Tuesday, May 21, 2019

Rakaat ke 23, antara yang berdiri dengan Iman, dan yang berdiri dengan tenaga.


Tidak ada sesuatu yang kebetulan, bahkan daun yang jatuh, dan titik air/embun yang menetes semuanya atas kehendak Allah Subhanahu wata'ala. Seperti saya menuliskan ini, adalah atas kehendak Allah.

Begitu juga tarawih malam ini, entah kenapa Allah menggiring saya untuk ambil posisi bersebelahan dengan beliau ini, padahal tarawih-tarawih sebelumnya saya berada di belakang beliau atau beliau di shaf depan agak ke kiri, pernah beliau di samping saya jarak satu orang, tapi kali ini saya tepat di sebelah kanan beliau.

Rakaat demi rakaat beliau ikuti dengan khusyu, bahkan di setiap rakaat ketika bacaan Al Fatihah berakhir, Aamiin beliau sangat lantang sekali, membuat hati ini haru begemuruh di setiap rakaat.

Bahkan di Rakaat ke 8 dimana ada jamaah yang ingin 11 rakaat pulang, beliau tidak bergeming dari posisinya.

Rakaat demi rakaat sampai rakaat terakhir ke 18 ditambah witir 3 rakaat, dilalui tanpa ada keluhan sedikitpun.

Tidak ada batuk atau keluhan sesak nafas, atau keluhan capek tidak ada, hanya saja di setiap jeda antara rakaat beliau selonjorkan kakinya sesaat dan lagi-lagi tanpa keluhan.

Saya percaya, adalah tidak mungkin jika beliau ini mengandalkan tenaga saja untuk bisa menyelesaikan rakaat ke 21 ini melihat usia beliau. Karena ada beberapa jamaah yang usianya jauh lebih muda dari belaiu, memilih pulang sebelum menyelesaikan bersama imam.

Saya percaya, hal tersebut menjadi mungkin dilakukan beliau, karena Iman didada lah yang mampu menggerakkan anggota tubuhnya sehingga tenaganya melampaui usia beliau.

Tampak beliau menikmati sekali di setiap takaat, seperti ketika membaca doa duduk diantar dua sujud
rabbighfirli ... warhamni ... wajburni ... warfa'ni ... warzuqni ... wahdini ... waafini ... wa'fuanni

Tuhanku ampunilah aku ... sayangi aku ... tutuplah aib aibku ... angkatlah derajatku ... berilah aku rezeki ... berilah aku petunjuk ... sehatkanlah aku ... maafkan aku ...

Saya bayangkan ketika ada sholat yang sangat cepat sekali seperti yang sedang viral, bisa dipastikan akan melewatkan do'a ini, serta doa'doa lain di bagian rakaat sholat.

Sungguh berbeda seperti saya yang mengandalkan tenaga untuk seholat sering merasa capek, pegal dll, tapi dengan Iman beliau yang sudah sepuh ini, bahkan membuat tenaganya fit selalu untuk melalui rakaat demi rakaat.

Ya Allah, padahal sungguh, Allah tidak butuh sholatmu, tapi dirimu yang butuh sholat ini sebagai penyelamat nanti di yaumil akhir.

Jadi silahkan anda lakukan pembenaran bahwa jauhnya rumah dari masjid membuat sholat itu boleh tidak berjamaah di masjid, silahkan anda lakukan pembenaran bahwa sholat itu tidak perlu tepat waktu, silahkan anda lakukan pembenaran bahwa sholat boleh di akhir waktu. Silahkan anda lakukan pembenaran bahwa sholat boleh dilakukan secepat kilat tanpa gerakan yang tuma'ninah. Tapi sekali lagi sungguh Allah tidak butuh sholatmu, tapi dirimu yang butuh sholat sebagai penyelamat nanti di yaumil akhir.

Jadi jauhkan dirimu dari pembenaran-pembenaran itu, bertaubatlah atas pembenaran-pembenaran itu, lakukan sholat segera mungkin ketika Allah memanggil, dan lakukan dirumah Allah dengan berjamaah. Jangan andalkan tenagamu saja tapi andalkan imanmu.

0 comments :

Post a Comment