Tuesday, January 26, 2021

EFIKASI

 Ta’ammulat Qur’aniyah (169)


ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ


“(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. (QS. Shad: 42)


• Setelah lama “menikmati” sakitnya, Nabi Ayyub as akhirnya berdoa kepada Allah memohon kesembuhan dengan doa yang sangat “halus” tanpa meminta kesembuhan secara langsung tetapi hanya diungkapkan dengan hahasa yang sangat santun kepada Allah:


وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ


“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (QS. al-Anbiya’: 83)

 

• Berdoa kepada Allah memohon kesembuhan dari-Nya adalah langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan oleh orang yang sedang menderita sakit. 


• Doa Nabi Ayyub as pun dikabulkan Allah dengan memberinya kesembuhan (QS. al-Anbiya’: 84). Tetapi sebelum memberinya kesembuhan, Allah memerintahkan kepadanya agar melakukan usaha dan tidak hanya berdoa. Usaha yang harus dilakukannya pun disebutkan Allah dan diabadikan di dalam al-Quran. 


• Usaha yang harus dilakukan oleh Nabi Ayyub as pun sangat sederhana, hanya menghentakkan kaki kemudian mengambil seikat rumput lalu memukulkannya (QS. Shad: 42, 44).


• Jika dicermati dengan bahasa medis sekarang, apa yang harus dilakukan Nabi Ayyub as dalam rangka mendapatkan kesembuhan ini mungkin bisa dikategorikan ke dalam “pengobatan” yang tingkat efikasi (kemanjuran)nya rendah. Hal ini disengaja oleh Allah, untuk menyampaikan pelajaran kepada orang-orang beriman, bahwa yang memberikan kesembuhan itu hanya Allah, bukan karena tingkat kemanjuran obat. Sekalipun angka efikasi suatu obat mencapai 100 % tetapi jika Allah tidak memberinya kesembuhan maka obat yang tingkat efikasinya paling tinggi pun tidak bisa memberinya kesembuhan. Demikian pula sebaliknya, sekalipun tingkat efikasi suatu obat itu sangat rendah tetapi jika Allah memberinya kesembuhan melalui obat tersebut maka tercapailah kesembuhan. Firman Allah:


وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ


“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”. (QS. asy-Syu’ara’: 80)


• Bila sudah maksimal berusaha, maka kewajiban berikutnya adalah bertawakal kepada Allah dan memohon kesembuhan dari-Nya, bukan dari obat yang digunakan. Insya Allah tawakal dan keyakinan kita kepada Allah itulah yang akan menyempurnakan segala kekurangan yang ada pada usaha dan obat yang kita gunakan.Jangan bersandar kepada usaha dan obat, tetapi kita hanya bersandar kepada Allah. 


اللَّهُ الصَّمَدُ


“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”. (QS. al-Ikhlas: 2)

0 comments :

Post a Comment