Thursday, September 10, 2020

Hormatilah Istri dan Anakmu

Dalam sebuah rekaman pengajiannya, Gus Baha menganjurkan kepada para hadirin untuk hormati istri dan anak-anak mereka. Pasalnya, orang Islam secara umum saja wajib dijaga harga diri dan kehormatannya, apalagi istri dan anak

Muslim lain yang notabene melafalkan kalimat tauhid kita hormati, tapi kenapa dengan anak sendiri justru kita tidak hormat? Bukankah anak adalah penerus kalimat Tauhid yang kita ajarkan?

Gus Baha mengajak kita untuk mengamati kembali apa yang tertera dalam al-Quran. Secara jelas al-Quran mengabadikan nama Ismail dalam kisah Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah. Padahal saat itu, Ismail masih kecil dan belum tahu tujuan membangun Ka’bah. Sebab Nabi Ibrahim merupakan manusia yang meyakini anak sebagai penerus kalimat Tauhid.

Al-Quran jelas mengabadikan nama Ismail yang masih kecil dalam surat al-Baqarah ayat 127:

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

“Ini musibah! Ketika kita menghormati orang lain yang Islam dan saleh, sementara kita tidak hormat dengan anak dan istri hanya karena alasan mereka posisinya ada di bawah.” Tegas Gus Baha.

Mengapa hormati istri itu penting? Karena dia “berstatus ganda”, dalam artian dia yang memberi jalan bagi suaminya ke surga, dia juga yang menemani suaminya tidur, dan dia sebagai sosok yang menghindarkan suaminya dari zina. Seorang istri sudah melafalkan kalimat Tauhid laa ilaaha illallah, plus fungsinya dalam kehidupan seorang suami ada banyak. Kok bisa sampai tidak dihormati hanya karena nasib dan kodratnya sebagai perempuan?

“Sudah lah, makanya dari sekarang dilatih. Tidak usah macam-macam. Istrimu itu orang yang baca kalimat tauhid. Anakmu juga yang kelak akan meneruskan kalimat Tauhid. Itu yang saya pahami dari Qur’an.” Pungkas Gus Baha.

Dinukil dari tulisan Rifqi Fairuz via @islamidotco @kajian.gusbaha

0 comments :

Post a Comment