This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, February 14, 2015

APA ITU MONKEY BUSINESS

Suatu hari di sebuah desa, seorang yang kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50.000,- per ekor. Padahal monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan. Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet disekitar desa pun kemudian mulai masuk hutan dan menangkapinya satu persatu. Kemudian si orang kaya membeli ribuan ekor monyet dengan harga Rp 50.000,- . Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya monyet-monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usahanya untuk menangkapi monyet-monyet tersebut.. Maka si orang kaya pun sekali lagi kembali untuk mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 100.000 per ekor. Tentu saja hal ini memberi semangat dan "angin segar" bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani. Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun meroket naik hingga Rp 150.000,- / ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari. Sekali lagi si orang kaya mengumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500.000,- per ekor! Namun, karena si orang kaya harus pergi ke kota karena urusan bisnis, asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas namanya. Dengan tiada kehadiran si orang kaya, si asisten pun berkata pada penduduk desa: "Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp 350.000,- / ekor dan saat si orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan harga Rp 500.000,- . Bagaimana...?". Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan. Namun... Kemudian... Mereka tak pernah lagi melihat si orang kaya maupun si asisten di desa itu! Selamat datang di Wall Street..! Inilah yang dikatakan orang "Monkey Bussiness"! Hati-hati Bro... jangan terjebak oleh "Monkey Business"... Seperti pohon Anthorium Seperti ikan Lohan Seperti semua barang yang kita beli tetapi bukan karena kita membutuhkan nya.. Hati hati Monkey Business yang sekarang lagi marak adalah "DEMAM BATU AKIK"

Sunday, February 8, 2015

Tanaman "Plethekan" ini ternyata bisa sembuhkan Diabetes


Ada yang tau tanaman ini ?, bahkan diantara anda waktu kecil pernah bermain dengan tanaman ini. Kita biasa mengambil yang tua kemudian kasih air atau air liur, maka akan seperti meledak dan mengeluarkan biji-bijinya dari dalam cangkangnya.

Waktu kecil tumbuhan ini biasa kita namakan "Pelethekan" karena kalau dikasih air kemudian meledaknya mengeluarkan suara "Plethek !!!" , ada juga yang menyebut dengan istilah Exploding Plant, di Wikipedia Tumbuhan ini nama ilmiahnya Ruellia tuberosa (http://en.wikipedia.org/wiki/Ruellia_tuberosa )

----------------------------------------------
Kutipan Wikipedia

Ruellia tuberosa, also known as Minnie Root, Fever Root, Snapdragon Root and Sheep Potato (Thai: ต้อยติ่ง), is a species of flowering plant in the Acanthaceae family. Its native range is in Central America but presently it has become naturalized in many countries of tropical South and Southeast Asia.[3]

It is a small biennial plant with thick fusiform tuberous roots and striking funnel-shaped violet-colored flowers. It reaches an average height of about 25 cm in moist and shady environments. It grows often as a weed even in ruderal habitats. Its names Popping Pod, Duppy Gun and Cracker Plant come from the fact that children like to play with the dry pods that pop when rubbed with spit or water.[4]

In animal models, this plant has antinociceptive and anti-inflammatory properties.[5] In folk medicine[6] and Ayurvedic medicine[7] it has been used as a diuretic, anti-diabetic, antipyretic, analgesic, antihypertensive, gastroprotective, and to treat gonorrhea.[8] It is also used as a natural dye for textiles.[9]

Some butterfly species, like the Lemon Pansy (Junonia lemonias) and the Mangrove Buckeye (Junonia genoveva), feed on the leaves of Ruellia tuberosa.

----------------------------------------------
Terjemahan Bebas :

Ruellia tuberosa, juga dikenal sebagai Minnie Root, Fever Root, Snapdragon Root dan Sheep Potato, adalah spesies tanaman berbunga dalam keluarga Acanthaceae. Daerah asalnya di Amerika Tengah, tetapi saat ini telahtumbuh di banyak negara Selatan tropis dan Asia Tenggara.
Ini adalah tanaman perdu yang  akarnya berbonggol dan berbunga berbentuk corong mencolok berwarna  violet. Tanaman ini tingginya rata-rata mencapai sekitar 25 cm di lingkungan yang lembab dan teduh. Tumbuh ini bahkan sering sebagai gulma. Anak-anak sering bermain dengan buahnya yang akan meledak jika diberikan air atau ludah.
Tanaman ini memiliki sifat antinociceptive dan anti-inflamasi. Dalam obat rakyat telah digunakan sebagai diuretik, anti-diabetes, antipiretik, analgesik, anti hipertensi, gastroprotektif, dan untuk mengobati gonore. Juga digunakan sebagai pewarna alami untuk tekstil.
Beberapa spesies kupu-kupu, seperti Lemon Pansy (Junonia lemonias) dan Mangrove Buckeye (Junonia genoveva), memakan daun Ruellia tuberosa ini.
----------------------------------------------

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom     : Plantae
(unranked) : Angiosperms
(unranked) : Eudicots
(unranked) : Asterids
Order          : Lamiales
Family         : Acanthaceae
Genus         : Ruellia
Species       : R. tuberosa

Daun dari tanaman ini ternyata bisa untuk pengobatan herbal Diabetes.
Ambil daunnya, kemudian rebus, dan minum satu gelas besar pagi dan satu gelas besar sore, ada yang sudah mencoba dua bulan sudah normal kadar gulanya.
Semoga bermanfaat

#anti-diabetic, anti-inflamasi, antihypertensive, antinociceptive, diuretic, diuretik, #herbal diabetes, #herbalkencingmanis, #insulin, #kencingmanis, #obatdiabetes, #obatdm, #obat kencingmanis, #penyakitgula, #guladarah, #diabetesmilitus

Saturday, February 7, 2015

Jack of All Trades, but Master of None

Prof. Aik Kwang dr University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller".  mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata & pikiran banyak orang:
  1. Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang & harta lain). Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisas lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki kekayaan banyak.
  2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sebagai sesuatu yang wajar.
  3. Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dan lain-lain semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus-rumus Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus-rumus tersebut.
  4. Karena berbasis hafalan, murid-murid di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
  5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas.
  6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
  7. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
  8. Karena takut salah & takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.
Dalam bukunya Prof. Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sebagai berikut: 
  1. Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi
  2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
  3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya
  4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yang lebih cepat menghasilkan uang
  5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA! 
  6. Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAU !
  7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan, sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya & mensupportnya.


Q.S Al-Isra ayat 84:

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya/bakat masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya."08:21

Passion akan muncul jika kita menuruti Keadaan/Bakat yang Allah dianugerahkan ke setiap manusia

Mudah-mudahan dengan begitu, anak-anak & cucu kita bisa kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas & idealisme tinggi. 
--Copas-