Monday, October 19, 2020

SEGENGGAM GARAM

Sa’di Syirazi, penyair dan sastrawan terkemuka dari Persia, bercerita : Raja Anusyirwan yang adil itu, diiringi para pembantunya, suatu hari pergi berburu rusa di sebuah hutan. Ketika rusa diperoleh, ia meminta para punggawa menyembelih dan nyate.

Bumbu-bumbu kemudian disiapkan. Tetapi ada satu yang ketinggalan : garam. Raja meminta salah seorang di antara mereka mencari segenggam garam di rumah penduduk desa terdekat. Sebelum dia berangkat, Raja berkata : “Belilah garam rakyat itu sesuai harganya. Kamu jangan membiasakan diri mengambil milik orang lain di kampungmu, mentang-mentang kamu pejabat kerajaan/negara. Jika kamu melakukannya, maka kampung/desa itu akan bangkrut dan miskin”. Si punggawa heran : “tuan raja, apakah yang salah bila aku ambil segenggam garam itu, seberapalah harga barang yang remeh temeh itu?”. Dengan tenang Raja menjawab : “Kezaliman dan petaka di dunia ini dimulai dari sesuatu yang kecil. Tetapi orang-orang yang datang kemudian akan mengambil lebih besar dari pendahulunya. Dan begitu seterusnya.

Jika Raja mengambil hanya segenggam garam, maka para pejabat akan merampas tanah satu hektar.

Jika Raja mengambil sebiji apel dari kebun milik orang/rakyat, para pejabat akan mencabut pohon itu seakar-akarnya.

Jika Raja membolehkan mengambil lima butir telor. Maka seribu ekor ayam akan menyusul dipanggang si pejabat.

Orang zalim memang tak ada yang kekal. Tapi kutukan atas kezaliman akan abadi”.

Husein Muhammad

0 comments :

Post a Comment