-
Sudah lelahkah wahai kawan atas
perjuangan ini..?
- Mungkin jadwal dakwah yang padat itu membuatmu
lemah?
-
Atau tak pernah punya waktu
istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan, karena harus terus BERGERAK
berdakwah?
-
Atau pusingnya fikiranmu
mempersiapkan acara-acara dakwah yang membuatmu ingin terpejam?
-
Atau panasnya aspal jalanan saat
kau melakukan aksi yang ingin membuatmu “rehat sejenak”?
-
Atau sulitnya mencari orang yang
ingin kau ajak HIJRAH ini yang kau risaukan?
-
Atau karena seringnya kehidupan
sekitar kita meminta infaq-infaqmu yang membuatmu ingin menjauh?
-
Dakwah kita hari ini hanya sebatas
‘itu’ saja kawan.
bukan
bermaksud ingin melemahkan tapi izinkan saya mengajakmu merenung sejenak….
-
Tahukah engkau wahai kawan, siapa
Umar bin Abdul Azis?? Tubuhnya hancur dalam rangka 2 tahun masa memimpinnya... 2
tahun kawan, cuma 2 tahun memimpin tubuhnya yang perkasa bisa rontok, kemudian
sakit lalu syahid...
-
Sulit membayangkan sekeras apa sang
khalifah bekerja…tapi salah satu pencapainya adalah; saat itu umat kebingungan
siapa yang harus diberi zakat… tak ada lagi orang miskin yang layak diberi
infaq…
-
Memang seperti itu dakwah. Dakwah
adalah cinta.
-
Dan cinta akan meminta semuanya
dari dirimu.
-
Sampai pikiranmu.
-
Sampai perhatianmu.
-
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Tapi
Syekh Musthafa Masyhur mengatakan
-
“jalan dakwah ini adalah jalan yang
panjang tapi adalah jalan yang paling aman untuk mencapai ridho-Nya.”
-
Ya kawan, jalan ini yang akan
menuntun kita kepada ridho-Nya… saat Allah ridho.. maka apalagi yang kita
risaukan?
-
Saat Allah ridho…semuanya akan jauh
lebih indah…karena surga akan mudah kita rasa..., in syaa Allah.
-
Rasulullah begitu berat dakwahnya..
harus bertentangan dengan banyak kabilah dari keluarga besarnya..
-
Mush'ab bin Umair harus rela
meninggalkan ibunya...
-
Salman harus rela meninggalkan
seluruh yang dia kumpulkan di Mekkah untuk hijrah…
-
Asma' binti Abu Bakar rela menaiki
tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada
ayahnya dan Rasulullah
-
Hanzholah segera menyambut seruan
jihad saat bermalam pertama dengan istrinya,
-
Ka'ab bin Malik menolak dengan
tegas suaka Raja Ghassan saat ia dikucilkan…
-
Bilal, Ammar, keluarga
Yasir..mereka kenyang dengan siksaan dari para kafir,
-
Abu Dzar habis dipukuli karena
meneriakkan kalimat tauhid di pasar,
-
Ali mampu berlari 400 KM guna
berhijrah di gurun hanya sendirian,
-
Usman rela menginfakkan 1000 unta
penuh makanan untuk perang Tabuk,
-
Abu Bakar hanya meninggalkan Allah
dan Rasul-Nya untuk keluarganya…
-
Umar nekat berhijrah secara terang
terangan,
-
Huzaifah berani mengambil tantangan
untuk menjadi intel di kandang musuh,
-
Thalhah siap menjadi pagar hidup
Rasul di Uhud, hingga 70 tombak mengenai tubuhnya,
-
Zubair bin Awwam adalah hawariinya
rasul,
-
Al Khansa' merelakan anak-anaknya yang
masih kecil untuk berjihad,
-
Nusaibah yang walaupun dia wanita
tapi tak takut turun ke medan perang,
-
Khadijah sang cintanya rasul siap
memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk islam, siap menenangkan sang suami
di kala susah..benar-benar istri shalihah
Atau
mari kita bicara tentang
-
Musa…mulutnya gagap tapi dakwahnya
tak pernah pudar… ummatnya seburuk-buruknya ummat, tapi proses menyeru tak
pernah berhenti…
- atau Nuh, 950
tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja..bahkan anaknya tak
mengimaninya…
- Ibrahim yang
dibakar Namrud, Syu’aib yang menderita sakit berkepanjangan tapi tetap menyeru…
- Ismail yang rela
disembelih ayahnya karena ini perintah Allah…
Deretan
sejarah di atas adalah SEBAIK-BAIKnya guru dalam kehidupan kita...
Sekarang
beranikah kita masih menyombongkan diri bersama jalan dakwah yang kita lakukan
saat ini, mengatakan lelah padahal belum banyak melakukan apa apa…bahkan
terkadang… kita datang menyeru dengan keterpaksaan, berat hati kita, terkadang
menolak amanah (untuk menjadi TELADAN)
Kawan…
dakwah kita hari ini hanya sebatas “itu-itu” saja, Bukan bermaksud untuk
melemahkan… tapi menguatkan karena ternyata yang kita lakukan belum apa apa….
Hidupku
adalah hari ini, bukan hari kemarin ataupun esok.. aku akan BERBUAT SEMAKSIMAL mungkin
dalam aktivitasku demi me ncapai keridhoan Allah Swt.
Pengemban dakwah semestinya rendah hati dan ikhlas, karena tahu bahwa yang bisa membolak-balikkan hati dan memberi petunjuk hanya Allah SWT.
Kita berhutang budi kepada para ibadurrahman, para hamba Allah swt yang berjalan dengan rendah hati, tak menyombongkan dirinya. Mereka senantiasa bersujud memohon ampunan-Nya. Meski keberadaan mereka terkadang tak dianggap, hanya dipandang sebelah mata oleh manusia, tetapi sesungguhnya mereka begitu akrab dengan penghuni langit. Mereka begitu tulus menghamba pada-Nya, berusaha menegakkan kalimat-Nya di muka bumi ini. Mereka tak pernah mengharapkan imbalan dari manusia, karena imbalan dari Allah swt lebih dari segalanya.
Pengemban dakwah semestinya rendah hati dan ikhlas, karena tahu bahwa yang bisa membolak-balikkan hati dan memberi petunjuk hanya Allah SWT.
Kita berhutang budi kepada para ibadurrahman, para hamba Allah swt yang berjalan dengan rendah hati, tak menyombongkan dirinya. Mereka senantiasa bersujud memohon ampunan-Nya. Meski keberadaan mereka terkadang tak dianggap, hanya dipandang sebelah mata oleh manusia, tetapi sesungguhnya mereka begitu akrab dengan penghuni langit. Mereka begitu tulus menghamba pada-Nya, berusaha menegakkan kalimat-Nya di muka bumi ini. Mereka tak pernah mengharapkan imbalan dari manusia, karena imbalan dari Allah swt lebih dari segalanya.
Copas WA : Ust. Yusuf Hasibuan
0 comments :
Post a Comment