Tuesday, December 14, 2021

Berbanggalah, Wahai Orangtua yang Anaknya mau ke Pesantren

Era milenial saat ini, anak mau ke pesantren adalah kesyukuran yang luar biasa, karena banyak anak yang tidak mau atau enggan belajar jauh dari rumah, kerena merasa nyaman dgn fasilitas yang ada di rumah.

Anak kepesantren adalah rezeki bagi orang tua, Sebuah kisah nyata yang sangat terkenal di dunia ini, ialah Muhammad Bin Idris As-syafi’i atau yang biasa kita kenal sebagai Imam Syafi’i sebagai ulama besar yang sangat terkenal.

Kita akan menyamakan perjalanan Imam Syafi’i dengan para putra dan putri kita yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren

Bagi para wali santri yang bersedih melepas anaknya ke pondok, ingatlah bahwa dulu ibundanya Imam Syafi’i pun merasakan hal yang sama, dan beliau bersabar demi ilmu agama yang akan dituntut putranya.

Di malam sebelum Imam Syafi’i pergi untuk menuntut ilmu, sang ibu berdo’a dalam keheningan,

“Ya Allah, Rabb yang menguasai seluruh alam. Anakkku ini akan meninggalkanku untuk perjalanan jauh demi mencari ridhaMu. Aku rela melepasnya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Maka hamba memohon kepadaMu ya Allah… mudahkanlah urusannya. Lindungilah ia, panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya nanti ketika ia pulang dengan dada yang penuh dengan ilmu-Mu.”

Beliau khusyu’ mendo’akan Imam Syafi’i hingga meneteskan air mata.

Dan tatkala Imam Syafi’i hendak pergi ke Madinah (kota yang akan menjadi tujuannya menuntut ilmu), sang Ibu melepasnya dengan motivasi dan harapan, beliau meyakinkan putranya bahwa Allah akan memberinya kemudahan.

“Pergilah anakku,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca,

“Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang paling gemerlap di kemudian hari. Pergilah… ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong”

Demikianlah sedikit kisah dari Ibunda Imam Syafi’i yang patut kita jadikan teladan saat melepas anak pergi dalam rangka mencari ilmu.

Berbahagialah saat Allah memberi kesempatan kepada anak kita untuk menuntut ilmu agama karena Allah telah menjanjikan kemudahan jalan menuju surga bagi para penuntut ilmu.

Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah SAW :

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” 

dan untuk orang tua yang saat ini mengorbankan perasaannya karena harus rela dan tega melepas sang buah hati kepesantren tanpa harus didampingi, yakinlah dan ikhlaskanlah bahwa putra dan putrinya ayah dan bunda pergi untuk belajar di pesantren. Oleh karena itu, mari sama2 iktiar dan bertawakal kepada Allah akan keberhasilan putra dan putri ayah dan bunda sekalian, insya Allah akan di mudahkan untuk menunjukan keberhasilannya kelak di masa depan.

Berbahagialah ayah dan bunda, karena Allah juga akan memberi kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu.  Tidakkah kita menginginkan anak-anak menjadi pribadi yang mulia selama di dunia dan juga pahala serta derajat yang tinggi di akhirat nanti disebabkan oleh ilmu yang mereka dapat?

Maka ayah dan bunda terus menegakkan niat agar tetap lurus hanya untuk mengharap ridho Allah dalam melepas ananda yang pergi untuk belajar, dan mohonlah kemudahan kepada Allah untuk mereka dalam mengamalkan setiap ilmu yang didapat, sekuat kemampuan mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan kita dalam sebuah hadits,

“Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan wajah Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat.” (HR Abu Daud no: 3664 dengan sanad yang shahih, Ibnu Majah no: 252, Ibnu Hibban no: 89, dll)

Bersabarlah sebentar ayah dan dan bunda, insya Allah perpisahan ini hanya untuk sementara, jarak yang terpisah masih bisa ditempuh, dan kita masih bisa mendekapnya dengan do’a kita. Ananda pergi untuk kembali,sedangkan kita hidup untuk menghadap kepadaNya dan mempertanggung jawabkan segala amanah yang diberikan kepada kita.

Dan, bersyukurlah, karena dengan perpisahan ini, anak akan belajar merasakan dan mengelola kerinduan kepada orang tuanya. 

Sebentar saja para wali santri sekalian, cuma sebentar… insyaAllah

Apalagi kalau bukan surga tujuan akhir yang kita harapkan untuk kembali berkumpul bersama?

Semoga Allah menjadikan anak-anak kita sebagai generasi muslim yang berilmu dan mampu beramal dengan ilmunya serta mendakwahkannya, dan semoga Allah menjaga hatinya agar tetap berada dalam fitrah dan keikhlasan hingga senantiasa memurnikan niat di setiap aktifitasnya hanya untuk mengharapkan ridho Allah.

Aamiin... 

“Sebesar Keinsyafanmu Sebesar itupula Keuntunganmu”

0 comments :

Post a Comment