Sunday, October 31, 2021

MUROJAAH YANG EFEKTIF DI SELA-SELA KESIBUKAN

 Orang yang paling sibuk adalah Rasulullah SAW lalu para sahabat. Maka, cara murojaah yang efektif di tengah-tengah kesibukan tak lain adalah cara murojaahnya beliau dan mereka.

Surah al-Muzzammil 72 ayat 20, 'sibuk adalah ketersediaan waktu yang lebih sedikit dari ayat yang dimurojaah."

Waku murojaah Rasulullah SAW don para sahabat adalah malam hari dalam shalat. Durasinya berkisar antara dua pertiga malam, separoh malam, dan sepertiga malam.

 

Jika ma!am itu 12 jam maka;

  • 2/3 malam adal/ah dart jam 22:00 sampai jam 06:00 (8 jam),            
  • 1/2 malam adalah jam 00:00 sampal jam 06:00 (6 jam),            
  • 1/3 malam adalah jam 02:00 sampai jam 06:00 (4 jam).            

Siang dan malam itu ada takdirnya. Dan, Allah yang  telah menentukannya. Yaitu, menurut takdirnya, siang dan malam tidak akan lebih dari 24 jam. Manusia, bahkan para sahabat, tidak akan ada yang mampu mengatur waktunya. Karena, waktu tidak dapat ditambah, tidak dapat dikurangi, tidak dapat diundur dan tidak dapat dimajukan.

Yang dapat dilakukan adalah mengatur porsi pekerjaan agar sesuai dengan waktu yang tersedia.

Ketika ayat-ayat yang turun belur banyak maka ayat-ayat tersebut, secara keseluruhan, dapat dimurojaah sampai tamat setiap malam, tapi setelah ayat-ayat  itu banyak maka durasi yang tidak cukup untuk memurojaahnya sampai habis. Ditambah aktifitas dakwah di siang hari dan begitu padat sehingga tidak dapat menambah durasi sholat malamnya.

Ada tiga orang sibuk yang sebabkan perlunya pengaturan khusus porsi murojaahnya:

1 .Orang-orang yang sedang sakit

2.Orang-orang yang sedang melakukan perjaianan di bumi   mencari bagian dan karuna Allah

3.Orang-orang yang sedang sedang (berjihad marga berdakwah) di jalan Allah.

Yaitu, orang yang sedang sibuk akibat sakit atau karena bekerja atau karena berjihad maka tetaplah harus memiliki waktu setiap malamnya untuk terhubung dengan Allah melalui ayat-ayat Al-Quran dalam shalatnya.

Dua hal yang harus dilakukan:

  • Harus punya waktu rutin yang tetap setiap malam untuk murojaah. Yang ditekankan bukan ditentukan tapi rutinnya.            
  • Jumlah ayat yang dan yang dimurojaah setiap malamnya minimal kurang 100 ayat dengan patokan kepada ayat yang dibacakan. Tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. yaitu, setara dengan bacaan setengah juz.            

Surah al-Furqan/25 ayat 32 dan 33, tentang Al-Qur'an yang turun secara bertahap sehingga mudah dihafal dan melekat pada lafal dan maknanya.

Bertahap artinya dan berjeda. Ayat dipilih, dipilah, dan dipisahkan untuk diturunkan secara tepat dari sisi, tempat dan keadaan. Demikian pula waktu dipilih, dipilah, dan dipisahkan mana saja yang sudah terisi dan mana waktu yang terisi.

Pada ayat 53 disebutkan Allah telah menjadikan dua laut bertemu, yang satu airnya tawar dan yang satu lagi asin, tapi tidak saling bercampur, seperti ada sekat antara keduanya. Demikianlah Al-Quran sebagai at-Furqan, pemisahan antara yang haq dan yang batil. keduanya berternu maka tidak akan tercampur antara satu sama lain jika ada Al-Qur'an yang memisahkannya.

 

Waktu orang yang sibuk ada dua. Yaitu. yang sudah terisi dan yang belum terisi. Kesibukan ibarat gararn. Sebut saja waktu yang sudah terisi sibuk itu seperti udara yang bergaram sehingga saat itu juga, dan waktu yang belurn sibuk sibuk seperti udara yang tawar.

Haflzh Qur'an harus mampu furqan. memisahkan waktunya yang asin dan yang tawar. Jangan sampai karena begitu sibuk jadilah semua waktunya, karena yang bergaram itu tentu tidak semua waktunya.

Setelah terpisah dengan pasti mana waktu yang asin dan mana waktu yang tawar secara terpisahkan dari dua laut yang bertemu maka Hafizah Quran dapat mengisi waktunya yang masih tawar dengan murojaah.

Dan, murojaah di waktu-waktu yang demikian akan sebabkan selurtih waktu jangan sampai kesibukannya penuh makna don kebahagiaan, karena semua satuan waktunya menjadi berayot.

Atau, waktu ibarat sebuah gelas, tak sibuk ibarat batu-batu kerikil yang dimasukkan ke dalam kedafamnya hingga penuh. Tentu, penuhnya gelas tersebut dan kerikil masih menyisakan ruang-ruang kecil di antara batu-batu kerikil itu.

Maka, murojaah yang hebat akan mengisi celah-celah waktu di antara tumpukan kesibukan seperti mengisi ruang-ruang kecil di antara batu-batu kerikil dalam gelas itu. Sehingga, seluruh waktunya tidak ada yang kosorig dan penuh nhlai.

Hafizh Qur'an yang sudah demikian mampu memisahkan, memilih, dan memilah waktunya sehngga terang benderang maria waktu yang belum asin atau belum terisi kerikil-kerikil kesibukan adalah yang sudah merasakan nikmatnya murojaah seperti Rasulullah SAW dan para sahabat.

 

0 comments :

Post a Comment