Buat kamu masyarakat Jawa atau punya darah keturunan orang Jawa, pasti gak asing sama Tembang Jawa berjudul Lir-Ilir, kan?
Emang cukup populer dengan senandung yang mendayu-dayu tapi bersemangat. Sekarang mimin akan kupas dari lirik hingga makna lagu ini. Check this out
Lir-ilir, lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wis sumilir (Tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo, tak senggo temanten anyar (Demikian menghijau bagaikan pengantin baru)
Bocah angon, bocah angon penekno blimbing kuwi (Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno, kanggo mbasuh dodotiro (Biar licin dan susah tetaplah kau panjatuntuk membasuh pakaianmu)
Dodotiro-dodotiro, kumitir bedhah ing pinggir (Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping)
Dondomono, jlumatono kanggo sebo mengko sore (Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore)
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane (Mumpung bulan bersinar terang, mumpung banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo (Ayo bersoraklah dengan sorakan iya)
Filosofi;
Sebagai umat Islam bangun dan sadarlah. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas. Diri yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
0 comments :
Post a Comment