Monday, December 6, 2021

BELAJAR DARI MELETUSNYA GUNUNG SEMERU

ERUPSI gunung Semeru pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 mengagetkan banyak orang. Sebab tidak ada tanda-tanda yang ditampilkan secara luas oleh media. Mungkin BMKG sudah informasi kemungkinan erupsinya gunung tersebut, tetapi info tersebut tidak tersebar luas, termasuk bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung Semeru.

Kita berharap dan berdoa semoga tidak banyak korban manusia dan harta benda yang terjadi. Semoga Allah melindungi kita dari segala bencana.

Yang bisa kita ambil pelajaran dari ledakannya sebuah awalan sebuah gunung adalah "kiamat" kecil yang Allah ambil bagi manusia. Salah satu tanda-tanda kedahsyatan datangnya Hari Kiamat adalah hari di mana diterbangkannya gunung-gunung seperti kapas atau bulu. Ada juga gunung yang berhamburan seperti debu, atau seperti fatamorgana .

Inilah dahsyatnya ketika sangkala kala ditiup sebagai tanda-tanda datangnya hari itu. Dalam al-Qur'an, terdapat sebanyak 34 kata gunung. Salah satunya, dalam Surat A-Naba ayat 20:

"Dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia."

Dalam Tafsir as-Sa'di, menjelaskan ayat tersebut dimulai dari ayat 17 hingga ayat 20. Hari besar dan Allah sebagai hari keputusan untuk manusia, yaitu hari ditiup sangkakala lalu manusia datang-kelompok.

Manusia berlarian, takut dan gelisah, hari yang membuat anak tiba-tiba beruban, dan membuat hati risau. Kemudian gunung-gunung berjalan seperti debu yang dihamburkan, langit terbelah hingga menjadi berlapis-lapis. Kemudian, neraka jahannam dinyalakan yang telah disediakan Allah untuk mereka yang melampaui batas, dan dijadikannya sebagai tempat kembali bagi mereka.

Penggambaran tentang hancur dan beterbangannya gunung pada hari ini juga disebutkan dalam banyak ayat, antara lain :

“dan apabila gunung-gunung itu telah menjadi debu” (QS al-Mursalat:10).

“dan apabila gunung-gunung-gunung” (QS at-Takwir: 3).

“dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan” (QS al-Qariah: 5).

Di ayat lainnya, “dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur” (QS al-Haqqah: 14).

“dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan)” (QS al-Ma-arij: 9).

Mari mentadabburi keberadaan gunung, di mana Allah juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 47:


لْجِبَالَ لْأَرْضَ ارِزَةً لَمْ ادِرْ ا


“Dan (ingatlah) akan hari (yang itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami mengumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan peninggalan mereka” (QS al-Kahfi:47).

Dalam tafsir As-Sa'di menjelaskan, Allah mengabarkan tentang kondisi Hari Kiamat bersama kengerian-kengerian yang merisaukan (perasaan) dan kedahsyatan-kedahsyatan yang menyentak. Allah berfirman, “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung,” maksudnya, Kami memusnahkannya dari tempat-tempatnya, kumpulan pasir, kemudian menjelmakannya seperti bulu yang dihambur-hamburkan, kemudian hancur dan hancur. Akhirnya, menjadi debu yang beterbangan. Kemudian bumi menjadi datar, tidak ada tempat yang tinggi dan rendah. Lalu manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di Pasang Mahsyar untuk dimintai pertanggungjawaban, suka atau tidak suka, atas segala perbuatannya di dunia. 

Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kita di setiap fenomena alam yang dahsyat di sekitar kita. 

Oleh. Satria hadi lubis

0 comments :

Post a Comment