Terlahir dari seorang ayah bernama Habib Ali Bafaqih yang terkenal sebagai sosok yang tegas, kehidupan masa muda al-Habib Ahmad Bafaqih tak semudah yang dibayangkan. Cacian dan hinaan hingga makian dari orang-orang sekitar beliau menjadi makanan sehari-harinya baik atas kekurangan fisik ataupun kemiskinan yang ada pada diri beliau. Namun Habib Ahmad Bafaqih tak pernah membalasnya, bahkan beliau terima dengan sabar semua perlakuan itu.
Di masa muda itu pula Habib Ahmad Bafaqih pernah berjualan kecil-kecilan seperti berjualan korek api meskipun hasilnya tidak menguntungkan. Sesungguhnya Allah adalah Maha Berkehendak, sosok Habib Ahmad Bafaqih dikarenakan kesucian hatinya, kesabaran akhlaknya, Allah Swt. anugerahkan kepadanya berupa Futuhal 'Arifiin, kasyaf dan ilmu laduni. Padahal beliau diriwayatkan tidak pernah menempuh pendidikan formal.
Sosok Habib Ahmad Bafaqih juga dikenal sosok yang sangat dekat dengan Nabi Khidir As. Bahkan sering bersama sahabat beliau, Syaikh M. Abdul Malik Ilyas Purwokerto guru mursyidnya Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, berjumpa Nabi Khidir As. dan mengetahui "penyamaran" Nabi Khidir dengan mudah.
Ketika Habib Ahmad Tempel masih hidup, banyak orang yang meminta wafaq/rajah/azimat kepadanya. Salah satu wafaq yang sering beliau beri adalah wafaq "Segitiga Khatamun Nubuwwah", (Allahu wahdahu la syariika lahu, muhammadun 'abduhu warasuluhu).
Diantara ijazah wirid dari Habib Ahmad Tempel adalah, "Jika kita ada hajat khusus hendaklah membaca Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aali sayyidina Muhammad," sebanyak 124.000 kali bisa dicicil maksimal dalam jangka 40 hari.
Disarikan dari padhang-mbulan.org
0 comments :
Post a Comment