Saturday, December 8, 2018

Pendiri Muhammadiyah dan NU adalah bersaudara, nasabnya bertemu di Syekh Maulana Ishaq


Sejarah kita mulai dari ketika portugal masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka pada tahun 1511 Masehi kemudian menjajah Sunda Kelapa setelah itu Raja atau Sunan yang menguasai Gunung Jati di Cirebon memerintahkan untuk menguasai daerah besar ini, setelah itu, ia mengirimkan pasukan besar, yang dipimpin oleh suami dari Putri keduanya namanya Fahullah untuk menaklukkan kota ini (Jaya Karta) dari penjajahan Portugal kemudian setelah itu ke Sunda Kelapa dan mengalahkan Portugal kemudian namanya diubah, dari Sunda Kelapa menjadi Jaya Karta. Seperti apa perubahan itu? Itu diambil dari Al Quran awal Surah Al-Fath.


Lalu Siapakah Fathullah itu?
  1. Fathullah ini, adalah suami putri kedua dari Sunan Gunung Jati nama Aslinya Syarif Hidayatullah .
  2. Syarif Hidayatullah adalah Putra dari Sarif Abdullah. Syarif Abdullah adalah Suami dari Syarifah Mudaim (Rarasantang),
  3.  Syarifah Mudaim (rarasantang) adalah putri kedua dari Prabu Siliwangi yang nama aslinya Manah Rasa, Prabu Siiwangi adalah suami dari Nyai Subanglarang dan dia adalah Raja dari Banten, Sunda Kelapa hingga Jawa. Kemudian ia mempersunting gadis  bernama Subanglarang,
  4. Subanglarang ini santri di pesantren Qur’an yang posisinya di Karawang yang pengasuhunya adalah Syekh Hasanuddin.
  5.  Syeh Hasanuddin belajar Qur’an di Ummul Qura Makkah Al Mukarramah kemudian kembali dan memimpin pesantren, setelah datang dari Makkah dan mengajar Al Quran Karim dan diantaranya adalah Nyai Subanglarang
  6. Nyai Subanglarang yang dinikahi Prabu Siliwangi, setelah itu lahirlah Syarifah Mudaim (Rarasantang),
  7. Kemudian Syarifah Mudaim ini dinikahi oleh Syarif Abdullah,
  8. Syarif Abdulah ini adalah putra dari Syekh Ahmad Jumadil Qubra,
  9.  Ahmad Jumadil Kubra mempunyai dua putra yang pertama Syekh Maulana Ishaq, bermukim di Indonesia, dari Syekh Maulan Ishaq ini, keturunannya Insya Allah sampai pendiri NU dan Muhammadiyah.


Nasab / Garis Keturunan Ahmad dahlan dan Hasyim bi Asyari
  1. Namanya Syeikh Ahmad Dahlan yang nama awalnya Muhammad Darwis , Syekh Ahmad Dahlan bin K.H. Abu Bakar, bin Kiyai Ilyas, bin Kyai Sulaiman, bin Demang Juru Kapindo, bin Demang Juru Kapisan, bin Kiai Grebeg, bin Maulana Ishaq.
  2. Dan saudaranya adalah pendiri Nahdatul Ulama (NU)  beliau adalah Sekh Hasyim bin Asyari, bin Abdul Wahid, bin Abdul Halim (nama aslinya Sunan Hadi Wijaya), bin Abdullah, bin Abdil Fattah, bin Abdurrahman (Jaka Tingkir), ayahnya dalah Maulana Ainul Yaqin anak dari yang bernama Maulana Ishaq.


Jadi Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) pendirinya keduanya adalah saudara satu garis keturunan.

Nasab Maulana Ishaq
  1. Maulana Ishaq ini orang tuanya adalah Jumadil Kubra. Seorang alim yang termasuk dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa dan Nusantara di masa lampau. Siapakah dia?
  2. Dia adalah keturunan dari Ali Zainal Abidin al Kabir.
  3. Ali Zainal Abidin keturunan al Husain,
  4. Sedang saudaranya adalah al Hasan putra Abi Thalib, suami dari Fatimah az-Zahra’ putri Rasulullah Salallahu alaihi wasallam Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Muthalib, bin Hasyim, bin Abd Manaf, bin Qushai, bin Murrah, bin Kilab, bin Ka’ab, bin Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin Mudhar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas AS, bin Nizar, bin Mudhar, bin Maad, bin Adnan, bin ‘Addi, bin Adli, bin Muqawwam, bin Nahur, nin Tarih, bin ‘Abid, bin Kinan, bin Alfakhsad, bin Syam, bin Nuh AS, bin Mihlail, bin Kinan, bin Anusy, bin Tsis, bin Adam AS.


Ini meyakinkan kita bahwa nasab kita dan hubungan kita tidak hanya sekedar hubungan kedaerahan  sehingga kita seharusnya bersatu dan berpegang teguh dalam urusan Islam dan urusan sosial.Akan tetapi kita juga memiliki hubungan secara kawasan, hubungan bersama dengan tanah Haramain, hubungan persaudaraan yang ada di daerah timur Asia. Begitu pula hubungan persaudaraan dengan Afrika dll.

Sumber  : ustadz Adi Hidayat, Lc. MA.
Disampaikan pada  pertemuan  Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa ke-V
di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat
pada 19-20 Syawal 1439 H / 3-6 Juli 2018

Youtube : https://youtu.be/9RONJ5vyxxE



0 comments :

Post a Comment