Monday, February 15, 2021

MISKIN DAN BAHAGIA, bolehkah?

Bukan cuma boleh, tapi HARUS. Entah kita sudah mapan atau belum mapan, bahagia adalah soal keputusan. Maka putuskan untuk bahagia selalu. Ya, selalu. Bukan karena punya sesuatu.

Selanjutnya, alangkah baiknya kalau kita berusaha lepas dari kemiskinan. Ingat, pria sejati sanggup hidup susah. Tapi pria sejati tidak akan sanggup membiarkan keluarganya hidup susah.

Niatkan untuk mapan agar bisa membahagiakan keluarga dan sesama. Bantu share tulisan ini ya. Save juga.

Ada lirik lagu, "Hati senang walaupun tak punya uang." Kita mungkin setuju. Tapi saya sulit membayangkan, hati saya bisa senang, sementara ponakan putus sekolah atau orangtua belum juga berhaji gegara nggak punya uang.

Kata orang, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Iya sih, kalau uangnya sedikit. Hehe.

Sanjiv Chopra, profesor dari Harvard Medical School, menyimpulkan bahwa keterlibatan seseorang pada kegiatan amal dengan mendonasikan uangnya adalah salah satu cara untuk puas dan BAHAGIA. Karena sangat penting, kalau boleh, bantu share tulisan ini ya.

Ingat, Nabi pernah berpesan bahwa Usman membeli surga dua kali. Nabi pun pernah berpesan bahwa sedekah dapat melepaskan kita dari kesulitan. Bukan mustahil, cinta pun bisa dibeli dengan uang. Cinta ditolak, sedekah bertindak. Hehe.

PADA akhirnya, saya berharap kita semua dimampukan Allah untuk membahagiakan keluarga dan sesama, dengan uang, akhlak, dan ilmu. Aamiin. Kalau belum bisa, yah nggak apa-apa. Kita niatkan dan ikhtiarkan dulu.


Iphoo Santosa

0 comments :

Post a Comment