Sunday, December 12, 2021

MAKAN YANG HALAL DAN THOYYIB

 Makan adalah peristiwa besar di dalam hidup keseharian.. Pada kenyataannya, makanan adalah aktivitas ragawi yang sifatnya duniawi dan seringkali disepelekan. Dalam Risalatul Muawanah, Imam Al-Haddad mewanti-wanti kita terkait kesucian dan kehalalan rezeki yang ujung-ujungnya akan dimakan.

Karena itu, makanan yang sehat tidak saja cukup syarat, sebab sehat belum tentu dimasak secara suci. Tomat adalah suci dan halal, tapi tidak jika.., didapat dari hasil mencuri atau tidak dibersihkan dengan air yang suci-menyucikan. Panjang urusannya, bukan?

Sejak kecil, kita diajari agar mencuci tangan sebelum makan, baca basmalah dan menutup dengan hamdalah, menyuap kecil dan mengunyah banyak, tidak boleh kekenyangan dan minumnya harus dalam posisi duduk. Tapi, begitu dewasa, mulailah kita lupa itu semua.

Salah satu frasa kunci orang-orang hebat di masa lalu, terutama ulama sufi, di dalam menjalani kehidupan ini adalah konsep “tidak pernah”. Contoh: Jakfar at-Thayyar tidak pernah mabuk di dalam hidupnya, baik sebelum masuk Islam, lebih-lebih setelah masuk Islam.

Yusuf bin Asbath tidak pernah makan makanan yang tidak ia ketahui lebih dulu dari mana berasal. Tujuannya adalah untuk memastikan, apakah makanan tersebut mengandung unsur haram atau tidak. Begitulah, kehati-hatian mereka terhadap sesuatu, terutama makanan, sangat menakjubkan.

Makan sehat lagi berkah

selfreminder : kondisi kesehatan seseorang dipengaruhi oleh apa yang mereka makan

0 comments :

Post a Comment