Saturday, February 25, 2023

TAKDIR

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ


"Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya." (HR. Ahmad, 3:117)


Hadits Jibril yang membicarakan tentang rukun iman menyebutkan,


وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ


"Dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim, no. 8)


Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata, "Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya pada yang ditakdirkan (al–maqdur, artinya manusia atau makhluk yang merasakan jelek). Takdir jika dilihat dari perbuatan Allah, semua takdir itu baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, 'Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.' Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.”


Dalam salah satu doa iftitah yang terdapat dalam hadits 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu disebutkan,


وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ


"Kebaikan itu seluruhnya pada kedua tangan-Mu dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu." (HR. Muslim, no. 771)


Mengapa Allah menakdirkan kejelekan?

Karena ada hikmah di balik itu seperti:

1. agar kebaikan dapat dikenal;

2. supaya manusia menyandarkan diri kepada Allah;

3. supaya manusia bertaubat kepada-Nya setelah ia berbuat dosa;

4. banyak meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan dengan berdzikir dan berdoa;

5. ada maslahat besar di balik kesulitan atau musibah yang menimpa.


Bisa Jadi yang Jelek itu Baik untuk Kita

Allah Ta'ala berfirman,


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)


Allah yang lebih mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Mahatahu yang paling maslahat untuk urusan dunia dan akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita.


WaLLAAHUa'lam

0 comments :

Post a Comment