Monday, August 8, 2022

Genetika Sumbangan


Di dalam al-Quran, ada dua ayat yang beredaksi seperti; 


اهُ لَامٍ لِيم (ash-shaffat: 101)

لَامٍ لِيم (adz-dzariyat: 28) 


Yang dimaksud “ghulamin halim” (anak yang santun/baik) adalah Ismail, sedangkan “ghulamin 'alim” (anak yang cerdas) adalah Ishaq. Keduanya merupakan saudara satu bapak beda ibu. Ismail adalah putra Hajar, sedangkan Ishaq adalah putra Sarah.

Ibrahim, sebagai bapak dari keduanya juga disifati oleh al-Quran dengan “halim”... 


اهِيمَ لَحَلِيمٌ اهٌ (Hud: 75)


Itu artinya, ke”haliman” Ismail merupakan sumbangan genetik dari bapaknya. Persoalannya, Mengingat Ibrahim oleh al-Quran tidak disifati dengan 'alim, lalu darimana tetesan kecerdasan Ishaq? Diriwayatkan bahwa Sarah adalah wanita terbaik dizamannya, tidak hanya cantik, tapi juga cerdas. al-Qur'an menceritakannya begini...


الَتْ ا لَتَى لِدُ ا ا لِي ا ا لَشَيْءٌ (Hud: 72)


Meski dalam keadaan sebelumnya, Sarah tetap berfikir logis-kausalistik. Merasa dirinya dan sang suami sudah tua “ajuz”, di ayat lain ditambah dengan “aqiim” / mandul, yang secara medis susah untuk bisa hamil.


Jika diperhatikan, al-Quran memaparkan kisah Ismail, Ibrahimlah yang lebih ditonjolkan, sedangkan Hajar tidak. Namun, ketika menceritakan Ishaq, Sarah ditampilkan dengan kuat penokohannya.


Bila dua ayat yang beredaksi mirip dengan yang digabungkan, jadi seolah-olah al-Quran ini ingin menyampaikan bahwa soal genetik, ibu itu kecerdasan, sedangkan ayah lebih untuk karakter. 


Maka pesannya, jadilah perempuan yang terus semangat belajar, karena anak-anakmu berhak memiliki ibu yang cerdas. Dan ayah, engkaulah teladan nyata bagi anak-anakmu.


Allahu 'alam

0 comments :

Post a Comment