Sunday, August 29, 2021

Adab ketika berta'ziyah

Oleh oky rachmatulloh

Dulu ketika Ibu saya meninggal, amarhum KH Abdulloh Syukri Zarkasyi berta'ziyah bersama istri beliau dengan agak terlambat. Karena memang beliau sedang tidak ada ditempat ketika ibu meninggal. Ketika bertemu Bapak dan kami putra-putrinya, kami agak terkejut. Karena beliau tetap semangat dan tanpa riwayat penyebat meninggalnya ibu kami, atau kronologi meninggalnya, atau tanda-tanda atau firasat menjelang ibu meninggal seperti biasa dilakukan oleh para pelayat. Beliau bahkan tidak mengatakan "sabar..." sebagaimana layaknya penta'ziyah lain melakukannya....

Beliau menyampaikan bahwa hidup harus terus berjalan. Dengan atau tanpa ibu, saya dan adik-adik harus bisa hidup dan saling membantu. Dapur kami tetap diizinkan buka, karena dapur itu wasiat pak Zar kepada bapak, bukan kepada ibu. Gaya bicara beliau tegas, sama sekali tidak tertarik pada pemikiran. Saya akhirnya menyadari, bahwa tujuan ta'ziyah memang menghibur keluarga yang meninggal agar bersemangat dan tidak larut dalam batin. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan sebab, kronologi kejadian, atau firasat, menurut saya justru akan mengingatkan kembali keluarga tentang alamarhum/ah dan justru akan menambah kematian. Jika bertambah sedih, lalu dimana letak tujuan ta'ziyahnya?? Mulai dari peristiwa itu saya belajar dari beliau, bahwa memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan itu jauh lebih penting,

0 comments :

Post a Comment