Saturday, August 29, 2020

Barokah Alfatihah

Al-Fâtihah itu multiguna, multifungsi. Setidaknya bisa diibaratkan kunci Inggris, simpel dan praktis. Dikatakan multiguna, karena al-Fâtihah adalah umm al-qur'ân dan umm al-kitâb (induk kitab suci Al-Qur’an), juga asâs al-qur'ân (fondasi Al-Qur’an), al-sab‘ al-matsânî (tujuh ayat yang dibaca berulang kali dalam setiap shalat), al-qur'ân al-'adhîm (surat yang mencakup tujuan Al-Qur’an, tauhid, nubuwwah, hari akhir, dan ibadah), al-syifâ' (obat), serta al-shalâh (shalat/doa). 

Terkait keluhuran al-Fâtihah ini, Syekh al-Shâwî al-Mâlikî dalam Hâsyiyât al-Shâwi ‘alâ Tafsir al-Jalâlain menyebutkan nama (sebutan) surat al-Fâtihah sebanyak 20 nama, bahkan Syekh Abu Dhiyâ’ Nūr al-Dîn Ibn ‘Alî al-Syibrâmilisî al-Qâhirî (w. 1087 H) dalam Hâsyiyat atas kitab Nihâyat al-Muhtâj karya Syihâb al-Dîn al-Ramlî, menyebutkan 30 nama. Nama-nama inilah yang menunjukkan betapa al-Fâtihah itu multiguna dan multifungsi.

Al-Fâtihah itu terbagi kepada dua bagian besar: bagian Allah Ta’ala dan bagian manusia. Ayat al-Rahmân al-Rahîm hingga Mâliki Yaum al-Dîn adalah bagian Allah Ta’ala. Ayat iyyâka na'budu waiyyâka nasta'în, bagian awal ayat ini (iyyâka na'budu) adalah bagian/hak Allah Ta’ala—yang menjadi kewajiban atas manusia untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya, dan sebagian ayatnya yang akhir (waiyyâka nasta'în) menjadi bagian/hak hamba (manusia), dan baginya apa saja kebaikan yang ia mohonkan

Bagian ayat ihdinash shirâtha-l-mustaqîm dan seterusnya, khusus bagian manusia, terserah apa saja kebaikan dan kemanfaatan yang ia mohonkan kepada Allah Ta’ala. Poin penting ini berdasarkan hadits qudsi dalam riwayat Muslim, Ahmad, dan Ashâb al-Sunan al-Arba'ah dari Abu Hurairah r.a.

Reposted from @galeri_maha

NU.Online

0 comments :

Post a Comment