Pada dasarnya, semua hal yang berkaitan dengan mengingatkan dalam kebaikan PASTI akan mendapatkan pahala. Sebagaimana perkataan Nabi,
"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun..." (HR. Muslim)
Tapi, bagaimana bila perbuatan baik tersebut diiringi juga dengan perbuatan yang tidak Islam inginkan? (pacaran misalnya)
Untuk menjawabnya, kita buat perumpamaan sederhana yuk. Ibadah salat, kita umpamakan dengan mandi. Dan bila kamu salat 5 kali, berarti kamu mandi selama 5 kali dalam sehari. Dan otomatis mandi sebanyak 5 kali akan membuat tubuhmu bersih bukan?
Di sisi yang lain, mereka yang berpacaran, kita ibaratkan mereka adalah orang yang tubuhnya selalu terjebak di dalam kubangan lumpur kemanapun mereka pergi
Ketika mereka yang berpacaran saling mengingatkan untuk mandi, menurutmu bisa gak sih tubuh mereka akan bersih seluruhnya? Tentu tidak bukan? Kenapa? Ya karena sehabis mandi, tubuh mereka masih terjebak di lumpur yang sama.
Selama masih terjebak di dalam lumpur, mandi sebanyak apapun gak akan bersih dengan sempurna.
Begitulah perumpamaanya. Kebaikan dan ketaatan yang kamu dambakan itu tidak akan bisa sepenuhnya kamu raih bila kamu masih setengah-setengah dalam menjalankannya.
Seperti nasihat dari Ustaz Khalid, "Kalau ingin menuai kebaikan, istikamahlah dan maksimal di sana."
Terus gimana mas biar bisa maksimal?
Gampang. Kamu harus keluar dari kubangan lumpur itu dulu kalau kamu ingin tubuhmu bersih seluruhnya. Dan cara keluarnya ada 2. Pertama, bila kamu sudah siap, segeralah menikah dan jangan menunda lama.
Kedua, bila belum, maka putus aja dulu. Saling memperbaiki diri. Saling menimba ilmu. Gak usah takut kalau pacarmu diambil orang. Ingat, kalau sudah jodoh, mau seluruh orang di muka bumi ini bersatu untuk menghalangimu dengan jodohmu, tetap saja mereka tidak akan bisa merebutnya darimu. Percaya deh sama aku!
0 comments :
Post a Comment