Saturday, July 18, 2015

Hedonic Treadmill

Pertanyaan:
Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan?
Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama:
“hedonic treadmill”.
Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini : saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.
Kenapa begitu?
Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.
Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu.
Itulah kenapa disebut hedonic treadmill: seperti berjalan diatas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju. Sebab nafsumu akan materi tidak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Ini mungkin salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.
Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi. Sebab harapanmu akan penguasaan materi juga terus meningkat sejalan kenaikan income-mu.
Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.
Apa yang terjadi? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.
Itulah efek hedonic treadmill: karena nafsumu terus meningkat, kebahagiaanmu seolah berjalan di tempat, meski income melompat 10 kali lipat. Atau bahkan dapat hadiah 5 milyar.
Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill? Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berhenti?
Di sinilah relevan utk terus mempraktekkan gaya hidup yang minimalis, yang bersahaja: sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Sebagian lagi, mengubah orientasi hidup, makin banyak berbagi kebahagiaan dengan orang lain, teruji makin membahagiakan.
Prinsip hedonic treadmill adalah : more is better. Makin banyak materi yang kamu miliki makin bagus. Jebakan nafsu yang terus membuai.
Makin banyak mobil yang kamu miliki, makin bagus. Makin banyak properti yang kamu beli makin tajir. Godaan nafsu kemewahan yang terus berkibar-kibar.
Gaya hidup minimalis punya prinsip yang berkebalikan : less is better. Makin sedikit kemewahan materi yang kamu miliki, makin indah dunia ini.
Gaya hidup minimalis yang bersahaja punya prinsip: hidup akan lebih bermakna jika kita hidup secukupnya, terlebih bisa membahagiakan orang lain. When enough is enough.
Prinsip hidup bersahaja, yang tidak silau dengan kemewahan materi, mungkin justru akan membawa kita pada kebahagiaan hakiki.
Terlebih lagi, bila bisa bahagia bila melihat orang lain bahagia.
Sebab pada akhirnya, bahagia itu sederhana : misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga dan tersenyum mulai di pagi hari, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas.
Selamat menemukan kebahagiaan yang bersahaja,
.... diibarengi dengan banyak bersyukur atas nikmat yang sudah diterima.

Sumber : Prof. Wiagustini Putu

0 comments :

Post a Comment