Saturday, September 7, 2024

Do'a Agar Tak Datang Musibah Mendadak


وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : كَانَ مِن دُعَاءِ رسُولِ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، وتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وفُجَاءةِ نِقْمَتِكَ ، وَجَميْعِ سَخَطِكَ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .


Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu 'ALLOOHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI'MATIK, WA TAHAWWULI 'AAFIYATIK, WA FUJAA'ATI NIQMATIK, WA JAMII'I SAKHOTHIK' (Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu).’” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2739]


Faedah Hadits

 

Pertama: Maksud doa adalah meminta kepada Allah agar nikmat keselamatan (al-'aafiyah) tidak berubah menjadi bencana (al-balaa').


Kedua: Dalam doa di atas juga, kita meminta perlindungan dari musibah yang datang tiba-tiba tanpa ada sebab, itulah yang disebut fuja-ah niqmatik.


Ketiga: Wajib bagi kita mensyukuri nikmat karena dengan syukur, nikmat akan bertambah. Sedangkan kufur nikmat menyebabkan nikmat itu hilang.


Keempat: Di antara bentuk musibah (al-balaa') adalah hilangnya nikmat secara total atau nikmat berganti dengan musibah.


Kelima: Hilangnya nikmat secara mendadak lebih berbahaya daripada hilangnya nikmat secara perlahan.


Keenam: Hilangnya nikmat secara mendadak tanda tindakan melampaui batas seorang hamba dan semakin bertambah kedurhakaan kepada Allah.


Ketujuh: Hilangnya nikmat secara bertahap adalah sebagai peringatan bagi hamba supaya terus bisa muhasabahdiri, dan agar hubungan hamba dengan Allah bertambah menjadi lebih baik. Itulah bentuk kelemahlembutan Allah pada hamba-Nya, agar hamba tersebut bertaubat, dan kembali kepada Rabbnya.


Kedelapan: Wajib menjauhi segala hal yang Allah murkai baik yang nampak maupun tersembunyi, baik secara global (ijmal) maupun terperinci (tafshil).


WaLLAAHUa'lam

0 comments :

Post a Comment