Saturday, February 13, 2021

CARA MEMILIH PEMIMPIN

"Tashrifan Mbah Ali ini susunannya menarik, bisa kita jadikan panduan dalam memilih pemimpin," demikian kata seorang kiai.

Memang shorof ala Mbah Ali Maksum Krapyak ini agak berbeda dengan shorof ala Mbah Maksum Ali Jombang. Shorof Jombang diawali fi'il madhi (lampau), kemudian mudhore (kini/akan), lalu mashdar (nomina), fa'il (subyek), maf'ul (obyek), amr (perintah), nahi (larangan), zaman-makan (waktu-ruang), dan alat (piranti). Sedangkan susunan di Shorof Krapyak lebih singkat. Yakni fi'il madhi, mudhore', lalu langsung amr, kemudian mashdar, fa'il, maf'ul, dan zaman-makan.

"Fiil madli, mudore, lalu langsung amar," sambung sang kiai, "Kalau mau memerintah atau jadi pemimpin (amr), harus jelas masa lalunya (madli). Setelah madlinya jelas, cek mudhorenya, apa yang sedang dilakukan dan merencanakan apa ke depan. Kalau madli dan mudlore beres, mari kita jadikan pemimpin."

Demikian menurut kiai yang dikenal sebagai orator kenamaan ini. Sebagai mubaligh kondang, jadwalnya betul-betul padat dengan agenda ceramah. Mengisi pengajian dari kampung ke kampung, menyapa masyarakat di akar rumput. Meski demikian, ia tetap kukuh agar tetap bisa mengisi pengajian di pondok. Pernah di atas podium ia berdoa,

"Ya Allah, apabila amal dakwah ini Engkau terima, sudilah Engkau menganugerahkan imbalan berupa futuh bagi para santri dan anak-anak hamba."

Tak hanya mubaligh kondang, ia juga dikenal sebagai sosok politisi ulung, inisiator partai, anggota DPR RI, wakil ketua MPR, penulis yang fasih-produktif, dan tentu saja kiai pengasuh pesantren yang istiqamah madep dampar, mengaji bersama santri, sampai akhir hayat.

Cr: zia Ul Haq

0 comments :

Post a Comment