Sunday, June 26, 2022

NO SCREEN TIME FOR KIDS

 Disclaimer : tidak anti teknologi. Teknologi dapat menunggu, tapi tidak dengan otak bayi.

Bahkan ada sebuah eksperimen yang dilakukan seorang Professor di bidang Teknologi di India, Sugata Mitra..

Hasilnya, bahwa anak2 tidak butuh waktu lama bahkan tanpa “pengajar” untuk bisa menggunakan komputer dalam pembelajaran. Eksperimen dilakukan di beberapa pemukiman kumuh. “Hole in The Wall Project”

Jadi, ya..teknologi sangat bisa menunggu..

Jangan biarkan budaya yg bergeser dengan mewajarkan bayi2 lekat dengan layar menjadi persepsi “itu kebutuhan bayi jaman sekarang”

Karena perkembangan otak belum berubah dari jaman dulu sampai sekarang..

Anjuran IDAI : 0-2 tahun no screen time kecuali video call

Memang ada apa dengan usia 0-2 tahun?

Otak bayi di usia 0-2 tahun pertama adalah masa paling kritis bagi fondasi sepanjang hidupnya. Di masa tersebut koneksi2 antar neuron (sinaps) bersambungan. 700 sinaps terbentuk tiap DETIK! Sehingga pada usia 2 tahun, otak bayi memiliki 2x lebih banyak sinaps daripada otak orang dewasa. Tapi, di usia tersebut pula terjadi proses pruning atau rontoknya sinaps yang tidak digunakan. Use it or lose it.

Bagaimana sinaps terhubung? Dari pengalaman melalui sensori yg dipaparkan dan motorik yg dilakukan oleh bayi. Mereka sedang belajar mengenal dunianya.

Bagi kita orang dewasa yang sudah tuntas sensorinya, tentu mudah memilah suara yang ingin kita dengar diantara ramainya suara di TV.

Mudah memahami ramainya gambar, karena sinaps kita sudah terhubung. Sudah tau, oh itu sapinya lagi makan, gajahnya lagi jalan, ikannya lagi berenang.

Dan bisa membedakan dunia nyata atau layar.

Tapi bagi bayi, itu semua belum bisa dilakukan.

Semuanya terjadi begitu cepat, ramai dan berlebihan bagi bayi.

Overstimulasi..

Bahkan backsound dari TV yang tidak ditonton pun dapat menyebabkan overstimulasi.

Overstimulasi adalah paparan stimulus yg berlebihan dari apa yang dapat diproses anak dan justru berefek negatif.

0 comments :

Post a Comment