Friday, September 11, 2020

SAYYIDAH AISYAH YANG GAGAH

Sebuah pertanyaan menarik diajukan Abu Abdullah al Husein bin Ahmad bin Sa’dan, seorang menteri pada dinasti Buwaihi (373-375 H) : “Apakah ada perempuan yang menjadi laki-laki ?”. Abu Hayyan al Tauhidi, seorang filosof, sufi, sastrawan, menjawab : “Abu Sa’id al Sairafi menceritakan kepadaku bahwa Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar pernah disebut sebagai laki-laki Arab (Rujulah al Arab)”. (Kata ini tentu saja tidak sama dengan “mutarajjilah” (perempuan yang berperilaku laki-laki), melainkan perempuan yang mempunyai kecerdasan dan keberanian seperti umumnya laki-laki. Atau lebih tepatnya memiliki karakter “maskulinitas”. “Sayangnya”, kata Abu Sa’id, “orang asing (non Arab) kemudian "menenggelamkan" predikat ini dari sirkuit sejarah. Sehingga tidak banyak orang mengenal Aisyah disebut kaumnya dengan predikat demikian. Demi Tuhan, dia benar-benar begitu. Saya pernah mendengar orang mengatakan : “Kalau saja ayahnya punya anak laki-laki seperti dia (Aisyah) niscaya dia tidak akan bisa berbuat apa-apa di hadapannya (Aisyah)”.

Sang menteri bertanya lagi : “Apakah anda punya informasi tentang pandangan-pandangannya?”. “Sangat banyak. Dia bicara banyak tentang hukum-hukum agama. Pendapat-pendapatnya sangat diperhatikan dan ditransmisikan", jawab Abu Hayyan.

Diriwayatkan bahwa Aisyah pernah menyampaikan tentang al Akhlaq al Karimah (budi perkerti luhur). Katanya : “Ada 10 akhlak karimah :

1. jujur dalam ucapan,

2. terbuka terhadap orang lain,

3. menjaga amanat (kepercayaan),

4. Menjaga Silaturrahim,

5. Berbuat dan menyampaikan kebaikan,

6. memperhatikan tetangga,

7. menyayangi teman,

8. membayar layak para pekerja,

9. menjamu tamu dan paling penting adalah

10. memiliki rasa malu (untuk berbuat buruk).


(Abu Hayan al Tauhidi, al Imta’ wa al Muanasah, III/199-200).

0 comments :

Post a Comment