Ketika hati sudah tak mampu lagi melihat kebenaran
Ketika lisan lebih banyak tawa canda dan hal tak penting lainnya
Ketika hati begitu berat tergetar dengan ayat ayatNya
Ketika yang dilihat dan dikerjakan hanyalah hal yang melemahkan imannya dan jiwanya
Ketika airmata begitu berat mengalir , menetes dengan ayat2Nya
Ketika tangan dan kaki hanya sekedar mengerjakan rutinitas duniawi atau bisa jadi dosa dan kezoliman
Ketika anggota tubuh sudah tak mampu lagi mengerjakan kebaikan , tapi hanya rutinitas duniawi dan bahkan dosa atau maksiat
Ketika ayat ayatNya sudah jarang dan hampir tak pernah dibaca dan kitabNya hanya sekedar pajangan di rak rak buku tanpa sempat di baca dan tadaburi
Ketika peringatan peringatanNya dan RasulNya yang terbaca dan di dengar tak mampu lagi menggetarkan jiwa dan hatinya untuk berubah
Ketika banyak yang mengingatkan tapi tak jua tergerak dan tergetar dengan peringatanNya
Ketika membicarakan orang lain dengan fitnah dan ghibah menjadi makanan pagi siang malam untuk jiwanya
Ketika urusan dunia begitu luar biasa membuat berlinangan airmata dan sedih luar biasa namun urusan akhirat yang terlewat hanya sekedar angin lalu buatnya
Mungkin ada baiknya “bermain main” ke rumah sesungguhnya yang akan menjadi tempat penantian sampai hari yang ditentukanNya
Mungkin saatnya pelajari lagi dan baca lagi betapa dahsyatnya alam kubur seperti yang di sampaikan Rasulullah ﷺ dan fitnah di dalamnya
Hati itu akan semakin keras dan mengeras dengan dosa dan maksiat dan kematian adalah nasehat terbaik untuk melembutkannya
Suatu hari ada seorang yang bertanya kepada usman bin affan radiyallahu anhu
Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi)
@yezerkiarfatihzarlis
0 comments :
Post a Comment