Thursday, July 21, 2022

Kamu punya apa? sampai berani nikahin anak saya?

 Bagiku pribadi, jawaban terbaik yang bisa kamu berikan kepada calon mertuamu adalah: "Saat ini saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup untuk menjamin kehidupan anak Ibu/bapak."

Terlepas apapun pekerjaan yang diinginkan oleh calon mertuamu, semisal mereka ingin kamu bekerja sebagai pegawai swasta, pns, ataupun wirausaha, bukan disitu maksudnya. Poin pentingnya adalah kamu sebagai pria mampu menanamkan dan memberikan keyakinan ke calon mertuamu bahwa anaknya akan hidup aman berada di naunganmu. Itu!

Mertuamu gak butuh tau seberapa cinta kamu dengannya. Toh mereka pasti sudah sangat memahami bahwa lelaki yang berani datang ke rumahnya, tidak perlu diragukan lagi luapan cinta terhadap anaknya. Mereka gak perlu informasi itu.

Mertuamu juga tidak terlalu fokus kepada banyaknya hafalan quranmu. Memang sih, itu merupakan ciri penting bahwa kamu adalah lelaki yang saleh. Namun, rumahtangga tidak bisa hanya dibangun dengan hafalan quran saja. Tapi juga harus dengan kerja keras dan kerja cerdas.

Mertuamu juga gak butuh informasi kalau kamu mendapatkan warisan yang melimpah. Lagipula mereka tau kok, memang itu uang milikmu, namun sangat jelas bukan milik keringatmu. Justru dengan mengatakan demikian, itu akan menjatuhkanmu harga dirimu di depan mereka.

Nah, kalau teman-temen sendiri, akan jawab apa bila calon mertua bertanya, "Kamu punya apa sampai berani nikahin anak saya?"

Kalau calon mertua (camer) bertanya demikian, ada hal yang harus teman-teman pahami.

Yakni kamu wajib Jujur dan jangan dibuat-buat! Kalau kamu orangnya pendiem, introver, dan lebih nyaman di rumah, ya bilang aja begitu. Meski camermu suka menantu yang heboh, suka diajak jalan-jalan, lebih baik jujur apa adanya.

Dan saat kamu nyebutin segala kelebihanmu, sebutkan yang bener nyata terjadi ya. Kalau kamu jago masak, bilang. Kalau kamu orangnya pekerja keras, katakan. Gak usah sungkan. Sebab bukan bermaksud pamer, tapi ya ini kondisinya kamu lagi ditanya loh.

Tapi kalau kamu sungkan, ya bilangnya menggunakan sudut pandang orang ketiga aja. Semisal, "Kata ibu saya, saya sih orangnya rajin bersih-bersih bu. Rapi juga." atau "Kata ustaz/guru saya, saya orangnya gigih gak gampang nyerah."

"Tapi kak, emangnya camer akan nanya sampe segitunya ya?"

Ya gak juga sebenarnya, hanya untuk jaga-jaga . Karena pas ditanya, kebanyakan kita jawabannya penuh dengan metafora. Kayak, "Kelebihan saya? Saya pasti akan menyayangi dia, seperti bapak menyayanginya." atau "Saya akan menerima semua kekurangan dia, bukan hanya ingin kesempurnaan yang ada pada dirinya."

Ya itu namanya bukan kelebihan :( itu namanya tekad atau prinsip. Jangan salah kaprah. Nanti camer malah bingung...


0 comments :

Post a Comment