Wednesday, July 6, 2022

CARA MANUSIA MENGHADAPI MUSIBAH - SABAR, RIDHA DAN BERSYUKUR

Keadaan kedua adalah sabar dengan menahan diri terhadap musibah yang dihadapi. Keadaan kedua ini adalah dia merasa benci dengan musibah dan tidak pula menyukai kejadian seperti itu terjadi tetapi dia menahan diri dengan tidak menggerutu dengan lisannya yang bisa membuat Allah murka padanya, dia juga tidak marah sehingga memukul-mukul anggota badannya, dia juga tidak menggerutu dalam hatinya.


Keadaan ketiga adalah ridha terhadap musibah. Yaitu seseorang merasa lapang hatinya dengan musibah yang menimpa, dia betul-betul ridha dan seakan-akan dia tidak mendapatkan musibah. Hukum sabar adalah wajib dan ridha adalah mustahab (dianjurkan).


Keadaan keempat adalah bersyukur kepada Allah atas musibah yang menimpa. Keadaan seperi inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam.


Dari Aisyah radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan,


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ


'[Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat] Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.' Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan,


الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ


'[Alhamdulillah ala kulli hal] Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan'." (HR. Ibnu Majah)


Keadaan terakhir inilah tingkatan tertinggi dalam mengahadapi musibah yaitu seseorang malah mensyukuri musibah yang menimpa dirinya. Keadaan seperti inilah yang didapati pada hamba Allah yang selalu bersyukur kepada-Nya, dia melihat bahwa di balik musibah dunia yang menimpanya ada lagi musibah yang lebih besar yaitu musibah agama. Dan ingatlah musibah agama tentu saja lebih berat daripada musibah dunia karena azab (siksaan) di dunia tentu saja masih lebih ringan dibandingkan siksaan di akhirat nanti. Karena musibah dapat menghapuskan dosa, maka orang semacam ini bersyukur kepada Allah karena dia telah mendapatkan tambahan kebaikan.


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ


“Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatian, rasa sedih, bahaya, kesusahan menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut.” (HR. Bukhari no. 5641)

SABAR ITU DIAWAL MUSIBAH

Sabar yang menjadikan seseorang mendapatkan ganjaran pahala adalah sabar ketika di awal musibah dan inilah sabar yang benar. Adapun sabar sesudahnya adalah cuma sekedar hiburan. Perhatikanlah hadits berikut.


Dari Anas bin Malik beliau berkata,


مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى »


”Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah." Kemudian wanita itu berkata," Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya." Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang tersebut adalah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah." (HR. Bukhari no. 1283)


Musibah itu Tanda Allah Cinta

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ


“Sesungguhnya balasan terbesar adalah dari ujian terberat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka, maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi, beliau katakan hadits ini hasan ghorib)


Penyair Arab menyebutkan sabar dalam syairnya:


"Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya


Namun akhirnya lebih manis daripada madu"


WaLLAAHUa'lam

0 comments :

Post a Comment