Thursday, October 22, 2020

HUKUM KPR DI BANK SYARIAH

Hukum leasing syariah, atau IMBT (Ijarah Muntahiyah bi Tamlik), yang menggabungkan akad ijarah (sewa aset) dengan akad hibah atau jual beli aset pada akhir akad, adalah haram karena mengandung multiakad.

Keharaman Multiakad berdasarkan pendapat ulama mazhab Hanafi (Al-Marghinani, Al-Hidayah, 3/53), dan pendapat ulama mazhab Syafi’i (As-Syarbaini, Mughni Al-Muhtaj, 2/42). Pendapat ini juga merupakan satu versi pendapat (riwayat) ulama mazhab Maliki (Hithab, Tahrirul Kalam fi Masa`il Al Iltizam, hlm. 353), dan satu versi pendapat (riwayat) dari dua pendapat dalam mazhab Hambali (Ibnu Muflih, Al-Mubdi’, 5/54). (Lihat Ismail Syandi, Al-Musyarakah Al-Mutanaqishah, hlm. 18).

Dalil pendapat kedua ini adalah hadis-hadis yang melarang dua syarat atau dua akad. Antara lain adalah hadis Hakim bin Hizam RA, dia berkata :

نهاني رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أربع خصال في البيع عن سلف وبيع، وشرطين في بيع، وبيع ما ليس عندك، وربح ما لم تضمن

“Nabi shallallahu alaihi wasallam telah melarangku dari empat macam jual beli, yaitu (1) menggabungkan salaf (jual beli salam/pesan) dan jual beli, (2) dua syarat dalam satu jual beli, (3) menjual apa yang tidak ada di sisimu, (4) mengambil laba dari apa yang kamu tak menjamin [kerugiannya]” (HR Thabrani).

Dalil lainnya adalah hadis bahwa :

نهى عن بيعتين في بيعة

“Nabi shallallahu alaihi wasallam telah melarang adanya dua jual beli dalam satu jual beli.” (HR Tirmidzi, hadis sahih)

Juga hadis bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

لا يحل سلف وبيع، ولا شرطان في بيع

“Tidak halal menggabungkan salaf (jual beli salam/pesan) dan jual beli, juga tak halal adanya dua syarat dalam satu jual beli.” (HR Abu Dawud, hadis hasan sahih)

Juga hadis Ibnu Mas’ud RA bahwa :

نهى عن صفقتين في صفقة واحدة

“Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah melarang dua kesepakatan [akad] dalam satu kesepakatan [akad].” (HR Ahmad, hadis sahih)

Hadis-hadis di atas telah menunjukkan adanya larangan penggabungan (ijtima’) lebih dari satu akad ke dalam satu akad. (Lihat Ismail Syandi, Al-Musyarakah Al-Mutanaqishah, hlm. 19; Taqiyuddin Nabhani, As-Syakhshiyah Al-Islamiyah, 2/308).

(Ust Shiddiq Al Jawi)

0 comments :

Post a Comment