayat lain dalam nasehat Lukman pada anaknya disebutkan,


Ų„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ų“ِّŲ±ْŁƒَ Ł„َŲøُŁ„ْŁ…ٌ Ų¹َŲøِŁŠŁ…ٌ


"Sesungguhnya syirik adalah benar-benar kezholiman yang besar." (QS. Lukman: 13).


Allah telah ingatkan bahwa karena sebab dosa, itu yang membuat musibah datang bertubi-tubi. Allah Ta'ala berfirman,


ŁˆَŁ…َŲ§ Ų£َŲµَŲ§ŲØَŁƒُŁ… Ł…ِّŁ† Ł…ُّŲµِŁŠŲØَŲ©ٍ ŁَŲØِŁ…َŲ§ ŁƒَŲ³َŲØَŲŖْ Ų£َŁŠْŲÆِŁŠŁƒُŁ…ْ ŁˆَŁŠَŲ¹ْŁُŁˆ Ų¹َŁ† ŁƒَŲ«ِŁŠŲ±ٍ


"Apapun musibah yang menimpa kalian, adalah akibat perbuatan dosa kalian sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syuraa: 30)


Jadi, musibah yang terjadi itu adalah akibat merebaknya dosa dan maksiat secara umum.


Adapun paceklik dan kemarau panjang, salah satu pemicu terbesarnya adalah karena banyaknya praktek kecurangan dalam bisnis dan perdagangan. Serta enggannya orang kaya untuk mengeluarkan zakatnya.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan,


ŁˆَŁ„َŁ…ْ ŁŠَŁ†ْŁ‚ُŲµُŁˆŲ§ Ų§Ł„ْŁ…ِŁƒْŁŠَŲ§Ł„َ ŁˆَŲ§Ł„ْŁ…ِŁŠŲ²َŲ§Ł†َ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ų£ُŲ®ِŲ°ُŁˆŲ§ ŲØِŲ§Ł„Ų³ِّŁ†ِŁŠŁ†َ ŁˆَŲ“ِŲÆَّŲ©ِ Ų§Ł„ْŁ…َŲ¤ُŁ†َŲ©ِ ŁˆَŲ¬َŁˆْŲ±ِ Ų§Ł„Ų³ُّŁ„ْŲ·َŲ§Ł†ِ Ų¹َŁ„َŁŠْŁ‡ِŁ…ْ. ŁˆَŁ„َŁ…ْ ŁŠَŁ…ْŁ†َŲ¹ُŁˆŲ§ Ų²َŁƒَŲ§Ų©َ Ų£َŁ…ْŁˆَŲ§Ł„ِŁ‡ِŁ…ْ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ł…ُŁ†ِŲ¹ُŁˆŲ§ Ų§Ł„ْŁ‚َŲ·ْŲ±َ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų³َّŁ…َŲ§Ų”ِ ŁˆَŁ„َŁˆْŁ„Ų§َ Ų§Ł„ْŲØَŁ‡َŲ§Ų¦ِŁ…ُ Ł„َŁ…ْ ŁŠُŁ…ْŲ·َŲ±ُŁˆŲ§


"Ketika para pedagang gemar mencurangi timbangan, pasti manusia akan ditimpa musim paceklik panjang, biaya hidup yang tinggi dan kelaliman penguasa. Manakala orang-orang kaya enggan mengeluarkan zakat, pasti air hujan akan ditahan turun dari langit. Andaikata bukan karena (belas kasihan terhadap) hewan-hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun lagi." (HR. Ibnu Majah, no. 4019).


Mengenai kecurangan disebutkan dalam ayat berikut ini.


Allah Ta'ala berfirman,


ŁˆَŁŠْŁ„ٌ Ł„ِŁ„ْŁ…ُŲ·َŁِّŁِŁŠŁ†َ (1) Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų§ŁƒْŲŖَŲ§Ł„ُŁˆŲ§ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ ŁŠَŲ³ْŲŖَŁˆْŁُŁˆŁ†َ (2) ŁˆَŲ„ِŲ°َŲ§ ŁƒَŲ§Ł„ُŁˆŁ‡ُŁ…ْ Ų£َŁˆْ ŁˆَŲ²َŁ†ُŁˆŁ‡ُŁ…ْ ŁŠُŲ®ْŲ³ِŲ±ُŁˆŁ†َ (3)


"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." (QS. Al Muthoffifin: 1-3).


Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Quran Al-'Azhim berkata bahwa yang dimaksud dengan Al-Muthoffifin adalah berbuat curang ketika menakar dan menimbang. Bentuknya bisa jadi, ia meminta untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain. Itulah mengapa akibatnya begitu pedih yaitu dengan kerugian dan kebinasaan. Itulah yang dinamakan wail.


WaLLAAHUa'lam

0 comments :

Post a Comment