This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, November 17, 2017

Pentingnya Bermadzhab


Para alim yang hidup ratusan tahun yang lalu sekaliber seperti Imam al-Bukhari, al-Hakim, al-Daraquthni, al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibn Hajar hingga para salafussoleh tanah Jawa adalah para alim yang tidak kita ragukan lagi keilmuan dan jasa jasa nya dalam khasanah peradaban Islam.

Beliau memilih bermadzhab karena ketawadhu'an dan merasa rendah keilmuannya.

Para alim salafussoleh memilih bermadzhab pada Imam Hanafi, Maliki, Hambali dan Imam syafi'i bukan karena kedangkalan ilmunya tapi justru karena ketinggian ilmunya dan kebersihan hatinya.

Para Imam ini adalah seperti gerbong kereta ketiga atau keempat setelah khulafaurrosidin, para sahabat dan tabiin yang Berlokomotif kan Kanjeng nabi Muhammad SAW.

Sedangkan para ulama yang sekarang masih bersama kita adalah ibarat gerbong kereta yang ke sebelas atau bahkan 12 yang berlokomotifkan Kanjeng Nabi.

Namun akhir akhir ini banyak lahir para generasi "kementhus" dan tinggi hati yang langsung bersikap menjadi gerbong ke satu persis dibawah sang Lokomotif dengan jargon : "KALO BISA LANGSUNG AL QURAN DAN HADITS KENAPA HARUS BERMADZHAB?"

Mereka lupa tentang kedangkalan ilmunya, mereka lupa betapa beratnya syarat menjadi mujtahid, mereka lupa bahwa cara berfikir mereka terkotori oleh kesombongan seakan mereka sejajar keilmuannya dengan para Imam dan salafussoleh.

Generasi terebut tak ambil pusing sanad dari ilmu yang disampaikan guru gurunya, dari gerbong keberapa sumber dari ilmu yang diajarkan gurunya, dan ini masih mending, bahkan ada yang hanya mengandalkan IMAM GOOGELIYYAH untuk bisa mengahalal haramkan bahkan mengkafir kafir Kan pihak yang tak sesuai dengan pengetahuan sempitnya.

Sementara dipesantren jelas siapa kyainya berguru kepada siapa dan gurunya guru terebut berguru pada siapa hingga sambung pada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Mereka lupa Al-Quran dan Al-Hadits tak akan sampai di telinga kita tanpa perjuangan para Imam dan salafussoleh atas izin Alloh SWT.

BERAGAMA TAK SESIMPEL KEMAMPUAN PIKIRAN KITA

BERAGAMA DIPERLUKAN KELUASAN CAKRAWALA PANDANG KITA

BERAGAMA MEMERLUKAN KELEMBUTAN DAN KEDALAMAN HATI KITA.

Copas : Gus Hans

Monday, June 12, 2017

Mengejutkan Sistem Marketing Langit dipakai oleh Penjual di Pasar Rembang

Waktu antar belanja istri di pasar, di los langganan penjual bumbu, istri membeli cabe, tomat, lengkuas dan jahe, tiba-tiba oleh penjual cabe diselipkan di kantong keresek belanjaan yaitu telur satu kilo, sambil ibu penjual cabe bilang "ini saya kasih telor satu kilo gratis dan tomatnya gratis, udah cabe lengkuas dan jahe ibu bayar 14 ribu saja", Alhamdulillah ....

Begitu juga saat pindah ke penjual daging ayam -karena mau masak opor- oleh penjual daging ayam di kasih minyak 1 liter gratis. Alhamdulillah ...

Saya menduga ini ibu-ibu penjual di pasar ini sudah menerapkan sistem Pemasaran Langit untuk mem-Boost penjualannya dan menambah berkah usahanya.

Pemasaran Langit inilah yang sering kita ketahui memberikan nilai tambah bahkan mengelabui terhadap sistem Pemasaran ala Bumi sebagaimana teori-teorinya tertulis dalam buku-buku manajemen pemasaran.



Wednesday, February 15, 2017

Renungan

Makhluk yang Paling Membingungkan adalah "Manusia"
Kerana dia "Mengorbankan Kesehatannya" hanya "Demi uang", Lalu dia "Mengorbankan uangnya" demi "Kesehatan".
Lalu dia Sangat khawatir dengan Masa Depannya, Sampai dia Tidak Menikmati Masa Kini.
Akhirnya dia "Tidak Hidup di Masa Depan atau pun di Masa Kini"; dia "Hidup Seakan-akan Tidak Akan Mati", lalu dia "Mati" tanpa "Benar-benar Menikmati" apa itu "Hidup".

Bersyukurlah apa yang selama ini kita dapati dan kita nikmati.
Kerana kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi hari esok.

Ketika lahir dua tangan kita kosong...
ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong...
Waktu datang dan waktu pergi kita tidak membawa apa-apa...
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan..

Jangan sedih kerana miskin dan hina...
Bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita hanyalah pinjaman...
TETAPLAH RENDAH HATI seberapapun tinggi kedudukan kita...
TETAPLAH PERCAYA DIRI seberapapun kekurangan kita...

Kerana kita hadir tidak membawa apa-apa dan kembali juga tidak membawa apa-apa...
Hanya pahala kebajikan atau dosa kejahatan yang dapat kita bawa...

Bak kata Mutiara kata:

Setiap mata yang tertutup belum berarti ia tidur. Setiap mata terbuka belum berarti ia melihat.

" TANPA ILMU PASTI LAYU  TANPA TARBIAH PASTI REBAH "