Monday, April 27, 2020

Membantah perintah dan larangan orang tua

Mungkin karena kita merasa terganggu dengan larangan beliau, kita jadi merasa terkungkung. Tidak hanya terganggu, terkadang tanpa sadar kita pun membantah beliau.

Mungkin kita merasa sudah gede, sudah bisa menentukan jalan hidup sendiri, sudah merasa tidak perlu diatur-atur lagi, merasa berhak untuk bebas, jadi kita pandang sebelah mata nasihat beliau? Cuek begitu saja.

Padahal, kita tidak pernah tahu apa risiko terburuk dari perilaku kita. Beliau pernah muda, beliau sudah banyak makan asam garam kehidupan. Sedangkan kita sedang semangat-semangatnya membuat kesalahan.

Tidak masalah bila kita pengin bebas sebebas-bebasnya, pengin mengejar keinginan ini dan itu, pengin tampak lebih hebat dan keren, tapi ada hati yang harus kita jaga. Hati kedua orangtua, hatinya abi dan ummi.

Tidak lantas kita menjadi kuper dengan mematuhi nasihat beliau. Tidak lantas kita menjadi culun kalau kita mengikuti larangan beliau. Karena, dari lubuk hati terdalam, pasti beliau mengharapkan kehidupan yang terbaik untuk masa depan kita.

Sungguh beruntungnya kita yang sering mendapat wejangan dari bapak. Karena tidak semua anak mendapatkan keberuntungan seperti itu.

0 comments :

Post a Comment