Monday, October 19, 2020

Qashidah Burdah Imam Al-Bushiri


أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِيْ سَــــلَــمٍ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ

Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam sana, engkau deraikan air mata dengan darah duka.

أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ ۞ وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ مِنْ إِضَـمِ

Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah. Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham.

فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ

Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya. Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

أيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ

Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya. Di antara tetesan airmata dan hati yang terbakar membara.

لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞ وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ

Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ

Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya. Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara.

وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ

Duka nestapa telah membentuk dua garisnya ; isak tangis dan sakit lemah tak berdaya. Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.

نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي ۞ وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ

Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga. Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita.

Shollu 'alan Nabi Muhammad!

Berkata Abah guru sekumpul:"Bahwasannya apabila di kampung itu ada yang membaca Sholawat burdah cukup seminggu sekali, maka satu kampung terpelihara dari kebakaran dan musibah lainnya."

"Dan apabila di dalam rumah kita Istiqomah membaca sholawat Burdah cukup seminggu sekali, insyaallah rumah itu dipeliharakan Allah dan orang yang ada di dalamnya diberikan hati yang tenang."

"Apabila ada anak kecil di dalam rumah itu kalau kita Istiqomahkan baca sholawat Burdah cukup seminggu sekali, maka anak itu cepat pintar dan diberikan Dzurriyat yang Sholeh dan Sholehah."

"Apabila kita membaca sholawat burdah, sediakan air dan airnya kita minum, maka airnya itu obat segala penyakit."

Membaca sholawat burdah nya dengan berjama'ah atau sendirian.


"Sebelum membaca sholawat burdah, baca tawasshul kepada para auliya Allah wabil khusus kepada shohibul burdah yaitu Abi Abdillah Imam Bushiri."


Mudah-mudahan berkat Rasulullah, Auliya Allah, guru-guru kita, dan orang-orang sholeh mudah-mudahan dosa-dosa kita dzohir bathin diampuni Allah swt, kabul segala hajat, mati husnul khotimah, masuk surga bighoiri hisab.


ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ



0 comments :

Post a Comment