Friday, September 11, 2020

TUHAN YANG MENJAMIN RIZKIMU

Ada sebuah kisah. Konon ada seorang yang tengah mengalami kesulitan dalam urusan ekonomi. Telah lama sekali ia berada dalam kesusahan dan kepayahan karena hal itu. Lalu ia keluar dengan wajah tanpa gairah dan memasuki padang pasir. Di sana ia menemukan puing-puing istana yang sudah hancur. Semula istana itu tertimbun debu pasir, lalu angin kencang menerbangkannya sehingga tersingkap. Tiba-tiba ia menemukan di dalamnya sebuah prasasti di tembok berupa puisi-puisi yang indah :


لما رأيتك جالساً مستقبلاً ...

أيقنت أنك للهموم قرين


مالا يقدر لا يكون بحيلة ...

أبداً وما هو كائن سيكون


سيكون ما هو كائن في وقته ...

وأخو الجهالة متعب محزون


يجرى الحريص ولا ينال بحرصه ...

شيئاً ويحظى عاجز ومهين


فدع الهموم وتعر من أثوابها ..

أن كان عندك بالقضاء يقين


هون عليك وكن بربك واثقاً ...

فأخو الحقيقة شأنه التهوين


طرح الأذى عن نفسه في رزقه

لما تيقن أنه مضمون


Manakala aku melihatmu duduk menghadap kiblat

Aku yakin kau sedang ditemani kegelisahan


Apa (harta) yang sudah ditetapkan

Tak bisa direkayasa


Apa yang sudah ditetapkan ada,

Ia akan ada

Apa yang akan ada

niscaya ada pada saatnya

Teman kebodohan itu selalu melelahkan dan menderitakan


Ada orang yang semangat mencari Rizki

Tetapi ia tak memeroleh apapun

Ada orang yang tak berdaya dan tersisihkan

Tetapi ia memeroleh keberuntungan


Tinggalkan gelisah hatimu

Lepaskan bajunya

Jika kau yakin pada keputusan Tuhan


Tenangkan hatimu

Percayakanlah kepada Tuhanmu

Orang yang tahu hakikat

akan senantiasa tenang

Ia membuang segala duka

dalam urusan rizki

Ketika dia yakin bahwa Tuhan menjaminnya


Jangan cemaskan esok


Ini sudah pernah aku tulis, beberapa waktu lalu.

Seorang teman datang untuk curhat. Wajahnya tampak lesu seperti menyimpan gelisah. Matanya kosong. Lalu bercerita dengan suara lirih dan tersendat-sendat, tentang hari esok yang tak pasti, terutama rizkinya. Ada sejumlah orang di rumah yang saban hari menunggunya: isteri dan anak-anaknya.

Aku hanya bilang : keadaan psikologi cemas akan esok itu dialami banyak sekali orang di bumi ini, termasuk aku. Bukan hanya untuk alasan rizki, tetapi juga untuk alasan akan hilangnya kenikmatan hidup, ditinggal kekasih, sakit, pensiun, tua dan kematian. Ini adalah siklus hidup yang dijalani setiap manusia.

Jika aku mengalami situasi sepertimu, aku segera ingat puisi Imam al-Syafi'i. Beliau menulis :


سهرت أعين ونامت عيون

في أمور تكون أو لا تكون

فادرأ الهم ما استطعت عن النفس

فحملانك الهموم جنون

إن ربا كفاك بالأمس ما كان

سيكفيك في غد ما يكون


Sementara berpasang mata telah larut dalam mimpi,

matamu terus terjaga

Mencemaskan apa yang sedang

dan akan terjadi atau tak terjadi


Palingkan hatimu dari cemas sekuat kau bisa

yang menyergap dan mengguncang jiwamu


(Ingat) Kemarin Tuhan mencukupimu dengan apa yang sudah diberikan

(Yakinlah) Dia niscaya akan menjamin untuk esokmu apa yang akan diberikan-Nya esok.


Lalu ada pula kata-kata ini :


اذا لم تعرف عنوان رزقك فلا تخف. لأن رزقك يعرف عنوانك. فإذا لم تصل إليه. فهو حتما سيصل إليك


Jika engkau tidak tau dimana alamat rizkimu,

janganlah kawatir berlebihan, karena rizkimu tahu dimana alamatmu.

Jika engkau tidak sampai kepadanya, percayalah dia akan sampai kepadamu.


K.H.HUSEIN MUHAMMAD


0 comments :

Post a Comment