Tuesday, April 19, 2022

KETIKA ISTRI MARAH

1. NASIHATI ISTRI JANGAN KETIKA DIA EMOSI

2. HADAPI DENGAN AJAK BERCANDA

"Kami kalo diluar seperti singa yang sedang menunggu mangsanya, dan kami kalau dirumah kembali seperti anak anak" (Umar bin khatab)

3. JADI PENDENGAR YANG BAIK LALU RANGKUL ISTRINYA


Ada kisah dari Rasulullah SAW ketika Aisya cemburu, sehingga dia memecahkan piring di hadapan para tamu ,Rasulullah tidak berkomentar apapaun kepada Aisya.. nabi hanya berkata kepada para tamu "mohon maaf ibu kalian sedang marah" lalu Rasul punguti sisa piring tersebut, dan di letakan di atas meja.. lalu rasul mempersilahkan tamu untuk makan.


Dikisahkan lain di katakan, Aisya berkata pada Rasulullah "Engkau hanya mengaku ngaku nabi" bagaimana mungkin aisya meragukan rasulullah? namun itu kalimat orang yang sedang marah, karena marah itu bukan fakta..tapi opini perasaan

Lalu rasulullah tidak menanggapi, rasul tidak membantah, mendengarkan semua ungkapan dengan sabar.


Maka yang harus dilakukan adalah jeda dulu segala komentar, segala tanggapan, segala bantahan yang perlu suami, ketika istri sedang marah akan mengungkapkan semua perasaan, karena itu adalah luapan emosi, nanti istri akan kembali ke titik objektif, dia akan kembali ingat Tidak ada satu pun yang lebih baik, ingatlah sedikit adil dari suaminya, sudah banyak yang diberikan setelah dia selesai mengungkapkan perasaan2 itu.


Berikanlah ruang kepada para istri untuk mengungkapkan emosinya, bahkan jika istri bisa menangis dengan tuntas di bahu suami , menangis dengan lega sampe plong di dada, rengkuhan dan suami ini adalah kontribusi yang sangat penting dari suami.


Kalo suami yang marah gimana 

meminta maaf duluan...Suatu hari, Rasulullah bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Maukah kalian kuberitahu istri-istri yang menjadi penghuni surga?" Para sahabat menjawab dengan semangat, "Tentu saja, wahai Rasulullah!" Beliau kemudian menjelaskan, "Wanita yang penyayang dan subur, Apabila marah, diperlakukan buruk, atau suaminya marah kepadanya, ia berkata, "Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha," (HR Thabrani)

0 comments :

Post a Comment