Monday, October 12, 2020

KIRIM PESAN KE ISTRI PAKAI VOICE NOTES

 Tadi sewaktu sedang membeli nasi bungkus, saya perhatikan ada seorang bapak sedang duduk sambil Voice Note (VN) dengan seseorang.

Sedikit terdengar obrolan beliau dengan istrinya 

“Mas kerja baik-baik ya… Nanti kalau lapar jangan lupa makan bekal yang sudah saya masakin. Saya tau saya ngga jago masak, tapi itu makanan kesukaan mas walaupun nggak terlalu enak.”

Tak lama saya dengar VN (pesan suara) yang sama diulang-ulang oleh istrinya. Terdetik dalam hati, “Sepertinya istrinya tipe wanita yang suka mengulang pembicaraan dua tiga kali… atau bapak itu mengulang VN yang sama berkali-kali.”

Tak lama setelah itu saya beranikan diri untuk mendekati bapak tersebut.

Lalu saya membuka percakapan : “Ngebungkus nasi juga pak?”

Sambil tersenyum bapak itu menjawab, “Iya mas.. Saya bungkus saja karena mau makan di rumah.”

“Oh.. Istrinya lagi nggak ada di rumah ya pak?” tanya saya (karena saya lihat bungkus nasinya hanya satu).

Bapak tersebut menjawab: “Istri saya sudah meninggal 4 tahun yang lalu…mas…”

“Inna lillahi wa Inna ilaihi rojiʼun.. Terus tadi bapaknya VN sama siapa?” tanya saya lagi dengan perasaan heran.

“Itu VN lama yang masih saya simpan sampai sekarang. Kalau rindu pasti saya dengarkan VN itu. Saya nggak punya anak, jadi hubungan kami sangat dekat seperti sahabat. Setelah dia nggak ada, saya nggak tau lagi mau bertukar cerita dengan siapa,” ujar bapak tersebut.

“Jadi saya luangkan waktu untuk dengarkan VN dari dia. Istri saya meninggal ketika shalat shubuh berjamaah, meninggal ketika sujud,” ujar bapak itu lagi.

“Kalau mas WA istri, jangan kebanyakan chat. Banyakin VN aja. Ketika jauh seperti ini jadi selalu bisa dengar suaranya. Kalau rindu bisa dengar suaranya berulang-ulang..”

Masya Allah…. Seringkali kita tidak pandai menyimpan kenangan indah dengan orang-orang yang kita cintai. Barulah setelah orang tersebut pergi… Kita menyadari betapa pentingnya menyimpan berbagai kenangan indah bersamanya sebagai obat rindu dan terapi kesehatan jiwa. (Ustadz Satria Hadilubis)

0 comments :

Post a Comment