Friday, November 11, 2022

Ada ucapan “Maa syaa Allah” yang tanpa kita sadari tidak tepat pengucapannya

Menjadi hal umum sebagai suatu kebiasaan banyak orang Islam untuk mengucapkan “Maa Syaa Allah” ketika ia melihat kenikmatan/kebahagiaan yang orang lain dapatkan demi menghindarkan dari penyakit ‘Ain. Ucapan tersebut tentu saja benar dan boleh diucapkan, tetapi untuk melindungi orang lain dari penyakit ‘Ain adalah tidak tepat.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits:

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ


“Jika salah seorang dari kalian melihat hal yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaknya mendokan keberkahan kepadanya”. (HR. Imam Malik di dalam Al Muwatha’, Imam Ahmad di dalam Musnad, & Ibnu Majah)

Adapun hukum meninggalkan doa keberkahan, maka ada dua kondisi.

Kondisi pertama:

Jika ketakjubannya kuat dan dikhawatirkan saudaranya akan terkena penyakit ‘Ain, maka di sini wajib berdoa; karena seorang muslim diwajibkan kepadanya untuk menolak keburukan dan penyakit kepada saudara-saudaranya.

Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata:

“Jika orang pemilik mata merasa khawatir akan bahaya pandangan matanya akan mengenai orang lain, maka hendaknya menolak keburukannya dengan ucapan: “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadanya”, sebagaimana sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada ‘Amir bin Rabi’ah ketika akibat pandangan matanya pada Sahl bin Hanif: “Tidakkah kamu mendoakan keberkahan?”, maksudnya ucapkanlah: “Ya Allah berikanlah keberkahan kepadanya”. (Zaadul Ma’ad)

Dan telah dinyatakan kewajiban hal itu oleh Ibnu Abdil Barr –rahimahullah- seraya berkata:

“Dan di dalam sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-: “Tidakkah kamu mendoakan keberkahan?”, menjadi dalil bahwa penyakit 'Ain ini tidak membahayakan dan tidak menular jika mendoakan orang tersebut, dan hanya akan menular jika tidak didoakan keberkahan. Maka diwajibkan kepada orang yang takjub kepada sesuatu untuk mendoakan keberkahan, karena jika dia mendoakan keberkahan, maka tidak bisa dipungkiri akan memalingkan apa yang dihawatirkan, Wallahu A’lam




0 comments :

Post a Comment