Friday, August 1, 2014

Wejangan

KETEKUNAN YANG MEMBERI KEKUATAN

Memang benar, ketekunan adalah kekuatan. Namun, kekuatan yang sebenarnya berada pada bagaimana anda menghayati setiap detil pekerjaan. Di sanalah anda menemukan kesenangan. Dan, di situlah anda memberikan rasa cinta dan penghargaan. Kekuatan ketekunan bukan hanya terletak pada kemampuan untuk melakukannya terus-menerus tanpa henti. Melainkan, pada tekad dan peleburan diri dalam setiap gerak waktu. Hargailah sebuah ketekunan dengan menghargai penyerahan diri yang ditunjukkan.

Hujan rintik-rintik yang turun setiap hari dapat meluapkan sungai hingga meruah banjir. Sedangkan kebocoran setetes demi tetes dapat mengeringkan
samudera menjadi gurun gersang. Ketekunan adalah kebijakan yang diajarkan di setiap jaman. Ketekunan pada akhirnya membawa anda pada tujuan besar.
Bukankah, sebagaimana kata pepatah, perjalanan seribu Li dilakukan dengan melangkah setapak demi setapak?


PIMPINLAH DENGAN KETELADANAN

Kepemimpinan itu dimulai dengan dada yang lapang. Karena, terlebih dahulu anda harus mengajari diri sendiri dan membenahi perilaku sehingga menjadi teladan; sebelum mengajari orang lain melalui ucapan lidah anda. Keteladanan bukanlah perintah, namun dipatuhi lebih dari kerasnya teriakan aba-aba komando. Memiliki dada yang lapang berarti menyediakan tempat yang luas bagi tindakan belajar. Dan, belajar adalah menangkap kebijakan dan hikmah dari mana pun; termasuk dari pihak-pihak yang anda anggap musuh anda.
Kesan pertama dinilai dari penampilan anda; namun kesan terakhir selalu dinilai pada kelapangan dada anda. Bila anda menaruh kepemimpinan anda pada kegagahan seragam, maka pastikan itu hanyalah pengetuk perhatian pertama orang-orang anda. Pastikan, anda dapat mewariskan sesuatu yang tak mudah lekang; yaitu keteladanan.


JAUHI SIKAP YANG DIBUAT-BUAT

Bergaullah secara wajar dan sehat. Jauhilah sikap yang dibuat-buat.
Kelanggengan hubungan dengan sesama terjalin oleh perilaku normal. Anda mungkin sedang belajar untuk memperindah gerak-gerik dan sikap tubuh anda. Atau, anda boleh saja sedang membenahi kepribadian diri. Namun, di atas semua itu, orang lain lebih menyukai dan menghormati anda sebagaimana adanya.
Berbicaralah dengan logat anda sendiri; tersenyumlah dengan keceriaan anda sendiri; berjalanlah dengan derap langkah anda sendiri. Benar-benar, jadilah diri anda sendiri.

Meski orang bijak mengatakan, “dunia adalah panggung sandiwara”, itu bukan berarti anda harus ber-”acting” sepanjang hayat. Anda mendapat suatu peran yang harus dimainkan. Maka, mainkan peran itu sebaik-baiknya. Jangan ambil alih peran orang lain; karena anda akan membuat-buat sikap anda. Hayati diri anda dan bersikaplah sewajarnya. Dimana pun sikap yang dibuat-buat itu membosankan; malah barangkali memuakkan.


CARILAH PERTOLONGAN DALAM SIKAP TABAH

Pada saatnya anda akan menghadapi persoalan menyangkut nama baik anda. Itu pertanda telah tiba waktunya bagi ujian ketabahan hati. Pergunjingan,
desas-desus atau fitnah mungkin menerpakan hawa panas yang memerahkan wajah anda. Bila anda yakin telah berusaha sebaik mungkin mengasah dan mengukir indah citra anda, maka tiada sesuatu yang patut ditakutkan. Ketakutan hanya untuk mereka yang belum membersihkan cela. Jauhi sikap cengeng, karena hanya akan menyenangkan “musuh-musuh” nama baik anda. Tetaplah tabah dan tegar.

Hujan lebat membasahi tubuh harimau, namun takkan bisa melunturkan lorengnya. Kesulitan boleh saja menghantam anda dari segala penjuru, namun
tak perlu melunturkan kekuatan anda. Yakinlah, persoalan yang tak menggoyahkan anda, justru menguatkan. Temukan pertolongan dari ketabahan
diri. Jangan biarkan kesulitan meluruhkan nama anda. Karena itu, pepatah mengatakan, harimau mati meninggalkan belang.


HANYA ADA SATU BUMI

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu. Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhati-hati. Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?


Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau, perjalanan agung ke dalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta. Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah. Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi dan menerima; saling mengasihi.

0 comments :

Post a Comment