Wednesday, January 27, 2021

Ayat Yang Dibaca RasuluLLAAH SAW Setelah Alfatihah

Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Manhajus Salikin,


وَيَقْرَأُ مَعَهَا فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُوْلَيَيْنِ مِنَ الرُّبَاعِيَّةِ وَالثُّلاَثِيَّةِ سُوْرَةً ، تَكُوْنُ فِي الفَجْرِ مِنْ طِوَالِ المُفَصَّلِ ، وَفِي المَغْرِبِ مِنْ قِصَارِهِ ، وَفِي البَاقِي مِنْ أَوْسَاطِهِ


“Kemudian membaca setelah Al-Fatihah, satu surah lainnya di dua rakaat pertama dari shalat tiga dan empat rakaat. Surah yang dituntunkan untuk dibaca:


a- Shalat Shubuh dengan surah thiwalil mufashshal.


b- Shalat Maghrib dengan surah qisharil mufashshal.


c- Shalat wajib lainnya dengan surah awsathil mufashshal.


Panjang dan Pendeknya Surah yang Dibaca


Surah thiwalil mufashshal adalah mulai dari surah Qaaf hingga surah Al-Mursalaat. Surah qisharil mufashshal adalah mulai dari surah Adh-Dhuha hingga akhir Al-Quran. Sedangkan surah awsathil mufashshal adalah mulai dari surah An-Naba’ hingga surah Al-Lail.


Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin rahimahullah berkata, “Surah yang dibaca setelah Al-Fatihah adalah bisa satu surah utuh atau sebagiannya saja dari awal, pertengahan atau akhir, itu pun sah.”)


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari membaca Al-Fatihah, beliau membaca surah lainnya. Kadang beliau baca bacaan yang panjang. Kadang beliau memperingannya karena maksud safar atau hajat lainnya. Kadang pula beliau membaca bacaan yang pertengahan (tidak terlalu panjang, tidak terlalu pendek). Yang terakhir inilah yang umumnya beliau lakukan."


Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seusai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Ashar, salah seorang di antara kami pulang ke rumahnya yang terletak di pinggir kota Madinah dan saat itu matahari masih sangat panas terik. Beliau suka mengakhirkan shalat Isya, tidak menyukai tidur sebelumnya dan berbincang-bincang setelahnya. Beliau pulang dari shalat Shubuh saat seseorang dapat mengenali siapa yang duduk di sampingnya.


وَيَقْرَأُ بِالسِّتِّينَ إِلَى اَلْمِائَةِ


Beliau membaca sekitar 60 hingga 100 ayat Al-Qur’an pada shalat Shubuh.” (HR. Bukhari, no. 547, 640)


Adapun dalil membaca surah yang panjang dan pendek seperti yang disebutkan tadi,


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَحَدٍ أَشْبَهَ صَلاَةً بِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ فُلاَنٍ. فَصَلَّيْنَا وَرَاءَ ذَلِكَ الإِنْسَانِ وَكَانَ يُطِيلُ الأُولَيَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ وَيُخَفِّفُ فِى الأُخْرَيَيْنِ وَيُخَفِّفُ فِى الْعَصْرِ وَيَقْرَأُ فِى الْمَغْرِبِ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ وَيَقْرَأُ فِى الْعِشَاءِ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَأَشْبَاهِهَا وَيَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ بِسُورَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah shalat di belakang seseorang yang shalatnya mirip dengan shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada yang lainnya. Kami shalat di belakangnya dan ia memanjangkan dua rakaat pertama dari shalat Zhuhur dan memperingan dua rakaat terakhirnya. Sedangkan shalat Ashar lebih diperingan dari shalat Zhuhur. Adapun shalat Maghrib dibacakan surah qishorul mufasshol. Pada shalat Isya dibacakan surah Asy-Syams dan yang semisal dengannya. Adapun shalat Shubuh dibacakan dua surah yang panjang.” (HR. An-Nasa'i, no. 983.)


WaLLAAHU'alam

0 comments :

Post a Comment