Wednesday, January 27, 2021

IMAM ITU UNTUK DIIKUTI

Ma’mum mengikuti imam dalam perkataan dan perbuatan yang dhahir (terlihat atau terdengar dengan mudah oleh setiap makmum).

Contoh perkataan: Takbiratul ihram, takbir intiqal (perpindahan), salam.

Contoh perbuatan: Berdiri, ruku’, sujud, I’tidal, duduk diantara dua sujud. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنما جعل الإمام ليؤتم به فإذا كبر فكبروا وإذا ركع فاركعوا وإذا سجد فاسجدوا وإن صلى قائما فصلوا قياما

“Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti, apabila dia takbir maka bertakbirlah, apabila dia ruku’ maka ruku’lah, apabila dia sujud maka sujudlah, dan apabila shalat berdiri maka hendaklah kalian shalat berdiri.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

Dalam hadist ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya menyebutkan diantara perkataan dan perbuatan dhahir (nampak) yang dilakukan imam, dan diperintahkan ma’mum mengikutinya.

Berkata An-Nawawy rahimahullahu:

وَأَمَّا قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَام لِيُؤْتَمّ بِهِ فَمَعْنَاهُ عِنْد الشَّافِعِيّ وَطَائِفَة فِي الْأَفْعَال الظَّاهِرَة

“Adapun sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: (Sesungguhnya imam diangkat untuk diikuti) maka maknanya menurut Syafi’iy dan sebagian ulama adalah di dalam perbuatan-perbuatan yang dhahir ”

Dan apabila terjadi perbedaan pendapat dalam masalah ijtihadiyyah antara imam dan makmum maka apabila perbedaannya di dalam perbuatan yang dhahir (mudah terlihat dan diikuti oleh makmum) maka hendaknya makmum mengikuti imam.

Apabila imam melakukan doa' qunut pada sholat Subuh, maka makmum harus mengikuti. Dan apabila imam duduk tawarruk pada sholatvdua rakaat, maka makmum harus mengikuti pula, demikan juga apabila imam melipat tangan setelah itidal, makmum pun mengikuti pula. 

WaLLAAHU'alaam


0 comments :

Post a Comment