Sunday, March 13, 2022

Fase jatuh cinta.

 Saat usiamu 14 tahun, teman-temanmulah yang jatuh cinta, mereka sibuk dengan cinta, menelantarkanmu.

Saat usiamu 16 tahun, kau melihat teman-temanmu jatuh cinta, lalu bertanya kepada dirimu sendiri, "Aku kapan, ya?"

Saat usiamu 18 tahun, kau bertemu cinta pertamamu, sekaligus patah hati pertamamu. Dulu, saat kau masih 16 tahun, cinta tak pernah semenyakitkan ini.

Saat usiamu 20 tahun, kau bertemu seseorang baru, cinta baru, yang sayangnya berakhir pada patah hati baru juga.

Saat usiamu 25 tahun, kaudengar teman-temanmu menikah, lalu kau bertanya kepada dirimu sendiri, "Aku kapan, ya?"

Tak jauh berbeda dari dirimu yang 16 tahun dulu.

Saat usiamu 30-40 tahun, kaudengar teman-temanmu bercerai, ada yang berjuang menjadi single parent, ada yang masih terjebak dalam KDRT. Cinta tak pernah semenyeramkan ini.

Saat usiamu 60 tahun, kaudengar kabar-kabar duka.

Pasangan dari teman-temanmu telah tiada.

Pergi selama-lamanya.

Meninggalkan mereka sendiri. Di sini, harusnya, kamu belajar: tak ada yang kekal di dunia ini.

Bukankah ketidakkekalan cinta adalah bukti bahwa ada misi yang lebih penting dari cinta?

Sesuatu yang kekal, sesuatu yang pasti?

Lantas, mengapa, hari ini, kamu malah mengejar cinta begitu mati-matian, rela patah hati berulang kali, hanya demi cinta yang tak akan kau genggam selamanya?

Ingatlah, ada yang lebih penting dari cinta. Jangan terkecoh.

Temukan kebenaran.

Dengan hati yang terbuka.

ALVI SYAHRIN (@ALVISYHRN)

0 comments :

Post a Comment