Monday, June 13, 2022

JIKA ADA PENDAPAT KU YANG MENYALAHI HADITS SOHIH MAKA TINGGALKANLAH PENDAPAT KU

Coba bayangkan, ketika ada dua orang berbeda pendapat di dalam masalah furu' lalu salah satu diantara keduanya berkata : jika ada pendapat ku yang menyalahi hadits sohih maka tinggalkanlah pendapat ku.

Kira-kira bakalan berantem ga ??

Nah itulah maksud perkataan Imam Syafi'iy.

Sehingga Imam Nawawi berkata di dalam Al Majmu' :

اختلافهم في الفروع رحمة

Perbedaan pendapat diantara mereka (para ulama salaf) di dalam masalah furu' adalah kasih sayang.

Ajaran Imam Syafi'iy tersebut diteruskan oleh para ulama di dalam madzhab syafi'iy, sehingga ketika mewajibkan taqlid pada satu madzhab, tidak ada satupun ulama madzhab syafi'iy yang mewajibkan taqlid hanya kepada madzhab syafi'iy lalu melarang taqlid kepada madzhab lain. Sebagaimana yang sudah saya tulis di dalam posting sebelumnya. Sikap demikian menghasilkan persatuan diantara para pengikut madzhab yang empat di dalam ukhuwah islamiyyah dan meniadakan perselisihan di dalam masalah furu’.

Dijelaskan juga oleh Imam Abu Mansur Al Baghdadi :

ﻭﺭﺑﻤﺎ اﺧﺘﻠﻔﻮا ﻓﻰ ﺑﻌﺾ ﻓﺮﻭﻋﻬﺎ اﺧﺘﻼﻓﺎ ﻻ ﻳﻮﺟﺐ ﺗﻀﻠﻴﻼ ﻭﻻ ﺗﻔﺴﻴﻘﺎ

Terkadang mereka (para ulama salaf) berbeda pendapat di dalam masalah furu', tegasnya perbedaan pendapat yang tidak mewajibkan memvonis sesat (bid'ah) dan tidak memvonis fasiq (pendosa).

Kitab Al Farq Baina Al Firoq

Ajaran wahabi malah menjadikan perkataan Imam Syafi'iy tersebut untuk berselisih, ngajak ribut. Mereka jadikan alasan untuk memvonis bid'ah, sesat, pendosa terhadap kaum muslimin yang tidak sependapat dengan mereka di dalam masalah furu'. Bahkan diantara sesama wahabi pun saling mentahdzir.

Apakah bisa pengikut wahabi bertobat lalu mencontoh Imam Syafi’iy ?? Ketika ada perbedaan pendapat dia berkata kepada orang yang berbeda pendapat dengannya : Jika ada pendapat ku yang menyalahi hadits sohih maka tinggalkanlah pendapat ku. Hmm… saya sih pesimis pengikut wahabi bisa melakukan itu.

Penyebabnya adalah mereka hanya membaca kitab tanpa ada sanad yang sampai kepada Imam Syafi'iy, sehingga salah kaprah di dalam memahami perkataan Imam Syafi'iy. Itulah pentingnya mengaji kepada guru yang memiliki sanad.

0 comments :

Post a Comment