Friday, September 11, 2020

Ngaji Gus Baha' : Memaknai Hidup dan Mati

Salah satu pemaknaan yg menarik dari Gus Baha adalah soal hidup dan mati. Menurut Gus Baha, tidak hanya kehidupan yg perlu selalu dipandang dari sisi positifnya, akan tetapi kematian yg nantinya akan datang menjemput juga demikian.

Gus Baha menjelaskan bahwa definisi kematian adalah dicabutnya ruh dari jasad. Ketika ruh dicabut, maka jasad akan mati. Dan dalam kematian itu, ruh tetap hidup. Sehingga, lanjut Gus Baha, kematian sebenarnya tidak ada, karena ruh atau nyawa tetap hidup.

Dalam Islam memang diajarkan, bahwa sebuah ruh hakikatnya tetap hidup meski jasad telah mati. Ruh yg hidup tadi akan melewati tahap demi tahap. Sampai pada akhirnya nanti dibangkitkan kembali di hari kiamat, untuk melalui tahap hisab dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan.

Maka dari itu usaha-usaha utk bertahan hidup di dunia dengan cara yang culas, curang, dengki, tidak jujur, dll tidaklah berguna, pada hari perhitungan nanti malah akan menyusahkan diri sendiri. Dan terkadang pun, di dunia juga langsung mendapat ganjaran yg setimpal atau jauh lebih pedih.

Gus Baha sering menyampaikan perihal hakikat memaknai kematian dan kehidupan. Ia mengutip sebuah riwayat doa Nabi yang terdapat dalam kitab Al-Jami’ Shahih Muslim karya Imam Muslim berbunyi: “Allahumma aj’alil hayata ziyadatan li fi kulli khoirin, waj’alil mauta rahatan li min kulli syarrin.” (Ya Allah jadikanlah hidupku untuk menambah segala kebaikan dan matiku sebagai akhir dari segala keburukan.)

Dari riwayat doa Nabi ini Gus Baha mengambil pengertian bahwa hidup hakikatnya haruslah diarahkan kepada potensi utk menambah kebaikan, termasuk cara-caranya. Mati pun juga begitu, penting mengambil hikmah darinya, yaitu kematian berarti akhir dari adanya potensi melakukan keburukan.

Dengan pengertian demikian, ketika hidup di dunia, seseorang akan menjalaninya dengan terhormat karena berorientasi menambah kebaikan-kebaikan setiap waktunya. Sedangkan jika telah tiba waktunya maut, maka ia bersyukur dan menerima dgn penerimaan yang legawa, lantaran kematiannya mengakhiri segala potensi berbuat keburukan.

Dinukil dari tulisan Muhammad Khozin via @islamidotco

0 comments :

Post a Comment